PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN LINGKARAN MELALUI METODE BELAJAR
AKTIF MODEL GABUNGAN CERAMAH DAN KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 NGLAMES MADIUN TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
Oleh : HENY WAHJUNI
SMP Negeri 1 Nglames Madiun
ABSTRAK :
Kata Kunci:
matematika, belajar aktif, kerja kelompok
Bagaimanakah
caranya agar siswa tidak melupakan materi pelajaran yang telah diterimanya agar
siswa nantinya siap menghadapi ujian kenaikan kelas yang siap atau tidak siap
harus mereka hadapi. Bagaimanakah membuat suatu materi ajar agar agar tidak
terlupakan oleh anak didik. Dalam hal
ini guru harus mencari metode untuk mengingatkan segala memori di benak siswa
yang telah mereka terima. Guru harus bisa membangkitkan kembali memori itu.
Penelitian
ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran.
Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan
pengamatan, refleksi, dan revisi. Sasaran
penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri
1 Nglames Kabupaten Madiun. Data yang diperoleh berupa hasil tes
formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari
hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari
siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (65,71%), siklus II (72,14%), siklus III (88,57%). Dari hasil
analisis di atas terjadi peningkatan prestasi siklus I ke siklus II sebesar
6,43% dan dari siklus II ke siklus III terdapat kenaikan sebesar 11,43% .
Kesimpulan
dari hasil penelitian ini adalah metode belajar
aktif model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok berpengaruh positif terhadap prestasi belajar Siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Nglames Kabupaten Madiun
tahun pelajaran 2011/2012,serta model pembelajaran ini dapat
digunakan sebagai salah satu alternative model pembelajaran matematika.
PENDAHULUAN
Bagaimanakah caranya agar siswa tidak melupakan materi
pelajaran yang telah diterimanya agar siswa nantinya siap menghadapi ujian
kenaikan kelas yang siap atau tidak siap harus mereka hadapi. Bagaimanakah
membuat suatu materi ajar agar agar tidak terlupakan oleh anak didik.
Dalam hal ini guru harus mencari metode
untuk mengingatkan segala memori di benak siswa yang telah mereka terima. Guru
harus bisa membangkitkan kembali memori itu.
Salah satu metode pengajaran yang bisa membuat anak bisa dan
harus mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka terima adalah dengan
metode Gabungan Ceramah dan Kerja
Kelompok.
Belajar memerlukan keterlibatan mental dan cara
kerja
siswa sendiri. Agar belajar manjadi aktif, siswa harus mengerjakan
banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak,
mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari.
Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah, bahkan sering
meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud).
Bertitik tolak dari konteks penelitian di
atas maka dalam penelitian ini penulis
mengambil judul “ Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Lingkaran
Melalui Metode Belajar Aktif Model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok Pada Siswa
kelas VIII A SMP Negeri 1 Nglames Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2011/2012”
Dalam Penelitian tindakan kelas ini, peneliti
menggunakan model pembelajaran aktif model gabungan ceramah dan kerja kelompok
karena model pembelajaran ini dianggap bisa bisa meningkatan motivasi belajar
siswa dan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran matematika pokok bahasan lingkaran .
Masalah Penelitian
Berdasarkan pada konteks penelitian di atas masalah penelitian ini
secara umum adalah “Bagaimanakah
peningkatan prestasi belajar matematika pokok bahasan lingkaran melalui metode
belajar aktif model gabungan ceramah dan kerja kelompok pada siswa kelas VIII A
SMP Negeri 1 Nglames Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2011/2012?”
Rumusan masalah penelitian secara khusus
adalah:
1)
Bagaimanakah peningkatan proses pembelajaran
matematika pokok bahasan lingkaran melalui metode belajar aktif model gabungan
ceramah dan
kerja kelompok pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1
Nglames Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2011/2012?
2)
Bagaimanakah peningkatan hasil pembelajaran matematika pokok bahasan
lingkaran melalui metode belajar aktif model gabungan ceramah dan kerja
kelompok pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Nglames Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2011/2012?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelelitian secara
umum untuk mendeskripsikan peningkatan
pembelajaran matematika pokok bahasan lingkaran melalui model pembelajaran
aktif model gabungan ceramah dan kerja kelompok pada siswa kelas VIII A SMP
Negeri 1 Nglames Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2011/2012.
Tujuan penelitian secara khusus adalah:
1.
Mendeskripsikan dan menjelaskan peningkatan
proses pembelajaran matematika pokok bahasan lingkaran melalui motode belajar aktif model gabungan ceramah dan
kerja kelompok pada siswa kelas VIII A SMP Negerei 1 Nglames Kabupaten Madiun
tahun pelajaran 2011/2012.
2.
Mendeskripsikan dan menjelaskan peningkatan
hasil pembelajaran matematika pokok bahasan Lingkaran melalui metode belajar
aktif model gabungan ceramah dan kerja kelompok pada siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Nglames Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2011/2012.
Manfaat
Penelitian
1. Manfaat
Teoritis.
Penelitian ini diharapkan
dapat memvalidasi lebih lanjut tentang penggunaan model pembelajaran aktif
model gabungan ceramah dan kerja kelompok, sekaligus sebagai sumbangan
pemikiran bagi upaya peningkatan kualitas pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
1)
Bagi Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan metode pembelajaran yang dapat bermanfaat bagi siswa.
2)
Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi awal untuk penelitian sejenis dan bahan pertimbangan
dalam menentukan topik dan fokuspenelitian yang lebih luas.
Batasan
Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah
yang meliputi:
1.
Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas
VIII A Semester Ganjil di SMP Negeri 1 Nglames Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2011/2012
2.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus
s/d Oktober semester ganjil
tahun pelajaran 2011/2012
3.
Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah Lingkaran.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action
research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di
kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai.
Penelitian ini berupaya mengungkapkan berbagai
masalah yang berkaitan dengan pembelajaran yang berlangsung secara almiah didalam kelas melalui sejumlah data yang dapat memberikan makna dan informasi. Tujuan utama dari
penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru
secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun.Kehadiran
peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti
biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan
didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.
Tempat,
Waktu dan Subyek Penelitian
1.
Penelitian ini bertempat di SMP
Negeri 1 Nglames Kabupaten Madiun.
2.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 s/d
Oktober 2011,
3.
Subyek Penelitian adalah siswa-siswi SMP
Negeri 1 Nglames Kabupaten Madiun Kelas VIII A.
Rancangan
Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian Tindakan
Kelas
adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
tindakan mereka
dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki
kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000:
3).
Adapun tujuan utama dari Penelitian Tindakan Kelas ini
adalah
untuk memperbaiki / meningkatkan praktek pembelajaran secara
berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya
meneliti di kalangan guru.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian
tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis
dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang
berikutnya. Setiap siklus meliputi planning
(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada
siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah
direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1
dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.
Instrumen
Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus, yaitu seperangkat rencana dan
pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian
hasil belajar.
2. Rencana Pelaksanaan Pelajaran, yaitu merupakan perangkat
pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun
untuk tiap putaran. Masing-masing RPP berisi
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan
pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa, lembar kegiatan ini yang
dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4. Tes formatif, tes ini disusun berdasarkan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan
pemahaman konsep matematika pada yang telah dipelajari selama ini. Tes formatif
ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan
ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 30 soal yang
telah diujicoba, kemudian penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah
diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih
soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data.
Metode
Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh
melalui observasi pengolahan metode pembelajaran aktif mdel Gabungan Ceramah
dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran, dan tes formatif.
Teknik
Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang
bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk
memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa
selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat
keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar
setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes
tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana
yaitu:
1.
Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang
diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas
tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
Dengan : = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu
secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar
mengajar kurikulum yaitu seorang siswa
telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas
disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai
daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase
ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus
I
a.
Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan
perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif
1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b.
Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2011 di Kelas VIII A dengan jumlah
siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah
dipersiapkan. Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar
mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa
diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil
penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Table
2. Nilai Tes Formatif Pada Siklus I
Keterangan :
Jumlah Skor Diperoleh :
1180
Jumlah Skor Maksimal Ideal :
1765
% Skor Tercapai :
66,85
Jumlah siswa yang tuntas :
14
Jumlah siswa belum tuntas :
8
Klasikal :
Belum tuntas
Tabel 3. Distribusi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan
metode belajar aktif model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi
pelajaran diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 66,85 dan ketuntasan belajar mencapai 64,00% atau
ada 14 siswa dari
22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada
siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang
memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 65,71% lebih kecil dari persentase
ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa
banyak yang lupa dengan materi pelajaran yang telah diajarkan selama hampir
satu semester ini.
Siklus II
a.
Tahap perencanaan
Pada tahap inipeneliti mempersiapkan
perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif
II dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b.
Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus di kelas
VIII A dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini
peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada
rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang
lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa
diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang
digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II
adalah sebagai berikut.
Table 4. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II
Keterangan :
Jumlah Skor Diperoleh :
1215
Jumlah Skor Maksimal Ideal :
1765
% Skor Tercapai :
68,57
Jumlah siswa yang tuntas :
15
Jumlah siswa belum tuntas :
7
Klasikal : Belum tuntas
Tabel
5. Distribusi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II
Dari tabel di atas diperoleh nilai
rata-rata prestasi belajar siswa adalah 68,57% dan ketuntasan belajar mencapai
72,14% atau ada 15 siswa dari 22 siswa sudah
tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan
belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari
siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena siswa-siswa telah
mulai mengulang pelajaran yang sudah diterimanya selama ini sehingga para siswa
sebagian sudah mengingat meteri yang telah diajarkan oleh guru.
Siklus III
a.
Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan
perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif
3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b.
Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2011 dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam
hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu
pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga
kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang laig pada siklus III.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar
mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa
diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang
digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III
adalah sebagai berikut.
Table 6. Nilai Tes Formatif Pada Siklus III
Keterangan :
Jumlah Skor Diperoleh :
1365
Jumlah Skor Maksimal Ideal :
1765
% Skor Tercapai :
77,27
Jumlah siswa yang tuntas :
17
Jumlah siswa belum tuntas :
5
Klasikal :
Tuntas
Tabel 7. Distribusi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai
rata-rata tes formatif sebesar 77,27 dan dari 22 siswa yang
telah tuntas sebanyak 17 siswa dan 5 siswa belum
mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah
tercapai sebesar 88,57% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami
peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada
siklus III ini dipengaruhi oleh adanya usaha siswa untuk mempelajari kembali
materi ajar yang telah disampaikan oleh guru. Disamping itu siswa juga merasa
belajar mengulang ini adalah juga sebagai persiapan untuk menghadapi ujian
kenaikan kelas yang sudah dekat waktunya.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji
apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam
proses belajar mengajar dengan penerapan metode belajar aktif model Gabungan
Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran. Dari data-data yang telah
diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
1)
Selama proses belajar mengajar guru telah
melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang
belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek
cukup besar.
2)
Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa
siswa aktif selama proses belajar berlangsung.
3)
Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah
mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4)
Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai
ketuntasan.
d.
Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan
metode belajar aktif model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi
pelajaran dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar
siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka
tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk
tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada
dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya
penerapan metode belajar aktif model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada
materi pelajaran dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
PEMBAHASAN
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan
bahwa metode belajar aktif model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada
materi pelajaran memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan guru untuk menghadapi ujian kenaikan kelas (ketuntasan
belajar meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 65,71%. 72,14%, dan 88,57%. Pada
siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh
aktivitas siswa dalam proses metode belajar aktif model Gabungan Ceramah dan
Kerja Kelompok pada materi pelajaran dalam setiap siklus mengalami peningkatan.
Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat
ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang
terus mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan metode belajar
aktif model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran yang
paling dominan adalah bekerja dengan
menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi
antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama
pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah metode belajar aktif model Gabungan
Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran dengan baik. Hal ini terlihat
dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati
siswa dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan materi yang sulit,
memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di
atas cukup besar
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama
tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan metode belajar aktif model Gabungan
Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan
belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (65,71%), siklus II (72,14%), siklus
III (88,57%). Dari siklus I ke
siklus II ada kenaikan 6,43% dan siklus II ke siklus III kenaikan
meningkat 11,43%
2.
Penerapan metode belajar aktif model Gabungan
Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran mempunyai pengaruh positif,
yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan
rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat
dengan metode belajar aktif model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada
materi pelajaran sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.
3.
Penerapan metode belajar aktif model Gabungan
Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran efektif untuk mengingatkan
kembali materi ajar yang telah diterima siswa selama ini, sehingga mereka
merasa siap untuk menghadapi ujian kenaikan kelas yang segera akan
dilaksanakan.
Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dan dari
uraian penjelasan sebelumnya agar proses belajar mengajar Matematika lebih efektif
dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai
berikut:
1.
Untuk melaksanakan metode belajar aktif model Gabungan
Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran Matematika pokok
bahasan Lingkaran diperlukan
persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan
atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode belajar aktif
model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran proses belajar
mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2.
Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa,
guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagi metode, walau dalam
taraf yang sederhana, dimana siswa
nantinya dapat menemuan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan,
sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3.
Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena
hasil penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas VIII A semester genap di SMP Negeri 1
Nglames Kabupaten Madiun Tahun
Pelajaran 2011/2012.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.
2002. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algesindon.
Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1.
Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM.
Lee, W.R. 1985. Language Teaching Games and Contests.
London: Oxfortd University Press.
Melvin, L. Siberman.
2004. Aktif Learning, 101 Cara Belajar
Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia dan Nuansa.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru.
Sukmadinata, Nana
Syaodih. 2004. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.
Weed, Gretchen, E. 1971. Using Games in Teaching Children. ELEC
Bulletin No. 32. Winter. Tokyo. Japan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar