Minggu, 04 September 2016

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI DENGAN METODE PROBLEM SOLVING SISWA KELAS VIIB SMPN 1 JIWAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI DENGAN METODE PROBLEM SOLVING SISWA KELAS VIIB SMPN 1 JIWAN
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh : SUNARTI, S.Pd.
SMP Negeri 1 Jiwan, Kabupaten Madiun

ABSTRAK
Kata Kunci : Prestasi Belajar, Problem solving
Problem solving atau pemecahan masalah merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan kontekstual atau CTL. Tujuan dari problem solving untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual. Pemecahan masalah atau problem solving sebenarnya model pembelajaran yang merangsang anak didik untuk berfikir dan mengeluarkan ide-ide atau gagasan-gagasan, meningkatkan kerjasama dalam sistem pembelajaran sehingga dapat saling membantu dan bekerjasama dalam kelompok untuk memecahkan persoalan atau masalah yang dianggap sulit.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMPN 1 Jiwan Madiun, pada siswa kelas VIIB  dengan subyek penelitian sebanyak 26 siswa. Prosedur penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari 2 siklus dan masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap kegiatan yaitu : (1) tahap penyusunan rencana tindakan; (2) tahap pelaksanaan tindakan; (3) tahap pengamatan atau observasi; dan (4) tahap perefleksian.
Penerapan metode Problem solving atau pemecahan masalah dapat meningkatkan prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas VIIB. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil evaluasi dalam pembelajaran apabila SKBM di tetapkan 75 pada siklus I siswa yang belum tuntas belajar dalam belajarnya sebanyak 20 siswa atau 55,56% sedangkan siswa yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 16 siswa atau 44,44% pada siklus II siswa yang belum tuntas belajarnya sebanyak 6 siswa atau 16,67% sedangkan siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 30 siswa atau 83,33%.




PENDAHULUAN
Proses pendidikan merupakan “Kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan. Bagaimana proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan” (Umar Tirtaraharja 2005 : 40). Tujuan utama pengelolaan proses pendidikan adalah terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang maksimal dari peserta didik. Tingkah laku peserta didik sebagai tujuan belajar hanya dimungkinkan oleh adanya pengalaman belajar yang baik dari peserta didik. Pengelolaan proses pendidikan harus memperhitungkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Namun demikian, permasalahan pendidikan pada siswa akan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa serta dipengaruhi oleh situasi dan kondisi lingkungan yang ada. Sebagai salah satu komponen yang operasional dalam pendidikan metode pembelajaran diharapkan mampu untuk mengatasi permasalahan yang ada. Akan tetapi, pada kenyataannya banyak tenaga pendidik  atau guru yang mengajar dengan metode monoton.
Metode monoton merupakan metode yang digunakan secara terus-menerus dalam proses belajar mengajar. Hal ini mengakibatkan proses belajar mengajar menjadi tidak efektif. Dalam proses belajar kehadiran metode pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting.
Guru dalam menyampaikan materi pelajaran masih menggunakan metode ceramah, sehingga siswa akan merasa bosan dan tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran di kelas. Terutama bagi siswa yang kurang menyukai mata pelajaran yang disampaikan oleh guru menimbulkan kejenuhan di dalam kelas. Dengan demikian seorang guru dituntut mempunyai kemampuan untuk menggunakan berbagai jenis metode pembelajaran. Ada berbagai jenis metode pembelajaran diantaranya metode inkuiri, metode pemberian tugas, metode role playing, metode diskusi, metode simulasi, metode eksperimen dan lain sebagainya.
Adapun tujuan mengadakan variasi dalam mengajar adalah untuk meningkatkan cara belajar siswa aktif, tercipta suasana yang nyaman dan bersemangat dalam belajar, meningkatkan berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu, membuat siswa senang dalam belajar sehingga memberikan hasil pembelajaran yang lebih baik.
Strategi pembelajaran problem solving merupakan “Cara memberikan dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan, menelaah, dan berfikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya menganalisis masalah tersebut sebagai upaya untuk memecahkan masalah” (Abdul Majid 2006 : 142). Strategi pembelajaran problem solving dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok. Dalam kelompok dapat dilakukan secara kooperatif. Dengan kooperatif  siswa belajar melalui interaksi dengan teman-temannya dalam satu kelas secara bersama-sama.
Dengan menggunakan strategi problem solving diharapkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran ekonomi dapat meningkat. Untuk memperoleh prestasi belajar yang baik maka setiap siswa agar lebih giat belajar. Karena untuk mendapatkan prestasi belajar tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan dan optimisme diri yang dapat membantu untuk mencapainya. 
Untuk itu penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul Upaya Meningkatan Prestasi Belajar Ekonomi dengan Metode Problem solving Siswa Kelas VIIB SMPN 1 Jiwan  Tahun Pelajaran 2012/1203.

KAJIAN PUSTAKA
Problem solving adalah cara memberikan dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan, menelaah, berfikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya menganalisis masalah tersebut sebagai upaya untuk memecahkan masalah- masalah.” Abdul Majid (2006:142) R.Ibrahim dan Nana Syaodih.S (2003:47) menyatakan bahwa “Problem solving adalah metode belajar mengajar taraf tinggi, karena metode ini mencoba melihat dan memecahkan masalah yang cukup kompleks dan menuntut atau mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi.”
Dari pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa pengertian “Metode Problem solving adalah metode pemecahan masalah yang menstimulasi anak didik untuk memperhatikan, menelaah, berfikir tingkat tinggi tentang suatu masalah yang dimulai dari mencari data sampai menarik kesimpulan.”
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut :
1.    Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan.masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf  kemampuannya
2.    Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan memecahkan masalah tersebut.
3.    Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh.
4.    Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul cocok.
5.    Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.


METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMPN 1 Jiwan, Jl. Raya Solo Jiwan,  Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2012/2013. Adapun subyek penelitian adalah siswa kelas VIIB dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian tindakan ini dilakukan dalam 2 siklus dengan mengambil materi pembahasan peran badan usaha, termasuk koperasi, sebagai tempat berlangsungnya proses produksi dalam kaitannya dengan pelaku ekonomi
Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dengan seorang guru ekonomi di SMPN 1 Jiwan.
Penelitian diawali dengan kegiatan observasi sebagai penjajagan untuk memperoleh informasi dan gambaran tentang permasalahan yang sedang dihadapi, kemudian mengidentifikasi permasalahan. Dari permasahan yang muncul dari solusinya dengan menerapkan metode problem solving.
Sebelum pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan, persiapan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
1.    Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan silabus. Menentukan Kompetensi dasar, indikator dalam pembelajaran dengan K.D 6.3 (mendeskripsikan peran badan usaha, termasuk koperasi, sebagai tempat berlangsungnya proses produksi dalam kaitannya dengan pelaku ekonomi).
2.    Menyediakan alat serta sumber yang digunakan untuk proses pembelajaran sumber yang digunakan adalah buku paket dan LKS.
3.    Menyusun alat evaluasi
Setelah perencanaan peneliti melaksana­kan tindakan pada siklus I.  Langkah-langkah yang dilakukan peneliti sebagai berikut:
1.    Kegiatan awal
a.     Menyediakan alat serta sumber yang digunakan untuk proses pembelajaran sumber yang digunakan adalah buku paket dan LKS.
b.    Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan yaitu tentang macam-macam badan usaha menurut pemilik modalnya, lapangan usaha, tingkat penggunaan teknologi, bentuk BUMN menurut pemiliknya , bentuk hukum dan menurut tanggung jawab pemiliknya.
c.     Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh.
d.    Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul – betul cocok.
e.     Menarik kesimpulan tentang jawaban dari masalah tersebut.
2.    Kegiatan Inti
a.     Dari 26 siswa guru membentuk kelompok yang terdiri dari 6 kelompok dan tiap – tiap kelompok rata – rata 4 siswa.
b.    Setiap kelompok diberikan  materi sesuai dengan indikator.
c.     Guru dan peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan diskusi kelompok terhadap materi yang telah diberikan sesuai dengan indikator.
d.    Guru dan peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil materi yang sudah di diskusikan dalam kelompok.
3.    Kegiatan Penutup
a.     Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving, kaitannya dengan hal ini guru memberikan tugas pada siswa untuk melakukan ringkasan dari materi yang sudah disampaikan dan mengumpulkan laporan hasil kerja dari kelompok.
b.    Guru mengakhiri proses pembelajaran dan bersama dengan siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari.
c.     Melakukan evaluasi dengan memberikan soal pilihan ganda sebanyak 20 soal, apabila jawaban betul diberi skor 5 untuk setiap soal jika jawaban salah diberi skor 0 (nol) dan total secara keseluruhan 100.
Dalam penelitian ini yang di observasi adalah pelaksanaan pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa. Pada tahap ini guru mencatat hasil observasi dengan memakai format yang sudah ditetapkan untuk mengetahui kekurangan atau kelebihan dalam pembelajaran siklus.
Pada tahap refleksi peneliti bersama guru kolaborasi mengulas tentang kekurangan atau kelemahan pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi ini digunakan untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran berikutnya.
Langkah–langkah yang dilakukan peneliti pada siklus II sebagai berikut :
1.    Kegiatan Awal
a.     Menyediakan alat serta sumber yang digunakan untuk proses pembelajaran, sumber yang digunakan adalah buku paket dan LKS.
b.    Menyampaikan tujuan pembelajaran
c.     Guru mengaktifkan siswa tentang pokok bahasan yang akan dipelajari.
d.    Menguji kebenaran jawaban sementara. Siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul cocok.
e.     Menarik kesimpulan tentang jawaban dari masalah.
2.    Kegiatan Inti
a.     Guru menetapkan kelompok kerja sesuai dengan siklus I, apabila tidak ada perubahan.
b.    Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil materi pada siklus II.
c.     Guru memberi kesempatan kepada kelompok lainnya untuk bertanya bila ada permasalahan yang kurang dimengerti.
d.    Setelah diskusi selesai masing-masing kelompok menyerahkan laporan hasil kerjanya.
3.    Kegiatan Penutup
a.     Siswa diarahkan membuat rangkuman materi yang telah dipelajari.
b.    Guru mengakhiri proses pembelajaran dan bersama dengan siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari.
c.     Melakukan evaluasi dengan memberikan soal pilihan ganda sebanyak 20 soal, apabila  jawaban betul diberi skor 5 untuk setiap soal jika jawaban salah diberi skor 0 (nol) dan total secara keseluruhan  100.
Tahap pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan pada siklus II. Pengamatan pada siklus II sama seperti pengamatan pada siklus I.
Karena siklus kedua adalah siklus terakhir yang dilakukan peneliti sebagai upaya memecahkan permasalahan siswa, maka peneliti membahas bersama guru kolaborasi untuk mengetahui perubahan atau peningkatan hasil penelitian.
Kriteria Penilaian hasil Pengamatan siklus I dan siklus II :
90 - 100: Sangat Baik  
80 - 89 : Sangat Baik
70 – 79 : Baik
60 – 69 : Cukup
<50      : Kurang
          
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus I
Rencana tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran pada kelas VIIB dilakukan 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit setiap pertemuan adalah :
1.    Guru dan peneliti melaksanakan apresiasi dan apersepsi selama 10 menit dengan kompetensi dasar dalam KD 6.3 yaitu mendeskripsikan peran badan usaha termasuk koperasi sebagai tempat belangsungnya proses produksi dalam kaitannya dengan pelaku ekonomi yang sudah ditentukan dengan indikator (a) mendefinisikan pengertian usaha, perusahaan dan badan usaha; (b) mendeskripsikan macam macam badan usaha; (c) mengidentifikasi tujuan badan usaha.
2.    Kegiatan pokok dilakukan selama 60 menit dalam kaitannya dengan masalah ini siswa diberikan kesempatan untuk mengadakan kerjasama atau kelompok dalam memecahkan masalah dan menyampaikan pendapatnya sesuai dengan bahasanya sendiri.
3.    Setiap kelompok mendiskusikan untuk memecahkan masalah terhadap materi pembelajaran utamanya terhadap materi yang dipandang sulit .
4.    Guru dan peneliti mengadakan motivasi dan memperhatikan terhadap tingkah laku siswa dalam diskusi kelompok.
5.    Melakukan evaluasi dengan memberikan soal pilihan ganda sebanyak 20 soal.
Pada pelaksanaan tindakan ini guru mensosialisasikan pembelajaran dengan pendeka­t­­an problem solving KD 6.3 mendeskripsikan peran badan usaha termasuk koperasi sebagai tempat berlangsungnya proses produksi dalam kaitannya dengan pelaku ekonomi beserta indikatornya.
Dalam pembelajaran ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut  :
1.    Guru menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving. Dalam Pembelajaran ini guru menggunakan team teaching yang dilakukan 2 atau 3 orang guru, yang satu mengajar dan yang satunya mengamati proses belajar siswa.  
2.    Siswa dibagi 6 kelompok dan diberikan materi sebagai berikut : (a) kelompok I menyebutkan dan menjelaskan macam-macam badan usaha menurut pemilik modal; (b) kelompok II menyebutkan dan menjelaskan macam-macam badan usaha menurut lapangan usahanya; (c) kelompok III menyebutkan menjelaskan macam-macam bentuk BUMN menurut pemiliknya; (d) kelompok IV menyebutkan menjelaskan macam-macam badan usaha menurut bentuk hukumnya; (e) kelompok V menyebutkan menjelaskan macam-macam badan usaha menurut tingkat penggunaan teknologi; (f) kelompok VI menjelaskan macam-macam bentuk BUMN menurut pemiliknya.
3.    Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah yang sudah ditentukan kemudian dianalisis untuk dikaji lebih lanjut.
4.    Pada akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat perkembangan dan pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diberikan dengan metode problem solving.
b.    Hasil observasi dan evaluasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan dalam pembelajaran dengan problem solving pada siswa kelas VIIB di SMPN 1 Jiwan, pada KD 6.3 ternyata : (a) Minat dan perhatian siswa dalam belajar diperoleh hasil  19 siswa atau 73% (b) Siswa yang berani bertanya kepada sesama teman atas pembelajaran sebanyak  16 siswa atau 62% dan (c) siswa yang berani menjawab atau mengeluarkan pendapat sebanyak  14 siswa 54%; dan (d) tingkat kedisiplinan siswa diperoleh hasil 16 siswa atau 62%; siswa sudah disiplin, sedangkan sisanya sebanyak 38% kurang disiplin.
Keadaan tingkat keaktifan siswa dalam kelompok berdasarkan hasil pengamatan untuk (1) keaktifan mengeluarkan pendapat; (2) keaktifan siswa bertanya: (3) keaktifan siswa yang berani menjawab atau mengeluarkan pendapat; (4) tingkat partisipasi dalam kelompok, dapat dilihat dalam tabel berikut :
Kelompok
Jumlah
Siswa
Siswa aktif
%
Kriteria
I
4
3
60
C
II
4
2
50
K
III
4
1
25
K
IV
4
2
50
K
V
5
3
75
B
VI
5
3
60%
C
Jumlah Total
26
24
54%
K

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan problem solving dari seluruh kelompok mempunyai rata-rata prosentase 54%, hal ini dapat dikatakan dalam pembelajaran ini mempunyai kriteria kurang.
Hasil evaluasi dalam pembelajaran pada siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut :
No.
Ketuntasan Belajar
Jumlah
%
1.
Belum Tuntas
16
61,54
2.
Tuntas
11
42,31
Jumlah
26
100

            Berdasarkan data yang diperoleh  dapat dikatakan bahwa dengan pembelajaran problem solving pada siklus ke I dapat dikatakan belum berhasil. Hal ini dapat dibuktikan dengan keadaan siswa yang belum tuntas belajar apabila SKBM ditentukan 75 adalah 16 siswa atau 61,54%, sedang siswa yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 11 siswa atau 42,31%. Dalam kaitannya dengan masalah ini bagi siswa yang belum tuntas akan diadakan perbaikan atau remidi, sedang siswa yang sudah tuntas akan diberikan pengayaan.
Dalam pembelajaran dengan pendekatan problem solving diperoleh catatan untuk observasi atau pengamatan pada siklus I sebagai berikut :
1.    Jumlah kelompok sebanyak 6 kelompok dan dalam setiap kelompok terdiri dari 6 orang.
2.    Masih ada siswa yang berupaya mendominasi dalam pembelajaran, baik dalam menyampai­kan pendapat, maupun upaya dalam memecahkan masalah, hal ini sangat  merugikan anggota kelompok yang lain.
3.    Materi pembelajaran belum sepenuhnya dapat dibahas oleh kelompok, karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman terhadap diskusi kelompok dalam memecahkan masalah.
Siklus II
Permasalahan yang terjadi pada siklus I akan diatasi pada siklus ke II, beberapa hal yang direncanakan oleh guru untuk menyelesaikan permasalah ini meliputi :
1.    Guru dan peneliti berusaha memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi.
2.     Guru dan peneliti berusaha untuk lebih memotivasi agar siswa tidak usah ragu-ragu dan mempresentasikan dan menyampaikan aspirasinya dari hasil diskusi kelompok.
3.    Guru dan peneliti memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk menganalisis data dan mengembangkannya dan jangan takut apabila terjadi kesalahan.
4.    Guru akan lebih banyak  memberikan contoh yang aplikasi terhadap kehidupan nyata yang bersifat positif.
5.    Guru dan peneliti berusaha menyesuaikan tingkat kesulitan dan jumlah butir soal dengan waktu yang tersedia. 
Guru dan peneliti mengawali pembelaja­ran dengan :
1.    Memberi apersepsi berupa tata cara memecahkan masalah berdasarkan pembelajaran problem solving sesuai dengan KD yang sudah ditentukan.
2.    Menyampaikan tujuan pembelajaran yang lain ingin dicapai dengan problem solving.
3.    Melanjutkan dalam diskusi kelompok utamanya dalam memecahkan masalah terhadap materi yang ada dan belum terselesaikan dalam siklus I.
4.    Mengadakan evaluasi terhadap pembelajaran pada siklus II, dengan mengerjakan soal pilihan ganda sebanyak 20 soal. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa atau daya serap siswa terhadap materi yang telah dipelajari pada siklus II.
5.    Melakukan refleksi akhir untuk mengetahui berbagai kendala yang ada terhadap penggunaan problem solving dan dicarikan pemecahan untuk perbaikan pelaksanaan pembelajaran pada siklus- siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan dalam pembelejaran dengan problem solving siklus II pada siswa kelas VIIB SMPN 1 Jiwan Madiun, pada KD 6.3 diperoleh hasil dari 36 siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran ini untuk  (a) Minat dan perhatian siswa dalam belajar diperoleh hasil 22 siswa atau 84,61% (b) Siswa yang berani bertanya kepada sesama teman atas pembelajaran sebanyak 20 siswa atau 76,92% (c) Siswa yang berani menjawab atau mengeluarkan pendapat sebanyak 19 siswa atau 73,07% dan (d) Tingkat kedisplinan siswa diperoleh hasil 23 siswa atau 88,46%.
Keadaan tingkat keaktifan siswa dalam kelompok berdasarkan hasil pengamatan untuk (1) keaktifan mengeluarkan pendapat (2) keaktifan siswa bertanya: (3) Keaktifan siswa yang berani menjawab atau mengeluarkan pendapat; dan (4) tingkat partisipasi dalam kelompok, dapat dilihat dalam tabel berikut :
Kelompok
Jumlah
Siswa
Siswa aktif
%
Kriteria
I
4
4
80
SB
II
4
3
75
B
III
4
3
75
B
IV
4
3
75
B
V
5
3
75
B
VI
5
4
80
SB
Total
26
28
77
B

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan problem solving dari seluruh kelompok mempunyai tingkat rata-rata 77%, hal ini dapat dikatakan dalam pembelajaran dengan problem solving tingkat keaktifan siswa baik.
Hasil evaluasi dalam pembelajaran pada siklus II dikatakan siswa yang belum tuntas  belajar apabila SKBM ditentukan 75 sebanyak 4 siswa atau 15,38% sedangkan siswa yang tuntas belajar sebanyak 22 siswa atau 84,62%. Hal ini dikatakan bahwa dengan problem solving pada siklus ke II dapat dikatakan berhasil karena tingkat ketuntasan belajar siswa sudah mencapai 84,62% (yang disyaratkan dalam SKBM adalah 75).
c.     Refleksi
1)    Jumlah kelompok sebanyak 6 kelompok dan dalam setiap kelompok mempunyai anggota 6 siswa dianggap sangat efektif dan efisien.
2)    Siswa tidak mendominasi pembelajaran dalam pemecahan masalah karena mereka menyadari kerjasama dalam    kelompok    lebih utama, sebab  dengan pembelajaran dalam kelompok akan mendapatkan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan belajar secara individu.    
3)    Materi pembelajaran secara keseluruhan dapat dibahas dalam pembelajaran dengan memecahkan masalah yang dilakukan secara berkelompok.

PEMBAHASAN
Dengan metode problem solving dapat meningkatkan prestasi belajar Ekonomi pada siswa kelas VIIB SMPN 1 Jiwan Madiun tahun pelajaran 2012/2013, hal ini dapat dilihat dari : (a) Kejenuhan siswa dalam belajar dapat dikurangi (b) Belajar dapat berlangsung dua arah baik dari guru atau siswa ataupun dari siswa kepada siswa (c) Anak merasa termotivasi untuk berfikir kritis ataupum memecahkan masalah yang disampaikan oleh guru baik dilakukan sendiri maupun dilakukan secara bersama-sama (d) Keadaan kelas menjadi lebih aktif dan kreaktif karena anak dapat belajar dengan saling menerima dan memberi bersama teman dan hal ini akan menjadikan siswa mempunyai pengalaman dalam belajar (e) Tugas yang diberikan kepada siswa secara berkelompok akan memberikan kreatifitas dari siswa untuk saling menambah pengetahuan dan pengalaman belajar dengan sesama teman.
Tabel  Hasil Belajar Siswa
No.
Ketuntasan Belajar
Siklus I
Siklus II
%
%
1.
Belum Tuntas
16
61,54
4
15,38
2.
Tuntas
11
42,31
22
84,62

Jumlah
26
100
26
100

Dari tabel di atas pada siklus I jumlah siswa yang belum tuntas 16 siswa, sedangkan pada siklus II menurun sejumlah 4 siswa. Kemudian siswa yang tuntas pada siklus I sejumlah 11 siswa dan pada siklus II mengalami kenaikan sejumlah 22 siswa.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan metode problem solving dapat meningkatkan prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas VIIB SMPN 1 Jiwan Madiun tahun pelajaran 2012/2013.

PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian di atas  dapat penulis simpulkan bahwa penerapan Problem solving dapat meningkat­kan prestasi belajar dan keaktfian siswa.
Saran
Pada kesempatan ini penulis memberi saran kepada  :
1.    Pada penerapan metode pembelajaran problem solving, yang perlu dilakukan adalah menyampaikan secara jelas langkah-langkah penerapan metode problem solving. Selain itu indikator yang akan dicapai oleh siswa perlu disampaikan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dilakukan.
2.    Mendorong siswa untuk lebih bersemangat baik pada waktu diskusi maupun pada waktu siswa menyampaikan materi pelajaran kepada kelompoknya.






DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Baharuddin, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.
Dadang Supardan, dkk. 2008. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Dalyono. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamzah Uno. 2006. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
LKS SMP Semester Genap Kelas VII. LKS Ekonomi. Madiun: MGMP.
Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Nanang Fattah. 2006. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: PT remaja Rosdakarya.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Oemar Hamalik. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
R.Ibrahim, Nana Syaodih.S. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto,dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Syaiful Bahri Djamarah.1994. Prestasi Belajar  dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Umar Tirtarahardja. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar