UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI DENGAN
METODE PROBLEM SOLVING SISWA KELAS VIIB SMPN 1 JIWAN
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh : SUNARTI,
S.Pd.
SMP Negeri 1 Jiwan, Kabupaten Madiun
ABSTRAK
Kata Kunci : Prestasi Belajar, Problem solving
Problem
solving atau
pemecahan masalah merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berorientasi
pada pendekatan kontekstual atau CTL. Tujuan dari problem solving untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan
berfikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual. Pemecahan masalah
atau problem solving sebenarnya model
pembelajaran yang merangsang anak didik untuk berfikir dan mengeluarkan ide-ide
atau gagasan-gagasan, meningkatkan kerjasama dalam sistem pembelajaran sehingga
dapat saling membantu dan bekerjasama dalam kelompok untuk memecahkan persoalan
atau masalah yang dianggap sulit.
Penelitian Tindakan Kelas ini
dilaksanakan di SMPN 1 Jiwan Madiun, pada siswa kelas VIIB dengan subyek penelitian sebanyak 26 siswa.
Prosedur penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari 2 siklus
dan masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap kegiatan yaitu : (1) tahap
penyusunan rencana tindakan; (2) tahap pelaksanaan tindakan; (3) tahap
pengamatan atau observasi; dan (4) tahap perefleksian.
Penerapan metode Problem solving atau pemecahan masalah
dapat meningkatkan prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas VIIB. Hal ini
dapat dibuktikan dengan hasil evaluasi dalam pembelajaran apabila SKBM di
tetapkan 75 pada siklus I siswa yang belum tuntas belajar dalam belajarnya
sebanyak 20 siswa atau 55,56% sedangkan siswa yang tuntas dalam belajarnya
sebanyak 16 siswa atau 44,44% pada siklus II siswa yang belum tuntas belajarnya
sebanyak 6 siswa atau 16,67% sedangkan siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 30
siswa atau 83,33%.
PENDAHULUAN
Proses
pendidikan merupakan “Kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan.
Bagaimana proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil
pencapaian tujuan pendidikan” (Umar Tirtaraharja 2005 : 40). Tujuan utama
pengelolaan proses pendidikan adalah terjadinya proses belajar dan pengalaman
belajar yang maksimal dari peserta didik. Tingkah laku peserta didik sebagai
tujuan belajar hanya dimungkinkan oleh adanya pengalaman belajar yang baik dari
peserta didik. Pengelolaan proses pendidikan harus memperhitungkan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Namun
demikian, permasalahan pendidikan pada siswa akan selalu muncul bersamaan
dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa serta dipengaruhi oleh
situasi dan kondisi lingkungan yang ada. Sebagai salah satu komponen yang
operasional dalam pendidikan metode pembelajaran diharapkan mampu untuk
mengatasi permasalahan yang ada. Akan tetapi, pada kenyataannya banyak tenaga
pendidik atau guru yang mengajar dengan
metode monoton.
Metode
monoton merupakan metode yang digunakan secara terus-menerus dalam proses
belajar mengajar. Hal ini mengakibatkan proses belajar mengajar menjadi tidak
efektif. Dalam proses belajar kehadiran metode pembelajaran mempunyai peranan
yang sangat penting.
Guru
dalam menyampaikan materi pelajaran masih menggunakan metode ceramah, sehingga
siswa akan merasa bosan dan tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran di
kelas. Terutama bagi siswa yang kurang menyukai mata pelajaran yang disampaikan
oleh guru menimbulkan kejenuhan di dalam kelas. Dengan demikian seorang guru
dituntut mempunyai kemampuan untuk menggunakan berbagai jenis metode
pembelajaran. Ada berbagai jenis metode pembelajaran diantaranya metode
inkuiri, metode pemberian tugas, metode role playing, metode diskusi, metode
simulasi, metode eksperimen dan lain sebagainya.
Adapun
tujuan mengadakan variasi dalam mengajar adalah untuk meningkatkan cara belajar
siswa aktif, tercipta suasana yang nyaman dan bersemangat dalam belajar,
meningkatkan berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu, membuat siswa senang
dalam belajar sehingga memberikan hasil pembelajaran yang lebih baik.
Strategi
pembelajaran problem solving
merupakan “Cara memberikan dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan,
menelaah, dan berfikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya menganalisis
masalah tersebut sebagai upaya untuk memecahkan masalah” (Abdul Majid 2006 :
142). Strategi pembelajaran problem
solving dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok. Dalam kelompok
dapat dilakukan secara kooperatif. Dengan kooperatif siswa belajar melalui interaksi dengan
teman-temannya dalam satu kelas secara bersama-sama.
Dengan
menggunakan strategi problem solving
diharapkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran ekonomi dapat
meningkat. Untuk memperoleh prestasi belajar yang baik maka setiap siswa agar
lebih giat belajar. Karena untuk mendapatkan prestasi belajar tidak semudah
yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus
dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan dan optimisme diri yang dapat
membantu untuk mencapainya.
Untuk
itu penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul Upaya
Meningkatan Prestasi Belajar Ekonomi dengan Metode Problem solving Siswa Kelas VIIB SMPN 1 Jiwan Tahun Pelajaran 2012/1203.
KAJIAN PUSTAKA
Problem solving
adalah cara
memberikan dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan, menelaah,
berfikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya menganalisis masalah tersebut
sebagai upaya untuk memecahkan masalah- masalah.” Abdul Majid (2006:142) R.Ibrahim
dan Nana Syaodih.S (2003:47) menyatakan bahwa “Problem solving adalah metode belajar mengajar taraf tinggi, karena
metode ini mencoba melihat dan memecahkan masalah yang cukup kompleks dan
menuntut atau mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi.”
Dari
pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa pengertian “Metode Problem solving adalah metode pemecahan
masalah yang menstimulasi anak didik untuk memperhatikan, menelaah, berfikir
tingkat tinggi tentang suatu masalah yang dimulai dari mencari data sampai
menarik kesimpulan.”
Adapun
langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut :
1.
Adanya
masalah yang jelas untuk dipecahkan.masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai
dengan taraf kemampuannya
2.
Mencari
data atau keterangan yang dapat digunakan memecahkan masalah tersebut.
3.
Menetapkan
jawaban sementara dari masalah tersebut.dugaan jawaban ini tentu saja
didasarkan kepada data yang telah diperoleh.
4.
Menguji
kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha
memecahkan masalah sehingga betul-betul cocok.
5.
Menarik
kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang
jawaban dari masalah tadi.
METODOLOGI
PENELITIAN
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan di SMPN 1 Jiwan, Jl. Raya Solo Jiwan, Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2012/2013.
Adapun subyek penelitian adalah siswa kelas VIIB dengan jumlah siswa sebanyak
26 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
Penelitian tindakan ini dilakukan dalam 2 siklus dengan mengambil materi
pembahasan peran badan usaha, termasuk koperasi, sebagai tempat berlangsungnya
proses produksi dalam kaitannya dengan pelaku ekonomi
Penelitian
ini dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dengan seorang guru ekonomi di
SMPN 1 Jiwan.
Penelitian
diawali dengan kegiatan observasi sebagai penjajagan untuk memperoleh informasi
dan gambaran tentang permasalahan yang sedang dihadapi, kemudian
mengidentifikasi permasalahan. Dari permasahan yang muncul dari solusinya
dengan menerapkan metode problem solving.
Sebelum
pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan, persiapan yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dan silabus. Menentukan Kompetensi dasar, indikator dalam
pembelajaran dengan K.D 6.3 (mendeskripsikan peran badan usaha, termasuk
koperasi, sebagai tempat berlangsungnya proses produksi dalam kaitannya dengan
pelaku ekonomi).
2. Menyediakan alat serta sumber yang
digunakan untuk proses pembelajaran sumber yang digunakan adalah buku paket dan
LKS.
3. Menyusun alat evaluasi
Setelah
perencanaan peneliti melaksanakan tindakan pada siklus I. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti
sebagai berikut:
1.
Kegiatan
awal
a.
Menyediakan
alat serta sumber yang digunakan untuk proses pembelajaran sumber yang digunakan
adalah buku paket dan LKS.
b.
Adanya
masalah yang jelas untuk dipecahkan yaitu tentang macam-macam badan usaha
menurut pemilik modalnya, lapangan usaha, tingkat penggunaan teknologi, bentuk
BUMN menurut pemiliknya , bentuk hukum dan menurut tanggung jawab pemiliknya.
c.
Menetapkan
jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja
didasarkan kepada data yang telah diperoleh.
d.
Menguji
kebenaran jawaban sementara tersebut. Siswa harus berusaha memecahkan masalah
sehingga betul – betul cocok.
e.
Menarik
kesimpulan tentang jawaban dari masalah tersebut.
2.
Kegiatan
Inti
a.
Dari
26 siswa guru membentuk kelompok yang terdiri dari 6 kelompok dan tiap – tiap
kelompok rata – rata 4 siswa.
b.
Setiap
kelompok diberikan materi sesuai dengan
indikator.
c.
Guru
dan peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan diskusi
kelompok terhadap materi yang telah diberikan sesuai dengan indikator.
d.
Guru
dan peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil
materi yang sudah di diskusikan dalam kelompok.
3.
Kegiatan
Penutup
a.
Melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan metode problem
solving, kaitannya dengan hal ini guru memberikan tugas pada siswa untuk
melakukan ringkasan dari materi yang sudah disampaikan dan mengumpulkan laporan
hasil kerja dari kelompok.
b.
Guru
mengakhiri proses pembelajaran dan bersama dengan siswa menyimpulkan materi
yang sudah dipelajari.
c.
Melakukan
evaluasi dengan memberikan soal pilihan ganda sebanyak 20 soal, apabila jawaban
betul diberi skor 5 untuk setiap soal jika jawaban salah diberi skor 0 (nol)
dan total secara keseluruhan 100.
Dalam
penelitian ini yang di observasi adalah pelaksanaan pembelajaran yang meliputi
aktivitas siswa. Pada tahap ini guru mencatat hasil observasi dengan memakai
format yang sudah ditetapkan untuk mengetahui kekurangan atau kelebihan dalam
pembelajaran siklus.
Pada
tahap refleksi peneliti bersama guru kolaborasi mengulas tentang kekurangan
atau kelemahan pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi ini
digunakan untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran berikutnya.
Langkah–langkah
yang dilakukan peneliti pada siklus II sebagai berikut :
1.
Kegiatan
Awal
a.
Menyediakan
alat serta sumber yang digunakan untuk proses pembelajaran, sumber yang
digunakan adalah buku paket dan LKS.
b.
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
c.
Guru
mengaktifkan siswa tentang pokok bahasan yang akan dipelajari.
d.
Menguji
kebenaran jawaban sementara.
Siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul cocok.
e.
Menarik
kesimpulan tentang jawaban dari masalah.
2.
Kegiatan
Inti
a.
Guru
menetapkan kelompok kerja sesuai dengan siklus I, apabila tidak ada perubahan.
b.
Guru
memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan
hasil materi pada siklus II.
c.
Guru
memberi kesempatan kepada kelompok lainnya untuk bertanya bila ada permasalahan
yang kurang dimengerti.
d.
Setelah
diskusi selesai masing-masing kelompok menyerahkan laporan hasil kerjanya.
3.
Kegiatan
Penutup
a.
Siswa
diarahkan membuat rangkuman materi yang telah dipelajari.
b.
Guru
mengakhiri proses pembelajaran dan bersama dengan siswa menyimpulkan materi
yang sudah dipelajari.
c.
Melakukan
evaluasi dengan memberikan soal pilihan ganda sebanyak 20 soal, apabila jawaban betul diberi skor 5 untuk setiap soal
jika jawaban salah diberi skor 0 (nol) dan total secara keseluruhan 100.
Tahap
pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan pada siklus
II. Pengamatan pada siklus II sama seperti pengamatan pada siklus I.
Karena
siklus kedua adalah siklus terakhir yang dilakukan peneliti sebagai upaya memecahkan
permasalahan siswa, maka peneliti membahas bersama guru kolaborasi untuk
mengetahui perubahan atau peningkatan hasil penelitian.
Kriteria
Penilaian hasil Pengamatan siklus I dan siklus II :
90 -
100: Sangat Baik
80 - 89 : Sangat Baik
70 – 79 : Baik
60 – 69 : Cukup
<50 : Kurang
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus I
Rencana
tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran pada kelas VIIB dilakukan 2 kali
pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit setiap pertemuan adalah :
1.
Guru
dan peneliti melaksanakan apresiasi dan apersepsi selama 10 menit dengan
kompetensi dasar dalam KD 6.3 yaitu mendeskripsikan peran badan usaha termasuk
koperasi sebagai tempat belangsungnya proses produksi dalam kaitannya dengan
pelaku ekonomi yang sudah ditentukan dengan indikator (a) mendefinisikan
pengertian usaha, perusahaan dan badan usaha; (b) mendeskripsikan macam macam
badan usaha; (c) mengidentifikasi tujuan badan usaha.
2.
Kegiatan
pokok dilakukan selama 60 menit dalam kaitannya dengan masalah ini siswa
diberikan kesempatan untuk mengadakan kerjasama atau kelompok dalam memecahkan
masalah dan menyampaikan pendapatnya sesuai dengan bahasanya sendiri.
3.
Setiap
kelompok mendiskusikan untuk memecahkan masalah terhadap materi pembelajaran
utamanya terhadap materi yang dipandang sulit .
4.
Guru
dan peneliti mengadakan motivasi dan memperhatikan terhadap tingkah laku siswa
dalam diskusi kelompok.
5.
Melakukan
evaluasi dengan memberikan soal pilihan ganda sebanyak 20 soal.
Pada
pelaksanaan tindakan ini guru mensosialisasikan pembelajaran dengan pendekatan
problem solving KD 6.3 mendeskripsikan peran badan usaha termasuk
koperasi sebagai tempat berlangsungnya proses produksi dalam kaitannya dengan
pelaku ekonomi beserta indikatornya.
Dalam
pembelajaran ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Guru
menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran dengan menggunakan
metode problem solving. Dalam
Pembelajaran ini guru menggunakan team teaching yang dilakukan 2 atau 3
orang guru,
yang satu mengajar dan yang satunya mengamati proses belajar siswa.
2.
Siswa
dibagi 6 kelompok dan diberikan materi sebagai berikut : (a) kelompok I
menyebutkan dan menjelaskan macam-macam badan usaha menurut pemilik modal; (b)
kelompok II menyebutkan dan menjelaskan macam-macam badan usaha menurut
lapangan usahanya; (c) kelompok III menyebutkan menjelaskan macam-macam bentuk
BUMN menurut pemiliknya; (d) kelompok IV menyebutkan menjelaskan macam-macam
badan usaha menurut bentuk hukumnya; (e) kelompok V menyebutkan menjelaskan macam-macam
badan usaha menurut tingkat penggunaan teknologi; (f) kelompok VI menjelaskan
macam-macam bentuk BUMN menurut pemiliknya.
3.
Masing-masing
kelompok mendiskusikan masalah yang sudah ditentukan kemudian dianalisis untuk
dikaji lebih lanjut.
4.
Pada
akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat
perkembangan dan pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diberikan dengan
metode problem solving.
b.
Hasil
observasi dan evaluasi
Berdasarkan
hasil observasi terhadap kegiatan dalam pembelajaran dengan problem solving pada siswa kelas VIIB di
SMPN 1 Jiwan, pada KD 6.3 ternyata : (a) Minat dan perhatian siswa dalam
belajar diperoleh hasil 19 siswa atau
73% (b) Siswa yang berani bertanya kepada sesama teman atas pembelajaran
sebanyak 16 siswa atau 62% dan (c) siswa
yang berani menjawab atau mengeluarkan pendapat sebanyak 14 siswa 54%; dan (d) tingkat kedisiplinan
siswa diperoleh hasil 16 siswa atau 62%; siswa sudah disiplin, sedangkan
sisanya sebanyak 38% kurang disiplin.
Keadaan
tingkat keaktifan siswa dalam kelompok berdasarkan hasil pengamatan untuk (1)
keaktifan mengeluarkan pendapat; (2) keaktifan siswa bertanya: (3) keaktifan
siswa yang berani menjawab atau mengeluarkan pendapat; (4) tingkat partisipasi
dalam kelompok, dapat dilihat dalam tabel berikut :
Kelompok
|
Jumlah
Siswa
|
Siswa
aktif
|
%
|
Kriteria
|
I
|
4
|
3
|
60
|
C
|
II
|
4
|
2
|
50
|
K
|
III
|
4
|
1
|
25
|
K
|
IV
|
4
|
2
|
50
|
K
|
V
|
5
|
3
|
75
|
B
|
VI
|
5
|
3
|
60%
|
C
|
Jumlah
Total
|
26
|
24
|
54%
|
K
|
Berdasarkan
tabel di atas dapat dikatakan bahwa tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran
dengan problem solving dari seluruh
kelompok mempunyai rata-rata prosentase 54%, hal ini dapat dikatakan dalam
pembelajaran ini mempunyai kriteria kurang.
Hasil
evaluasi dalam pembelajaran pada siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut :
No.
|
Ketuntasan
Belajar
|
Jumlah
|
%
|
1.
|
Belum
Tuntas
|
16
|
61,54
|
2.
|
Tuntas
|
11
|
42,31
|
Jumlah
|
26
|
100
|
Berdasarkan data yang diperoleh dapat dikatakan bahwa dengan pembelajaran problem solving pada siklus ke I dapat
dikatakan belum berhasil. Hal ini dapat dibuktikan dengan keadaan siswa yang
belum tuntas belajar apabila SKBM ditentukan 75 adalah 16 siswa atau 61,54%,
sedang siswa yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 11 siswa atau 42,31%. Dalam
kaitannya dengan masalah ini bagi siswa yang belum tuntas akan diadakan
perbaikan atau remidi, sedang siswa yang sudah tuntas akan diberikan pengayaan.
Dalam
pembelajaran dengan pendekatan problem
solving diperoleh catatan untuk observasi atau pengamatan pada siklus I
sebagai berikut :
1.
Jumlah
kelompok sebanyak 6 kelompok dan dalam setiap kelompok terdiri dari 6 orang.
2.
Masih
ada siswa yang berupaya mendominasi dalam pembelajaran, baik dalam menyampaikan
pendapat, maupun upaya dalam memecahkan masalah, hal ini sangat merugikan anggota kelompok yang lain.
3.
Materi
pembelajaran belum sepenuhnya dapat dibahas oleh kelompok, karena kurangnya
pengetahuan dan pengalaman terhadap diskusi kelompok dalam memecahkan masalah.
Siklus II
Permasalahan
yang terjadi pada siklus I akan diatasi pada siklus ke II, beberapa hal yang
direncanakan oleh guru untuk menyelesaikan permasalah ini meliputi :
1.
Guru
dan peneliti berusaha memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi.
2.
Guru dan peneliti berusaha untuk lebih
memotivasi agar siswa tidak usah ragu-ragu dan mempresentasikan dan
menyampaikan aspirasinya dari hasil diskusi kelompok.
3.
Guru
dan peneliti memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk
menganalisis data dan mengembangkannya dan jangan takut apabila terjadi
kesalahan.
4.
Guru
akan lebih banyak memberikan contoh yang
aplikasi terhadap kehidupan nyata yang bersifat positif.
5.
Guru
dan peneliti berusaha menyesuaikan tingkat kesulitan dan jumlah butir soal dengan
waktu yang tersedia.
Guru
dan peneliti mengawali pembelajaran dengan :
1.
Memberi
apersepsi
berupa tata cara memecahkan masalah berdasarkan pembelajaran problem solving sesuai dengan KD yang
sudah ditentukan.
2.
Menyampaikan
tujuan pembelajaran yang lain ingin dicapai dengan problem solving.
3.
Melanjutkan
dalam diskusi kelompok utamanya dalam memecahkan masalah terhadap materi yang
ada dan belum terselesaikan dalam siklus I.
4.
Mengadakan
evaluasi terhadap pembelajaran pada siklus II, dengan mengerjakan soal pilihan
ganda sebanyak 20 soal. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa
atau daya serap siswa terhadap materi yang telah dipelajari pada siklus II.
5.
Melakukan
refleksi akhir untuk mengetahui berbagai kendala yang ada terhadap penggunaan problem solving dan dicarikan pemecahan
untuk perbaikan pelaksanaan pembelajaran pada siklus- siklus berikutnya.
Berdasarkan
hasil observasi terhadap kegiatan dalam pembelejaran dengan problem solving siklus II pada siswa
kelas VIIB SMPN 1 Jiwan Madiun, pada KD 6.3 diperoleh hasil dari 36 siswa yang
melakukan kegiatan pembelajaran ini untuk
(a) Minat dan perhatian siswa dalam belajar diperoleh hasil 22 siswa
atau 84,61% (b) Siswa yang berani bertanya kepada sesama teman atas
pembelajaran sebanyak 20 siswa atau 76,92% (c) Siswa yang berani menjawab atau
mengeluarkan pendapat sebanyak 19 siswa atau 73,07% dan (d) Tingkat kedisplinan
siswa diperoleh hasil 23 siswa atau 88,46%.
Keadaan
tingkat keaktifan siswa dalam kelompok berdasarkan hasil pengamatan untuk (1)
keaktifan mengeluarkan pendapat (2) keaktifan siswa bertanya: (3) Keaktifan
siswa yang berani menjawab atau mengeluarkan pendapat; dan (4) tingkat
partisipasi dalam kelompok, dapat dilihat dalam tabel berikut :
Kelompok
|
Jumlah
Siswa
|
Siswa
aktif
|
%
|
Kriteria
|
I
|
4
|
4
|
80
|
SB
|
II
|
4
|
3
|
75
|
B
|
III
|
4
|
3
|
75
|
B
|
IV
|
4
|
3
|
75
|
B
|
V
|
5
|
3
|
75
|
B
|
VI
|
5
|
4
|
80
|
SB
|
Total
|
26
|
28
|
77
|
B
|
Berdasarkan
tabel di atas dapat
dikatakan bahwa tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan problem solving dari seluruh kelompok
mempunyai tingkat rata-rata 77%, hal ini dapat dikatakan dalam pembelajaran
dengan problem solving tingkat
keaktifan siswa baik.
Hasil
evaluasi dalam pembelajaran pada siklus II dikatakan siswa yang belum
tuntas belajar apabila SKBM ditentukan 75
sebanyak 4 siswa atau 15,38% sedangkan siswa yang tuntas belajar sebanyak 22
siswa atau 84,62%. Hal ini dikatakan bahwa dengan problem solving pada siklus ke II dapat dikatakan berhasil karena
tingkat ketuntasan belajar siswa sudah mencapai 84,62% (yang disyaratkan dalam
SKBM adalah 75).
c.
Refleksi
1)
Jumlah
kelompok sebanyak 6 kelompok dan dalam setiap kelompok mempunyai anggota 6
siswa dianggap sangat efektif dan efisien.
2)
Siswa
tidak mendominasi pembelajaran dalam pemecahan masalah karena mereka menyadari
kerjasama dalam kelompok lebih utama, sebab dengan pembelajaran dalam kelompok akan
mendapatkan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan belajar secara
individu.
3)
Materi
pembelajaran secara keseluruhan dapat dibahas dalam pembelajaran dengan
memecahkan masalah yang dilakukan secara berkelompok.
PEMBAHASAN
Dengan
metode problem solving dapat
meningkatkan prestasi belajar Ekonomi pada siswa kelas VIIB SMPN 1 Jiwan Madiun
tahun pelajaran 2012/2013, hal ini dapat dilihat dari : (a) Kejenuhan siswa
dalam belajar dapat dikurangi (b) Belajar dapat berlangsung dua arah baik dari
guru atau siswa ataupun dari siswa kepada siswa (c) Anak merasa termotivasi
untuk berfikir kritis ataupum memecahkan masalah yang disampaikan oleh guru
baik dilakukan sendiri maupun dilakukan secara bersama-sama (d) Keadaan kelas
menjadi lebih aktif dan kreaktif karena anak dapat belajar dengan saling
menerima dan memberi bersama teman dan hal ini akan menjadikan siswa mempunyai
pengalaman dalam belajar (e) Tugas yang diberikan kepada siswa secara
berkelompok akan memberikan kreatifitas dari siswa untuk saling menambah
pengetahuan dan pengalaman belajar dengan sesama teman.
Tabel Hasil
Belajar Siswa
No.
|
Ketuntasan
Belajar
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
||
∑
|
%
|
∑
|
%
|
||
1.
|
Belum Tuntas
|
16
|
61,54
|
4
|
15,38
|
2.
|
Tuntas
|
11
|
42,31
|
22
|
84,62
|
|
Jumlah
|
26
|
100
|
26
|
100
|
Dari
tabel di atas pada siklus I jumlah siswa yang belum tuntas 16 siswa, sedangkan
pada siklus II menurun sejumlah 4 siswa. Kemudian siswa yang tuntas pada siklus
I sejumlah 11 siswa dan pada siklus II mengalami kenaikan sejumlah 22 siswa.
Berdasarkan
uraian di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan metode problem solving dapat meningkatkan prestasi
belajar ekonomi pada siswa kelas VIIB SMPN 1 Jiwan Madiun tahun pelajaran
2012/2013.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
hasil penelitian di atas dapat penulis
simpulkan bahwa penerapan
Problem solving dapat meningkatkan
prestasi belajar dan keaktfian
siswa.
Saran
Pada
kesempatan ini penulis memberi saran kepada
:
1. Pada
penerapan metode
pembelajaran problem solving, yang
perlu dilakukan adalah menyampaikan secara jelas langkah-langkah penerapan
metode problem solving. Selain itu
indikator yang akan dicapai oleh siswa perlu disampaikan sehingga siswa
mengetahui apa yang harus dilakukan.
2. Mendorong siswa untuk lebih
bersemangat baik pada waktu diskusi maupun pada waktu siswa menyampaikan materi
pelajaran kepada kelompoknya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2006. Perencanaan
Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Baharuddin, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.
Dadang Supardan, dkk. 2008. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Dalyono. 2001. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamzah Uno. 2006. Orientasi
Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
LKS SMP Semester Genap Kelas VII. LKS Ekonomi. Madiun: MGMP.
Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Nanang Fattah. 2006. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: PT remaja Rosdakarya.
Nurhadi. 2004. Kurikulum
2004. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Oemar Hamalik. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
R.Ibrahim, Nana Syaodih.S. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto. 2003. Belajar
dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto,dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Syaiful Bahri Djamarah.1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi
Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Umar Tirtarahardja. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar