PENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR IPA MELALUI POHON AJAIB SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA BAGI ANAK TUNARUNGU WICARA KELAS IV DI SDLB DHARMA WANITA JIWAN KABUPATEN MADIUN
Oleh : Guntur Kadarusman, S.Pd
SDLB DHARMA WANITA JIWAN
ABSTRAK
Kata kunci : Prestasi
belajar IPA meningkat, media pembelajaran pohon ajaib solusinya.
Salah satu
keberhasilan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yakni untuk meningkatkan
prestasi hasil belajar bagi anak tunarungu wicara kelas IV di SDLB ditentukan oleh penggunaan media pembelajaran yang tepat, menarik
dan inovatif. Media pembelajaran pohon ajaib maka dapat menimbulkan suasana
yang menggairahkan dan menyenangkan bagi peserta didik sehingga akan
menimbulkan semangat dan motivasi belajar dalam meningkatkan prestasi belajar
IPA. Tujuan dari pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran pohon ajaib
adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPA anak tunarungu wicara kelas IV di SDLB yang keberhasilannya ditunjukkan dengan indikator pada akhir
kegiatan pembelajaran ini ada peningkatan nilai yang signifikan dengan nilai
sebelum diadakan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran pohon
ajaib.
Kegiatan pembelajaran
ini dilakukan di SDLB Dharma Wanita Jiwan di kelas
IV SDLB semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Media yang digunakan selama pembelajaran adalah media pembelajaran
pohon ajaib untuk meningkatkan prestasi hasil belajar IPA. Kegiatan penelitian ini dilakukan dua siklus.
Hasil dari kegiatan
pembelajaran ini menunjukkan bahwa dengan media pembelajaran pohon ajaib dapat
meningkatkan prestasi belajar IPA pada anak tunarungu wicara kelas IV di SDLB. Peningkatan prestasi hasil belajar siswa dapat dilihat dari
meningkatnya nilai pembelajaran pada siklus I
rata-rata nilai 70 menjadi 81,7 pada siklus II. Dengan demikian meningkat sebesar 11,7% dengan kriteria nilai adalah Baik.
Latar Belakang
Saat
ini merupakan abad globalisasi dan abad teknologi informasi. Perubahan yang
sangat cepat dan dramatis dalam bidang ini merupakan fakta dalam kehidupan
siswa.
Kemampuan
siswa dalam bidang sains merupakan salah satu kunci keberhasilan untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan memasuki dunia teknologi, termasuk teknologi
informasi. Untuk kepentingan pribadi, sosial, ekonomi dan lingkungan, siswa
perlu dibekali dengan kompetensi yang memadai agar menjadi peserta aktif dalam
masyarakat (Depdiknas, 2004).
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Pendekatan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah (Depdiknas, 2006).
Sebagai
mata
pelajaran yang komprehensif di dalamnya ada fakta, konsep, serta prinsip-prinsip. Penguasaan
pengetahuan ini merupakan tantangan tersendiri bagi siswa sebagai peserta didik
dan bagi guru sebagai fasilitator. Berbagai permasalahan sering timbul dalam pembelajaran ini
misalnya kebosanan, kejenuhan dan kemalasan sehingga banyak materi pembelajaran
dan konsep-konsep IPA tidak dikuasai dan dipahami oleh siswa.
Sebagai
anak yang mempunyai kekurangan pendengaran dan tidak bisa berbicara, anak
tunarungu wicara yang duduk di SDLB mengalami kesulitan dalam berkomunikasi
maupun menerima informasi dari lawan bicara. Anak tunarungu wicara ini membutuhkan
pelayanan pendidikan secara khusus baik bahan ajar, strategi pembelajaran serta
media pembelajaran.
Diantara
faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah pelajaran
dirasa menakutkan. Guru tidak mampu memanfaatkan sesuatu di sekelilingnya
menjadi sebuah peraga atau media pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran masih
bersifat verbalisme atau terlalu abstrak sehingga dirasakan siswa terlalu sabar dan
membosankan sehingga berdampak pada kurangnya gairah siswa dalam belajar IPA.
Berkenaan
dengan hal tersebut di atas guru hendaknya dapat menyiasati agar kegiatan
pembelajaran tidak menjenuhkan (membosankan), mudah diingat, menyenangkan
dengan tetap membangun pemusatan perhatian siswa. Untuk mewujudkan hal tersebut
diperlukan sebuah media pembelajaran yang menarik dan inovatif sehingga mampu
menarik perhatian siswa serta mampu membangkitkan motivasi siswa untuk belajar
terutama belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Media
pembelajaran pohon ajaib adalah media pembelajaran buatan guru dengan
memanfaatkan barang
bekas yang tak terpakai disekolahan serta magnet bekas dari mikropon yang rusak
diambil magnetnya. Bahan bekas dan magnet bekas di modivikasi menjadi sebuah pohon ajaib
sebagai media pembelajaran IPA khususnya untuk materi pembelajaran IPA yang
sifatnya ingatan hafalan serta aplikatif.
Maksud
dan tujuan pemanfaatan media pembelajaran pohon ajaib adalah memanfaatkan
bahan-bahan bekas di sekitar untuk dijadikan media pembelajaran yang menarik
dan inovatif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa tunarungu
wicara di SDLB kelas IV yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan prestasi belajar IPA secara
signifikan. Dengan media pembelajaran pohon ajaib juga diharapkan dapat
memecahkan permasalahan pembelajaran pada anak tunarungu wicara di SDLB kelas IV, sehingga pada akhirnya
siswa tidak hanya menguasai materi pembelajaran tetapi sekaligus memiliki
pengalaman belajar yang variatif. Hal ini akan berpengaruh positif terhadap
perkembangan mental dan sosial serta menumbuhkan rasa percaya diri siswa yang
bermanfaat untuk beradaptasi dan bersosialisasi dengan masyarakat umumnya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan tersebut, dapat ditemukan
rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar IPA dengan
media pohon ajaib pada anak tunarungu wicara kelas IV di SDLB Dharma Wanita Jiwan Kabupaten Madiun ?”
Tujuan
Penelitian
Sesuai
permasalahan di atas , penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui
peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya media pohon ajaib pada
pembelajaran IPA.
2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkannya
media pohon ajaib pada pembelajaran IPA.
Manfaat
Penelitian
Hasil
penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1.
Siswa
a. Memberikan sajian pembelajaran yang menarik yang
memperhatikan tahap perkembangan belajar peserta didik.
b. Meningkatkan hasil belajar peserta didik.
c. Memotivasi belajar peserta didik.
d. Memberikan pengalaman
belajar yang aktraktif berkesan dan bermakna.
2.
Guru
a. Upaya nyata untuk perbaikan dan peningkatan
layanan profesional dalam menangani proses belajar mengajar.
b. Menambah budaya penelitian.
c. Melakukan koreksi dan menemukan konsep diri guru
memperbaki kualitas pembelajaran.
3.
Sekolah
a.
Ajang inovasi
pembelajaran bagi guru dilingkungan sekolah.
b.
Pengembangan kurikulum
di tingkat kelas.
c.
Peningkatan profesional
guru sebagai personel sekolah.
d.
hasil dari penelitian
tindakan kelas dapat direkomendasikan untuk perbaikan kurikulum pada periode
berikutnya.
Tempat,
Waktu dan Subyek Penelitian
1.
Tempat Pelitian
Penelitian ini dilakukan di SDLB Dharma Wanita Jiwan
Kabupaten Madiun.
2.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 04 Januari
2016 sampai dengan 19 Maret 2016
3.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa Tunarungu Wicara kelas IV
SDLB Dharma Wanita Jiwan Kabupaten Madiun.
Rencana Tindakan
1.
Perencanaan
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan perencanaan
penelitian tindakan ini :
a.
Mengidentifikasi masalah
yang ada.
b.
Mempersiapkan instrumen
penelitian yaitu instrumen observasi dalam pembelajaran IPA.
c.
Merencanakan tindakan yang
berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar IPA.
d.
Membuat skenario
pembelajaran yang berupa rancangan pembelajaran dimana media pohon ajaib untuk
pencapaian tujuan.
e.
Mempersiapkan alat tes untuk
mengukur keberhasilan dalam pembelajaran.
f.
Mempersiapkan
langkah-langkah jika mengalami gangguan dan belum berhasil.
2.
Implementasi Tindakan
Rencana yang telah disusun di cobakan sesuai dengan
langkah-langkah dalam rancangan pembelajaran sebagai proses peningkatan
prestasi belajar IPA siswa tunarungu wicara kelas IV SDLB.
3.
Observasi dan Implementasi
Observasi dilaksanakan untuk melihat apakah program
dilaksanakan dengan baik tidak ada penyimpangan yang dapat memberikan kurang
maksimal dalam meningkatkan prestasi belajar IPA.
4.
Analisis dan Refleksi
Hasil observasi di catat dan di analisis untuk mengetahui
kegagalan atau kesalahan yang dialami selama proses pembelajaran berlangsung
akhirnya dapat menentukan langkah pembelajaran berikutnya.
Pengumpulan Data
Data
dikumpulkan melalui observasi manual khususnya untuk data tentang prosedur atau
proses pembelajaran. Data digunakan untuk melihat pelaksanaan pembelajaran di
kelas dan
akan digunakan sebagai dasar penelitian pada segi perencanaan kegiatan. Di samping itu data dikumpulkan melalui tes
untuk mengukur keberhasilan perencanaan tahap berikutnya.
Analisis Data
1) Observasi (pengamatan)
Observasi
atau pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan sistematik terhadap semua informasi, keterangan data mengenai
prestasi, perubahan tingkah laku, hambatan, kekurangan, kelemahan, bahkan
kendala yang ada pada diri siswa.
Adapun aspek yang di
observasi adalah sebagai berikut:
a. Keaktifan siswa yaitu ditunjukkan dengan
adanya semangat belajar dan bersaing yang sehat antar siswa.
b. Kreativitas siswa yaitu ditunjukkan dengan
pengungkapan ide dan usul yang berkaitan dengan tugas dan tantangan yang
diberikan.
c. Perhatian siswa yaitu ditunjukkan dengan
semangat dan konsentrasi penuh selama pembelajaran.
d. Keriangan yaitu ditunjukkan dengan antusiasme
selama mengikuti pembelajaran.
e. Kesungguhan yaitu ditunjukkan dengan
ketelitian dan kejelian selama mengikuti pembelajaran.
f. Percaya diri yaitu ditunjukkan dengan adanya
sikap positif dan yakin akan kemampuan untuk berhasil.
g. Tanggung jawab yaitu ditunjukkan dengan
ketuntasan belajar siswa, selama mengerjakan evaluasi atau tes.
Tabel
1. Model Observasi
Keterangan :
1) Kriteria penilaian
a. Baik dikalikan
4
b. Cukup dikalikan
3
c. Sedang dikalikan
2
d. Kurang dikalikan
1
2) Kriteria hasil penilaian
a. Nilai 9-13 kategori
kurang
b. Nilai 14-18 kategori sedang
c. Nilai 19-23 kategori cukup
d. Nilai 24-28 kategori baik
2) Penilaian tertulis
Dalam penilaian tertulis ini
penulis ingin mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam pembelajaran
serta mengukur sejauh mana keberhasilan program pembelajaran. Adapun penilaian yang penyajian
maupun pengerjaannya dalam bentuk tertulis, perintah, pertanyaan, soal-soal
maupun jawaban siswa disajikan dalam bentuk tertulis. Dalam kegiatan
pembelajaran ini penulis membagi 2 kegiatan tes tertulis yaitu pada pertemuan 1
dan
pertemuan 2.
Tabel
2. Format Penilaian Tertulis
HASIL PENELITIAN
a. Tahap
Perencanaan
Pada tahap ini
peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana
pelaksanaan pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS), soal tes akhir.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan
menguraikan secara detail tentang realisasi proses pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan media pohon ajib. Pelaksanaan penelitian ini
terbagi dalam dua siklus, yaitu seperti tertuang dalam siklus satu kemudian
diulang sama persis di siklus kedua agar diperoleh hasil yang masksimal.
Untuk mengukur
kemampuan siswa dalam mendalami materi serta mengukur minat siswa, sikap siswa
terhadap proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pelajaran IPA pada
kompetensi dasar menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya dengan
menggunakan media pohon ajaib, maka
peneliti menggunakan instrumen-instrumen pretest, lembar penilaian siswa,
observasi dan postest.
c. Tahap Pengamatan dan evaluasi
Pada Tahap ini guru
mengadakan pengamatan dan evaluasi terhadap siswa selama preses pembelajaran
berlangsung pada siklus I, maka diperoleh hasil-hasil sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Saat
KBM Siklus I
Tabel
4.
Hasil Tes Pembelajaran IPA Siklus I
d.
Tahap Refleksi
Melihat
hasil pengamatan dari tabel nilai siswa dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran
pada siklus I dapat dikemukakan sebagai berikut :
Bahwa selama kegiatan pembelajaran ditinjau dari
pemahaman materi siswa dirasa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran, hal
ini tampak dari nilai rata-rata 70 masih kategori cukup. Untuk mencapai
kompetensi yang sesungguhnya maka masih perlu pelaksanaan penelitian pada
siklus berikutnya.
Siklus II
a. Tahap
Perencanaan
Pada tahap ini
peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana
pelaksanaan pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS), soal tes akhir.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan
menguraikan secara detail tentang realisasi proses pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan media pohon ajib. Pelaksanaan penelitian ini
terbagi dalam dua siklus, yaitu seperti tertuang dalam siklus satu kemudian
diulang sama persis di siklus kedua agar diperoleh hasil yang masksimal.
Untuk mengukur
kemampuan siswa dalam mendalami materi serta mengukur minat siswa, sikap siswa
terhadap proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pelajaran IPA pada
kompetensi dasar menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya dengan
menggunakan media pohon ajaib, maka
peneliti menggunakan instrumen-instrumen pretest, lembar penilaian siswa,
observasi dan postest.
c. Tahap Pengamatan dan evaluasi
Pada Tahap ini guru
mengadakan pengamatan dan evaluasi terhadap siswa selama preses pembelajaran
berlangsung pada siklus II, maka diperoleh hasil-hasil sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Saat
KBM Siklus II
Tabel 6. Hasil Tes Pembelajaran IPA Siklus II
d. Tahap Refleksi
Sedangkan pada siklus II dari hasil observasi dan
hasil tes dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Bahwa selama kegiatan pembelajaran pada siklus II siswa sudah menunjukkan
kesiapan dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan skor
perolehan dari aspek yang dinilai oleh masing-masing siswa adalah 27 berarti
masih dalam kriteria baik.
2) Bahwa hasil tes pembelajaran IPA pada siklus II rata-rata nilai siswa
mencapai 81,7 sudah cukup berhasil karena nilai rata-rata 81,7 termasuk pada kriteria baik.
Pembahasan
Berdasarkan
hasil pengamatan dan penilaian pada siklus I dan siklus II dapat direkapitulasi
sebagai berikut :
Tabel
7. Rekapitulasi Hasil
Observasi Pembelajaran IPA Siklus I dan II
Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran IPA Siklus I dan II
Dari
hasil pengamatan atau observasi dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan dari
kriteria cukup menjadi baik, sedang dari hasil penilaian atau tes juga
mengalami peningkatan nilai rata-rata 70 menjadi 81,7 dengan demikian
prosentasi peningkatannya sebesar 11,7% dengan kriteria baik.
Dengan
demikian kegiatan pembelajaran IPA dengan memanfatkan media pohon ajaib dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa tunarungu wicara kelas IV di SDLB Dharma
Wanita Jiwan Kabupaten Madiun.
PENUTUP
Kesimpulan
Bertitik
tolak dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan penulis, maka kesimpulan yang
dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Proses
pembelajaran IPA dengan menggunakan media pohon ajaib dapat menumbuhkan
motivasi siswa.
2. Untuk meningkatkan
prestasi hasil belajar IPA pada siswa tunarungu wicara dapat menggunakan media pohon ajaib.
3. Media pohon
ajaib dapat menumbuhkan kesan yang menyenangkan dan menggairahkan bagi siswa.
4. Dengan media
pohon ajaib anak tunarungu wicara dapat menguasai materi pembelajaran.
5. Dengan media
pohon ajaib dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif dan siswa lebih
kreatif.
Saran
Untuk
mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal, maka dalam proses pembelajaran
disarankan sebagai berikut
1. Setiap guru yang
melaksanakan kegiatan pembelajaran harus berupaya menggunakan media
pembelajaran.
2. Guru harus
inovatif dalam memilih media pembelajaran.
3. Setiap
pembelajaran hendaknya direncanakan secara matang dan terorganisasi dengan baik agar tidak terjadi
kesalahan.
4. Dalam membimbing
siswa selama pembelajaran hendaknya dilandasi kesadaran dan penuh perhatian
kepada semua siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S.(2002). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.Departemen
Pendidikan Nasional. Pedoman Pengelolaan
Sekolah Berbasis Kecakapan Hidup pada PLB. Jakarta : Direktorat PLB, Ditjen
Dikdasmen. 2002.Departemen
Pendidikan Nasional. Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar. Direktorat PSLB Ditjen Dikdasmen. 2006.Depdiknas.
Kreativitas Guru dalam Pembelajaran.
Jakarta, Direktorat Profesi Pendidik. 2008.M.
Basyiruddin Usman. Media Pembelajaran.
Jakarta, Delia Citra Utama. 2002.Munawar
Yusuf. Pendidikan bagi Anak dengan
Problematika Belajar. Solo. PT. Tiga Serangkai. 2003.Sanjana,
Wina. Kurikulum dan Pembelajaran.
Bandung, Grafika. 2002.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar