Minggu, 04 September 2016

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN LINGKARAN MELALUI METODE BELAJAR AKTIF MODEL GABUNGAN CERAMAH DAN KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 NGLAMES MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN LINGKARAN MELALUI METODE BELAJAR AKTIF MODEL GABUNGAN CERAMAH DAN KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 NGLAMES MADIUN  TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh : HENY WAHJUNI
SMP Negeri 1 Nglames Madiun


ABSTRAK :
Kata Kunci: matematika, belajar aktif, kerja kelompok

Bagaimanakah caranya agar siswa tidak melupakan materi pelajaran yang telah diterimanya agar siswa nantinya siap menghadapi ujian kenaikan kelas yang siap atau tidak siap harus mereka hadapi. Bagaimanakah membuat suatu materi ajar agar agar tidak terlupakan oleh anak didik. Dalam  hal ini guru harus mencari metode untuk mengingatkan segala memori di benak siswa yang telah mereka terima. Guru harus bisa membangkitkan kembali memori itu.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Nglames Kabupaten Madiun. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (65,71%), siklus II (72,14%), siklus III (88,57%). Dari hasil analisis di atas terjadi peningkatan prestasi siklus I ke siklus II sebesar 6,43% dan dari siklus II ke siklus III terdapat kenaikan sebesar 11,43% .
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah metode belajar aktif model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok berpengaruh positif terhadap prestasi belajar Siswa kelas  VIII A SMP Negeri 1 Nglames Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2011/2012,serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative model  pembelajaran matematika.




PENDAHULUAN
Bagaimanakah  caranya agar siswa tidak melupakan materi pelajaran yang telah diterimanya agar siswa nantinya siap menghadapi ujian kenaikan kelas yang siap atau tidak siap harus mereka hadapi. Bagaimanakah membuat suatu materi ajar agar agar tidak terlupakan oleh anak didik. Dalam  hal ini guru harus mencari metode untuk mengingatkan segala memori di benak siswa yang telah mereka terima. Guru harus bisa membangkitkan kembali memori itu.
Salah satu metode pengajaran yang bisa membuat anak bisa dan harus mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka terima adalah dengan metode Gabungan Ceramah dan  Kerja Kelompok.
Belajar memerlukan keterlibatan mental dan cara kerja siswa sendiri. Agar  belajar manjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah, bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud).
Bertitik tolak dari konteks penelitian di atas maka dalam  penelitian ini penulis mengambil judul “ Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Lingkaran Melalui Metode Belajar Aktif Model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok Pada Siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Nglames Kabupaten Madiun  Tahun Pelajaran 2011/2012”
Dalam Penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model pembelajaran aktif model gabungan ceramah dan kerja kelompok karena model pembelajaran ini dianggap bisa bisa meningkatan motivasi belajar siswa  dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika pokok bahasan lingkaran .

Masalah Penelitian
Berdasarkan pada konteks  penelitian di atas masalah penelitian ini secara umum  adalah “Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar matematika pokok bahasan lingkaran melalui metode belajar aktif model gabungan ceramah dan kerja kelompok pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Nglames Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2011/2012?”
Rumusan masalah penelitian secara khusus adalah:
1)    Bagaimanakah peningkatan proses pembelajar­an matematika pokok bahasan lingkaran melalui metode belajar aktif model gabungan ceramah dan kerja kelompok pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Nglames Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2011/2012?
2)    Bagaimanakah peningkatan hasil pembelajaran  matematika pokok bahasan lingkaran melalui metode belajar aktif model gabungan ceramah dan kerja kelompok pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Nglames Kabupaten  Madiun tahun pelajaran 2011/2012?

Tujuan Penelitian       
Tujuan penelelitian secara umum  untuk mendeskripsikan peningkatan pembelajaran matematika pokok bahasan lingkaran melalui model pembelajaran aktif model gabungan ceramah dan kerja kelompok pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Nglames Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2011/2012.
Tujuan penelitian secara khusus adalah:
1.    Mendeskripsikan dan menjelaskan peningkatan proses pembelajaran matematika pokok bahasan lingkaran melalui motode  belajar aktif model gabungan ceramah dan kerja kelompok pada siswa kelas VIII A SMP Negerei 1 Nglames Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2011/2012.
2.    Mendeskripsikan dan menjelaskan peningkatan hasil pembelajaran matematika pokok bahasan Lingkaran melalui metode belajar aktif model gabungan ceramah dan kerja kelompok pada siswa Kelas VIII A  SMP Negeri 1 Nglames Kabupaten Madiun   Tahun Pelajaran 2011/2012.

Manfaat Penelitian
1.    Manfaat  Teoritis.
Penelitian ini diharapkan dapat memvalidasi lebih lanjut tentang penggunaan model pembelajaran aktif model gabungan ceramah dan kerja kelompok, sekaligus sebagai sumbangan pemikiran bagi upaya peningkatan kualitas pembelajaran.
2.    Manfaat Praktis
1)    Bagi Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat bermanfaat bagi siswa.
2)    Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal untuk   penelitian sejenis dan bahan pertimbangan dalam menentukan topik dan fokuspenelitian yang lebih luas.

Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang meliputi:
1.    Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas VIII A Semester Ganjil di SMP Negeri 1 Nglames Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2011/2012
2.    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus s/d Oktober    semester ganjil  tahun pelajaran 2011/2012
3.    Materi yang digunakan  pada penelitian ini  adalah Lingkaran.

METODE  PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Penelitian ini berupaya mengungkapkan berbagai masalah yang berkaitan dengan pembelajaran yang berlangsung secara almiah  didalam kelas melalui sejumlah data  yang dapat memberikan makna dan informasi. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun.Kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1.    Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 1 Nglames Kabupaten Madiun.
2.    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan  Agustus 2011 s/d  Oktober  2011,
3.    Subyek Penelitian  adalah siswa-siswi SMP Negeri 1 Nglames Kabupaten Madiun Kelas VIII A.

Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).  Penelitian Tindakan Kelas  adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan  yang  dilakukan  untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan  mereka dalam  melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3).
Adapun  tujuan  utama dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk memperbaiki / meningkatkan praktek pembelajaran secara ber­kesinambungan, sedangkan tujuan penyertaan­nya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu  berbentuk  spiral  dari  siklus yang  satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.

Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus, yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pelaksanaan  Pelajaran, yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RPP berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa, lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4. Tes formatif, tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematika pada yang telah dipelajari selama ini. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 30 soal yang telah diujicoba, kemudian penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data.

Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan metode pembelajaran aktif mdel Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran, dan tes formatif.

Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1.    Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

Dengan :   = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum  yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus  2011 di Kelas VIII A dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Table 2. Nilai Tes Formatif Pada Siklus I

Keterangan  :
Jumlah Skor Diperoleh         : 1180
Jumlah Skor Maksimal Ideal : 1765
% Skor Tercapai                  : 66,85
Jumlah siswa yang tuntas     : 14
Jumlah siswa belum tuntas   : 8
Klasikal                               : Belum tuntas

Tabel 3. Distribusi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode belajar aktif model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 66,85  dan ketuntasan belajar mencapai 64,00% atau ada 14 siswa  dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 65,71% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa banyak yang lupa dengan materi pelajaran yang telah diajarkan selama hampir satu semester ini.

Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap inipeneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal  8 Agustus  di kelas VIII A dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan  atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.

Table 4. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II

Keterangan :
Jumlah Skor Diperoleh         : 1215
Jumlah Skor Maksimal Ideal : 1765
% Skor Tercapai                  : 68,57
Jumlah siswa yang tuntas     : 15
Jumlah siswa belum tuntas   : 7
Klasikal                                : Belum tuntas

Tabel 5. Distribusi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 68,57% dan ketuntasan belajar mencapai 72,14% atau ada 15  siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena siswa-siswa telah mulai mengulang pelajaran yang sudah diterimanya selama ini sehingga para siswa sebagian sudah mengingat meteri yang telah diajarkan oleh guru.

Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal  15 Agustus  2011 dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang laig pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut.

Table 6. Nilai Tes Formatif Pada Siklus III

Keterangan :
Jumlah Skor Diperoleh         : 1365
Jumlah Skor Maksimal Ideal : 1765
% Skor Tercapai                  : 77,27
Jumlah siswa yang tuntas     : 17
Jumlah siswa belum tuntas   : 5
Klasikal                               : Tuntas

Tabel 7. Distribusi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 77,27 dan dari 22 siswa yang telah tuntas sebanyak 17 siswa dan 5 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 88,57% (termasuk kategori tuntas).  Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya usaha siswa untuk mempelajari kembali materi ajar yang telah disampaikan oleh guru. Disamping itu siswa juga merasa belajar mengulang ini adalah juga sebagai persiapan untuk menghadapi ujian kenaikan kelas yang sudah dekat waktunya.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode belajar aktif model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
1)    Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
2)    Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.
3)    Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4)    Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai ketuntasan.
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan metode belajar aktif model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode belajar aktif model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

PEMBAHASAN
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode belajar aktif model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru untuk menghadapi ujian kenaikan kelas (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 65,71%.  72,14%, dan 88,57%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses metode belajar aktif model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan metode belajar aktif model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas  siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah metode belajar aktif model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar

PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan metode belajar aktif model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (65,71%), siklus II (72,14%), siklus III (88,57%). Dari siklus I ke  siklus II ada kenaikan 6,43% dan siklus II ke siklus III kenaikan meningkat  11,43%
2.    Penerapan metode belajar aktif model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode belajar aktif model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.
3.    Penerapan metode belajar aktif model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran efektif untuk mengingatkan kembali materi ajar yang telah diterima siswa selama ini, sehingga mereka merasa siap untuk menghadapi ujian kenaikan kelas yang segera akan dilaksanakan.

Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dan dari uraian  penjelasan  sebelumnya agar proses belajar mengajar Matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1.    Untuk melaksanakan metode belajar aktif model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran Matematika pokok bahasan Lingkaran  diperlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode belajar aktif model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok pada materi pelajaran proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2.    Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagi metode, walau dalam taraf yang sederhana,  dimana siswa nantinya dapat menemuan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3.    Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan pada siswa  kelas VIII A semester genap di SMP Negeri 1 Nglames Kabupaten Madiun  Tahun Pelajaran 2011/2012.





DAFTAR  PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.
Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM.
Lee, W.R. 1985. Language Teaching Games and Contests. London: Oxfortd University Press.
Melvin, L. Siberman. 2004. Aktif Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia dan Nuansa.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.

Weed, Gretchen, E. 1971. Using Games in Teaching Children. ELEC Bulletin No. 32. Winter. Tokyo. Japan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar