Minggu, 04 September 2016

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI POHON AJAIB SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA BAGI ANAK TUNARUNGU WICARA KELAS IV DI SDLB DHARMA WANITA JIWAN KABUPATEN MADIUN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI POHON AJAIB SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA  BAGI ANAK TUNARUNGU WICARA KELAS IV DI SDLB DHARMA WANITA JIWAN KABUPATEN MADIUN


Oleh : Guntur Kadarusman, S.Pd
SDLB DHARMA WANITA JIWAN

 

ABSTRAK

Kata kunci     :    Prestasi belajar IPA meningkat, media pembelajaran pohon ajaib solusinya.

Salah satu keberhasilan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yakni untuk meningkatkan prestasi hasil belajar bagi anak tunarungu wicara kelas IV di SDLB ditentukan oleh penggunaan media pembelajaran yang tepat, menarik dan inovatif. Media pembelajaran pohon ajaib maka dapat menimbulkan suasana yang menggairahkan dan menyenangkan bagi peserta didik sehingga akan menimbulkan semangat dan motivasi belajar dalam meningkatkan prestasi belajar IPA. Tujuan dari pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran pohon ajaib adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPA anak tunarungu wicara  kelas IV di SDLB yang keberhasilannya ditunjukkan dengan indikator pada akhir kegiatan pembelajaran ini ada peningkatan nilai yang signifikan dengan nilai sebelum diadakan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran pohon ajaib.
Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di SDLB Dharma Wanita Jiwan di kelas IV SDLB semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Media yang digunakan selama pembelajaran adalah media pembelajaran pohon ajaib untuk meningkatkan prestasi hasil belajar IPA. Kegiatan penelitian ini dilakukan dua siklus.
Hasil dari kegiatan pembelajaran ini menunjukkan bahwa dengan media pembelajaran pohon ajaib dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada anak tunarungu wicara kelas IV di SDLB. Peningkatan prestasi hasil belajar siswa dapat dilihat dari meningkatnya nilai pembelajaran pada siklus I rata-rata nilai 70  menjadi 81,7 pada siklus II. Dengan demikian meningkat sebesar 11,7% dengan kriteria nilai adalah Baik.




Latar Belakang

Saat ini merupakan abad globalisasi dan abad teknologi informasi. Perubahan yang sangat cepat dan dramatis dalam bidang ini merupakan fakta dalam kehidupan siswa.
Kemampuan siswa dalam bidang sains merupakan salah satu kunci keberhasilan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan memasuki dunia teknologi, termasuk teknologi informasi. Untuk kepentingan pribadi, sosial, ekonomi dan lingkungan, siswa perlu dibekali dengan kompetensi yang memadai agar menjadi peserta aktif dalam masyarakat (Depdiknas, 2004).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendekatan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (Depdiknas, 2006).
Sebagai mata pelajaran yang komprehensif di dalamnya ada fakta, konsep, serta prinsip-prinsip. Penguasaan pengetahuan ini merupakan tantangan tersendiri bagi siswa sebagai peserta didik dan bagi guru sebagai fasilitator. Berbagai permasalahan sering timbul dalam pembelajaran ini misalnya kebosanan, kejenuhan dan kemalasan sehingga banyak materi pembelajaran dan konsep-konsep IPA tidak dikuasai dan dipahami oleh siswa.
Sebagai anak yang mempunyai kekurangan pendengaran dan tidak bisa berbicara, anak tunarungu wicara yang duduk di SDLB mengalami kesulitan dalam berkomunikasi maupun menerima informasi dari lawan bicara. Anak tunarungu wicara ini membutuhkan pelayanan pendidikan secara khusus baik bahan ajar, strategi pembelajaran serta media pembelajaran.
Diantara faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah pelajaran dirasa menakutkan. Guru tidak mampu memanfaatkan sesuatu di sekelilingnya menjadi sebuah peraga atau media pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran masih bersifat verbalisme atau terlalu abstrak sehingga dirasakan siswa terlalu sabar dan membosankan sehingga berdampak pada kurangnya gairah siswa dalam belajar IPA.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas guru hendaknya dapat menyiasati agar kegiatan pembelajaran tidak menjenuhkan (membosankan), mudah diingat, menyenangkan dengan tetap membangun pemusatan perhatian siswa. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan sebuah media pembelajaran yang menarik dan inovatif sehingga mampu menarik perhatian siswa serta mampu membangkitkan motivasi siswa untuk belajar terutama belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Media pembelajaran pohon ajaib adalah media pembelajaran buatan guru dengan memanfaatkan barang bekas yang tak terpakai disekolahan serta magnet bekas dari mikropon yang rusak diambil magnetnya. Bahan bekas dan magnet bekas di modivikasi menjadi sebuah pohon ajaib sebagai media pembelajaran IPA khususnya untuk materi pembelajaran IPA yang sifatnya ingatan hafalan serta aplikatif.
Maksud dan tujuan pemanfaatan media pembelajaran pohon ajaib adalah memanfaatkan bahan-bahan bekas di sekitar untuk dijadikan media pembelajaran yang menarik dan inovatif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa tunarungu wicara di SDLB kelas IV yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan prestasi belajar IPA secara signifikan. Dengan media pembelajaran pohon ajaib juga diharapkan dapat memecahkan permasalahan pembelajaran pada anak tunarungu wicara di SDLB kelas IV, sehingga pada akhirnya siswa tidak hanya menguasai materi pembelajaran tetapi sekaligus memiliki pengalaman belajar yang variatif. Hal ini akan berpengaruh positif terhadap perkembangan mental dan sosial serta menumbuhkan rasa percaya diri siswa yang bermanfaat untuk beradaptasi dan bersosialisasi dengan masyarakat umumnya.

 

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan tersebut, dapat ditemukan rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar IPA dengan media pohon ajaib  pada anak tunarungu wicara kelas IV di SDLB Dharma Wanita Jiwan Kabupaten Madiun ?”

Tujuan Penelitian
Sesuai permasalahan di atas , penelitian ini bertujuan untuk :
1.  Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya media pohon ajaib pada pembelajaran IPA.
2.  Mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkannya media pohon ajaib pada pembelajaran IPA.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharap­kan dapat memberikan manfaat bagi :
1.    Siswa
a. Memberikan sajian pembelajaran yang me­narik yang memperhatikan tahap per­kem­bangan belajar peserta didik.
b. Meningkatkan hasil belajar peserta didik.
c. Memotivasi belajar peserta didik.
d. Memberikan pengalaman belajar yang aktraktif berkesan dan bermakna.

2.    Guru
a. Upaya nyata untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional dalam menangani proses belajar mengajar.
b. Menambah budaya penelitian.
c. Melakukan koreksi dan menemukan konsep diri guru memperbaki kualitas pembelajaran.

3.    Sekolah
a.     Ajang inovasi pembelajaran bagi guru dilingkungan sekolah.
b.    Pengembangan kurikulum di tingkat kelas.
c.     Peningkatan profesional guru sebagai personel sekolah.
d.    hasil dari penelitian tindakan kelas dapat direkomendasikan untuk perbaikan kurikulum pada periode berikutnya.

 

Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

1.    Tempat Pelitian
Penelitian ini dilakukan di SDLB Dharma Wanita Jiwan Kabupaten Madiun.
2.    Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 04 Januari 2016 sampai dengan 19 Maret 2016
3.    Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa Tunarungu Wicara kelas IV SDLB Dharma Wanita Jiwan Kabupaten Madiun.

Rencana Tindakan

1.    Perencanaan
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan perencanaan penelitian tindakan ini :
a.     Mengidentifikasi masalah yang ada.
b.    Mempersiapkan instrumen penelitian yaitu instrumen observasi dalam pembelajaran IPA.
c.     Merencanakan tindakan yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar IPA.
d.    Membuat skenario pembelajaran yang berupa rancangan pembelajaran dimana media pohon ajaib untuk pencapaian tujuan.
e.     Mempersiapkan alat tes untuk mengukur keberhasilan dalam pembelajaran.
f.     Mempersiapkan langkah-langkah jika mengalami gangguan dan belum berhasil.
2.    Implementasi Tindakan
Rencana yang telah disusun di cobakan sesuai dengan langkah-langkah dalam rancangan pembelajaran sebagai proses peningkatan prestasi belajar IPA siswa tunarungu wicara kelas IV SDLB.
3.    Observasi dan Implementasi
Observasi dilaksanakan untuk melihat apakah program dilaksanakan dengan baik tidak ada penyimpangan yang dapat memberikan kurang maksimal dalam meningkatkan prestasi belajar IPA.
4.    Analisis dan Refleksi
Hasil observasi di catat dan di analisis untuk mengetahui kegagalan atau kesalahan yang dialami selama proses pembelajaran berlangsung akhirnya dapat menentukan langkah pembelajaran berikutnya.

Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui observasi manual khususnya untuk data tentang prosedur atau proses pembelajaran. Data digunakan untuk melihat pelaksanaan pembelajaran di kelas dan akan digunakan sebagai dasar penelitian pada segi perencanaan kegiatan. Di samping itu data dikumpulkan melalui tes untuk mengukur keberhasilan perencanaan tahap berikutnya.

 

Analisis Data

1)  Observasi (pengamatan)
Observasi atau pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan sistematik terhadap semua informasi, keterangan data mengenai prestasi, perubahan tingkah laku, hambatan, kekurangan, kelemahan, bahkan kendala yang ada pada diri siswa.
Adapun aspek yang di observasi adalah sebagai berikut:
a.  Keaktifan siswa yaitu ditunjukkan dengan adanya semangat belajar dan bersaing yang sehat antar siswa.
b.  Kreativitas siswa yaitu ditunjukkan dengan pengungkapan ide dan usul yang berkaitan dengan tugas dan tantangan yang diberikan.
c.  Perhatian siswa yaitu ditunjukkan dengan semangat dan konsentrasi penuh selama pembelajaran.
d.  Keriangan yaitu ditunjukkan dengan antusiasme selama mengikuti pembelajaran.
e.  Kesungguhan yaitu ditunjukkan dengan ketelitian dan kejelian selama mengikuti pembelajaran.
f.  Percaya diri yaitu ditunjukkan dengan adanya sikap positif dan yakin akan kemampuan untuk berhasil.
g.  Tanggung jawab yaitu ditunjukkan dengan ketuntasan belajar siswa, selama mengerjakan evaluasi atau tes.

Tabel 1.  Model Observasi

Keterangan :
1) Kriteria penilaian
a.    Baik                   dikalikan 4
b.    Cukup                dikalikan 3
c.    Sedang               dikalikan 2
d.    Kurang               dikalikan 1
2) Kriteria hasil penilaian
a.    Nilai 9-13           kategori kurang
b.    Nilai 14-18         kategori sedang
c.    Nilai 19-23         kategori cukup
d.    Nilai 24-28         kategori baik
2)  Penilaian tertulis
Dalam penilaian tertulis ini penulis ingin mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam pembelajaran serta mengukur sejauh mana keberhasilan program pembelajaran. Adapun penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya dalam bentuk tertulis, perintah, pertanyaan, soal-soal maupun jawaban siswa disajikan dalam bentuk tertulis. Dalam kegiatan pembelajaran ini penulis membagi 2 kegiatan tes tertulis yaitu pada pertemuan 1 dan pertemuan 2.
Tabel 2.  Format Penilaian Tertulis

HASIL PENELITIAN

a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS), soal tes akhir.
b.  Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan menguraikan secara detail tentang realisasi proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media pohon ajib. Pelaksanaan penelitian ini terbagi dalam dua siklus, yaitu seperti tertuang dalam siklus satu kemudian diulang sama persis di siklus kedua agar diperoleh hasil yang masksimal.
Untuk mengukur kemampuan siswa dalam mendalami materi serta mengukur minat siswa, sikap siswa terhadap proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pelajaran IPA pada kompetensi dasar menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya dengan menggunakan media pohon ajaib, maka peneliti menggunakan instrumen-instrumen pretest, lembar penilaian siswa, observasi dan postest.
c.  Tahap Pengamatan dan evaluasi
Pada Tahap ini guru mengadakan pengamatan dan evaluasi terhadap siswa selama preses pembelajaran berlangsung pada siklus I, maka diperoleh hasil-hasil sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Saat KBM Siklus I

Tabel 4. Hasil Tes Pembelajaran IPA Siklus I

d. Tahap Refleksi
Melihat hasil pengamatan dari tabel nilai siswa dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I dapat dikemukakan sebagai berikut :
Bahwa selama kegiatan pembelajaran ditinjau dari pemahaman materi siswa dirasa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran, hal ini tampak dari nilai rata-rata 70 masih kategori cukup. Untuk mencapai kompetensi yang sesungguhnya maka masih perlu pelaksanaan penelitian pada siklus berikutnya. 

Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS), soal tes akhir.
b.  Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan menguraikan secara detail tentang realisasi proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media pohon ajib. Pelaksanaan penelitian ini terbagi dalam dua siklus, yaitu seperti tertuang dalam siklus satu kemudian diulang sama persis di siklus kedua agar diperoleh hasil yang masksimal.
Untuk mengukur kemampuan siswa dalam mendalami materi serta mengukur minat siswa, sikap siswa terhadap proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pelajaran IPA pada kompetensi dasar menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya dengan menggunakan media pohon ajaib, maka peneliti menggunakan instrumen-instrumen pretest, lembar penilaian siswa, observasi dan postest.
c.  Tahap Pengamatan dan evaluasi
Pada Tahap ini guru mengadakan pengamatan dan evaluasi terhadap siswa selama preses pembelajaran berlangsung pada siklus II, maka diperoleh hasil-hasil sebagai berikut :
Tabel 5.  Hasil Observasi Kegiatan Siswa Saat KBM Siklus II

Tabel 6.  Hasil Tes Pembelajaran IPA Siklus II

d. Tahap Refleksi
Sedangkan pada siklus II dari hasil observasi dan hasil tes dapat dikemukakan sebagai berikut:
1)  Bahwa selama kegiatan pembelajaran pada siklus II siswa sudah menunjukkan kesiapan dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan skor perolehan dari aspek yang dinilai oleh masing-masing siswa adalah 27 berarti masih dalam kriteria baik.
2)  Bahwa hasil tes pembelajaran IPA pada siklus II rata-rata nilai siswa mencapai 81,7 sudah cukup berhasil karena nilai rata-rata 81,7 termasuk pada kriteria baik.

Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian pada siklus I dan siklus II dapat direkapitulasi sebagai berikut :
Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Observasi Pembelajaran IPA Siklus I dan II

           
Tabel 8.  Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran IPA Siklus I dan II


Dari hasil pengamatan atau observasi dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan dari kriteria cukup menjadi baik, sedang dari hasil penilaian atau tes juga mengalami peningkatan nilai rata-rata 70 menjadi 81,7 dengan demikian prosentasi peningkatannya sebesar 11,7% dengan kriteria baik.
Dengan demikian kegiatan pembelajaran IPA dengan memanfatkan media pohon ajaib dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tunarungu wicara kelas IV di SDLB Dharma Wanita Jiwan Kabupaten Madiun.

PENUTUP

Kesimpulan

Bertitik tolak dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan penulis, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :
1.  Proses pembelajaran IPA dengan menggunakan media pohon ajaib dapat menumbuhkan motivasi siswa.
2.  Untuk meningkatkan prestasi hasil belajar IPA pada siswa tunarungu wicara dapat menggunakan media pohon ajaib.
3.  Media pohon ajaib dapat menumbuhkan kesan yang menyenangkan dan menggairahkan bagi siswa.
4.  Dengan media pohon ajaib anak tunarungu wicara dapat menguasai materi pembelajaran.
5.  Dengan media pohon ajaib dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif dan siswa lebih kreatif.

 

Saran

Untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal, maka dalam proses pembelajaran disarankan sebagai berikut
1.  Setiap guru yang melaksanakan kegiatan pembelajaran harus berupaya menggunakan media pembelajaran.
2.  Guru harus inovatif dalam memilih media pembelajaran.
3.  Setiap pembelajaran hendaknya direncanakan secara matang dan terorganisasi dengan baik agar tidak terjadi kesalahan.
4.  Dalam membimbing siswa selama pembelajaran hendaknya dilandasi kesadaran dan penuh perhatian kepada semua siswa.



DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S.(2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.Departemen Pendidikan Nasional. Pedoman Pengelolaan Sekolah Berbasis Kecakapan Hidup pada PLB. Jakarta : Direktorat PLB, Ditjen Dikdasmen. 2002.Departemen Pendidikan Nasional. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Direktorat PSLB Ditjen Dikdasmen. 2006.Depdiknas. Kreativitas Guru dalam Pembelajaran. Jakarta, Direktorat Profesi Pendidik. 2008.M. Basyiruddin Usman. Media Pembelajaran. Jakarta, Delia Citra Utama. 2002.Munawar Yusuf. Pendidikan bagi Anak dengan Problematika Belajar. Solo. PT. Tiga Serangkai. 2003.Sanjana, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung, Grafika. 2002.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar