MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL
JIGSAW
Oleh : Siti Purwani
SMP Negeri 2
Balerejo Kabupaten Madiun
ABSTRAK
Kata Kunci : Prestasi Belajar, Model pembelajaran jigsaw
Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw di dalam pembelajarannya,
belum begitu banyak di terapkan guru.Umumnya guru di kelas masih cenderung
menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional, sehingga pembelajaran
dirasakan sangat monoton. Secara psikologis, upaya untuk menumbuhkan motivasi
belajar siswa akan lebih berhasil jika siswa di ajak terlibat langsung dengan kenyataan yang ada di sekitarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran
model jigsaw. Dengan pembelajaran model jigsaw, siswa di
ajak aktif dalam proses pembelajaran sesuai dengan
materi yang akan di pelajari. Dengan demikian mereka akan lebih mudah untuk merekam dan mengingatnya
kembali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar siswa pada materi sistem gerak
melalui pembelajaran model jigsaw pada siswa kelas VIII D
SMPN 2 Balerejo kabupaten Madiun tahun pelajaran 2012/2013.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa pada awal siklus
masih sangat memprihatinkan yaitu 67,35, karena tidak sesuai dengan KKM yang ditetapkan
yaitu 68. Demikian juga dengan prosentase ketuntasan hanya mencapai 35% untuk siswa yang memperoleh nilai lebih dari 68. Namun setelah adanya proses dengan menggunakan model jigsaw prestasi yang diperoleh meningkat dengan
ketuntasan belajar mencapai 85% dan rata-rata nilai yang diperoleh siswa 70,8.
Dari hasil
penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa siswa sulit memahami suatu proses
tanpa adanya bantuan media, baik berupa model ataupun gambar. Oleh sebab itulah
dengan melakukan pembelajaran dengan menggunakan model jigsaw pada materi-materi yang berisi tentang proses-proses yang terjadi dalam
kehidupan kita siswa akan lebih mudah memahami dan mengingat. Hal ini dikarenakan siswa
diajak terlibat langsung dengan mengamati maupun mempraktekkannya.
PENDAHULUAN
Pembelajaran yang selama ini dilakukan di sekolah masih banyak
didominasi oleh guru. Guru sebagai sumber utama dalam belajar sehingga tidak
menutup kemungkinan kegiatan pembelajaran terkesan monoton, karena siswa lebih
banyak menjadi pendengar dan tidak aktif. Hasil yang diperoleh siswa dengan
pembelajaran seperti itu kurang memuaskan. Hal ini bisa terlihat dari hasil
ulangan yang diberikan pada siswa menunjukkan nilai yang kurang baik. Ada
beberapa anak yang nilainya baik, yang memang anaknya benar-benar tekun belajar
dan selalu memperhatikan penjelasan dari guru. Tetapi bagi mereka yang tidak
memperhatikan dan tidak tekun belajar nilainya pasti jauh di bawah KKM.
Dengan kenyataan seperti itu
guru mengubah teknik pembelajaran dengan berdiskusi. Ketika siswa diajak
belajar dengan berdiskusi banyak kendala yang ditemui, terutama di kelas VIIID. Siswa sulit
membentuk kelompok, tidak mau ikut aktif dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan dan penyelesaian tugas hanya dibebankan pada satu atau dua anak saja
dalam kelompok tersebut. Pada saat presentasi anak juga tidak mau presentasi
jika tidak ditunjuk oleh guru. Kenyataan yang ada di kelas-kelas lain juga
hampir sama kecuali pada kelas unggulan kondisinya lebih baik.
Hasil belajar yang mengkhusus pada prestasi belajar sangat
dipengaruhi oleh strategi dan perencanaan yang dilakukan oleh guru sebagai
pelaksana pendidikan terdepan. Strategi dan perencanaan yang dimaksud adalah
suatu kegiatan yang mengacu kepada cara guru mengatur keseluruhan proses
belajar mengajar, meliputi : mengatur waktu, pemilihan metode, pemilihan
pendekatan, dan sebagainya. Guru harus memikirkan strategi, sekaligus metode
dan pendekatannya dalam upaya mencapai hasil belajar yang sesuai dengan program
yang direncanakan.
Dalam upaya
mengaktifkan seluruh peserta didik demi meningkatkan prestasi belajar, guru
perlu memperkenalkan model pembelajaran yang dapat menjadikan suasana belajar
siswa yang menyenangkan dan lebih efektif, dengan harapan kondisi kegiatan
belajar siswa akan lebih enak sesuai dengan keinginan belajar siswa. Dengan
memperkenalkan model pembelajaran yang dapat melibatkan semua siswa untuk aktif
dalam kegiatan belajar, pencapaian tujuan pembelajaran akan lebih efektif dan
hasil kegiatan pembelajaran akan lebih nyata hasilnya.
Menurut Hamalik
(2001) guru dituntut untuk memiliki kemampuan mendesain programnya dan
sekaligus menentukan strategi instruksional yang harus ditempuh. Para guru
harus memiliki ketrampilan memilih dan menggunakan metode mengajar untuk
diterapkan dalam system pembelajaran yang efektif.
Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti akan melakukan suatu
kegiatan penelitian tindakan kelas berkaitan dengan penggunaan model
pembelajaran dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIIID semester 1
SMPN 2 Balerejo kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun dalam kegiatan belajar
mengajar biologi materi sistem gerak pada manusia.
Penelitian tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah
model pembelajaran jigsaw yang diterapkan dalam belajar mata pelajaran biologi
materi system gerak pada manusia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Mengapa harus model jigsaw? Karena dengan model jigsaw seluruh siswa seluruh
siswa diminta untuk membahas satu permasalahan untuk kemudian menjelaskan pada
anggota kelompok lain, sehingga seluruh siswa bisa aktif melakukan
pembelajaran.
Berdasarkan pada latar belakang
masalah penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa Pada Materi Sistem
Gerak Melalui Pembelajaran Model
Jigsaw Pada Siswa kelas VIIID SMPN 2
Balerejo Kabupaten Madiun tahun Pelajaran 2012/2013”, dapat dirumuskan suatu
permasalahan sebagai berikut : “Apakah model pembelajaran jigsaw dapat
meningkatkan prestasi belajar biologi siswa kelas VIIID SMPN 2 Balerejo tahun
ajaran 2012/2013?”
Berdasarkan pada
rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar siswa pada materi
sistem gerak melalui pembelajaran model jigsaw pada siswa kelas VIIID SMPN 2
Balerejo kabupaten Madiun tahun pelajaran 2012/2013.
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Siswa, hasil penelitian ini bermanfaat sebagi masukan untuk:
a.
memotivasi siswa dalam mengubah perilaku mereka untuk lebih aktif,
kreatif, inovatif dan komunikatif di dalam belajar mata pelajaran Biologi.
b.
meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Guru
a.
meningkatkan kemampuan mereka dalam merencanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat
dan aktivitas siswa;
b. Hasil
penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam prestasi belajar siswa.
3. Peneliti lain
Hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penelitian dengan
model yang sama pada kelas atau sekolah yang berbeda dan pada materi yang sama
atau materi yang berbeda.
4. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan acuan untuk membuat kebijakan tentang peningkatan kualitas sekolah
dengan melakukan perubahan atau inovasi penyelenggaraan proses pembelajaran
dengan cara yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah
Adapun subyek dalam penelitian ini adalah guru Biologi yang mengajar
di SMP Negeri 2 Balerejo Kabupaten Madiun. Sedang sasaran
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII D di SMP Negeri 2 Balerejo Kabupaten Madiun dengan jumlah 20 siswa. Waktu yang digunakan kurang lebih 2 bulan yang dimulai dari
bulan Oktober sampai bulan Nopember tahun pelajaran 2012/2013.
Faktor yang diteliti dalam penelitian:
a. Faktor siswa:
Untuk melihat kemampuan siswa kelas VIIID SMPN 2 Balerejo
dalam memahami konsep ” Sistem Gerak
Pada Manusia”
b. Faktor Guru:
Melihat cara guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
di kelas, apakah perangkat pembelajarannya (RPP) sesuai dengan pembelajaran
dengan menggunakan metode jigsaw, sesuai dengan kompetensi dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, serta aktivitas guru, apakah sesuai dengan silabus
dan RPP yang telah dirancang.
Metode
Pengumpulan Data
Model pembelajaran yang digunakan adalah menerapkan model jigsaw dengan charta / model rangka tubuh manusia yang telah
disiapkan oleh guru sebelumnya. Adapun prosedur
penelitian tiap siklus meliputi: Perencanaan (planning), Pelaksanaan tindakan (acting), Pengamatan (observing), Refleksi (Reflecting).
Untuk memperoleh informasi yang valid dan akurat dari pelaksanaan tindakan
perlu adanya identifikasi jenis data yang dibutuhkan, alat pengumpul data dan
cara pengumpulan data yang meliputi:
a.
Post Test yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa.
b.
Lembar observasi guru untuk melihat kelebihan
atau kelemahan yang ada pada guru sehingga bisa digunakan sebagai tindakan selanjutnya.
c.
Lembar observasi siswa yang digunakan untuk
mengetahui keaktifan, kreatif, dan berani dalam mengemukakan pendapatnya.
d.
Kuesioner siswa untuk mengukur tentang minat
belajar siswa.
Metode Analisis
Data
Data hasil observasi dianalisis bersama dengan mitra kolaborasi
untuk kemudian dilakukan refleksi yang merupakan dasar untuk menentukan langkah
perencanaan pada siklus berikutnya.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus,
kegiatan yang dilaksanakan disesuaikan dengan indikator yang diharapkan. Pembagian siklus berdasarkan
peningkatan motivasi dan keaktifan siswa serta kendala-kendala yang terjadi
pada setiap siklus.
SIKLUS 1
a.
Perencanaan
Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan ini
adalah :
1)
Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
jigsaw
2)
Menyusun petunjuk kegiatan siswa
3)
Menyiapkan alat bantu mengajar yang berupa LKS tentang Rangka Tubuh
Pada Manusia.
4)
Menyusun alat evaluasi untuk mengukur penguasaan siswa terhadap
konsep sistem gerak pada manusia.
5)
Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru
b.
Pelaksanaan Tindakan
1)
Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, masing- masing kelompok terdiri
dari 4 siswa secara heterogen
2)
Masing-masing anak dalam kelompok mendapat lembar observasi yang
isinya berbeda- beda dengan anak lain
dalam kelompok itu.Ada 4 anak dalam 1 kelompok, 1 anak mendapatkan soal nomor
1, 1 anak mendapatkan soal nomor 2, 1 anak mendapatkan soal nomor 3, dan 1 anak
mendapatkan soal nomor 4.
3)
Tiap anak berkelompok lagi dengan anak dari kelompok lain yang
mendapatkan nomor yang sama atau disebut kelompok ahli dan mendiskusikan
soal/materi yang diberikan.
4)
Setelah berdiskusi dengan kelompok ahli, kembali lagi ke kelompok
asal dan tiap anak menjelaskan pada kelompok asalnya tentang jawaban yang
diperoleh dari diskusi dengan kelompok ahli.
5)
Guru dalam kegiatan pembelajaran ini berperan sebagai penguat
konsep dan memberi kesimpulan.
6)
Pada akhir pertemuan dilaksanakan post test tentang sistem
gerak pada manusia
c.
Observasi
Kolaborator mengamati aktivitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung, aktivitas
guru dan pelaksanaan post test.
d.
Refleksi.
Guru
bersama kolaborator melakukan analisis hasil pelaksanaan
pembelajaran dengan model jigsaw. Hasil refleksi akan digunakan
sebagi dasar untuk menyusun perencanaan pembelajaran pada siklus berikutnya.
SIKLUS 2
a. Perencanaan
Yang dilakukan pada siklus 2 sebelum pelaksanaan tindakan adalah :
1)
Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
jigsaw
2)
Menyusun petunjuk kegiatan siswa
3)
Menyiapkan alat bantu mengajar yang berupa LKS tentang Rangka Tubuh
Pada Manusia.
4)
Menyusun alat evaluasi untuk mengukur penguasaan siswa terhadap
konsep sistem gerak pada manusia.
5)
Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus 2 ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1.
Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, masing- masing kelompok
terdiri dari 4 siswa secara heterogen
2.
Masing-masing anak dalam kelompok mendapat lembar observasi yang
isinya berbeda- beda dengan anak lain
dalam kelompok itu. Ada 4 anak dalam 1 kelompok, 1 anak mendapatkan soal nomor 1, 1
anak mendapatkan soal nomor 2, 1 anak mendapatkan soal nomor 3, dan 1 anak mendapatkan soal nomor
4.
3.
Tiap anak berkelompok lagi dengan anak dari kelompok lain yang
mendapatkan nomor yang sama atau disebut kelompok ahli dan mendiskusikan
soal/materi yang diberikan.
4.
Setelah berdiskusi dengan kelompok ahli, kembali lagi ke kelompok asal
dan tiap anak menjelaskan pada kelompok asalnya tentang jawaban yang diperoleh
dari diskusi dengan kelompok ahli.
5.
Guru dalam kegiatan pembelajaran ini berperan sebagai penguat
konsep dan memberi kesimpulan.
6.
Pada akhir pertemuan dilaksanakan post test tentang sistem gerak
pada manusia
c.
Observasi
Kolaborator mengamati aktivitas siswa saat proses
pembelajaran berlangsung, aktivitas guru dan pelaknanaan post test serta
hasil angket siswa untuk melihat perubahan minat belajar siswa.
d.
Refleksi
Guru bersama kolaborator melakukan analisis hasil pelaksanaan pembelajaran
dengan model jigsaw. Setelah siklus kedua akan
didapatkan data berupa :
a.
Hasil post test dari siklus 1 dan 2
b.
Hasil observasi kegiatan siswa dan guru yang memperlihatkan
keaktifan siswa dan kegiatan guru sesuai rencana pembelajaran yang dirancang.
c.
Hasil kuesioner siswa tentang minat belajar
Hasil post test siklus I menunjukkan nilai rata-rata 67,35 dan ketuntasan 35%, siklus I belum tercapai seperti yang diharapkan.
1.
Hasil Observasi Guru
Tabel 4.2 : Hasil Observasi Guru Siklus I
No
|
Aspek Yang
Diamati
|
Hasil
|
1.
|
Mengkomunikasikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan memberikan penjelasan tentang
mekanisme pembelajaran yang akan dilaksanakan
|
78
|
2.
|
Memotivasi siswa
untuk memperhatikan pelajaran yang sedang dilaksanakan
|
72
|
3.
|
Mengelola
kelas agar kegiatan diskusi / lebih aktif
|
66
|
4.
|
Memotivasi
siswa untuk mengemukakan pemikirannya atau menanggapi pemikiran temannya
pada diskusi dalam kelompok asal setelah melakukan diskusi dengan kelompok
ahli
|
70
|
5.
|
Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya
|
73
|
6.
|
Memberi kesempatan pada siswa untuk menjawab pertanyaan
|
75
|
7.
|
Memberikan
penguatan pada jawaban yang diberikan oleh siswa
|
70
|
8.
|
Membimbing
siswa untuk membuat kesimpulan
|
72
|
9
|
Mengkonfirmasi
kesimpulan yang telah disusun siswa
|
73
|
|
Jumlah
|
649
|
|
Rata- rata
|
72,1
|
Rentang Nilai dan Kualifikasi :
1.
10 – 50 : Kurang
2.
51 – 70 : Cukup
3.
71 – 85 : Baik
4.
86 – 100 : Baik sekali
SIKLUS I
Pada Siklus 1 guru kurang dalam hal :
a.
Mengelola kelas agar kegiatan diskusi/ observasi lebih aktif
b.
Memotivasi siswa untuk mengemukakan pemikirannya atau menanggapi
pemikiran temannya pada diskusi kelas setelah kegiatan observasi selesai
dilaksanakan
c.
Memberikan penguatan pada jawaban yang diberikan oleh siswa
d.
Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan
Hasil Observasi Siswa
Tabel 4.3 : Hasil Observasi Siswa
No
|
Kegiatan Siswa yang diamati
|
Hasil
|
|
Æ©
|
%
|
||
1.
|
Memperhatikan
pengarahan dari guru sebelum melakukan diskusi
|
10
|
50
|
2.
|
Aktif
melakukan diskusi dengan kelompok ahli
|
12
|
60
|
3.
|
Mendiskusikan hasil diskusi dari kelompok
ahli ke kelompok asal
|
8
|
40
|
4.
|
Menjawab
pertanyaan yang diajukan guru
|
4
|
20
|
5.
|
Membuat
kesimpulan dengan bimbingan dari guru
|
7
|
35
|
6.
|
Mencatat
hasil kesimpulan materi yang dipelajari
|
10
|
50
|
7.
|
Mengerjakan sendiri post test yang diberikan
|
12
|
60
|
Kuesioner Untuk Siswa
Kuesioner ini diberikan pada awal sebelum pelaksanaan pembelajaran
dan setelah selesai siklus ke- 1.
Tabel 4.4 : Hasil Kuesioner Siswa
No
|
Minat Belajar
Siswa
|
Pembelajaran
|
|
Sebelum
|
Setelah
|
||
1.
|
Sangat Tinggi
|
2
|
4
|
2.
|
Tinggi
|
4
|
6
|
3.
|
Kurang
|
12
|
8
|
4.
|
Sangat Kurang
|
2
|
2
|
Dengan melihat tabel hasil kuesioner siswa maka dapat disimpulkan
terjadi perubahan yang belum begitu menunjukkan hasil, yaitu yang semula
sebelum pelaksanaan pembelajaran siswa yang minat belajarnya tinggi ada 4
siswa, tetapi setelah mengalami pembelajaran dengan metode jigsaw hanya
mengalami peningkatan menjadi 10 siswa. Demikian juga halnya dengan siswa yang
minat belajarnya kurang, yang semula 8 siswa sebelum pembelajaran hanya berkurang
menjadi 8 siswa setelah pembelajaran.
Hasil
Penelitian Pada Siklus I1
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan pada siklus 2, sudah
mulai menunjukkan adanya perubahan yang meningkat dari penelitian pada
silkus 1.
Hasil Post Test.
Dari hasil post test yang dilakukan pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut : Nilai Rata-rata 70,8 dan Ketuntasan 85%. Sesuai dengan indikator dalam siklus II sudah tercapai ketuntasan belajar.
Hasil Observasi Guru
Tabel 4.2 : Hasil Observasi Guru
No
|
Aspek Yang
Diamati
|
Siklus II
|
1.
|
Mengkomunikasikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan memberikan penjelasan tentang
mekanisme pembelajaran yang akan dilaksanakan
|
82
|
2.
|
Memotivasi /
membangkitkan minat siswa untuk memperhatikan pelajaran yang sedang dilaksanakan
|
76
|
3.
|
Mengelola
kelas agar kegiatan diskusi / lebih
aktif
|
72
|
4.
|
Memotivasi
siswa untuk mengemukakan pemikirannya atau menanggapi pemikiran temannya
pada diskusi dalam kelompok asal setelah melakukan diskusi dengan kelompok
ahli
|
76
|
5.
|
Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya
|
75
|
6.
|
Memberi kesempatan pada siswa untuk menjawab pertanyaan
|
75
|
7.
|
Memberikan
penguatan pada jawaban yang diberikan oleh siswa
|
78
|
8.
|
Membimbing
siswa untuk membuat kesimpulan
|
76
|
9
|
Mengkonfirmasi
kesimpulan yang telah disusun siswa
|
78
|
|
Jumlah
|
688
|
|
Rata- rata
|
76,4
|
Rentang Nilai dan
Kualifikasi :
1. 10 – 50 : Kurang
2. 51 – 70 : Cukup
3.71 – 85 : Baik
4. 86 – 100 : Baik sekali
Berdasarkan rentang nilai dan kualifikasi hasil observasi guru adalah sebagai berikut :
Siklus II
Pada siklus yang kedua kekurangan yang dilakukan oleh guru adalah: Mengelola kelas agar kegiatan
diskusi/observasi lebih aktif
Hasil Observasi Siswa
Tabel
4.3 : Hasil Observasi Siswa
No
|
Kegiatan Siswa yang diamati
|
Hasil
|
|
Æ©
|
%
|
||
1.
|
Memperhatikan
pengarahan dari guru sebelum melakukan diskusi
|
14
|
70
|
2.
|
Aktif
melakukan diskusi dengan kelompok ahli
|
16
|
80
|
3.
|
Mendiskusikan hasil diskusi dari kelompok
ahli ke kelompok asal
|
12
|
60
|
4.
|
Menjawab
pertanyaan yang diajukan guru
|
10
|
50
|
5.
|
Membuat
kesimpulan dengan bimbingan dari guru
|
18
|
90
|
6.
|
Mencatat
hasil kesimpulan materi yang dipelajari
|
20
|
100
|
7.
|
Mengerjakan sendiri post test yang diberikan
|
20
|
100
|
Kuesioner Untuk Siswa
Kuesioner ini diberikan pada awal sebelum pelaksanaan pembelajaran
dan setelah selesai siklus ke- 2. Hasilnya adalah:
Tabel 4.4 : Hasil Kuesioner Siswa
NO
|
Minat Belajar
Siswa
|
Siklus
|
|
I
|
II
|
||
1.
|
Sangat Tinggi
|
4
|
4
|
2.
|
Tinggi
|
6
|
10
|
3.
|
Kurang
|
8
|
4
|
4.
|
Sangat Kurang
|
2
|
2
|
Dengan melihat tabel hasil kuesioner siswa maka dapat disimpulkan
terjadi perubahan yang sangat berarti, yaitu yang semula sebelum pelaksanaan
pembelajaran siswa yang minat belajarnya tinggi ada 5 siswa, tetapi setelah
mengalami pembelajaran dengan metode jigsaw meningkat tajam menjadi 10 siswa.
Demikian juga halnya dengan siswa yang minat belajarnya kurang, yang semula 10
siswa sebelum pembelajaran akhirnya berkurang menjadi 4 siswa setelah
pembelajaran.
PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata- rata yang dicapai
oleh siswa pada awal siklus masih sangat memprihatinkan yaitu 75,63, karena
tidak sesuai dengan KKM yang ditetapkan yaitu 68. Demikian juga dengan
prosentase ketuntasan hanya mencapai 34,37% untuk siswa yang memperoleh nilai
lebih dari 68.
Dari hasil penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa siswa sulit
memahami suatu proses tanpa adanya model pembelajaran yang menarik dan
melibatkan seluruh siswa untuk aktif mengikuti pembelajaran. Oleh sebab itulah
dengan melakukan pembelajaran dengan menggunakan model jigsaw pada materi-
materi yang berisi tentang proses- proses yang terjadi dalam kehidupan kita
siswa akan aktif untuk belajar sehingga lebih mudah memahami dan mengingat
pelajaran yang dipelajari. Hal ini dikarenakan siswa diajak terlibat langsung
dengan mengamati maupun mendiskusikan materi yang dipelajari.
Dampak positif penggunaan model jigsaw diantaranya ; (a) siswa
lebih termotivasi dalam belajar, (b) siswa lebih aktif dan kreatif dalam
kegiatan belajar, (c) siswa lebih berani mengemukakan dan menjawab pertanyaan,
(4) siswa lebih bertanggung jawab, (5) prestasi belajar lebih meningkat.
Dampak negatifnya adalah
siswa yang tidak memiliki kreativitas dan kemampuannya rendah akan selalu
tertinggal dalam proses belajarnya.
Demikian juga dengan faktor yang ada pada guru juga mempunyai
kontribusi terhadap perolehan nilai siswa. Pada siklus pertama banyak kegiatan
guru yang kurang mendukung perolehan prestasi siswa. Motivasi guru pada siswa
yang kurang akan mempengaruhi minat siswa utnuk belajar. Siswa yang menjawab
pertanyaan dengan benar apabila tidak memperoleh penguatan dari guru berupa
pujian atau gesture akan menyurutkan semangat siswa. Kadang guru juga kurang
memberi kesempatan bertanya pada siswa karena kendala waktu yang terbatas
sehingga pemahaman siswa juga kurang tuntas. Juga dalam hal tanggapan guru yang
kurang pada saat ada siswa yang memberi jawaban saat ada pertanyaan yang
diajukan.
Semua kekurangan pada siklus pertama telah diperbaiki pada
pelaksanaan siklus berkutnya. Hal tersebut menunjukkan hasil adanya peningkatan
baik pada hasil post test, aktivitas gurudan siswa yang semakin baik.
Hasil kuesioner menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat
menyolok pada siswa yang mempunyai minat tinggi dalambelajar biologi. Siswa
yang semula merasa bosan dan tidak menyenangi pelajaran biologi pada saat awal
pembelajaran berubah menjadi sangat tertarik untuk mempelajari biologi setelah
pembelajaran menggunakan model jigsaw.
A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Ada pengaruh pembelajaran dengan menggunakan model jigsaw terhadap
peningkatan prestasi belajar siswa.
2.
Adanya kemauan dari siswa untuk memecahkan permasalahan.
3.
Adanya keberanian dari siswa untuk menjelaskan materi pelajaran
pada temannya.
4.
Siswa semakin tertarik untuk belajar Biologi
B.
Saran- saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dipaparkan di atas
dapat dikemukakan saran- saran sebagai
berikut agar dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model jigsaw
dapat mencapai hasil yang memuaskan.
1.
Memaksimalkan persiapan penyusunan langkah- langkah pembelajaran,
terutama skenario pembelajaran.
2.
Meningkatkan frekuensi dan kualitas kolaborasi antar teman sejawat,
sehingga masukan / input dari para kolaborator bisa lebih meningkatkan kinerja.
3.
Memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan pembelajaran
menggunakan model jigsaw.
4.
Selalu mengembangkan pengetahuan dan wawasan tentang proses
pembelajaran, sehingga guru menjadi sangat variatif dalam perannya sebagai agen
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Siswono, Tatag Y.E, (2008), “ Mengajar dan Meneliti”Panduan Penelitian
Tindakan Kelas Untuk Guru Dan Calon Guru,
Surabaya, Unesa University Press
Brown, H. Douglas. 1994. Principles
of Language Learning and Teaching. Engelwood Cliffs, NJ.: Prentice Hall Regents.
Brown, James D. 1995. The
Elements of Language Curriculum: A Systematic Approach to Program Development.
Boston: Heinle and Heinle Publishers.
Hamalik, O. 2001. Proses
Belajar Mengajar, Jakarta:PT Bumi Aksara
Hamalik, O. 2002. Perencanaan pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta:PT
Bumi Aksara
Groundlund, Morman E. 1985. Measurement
and Evaluation in Teaching. New York: MacMillen.
Marshall, C. and Gretchen B.R. 1995.
Designing Qualitative Research. London: Sage Publication.
Miles, Matthew B., and A. Michael
Huberman. 1984. Qualitative Data Analysis. Beverly Hills: Sage
Publicatio
________,. H. B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif : Dasar
Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas
Maret University Press.
Badan Standar Nasional Pendidikan,
Depdiknas, 2007, Model Pembelajaran
Terpadu IPA, Jakarta : Direktorat
Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Rahmini, Sri (2007), IPA Terpadu Untuk SMP/MTs Kelas VIII,
Semarang : Aneka Ilmu
Nurhadi, & Senduk, G., A., 2003,
Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya
dalam KBK Malang: Universitas
Negeri Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar