PEMBELAJARAN EXAMPLES NON
EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS
GEGURITAN SISWA KELAS IX-D SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN
2014/2015 SMP NEGERI 1 DOLOPO KABUPATEN MADIUN
Oleh : MUHAMMAD
SARIFUDIN, S.Pd
SMP NEGERI 1 DOLOPO KABUPATEN MADIUN
ABSTRAK
Kata
Kunci : Menulis, Examples non
examples
Kemampuan siswa dalam menulis teks report perlu dikembangkan sejak dini. Menulis teks report sebagai bagian materi ajar yang harus dikuasai siswa SMP kelas IX.
Dengan demikian diharapkan siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama memiliki
kemampuan tinggi dalam menulis teks report. Namun pada
kenyataannya sampai saat ini pengajaran menulis dirasakan masih kurang optimal.
Hal ini dapat diketahui dengan adanya keluhan-keluhan dari siswa yang merasa
belum mampu menulis teks report secara baik
yang didukung dengan nilai siswa kelas
IX-D SMP Negeri 1 Dolopo
Kabupaten Madiun pada ulangan harian yang masih rendah dengan rerata 54, dan
siswa yang dinyatakan tidak dapat memenuhi ketuntasan minimal 77,4% dari KKM yang
telah ditetapkan 75.
Hal tersebut ditengarai disebabkan
oleh : (1) Guru menggunakan metode yang kurang bervariasi (2) Guru tidak
menggunakan media yang tepat (3) Materi pembelajaran tidak kontektual. Masalah
ini perlu segera dipecahkan sebab jika tidak akan membawa akibat yang fatal diantaranya : (1) Siswa tidak
tanggap terhadap peristiwa yang terjadi di sekelilingnya (2) Kemampuan menulis teks report rendah (3) Nilai Bahasa Inggris rendah (4) Prestasi belajar secara
umum rendah (5) Siswa tidak naik kelas.
Untuk memecahkan masalah di atas
peneliti menawarkan penerapan model pembelajaran Examples non examples dalam
meningkatkan kemampuan siswa untuk menulis geguritan. Model Examples
non examples sangat dimungkinkan disukai siswa karena menampilkan beberapa
contoh gambar / foto sehingga menarik perhatian siswa. Diharapkan degan
penggunaan media gambar ini kemampuan membuat / tulisan
berupa geguritan pada siswa kelas
IX-D SMP Negeri 1 Dolopo Kabupaten
Madiun meningkat minimal berkategori baik dengan nilai rerata 75 keatas. Sedangkan siswa yang dapat mencapai KKM yang ditetapkan
meningkat menjadi 85% ke atas.
Penelitian di atas merupakan
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Tiap siklus meliputi tahapan perencanan, tindakan, observasi
dan refleksi.
Tujuan yang ingin dicapai dalam
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah meningkatkan kemampuan menulis
geguritan melalui model pembelajaran Examples non examples pada kelas IX-D Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 SMP
Negeri 1 Dolopo Kabupaten Madiun
Berdasarkan hasil penelitian telah
terbukti bahwa model pembelajaran Examples non examples dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan menulis khususnya dalam menulis geguritan. Hal ini didukung adanya data tentang peningkatan rerata
kelas dalam setiap siklusnya, yakni siklus I mencapai 51,50, siklus II sebesar 80,06,
dan siklus III meningkat menjadi 80,03, di samping itu juga diikuti adanya
peningkatan prosentase ketuntasan belajar yang
selalu meningkat dalam setiap siklusnya yaitu siklus I sebesar 15,63%, siklus II sebesar 81,25%
dan siklus III yang merupakan siklus terakhir mencapai 93,75%.
PENDAHULUAN
Pembelajaran Bahasa Jawa bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis
(Depdiknas,2004;3) yang menyangkut empat keterampilan berbahasa yakni
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Kemampuan menulis dalam rangka mengungkapkan
makna geguritan dalam teks report
dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar, dan diterima untuk
berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari - hari merupakan salah satu
kompetensi dasar yang wajib dikuasai kelas IX. Dengan demikian
bagi siswa Sekolah Menengah Pertama
wajib dibelajarkan sejak dini. Menulis dalam rangka mengungkapkan makna geguritan dalam teks report
sebagai salah satu materi ajar kelas IX diharapkan telah dikuasai siswa kelas IX-D
Menulis
geguritan merupakan
salah satu hasil karya yang memperkaya inspirasi kreatifitas wajib dilestarikan
bahkan dikembangkan. Karena dengan menulis si penulis dapat menuangkan ide atau
geguritannya kepada orang lain
dengan menggunakan bahasa yang baik. Oleh karenanya pembelajaran menulis
sebaiknya tidak hanya diajarkan secara sepintas saja. Memang kegiatan menulis merupakan
hal yang kurang menyenangkan, sebaiknya bagi siswa yang kurang menyukai
kegiatan menulis akan menganggap menulis sebagai kegiatan yang berat dan
menyulitkan, sebab dalam kegiatan menulis memang memerlukan waktu, tenaga, dan
pikiran yang banyak. Guru hendaknya menyadari bahwa menulis bagi siswa
merupakan suatu langkah dalam mengembangkan daya nalar dan daya imajinasi
siswa. Untuk itu seharusnya pembelajaran menulis diselenggarakan dalam iklim
yang kondusif sehingga siswa kelas IX-D diharapkan memiliki kemampuan tinggi
dalam hal menulis geguritan.
Kenyataan
yang terjadi di kelas IX-D SMP Negeri 1 Dolopo Kabupaten Madiun sampai saat ini
pengajaran menulis dalam Bahasa Jawadirasakan
masih kurang optimal. Hal ini dapat diketahui dengan adanya keluhan-keluhan
dari siswa yang merasa belum mampu menulis secara baik yang didukung dengan
nilai ulangan harian yang masih rendah dengan rerata 54, dan siswa yang dinyatakan tidak dapat memenuhi standar
ketuntasan minimal sebanyak 27 siswa atau 84,37%, dengan KKM yang ditetapkan 75.
Hal
tersebut ditengarai disebabkan oleh (1) guru menggunakan metode yang kurang
bervariasi (2) Guru tidak menggunakan metode yang tepat (3) Materi pembelajaran
tidak kontekstual. Masalah ini perlu segera dipecahkan sebab jika tidak akan
membawa akibat yang fatal diantaranya (1) Siswa memiliki kemampuan rendah
dibidang menulis (2) Nilai Bahasa Jawa rendah (3) Prestasi belajar secara umum
rendah (4) Siswa tidak naik atau tidak lulus.
Untuk
memecahkan masalah di atas peneliti menawarkan penerapan model pembelajaran Examples
non examples dalam meningkatkan kemampuan menulis geguritan. Penerapan model pembelajaran Examples non examples sangat dimungkinkan adanya diskusi
siswa karena menggunakan gambar-gambar yang bervariasi, sehingga menarik
perhatian siswa. Diharapkan dengan penggunaan model pembelajaran Examples
non examples ini kemampuan menulis dalam geguritan pada siswa
kelas IX-D SMP Negeri 1 Dolopo Kabupaten Madiun meningkat minimal berkategori
baik dengan nilai terendah KKM dapat tercapai.
RUMUSAN
MASALAH
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Bagaimana model
pembelajaran Examples non examples dapat meningkatkan kemampuan
menulis geguritan di kelas IX-D SMP Negeri 1 Dolopo
Kabupaten Madiun semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015. “
TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah : Meningkatkan
kemampuan menulis untuk mengungkapkan geguritan dalam teks report melalui
penerapan model pembelajaran Examples non examples siswa kelas IX-D SMP Negeri
1 Dolopo Kabupaten Madiun semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015.
HIPOTESIS
TINDAKAN
Hipotesis
tindakan dirumuskan sebagai berikut : “Jika dalam mengajar Bahasa Jawa menerapkan
model pembelajaran Examples non examples maka kemampuan menulis dalam Bahasa Jawa khususnya geguritan siswa di kelas IX-D SMP Negeri 1 Dolopo
Kabupaten Madiun semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015 akan meningkat.”
MANFAAT
PENELITIAN
1.
Bagi Siswa
a.
Meningkatkan minat dan aktivitas belajar siswa pada pelajaran Bahasa
Jawa melalui kerjasama kelompok.
b.
Melatih ketrampilan sosial siswa melalui kerjasama kelompok
c.
Melatih siswa untuk mengemukakan pendapat dengan mengajukan
pertanyaan atau permasalahan.
d.
Membantu ketrampilan berfikir siswa secara aktif melalui pengajuan masalah.
2.
Bagi Peneliti
Sebagai
wahana untuk mengembangkan profesionalisme dan wawasan keilmuan khususnya
tentang strategi pembelajaran Bahasa Jawa.
3.
Bagi Guru
Dapat menjadi salah satu model
pembelajaran untuk diterapkan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa
Jawa.
4.
Bagi Lembaga Pendidikan dan Sekolah Terkait
Diharapkan
dapat memberikan sumbangan pemikiran demi peningkatan mutu pendidikan khususnya
pembelajaran dalam mata pelajaran Bahasa Jawa
RUANG
LINGKUP PENELITIAN
1.
Penelitian Tindakan Kelas ini membahas tentang upaya meningkatkan kemampuan menulis dalam Bahasa Jawa khususnya geguritan
dengan menggunakan model pembelajaran Examples non Examples.
2.
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Dolopo Kabupaten Madiun.
3.
Subyek penelitian kali ini adalah siswa kelas IX-D SMP Negeri 1 Dolopo Kabupaten Madiun semester genap Tahun
Pelajaran 2014/2015 yang jumlahnya 32 siswa.
DEFINISI
OPERASIONAL PENELITIAN
1.
Menulis dalam penelitian ini mengacu pada Kompetensi Dasar di kelas
IX semester genap yaitu menulis dalam mengungkapkan geguritan dalam teks report..
2.
Model Pembelajaran Examples non examples salah satu model
pembelajaran yang langkahnya : mempersiapkan gambar untuk ditempel di
papan tulis dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, siswa berdiskusi
kelompok tentang sajian gambar tadi, siswa mempresentasikan hasil kelompok, siswa
bersama-sama guru menyimpulkan, evaluasi, refleksi.
KAJIAN
PUSTAKA
Hakikat
Kemampuan Menulis
1.
Pengertian
Kemampuan
adalah kesiapan mental dan intelektual baik terwujud kematangan sikap dan
pengetahuan maupun keterampilan yang digunakan untuk menemukan kebutuhan
(Tanuwijaya etal. 1996:8). Menurut Purwo (1991).
2.
Ragam
Tulisan
Menurut Marwoto
(1987:152) tulisan secara umum dapat dikembangkan dalam 4 bentuk yaitu :
a.
Narasi, merupakan bentuk tulisan yang bertujuan menyampaikan
atau menceritakan rangkaian peristiwa
atau pengalaman dari waktu ke waktu. Tulisan narasi sering disebut sebagai
cerita yang bersifat menceritakan suatu peristiwa yang disusun sedemikian rupa
dan runtut sehingga menimbulkan pengertian-pengertian yang merefleksikan
interpretasi penulis.
b.
Report (Laporan), adalah
tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu. Karangan
report berwujud gagasan yang memberikan, mengupas, atau menguraikan sesuatu penyuluhan tanpa disertai desakan atau paksaan kepada
pembacanya agar yang dipaparkan sebagai sesuatu yang benar.
c.
Diskripsi, diartikan sebagai tulisan yang membangkitkan kesan atau
impresi seseorang melalui uraian atau lukisan tertentu. Sehingga tulisan ini
terutama digunakan untuk membangkitkan kesan atau impresi tentang seseorang,
tempat, suatu pemandangan yang semacam itu.
d.
Argumentasi, adalah tulisan yang isinya terdiri dari paparan,
alasan atau penyitesisan pendapat untuk membangun sesuatu kesimpulan.
Selain keempat hal tersebut
di atas dikenal adanya puisi atau dalam Bahasa Jawa “geguritan”. Adapun
geguritan bisa diterangkan sebagai berikut :
a.
Pengertian
Guritan iku wujude puisi Jawa kang
ditulis kanthi adhedhasar pengalamane pangripta (penulis) migunakake basa kang
ringkes sarta ngemu teges kang mentes. Kejaba iku isi / piweling kang kinandhut
sajroning guritan bisa wae wedharan pengalaman kang nyenengake apadene
pengalaman kang ora nyenengake. Dene pengalaman iku bisa wae minangka
pengalaman pribadi utawa pengalamane wong liya, kang diweruhi dhewe kedadeyane,
utawa olehe ngrungokake / maca saka crita / pawarta.
Ajar nulis guritan sejatine ora
angel jalaran saben pawongan satemene duwe pangrasa kang bisa diwedharake
lelandhesan pengalaman uripe. Mung wae akeh pawongan (siswa / siswi) kang wis
kadhung duwe panemu yen ngrita guritan iku kudu migunakake basa kang ndakik-ndakik
endahe, kudu ngemu teges entar (bermakna konotatif), kudu tansah milah lan
milih tembung kanthi trep, lan sapanunggalane. Sejatine kang wigati nalika para
siswa / siswi duwe pangangen-angen kang wus jumbuh karo pangrasane, mula
age-age wae diwujudake ing basa tinulis senajan migunakake basa prasaja lan
sagaduk-gaduke. Karya sastra awujud basa tinulis kang nuduhake ciri-ciri
guritan wis kena diarani guritan.
b.
Ciri-ciri geguritan
1)
Panulise kerep migunakake basa kang endah (nengenake kagunan
endahing basa).
2)
Basa kang digunakake ringkes lan ngemu teges mentes.
3)
Wedharane biasane awujud “monolog”
c.
Tata cara nulis geguritan
1)
Tema
Kang
dikarepake tema ing kene yaiku bab / perkara kang bakal dadi underan panulise
guritan, umpamane : Panguripan, Lingkungan, Kabudayan, Kesenian, Ekonomi,
Sekolah, lan sapiturute.
2)
Milih tembung (diksi)
Pamilihe
tembung kanggo nulis guritan kudu dijumbuhake karo underane perkara kang arep
diwedharake ing guritan.
3)
Ngrakit tembung-tembung supaya dadi ukara.
Ngrakit
tembung sajroning karya sastra kayadene guritan iku biasane ora ngugemi marang
paugeran tata tulis basa kang baku. Pangripta kene wae ngolak-ngalik lan
munggel tembung utawa nggandhengake tembung kang sejatine dudu gathukane kanthi
tujuan tetamtu kanggo nuwuhake teges anyar (penafsiran).
3)
Ngrakit ukara-ukara dadi guritan prasaja.
4)
Pamilihe tembung : Tembung-tembung sing gegayutan karo donyane
sekolahan, umpamane : biji, telu, guru, elek, ora sinau, kumawani,
bengi, ulangan, ngonto, guru, piwulangan, lsp.
5)
Ngrakit tembung-tembung supaya dadi ukara
6)
Ngrakit ukara-ukara supaya dadi guritan
d.
Werna-werna model panulising geguritan
1)
Model
Jeneng
Nulis
guritan model jeneng yaiku nulis guritan kang pangrakite saben ukara diwiwiti
saka aksara-aksara jenenge wong kang arep dianggo nulis guritan iku mau. Mula
saka iku sadurunge nulis guritan luwih dhisik kudu nemtokake “Jeneng” kang
didadekake bakalane guritan mau. Aksara-aksara mau panatane mudhun jalaran
kanggo miwiti medharake gagasan ing saben ukara (larik).
2)
Model
“Definisi”
Nulis
guritan model definisi iki carane negesi utawa njlentrehake angen-angen kang
arep didadekake guritan. Mula saka kuwi sadurunge kudu wis ditetepake apa sing
arep dadi wedharan mengkone. Dene ukara-ukarane kanggo nuduhake manawa iku
wujud wedharan mula tansah migunakake tembung YAIKU.
3)
Model
Wedharan
Guritan
model wedharan mujudake guritan kang surasane njlentrehake utawa nggambarake
endahe kahanan sawijining papan. Biasane kang dadi underan guritan model
wedharan iki kayadene : alam pagunungan, pasawahan, grojogan, wadhuk / dam,
lsp.
4)
Model
Bebas
Guritan
model Bebas mujudake guritan kang medharake rasa-pangrasa kang metu saka
telenging atine pangripta jalaran rumangsa jengkel, kuwatir, prihatin, seneng,
kasepen, susah, lan liya-liyane. Dene isine bisa awujud pitutur / piweling,pangudarasa,
payendhu lan sapiturute.
3.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Peningkatan Kemampuan Menulis
Secara terperinci faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
itu adalah :
a.
Sifat pribadi siswa
Sifat pribadi
siswa meliputi :
1)
Kemauan atau kehendak
2)
Kemampuan
3)
Kesempatan
b.
Keadaan bahan yang dipelajari
c.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan proses belajar
d.
Proses belajar dan ingatan
e.
Hubungan antara proses belajar dan kematangan
4.
Penilaian
Kemampuan Menulis
Menurut Noehi
Nasution (1999:126) menyatakan : pelaksanaan penilaian dapat dilaksanakan
secara lisan, tertulis, dan dengan perbuatan atau melakukan sendiri. Teknik
yang akan digunakan tergantung dari berbagai faktor antara lain waktu, dana, peralatan yang
diujikan.
a.
Materi. Materi pembelajaran sekolah menyangkut pengembangan
kemampuan proses berfikir (kognitif, psikomotorik dan afektif).
b.
Alat yang digunakan. Alat yang digunakan dalam penilaian tergantung
dari jenis materi yang dinilai.
Model
Pembelajaran Examples non examples
Menurut
Suyatno. Diposing 46.40.00. Komentar 2008
Model Pembelajaran Examples non examples salah satu model
pembelajaran yang sintaksnya :
1.
Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2.
Guru menempelkan gambar di papan tulis atau ditayangkan melalui LCD
3.
Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan / menganalisa gambar.
4.
Melalui diskusi kelompok 4 – 5
orang siswa, hasil diskusi analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
5.
Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6.
Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan
materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7.
Kesimpulan.
METODE
PENELITIAN
Setting
Penelitian
1.
Lokasi
Penelitian
Penelitian
Tindakan Kelas yang berjudul “Pembelajaran
Examples non examples untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Geguritan Siswa Kelas IX-D Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 SMP Negeri 1 Dolopo
Kabupaten Madiun” dilaksanakan di SMP Negeri 1 Dolopo
Kabupaten Madiun yang terletak di jalan Adil Makmur no. 95 Kelurahan
Bangunsari Kecamatan Dolopo Kabupaten
Madiun Provinsi Jawa Timur.
2.
Subyek
Penelitian
Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas IX-D pada semester Genap Tahun Pelajaran
2014/2015 SMP Negeri 1 Dolopo sejumlah 32 siswa yang terdiri dari 7
siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan.
Rancangan
Penelitian
1.
Perencanaan
Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan dalam 3 siklus, tiap siklus terdiri
dari 2 pertemuan, tiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2 X 40 menit),
namun apabila pada siklus II telah terjadi peningkatan secara baik maka tidak
dilajutkan pada siklus III. Setiap siklus dalam penelitian ini mencakup 4 tahap
yaitu (1) perencanaan (2) tindakan (3) observasi (4) refleksi.
Pada tahap
perencanaan ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut :
a.
Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan kebutuhan penelitian
tindakan kelas
b.
Menyusun rancangan pelaksanan dalam bentuk rencana pembelajaran.
c.
Menyiapkan alat peraga pendidikan yang diperlukan dalam proses kegiatan
belajar mengajar berupa gambar.
d.
Menyusun pedoman pengamatan, wawancara dan jurnal.
e.
Menyusun rancangan program evaluasi.
2.
Tindakan
Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
a.
Guru menyiapkan gambar-gambar sesuai tujuan pembelajaran
b.
Guru menempelkan gambar-gambar di papan tulis atau ditayangkan
melalui LCD.
c.
Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan / menganalisa gambar.
d.
Melalui diskusi kelompok 4-5
orang siswa menganalisa gambar, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut
dicatat pada kertas.
e.
Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
f.
Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan
materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
g.
Kesimpulan
3.
Observasi
Pengamatan dilakukan oleh wali kelas IX-D, meliputi aspek-aspek :
a.
Posisi badan siswa saat menulis
b.
Kejelasan terhadap informasi yeng diterima dari model Examples
non examples.
c.
Tanggapan siswa terhadap tugas yang dibebankan.
d.
Kelengkapan peralatan tulis menulis siswa.
e.
Situasi dan kondisi kelas sebagai ruang belajar.
4.
Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, dilakukan refleksi. Adapun refleksi
ini dilakukan oleh peneliti dan pengamat yang hasilnya sebagai dasar penentuan
tindakan pada siklus berikutnya. Refleksi meliputi :
a.
Pengungkapan hasil pengamatan oleh peneliti. Pengungkapan
perlakuan-perlakuan yang telah dilakukan siswa selama proses kegiatan belajar
mengajar.
b.
Pengungkapan perlakuan-perlakuan yang telah dilakukan guru selama
mengajar.
c.
Pengungkapan iklim pembelajaran menulis menulis geguritan dengan model Examples non examples. Sesudah mengadakan refleksi
pada siklus pertama maka guru melakukan tindakan remidial rencana kegiatan.
Pada siklus II ini pada dasarnya sama dengan siklus I, namun fokusnya terletak
pada sasaran perbaikan pada siklus pertama. Jika hasil penelitian telah
memenuhi standar indikator kinerja dimungkinkan siklus dihentikan.
Teknik
Pengumpulan Data
Data yang
dikumpulkan pada penelitian ini adalah :
1.
Data tentang kemampuan mengungkapkan gagasan dalam menulis geguritan.yang
diperoleh dari tes.
2.
Data tentang aktivitas siswa dan guru diperoleh dari observasi.
3.
Data tentang minat siswa diperoleh dari angket dan catatan
lapangan.
Instrumen
Penelitian
Instrument yang
digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas guna memperoleh data adalah :
1.
Tes
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan mengungkapkan gagasan dalam menulis geguritan. Sedangkan
jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis. Adapun kriteria penilaian tes
tersebut meliputi :
a.
Kesesuaian antara isi dengan tema
b.
Tata bahasa
c.
Kosa kata
d.
Ketepatan struktur teks
e.
Tanda baca
Penskoran tes
tertulis, menggunakan pedoman sebagai berikut
SKOR
|
KETERANGAN
|
20
|
Jika
1 kriteria terpenuhi
|
40
|
Jika 2 kriteria terpenuhi
|
60
|
Jika
3 kriteria terpenuhi
|
80
|
Jika 4 kriteria terpenuhi
|
100
|
Jika
5 kriteria terpenuhi
|
2.
Non tes
Instrument non tes yang digunakan berbentuk observasi, angket dan
catatan lapangan seperti berikut :
a.
Pedoman observasi
Aspek
– aspek yang diamati dalam observasi ini :
1)
Sikap positif siswa saat menulis
2)
Sikap negatif siswa saat menulis
3)
Respon positif siswa saat menulis
4)
Respon negatif siswa saat
menulis
b.
Angket
Menurut
Suharsimi Arikunto 1993 : 124, angket atau questioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan pribadinya, atau hal-hal yang diketahui.
c.
Catataan Lapangan
Setiap selesai membelajarkan menulis untuk mengungkapkan gagasan dalam
menulis geguritan, peneliti membuat catatan lapangan, guru sebagai “self reflection”
yang mengungkap beberapa aspek diantaranya :
1)
Sikap positif siswa saat menulis
2)
Sikap negatif siswa saat menulis
3)
Respon negatif siswa saat menulis
4)
Respon positif siswa saat menulis
Siswa juga membuat jurnal
setiap kali selesai pembelajaran, membuat kalimat tanya, catatan siswa ini
mengungkapkan aspek-aspek :
·
Penyebab kesulitan menulis
·
Penyebab keberhasilan menulis
·
Sikap siswa saat menulis
·
Kesan siswa terhadap guru pada waktu mengajarkan menulis
Analisis
Data
Analisis
diskriptif terhadap kemampuan menulis untuk
mengungkapkan gagasan dalam menulis geguritan dilakukan
dengan mentabulasi data masing-masing ubahan untuk mencari statistik deskriptif
berupa harga rerata, nilai tertinggi, nilai terendah, presentasi ketuntasan dan
ketidaktuntasan. Adapun standar ketuntasan belajar minimal yang ditetapkan 75. Untuk tujuan tersebut, kelas interval dibuat untuk menggambarkan
distribusi frekuensi data.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian Siklus I
a.
Perencanaan
Pada
siklus I, peneliti menyiapkan kegiatan pembelajaran yang mengikuti 1 alur
sebagai berikut :
1)
Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan kebutuhan penelitian
tindakan kelas.
2)
Menyusun rancangan perlakuan dalam bentuk rencana pembelajaran.
3)
Menyiapkan alat peraga pendidikan yang diperlukan dalam proses
kegiatan belajar mengajar.
4)
Menyusun pedoman pengamatan, wawancara dan jurnal.
5)
Menyusun rancangan program evaluasi.
b.
Tindakan
Pada waktu
berlangsung kegiatan belajar mengajar menulis untuk menulis
geguritan, guru memberi penjelasan tentang cara menulis geguritan yang benar.
Para siswa diharap memusatkan perhatiannya pada guru sebagai nara sumber
belajar dan media gambar khususnya serta menyiapkan alat tulis menulis yang
dibutuhkan. Kemudian guru memberi contoh sederhana dan memaparkan kriteria
penilaian menulis geguritan. Guru memberi
tugas kepada siswa untuk menulis
geguritan sesuai gambar yang dilihat di kelas dengan alokasi waktu 40 menit.
Pada tahap ini pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Februari 2015 dan pertemuan ke-2 pada
hari Rabu, 11 Februari
2015
c.
Observasi
Pada siklus I ini pengamatan meliputi aspek-aspek atara lain :
1)
Posisi badan siswa saat menulis
2)
Kejelasan terhadap informasi gambar yang dilihatnya
3)
Tanggapan siswa terhadap tugas yang dibebankan
4)
Kelengkapan peralatan tulis menulis siswa
5)
Situasi dan kondisi kelas sebagai ruang belajar
d.
Refleksi
1)
Pengungkapan hasil pengamatan oleh peneliti. Setelah pengamatan
dilakukan, maka didapati adanya posisi tempat duduk siswa pada saat menulis untuk menulis geguritan kurang
sempurna. Di sini terlihat masih terdapat siswa yang menulis sambil
menyandarkan kepala di meja, ada pula yang menulis dengan posisi jarak mata
dengan buku terlalu dekat. Adapun media yang disajikan sebagai sumber informasi
menulis cukup jelas, terbuti tidak ada satupun siswa yang mananyakan kejelasan
informasi dari gambar. Siswa juga terlihat tanggap terhadap tugas yang
diberikan, siswa mulai merasakan adanya kesulitan dalam menulis untuk menulis geguritan, sehingga
timbul pertanyaan-pertanyaan dari siswa sehingga suasana kelas menjadi gaduh.
2)
Pengungkapan perlakuan-perlakuan yang telah dilakukan siswa selama
proses kegiatan belajar mengajar. Siswa tampak mengikuti kegiatan belajar
mengajar secara aktif, meskipun ada bebarapa siswa yang kurang tertarik
terhadap pelajaran menulis untuk
menulis geguritan.
Dengan adanya kesulitan yang dihadapi sewaktu melaksanakan tugas siswa berusaha
untuk bertanya kepada guru, sehingga terjadi diskusi kelas yang merangsang
siswa untuk berimajinasi.
3)
Pengungkapan perlakuan-perlakuan yang telah dilakukan guru selama
mengajar. Selama mengajar guru berupaya memberi penjelasan secara jelas tentang
cara menulis untuk
menulis geguritan,
bahkan guru selalu melayani bimbingan individu secara efektif, supaya siswa
dapat menulis untuk
menulis geguritan.
Guru mengajar sesuai skenario pembelajaran tanpa ada kendala yang berarti.
Hasil
Penelitian Siklus II
a.
Perencanaan
1)
Menyusun remedial rencana pembelajaran sesuai dengan karakteristik
penelitian tindakan kelas
2)
Menyusun perbaikan rencana pembelajaran
3)
Menyusun perbaikan pedoman observasi, wawancara dan jurnal
4)
Menyusun perbaikan rancangan evaluasi program
b.
Tindakan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap tindakan siklus II ini
mencakup remedial kegiatan yang dilakukan pada siklus I. Media gambar yang
digunakan pada kegiatan belajar mengajar ini berupa gambar binatang. Diharapkan media gambar ini lebih menarik perhatian siswa. Guru
mengingatkan aturan-aturan tentang cara menulis untuk menulis
geguritan yang benar, dan kriteria penilaian menulis untuk menulis geguritan. Siswa diharap
duduk di tempat yang nyaman, dan menyediakan alat peraga pendidikan yang
dibutuhkan untuk mengerjakan tugas menulis untuk menulis
geguritan dalam waktu 30 menit. Siklus II ini dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Februari 2015 dan Rabu, 25 Februari 2015.
c.
Observasi
Pemantauan dilakukan secara rinci atas semua perlakuan kegiatan ini
diikuti dengan pencatatan, sehingga memungkinkan peneliti mendapatkan temuan
perlakuan. Pada tahap pengamatan ini diharapkan siswa mulai memiliki kemauan
untuk menulis dalam tulisan sederhana meskipun belum memenuhi kriteria menulis untuk menulis geguritan yang benar.
Kemungkinan juga sering terjadi kesalahan penggunaan tanda baca, maupun
penyusunan kalimat, bahkan sering ditemui kalimat rancu dalam menulis untuk menulis geguritan. Namun
demikian suasana kelas nampak lebih aktif dibanding dengan siklus sebelumnya
walaupun belum harmonis.
d.
Refleksi
1)
Pengungkapan hasil pengamatan oleh peneliti. Selama proses
pembelajaran berlangsung, suasana kelas tampak lebih harmonis. Di sini terlihat
pula bahwa minat siswa untuk menulis sudah meningkat, terbukti posisi menulis
siswa sudah sempurna dan mereka asyik menulis untuk menulis
geguritan, meskipun secara sepintas tulisan siswa belum sempurna, baik dalam
hal teknis penulisan, ejaan, penggunaan tanda baca maupun penguasaan kosa kata,
sehingga banyak kata yang diulang dan masih terdapat banyak kalimat rancu dalam
tulisan siswa.
2)
Pengungkapan tindakan-tindakan yang telah dilakukan siswa selama
proses belajar. Selama mengikuti proses pembelajaran siswa kelihatan aktif,
mereka tak segan untuk bertanya tentang penjelasan guru maupun hal-hal yang
masih dirasa sulit dalam menulis geguritan. Siswa dengan tekun mengerjakan
tugas menulis untuk
menulis geguritan.
Hanya beberapa siswa yang kelihatan belum paham tentang tugas yang harus
dikerjakan. Siswa dengan asyiknya mencermati gambar sebagai acuan menulis untuk menulis geguritan.
3)
Pengungkapan tindakan-tindakan yang dilakukan guru selama mengajar.
Hasil
Penelitian Siklus III
a.
Perencanaan
1)
Menyusun perbaikan rencana pembelajaran sesuai dengan paradikma
penelitian tindakan kelas.
2)
Menyusun perbaikan rancangan perlakuan dalam bentuk rencana
pembelajaran
3)
Menyusun perbaikan pedoman wawancara
4)
Menyusun perbaikan rancanan program evaluasi
5)
Menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan dalam proses kegiatan
belajar mengajar
b.
Tindakan
Pada tahap tindakan ini dilaksanakan berbagai kegiatan, diantaranya
perbaikan kegiatan yang telah dilakukan pada siklus II. Siswa yang belum
memiliki kemampuan menulis dan memang siswa yang belum dapat menulis untuk menulis geguritan diberi
kesempatan lagi. Seperti halnya pada siklus-siklus sebelumnya, guru memberi
penjelasan ulang cara menulis untuk
menulis geguritan
yang benar serta menjelaskan kriteria penilaian tulisan pada siklus III ini
diharapkan siswa memiliki minat dan motivasi yang kuat untuk menulis yang lebih
baik daripada hasil yang diperoleh pada tahap sebelumnya. Agar iklim
pembelajaran di kelas lebih menyenangkan, guru memanfaatkan model Examples non examples secara bergantian
yang selalu berbeda pada setiap putarannya. Pada kesempatan ini media yang
digunakan adalah gambar yang ditampilkan di depan kelas. Guru memberi tugas
menulis untuk menulis geguritan dengan alokasi
waktu 30 menit. Siklus III ini dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Maret 2015 dan Rabu, 11 Maret 2015.
c.
Observasi
Observasi dilakukan secara teliti dan terperinci atas semua
tindakan. Observasi ini dibarengi dengan pencatatan atas semua tindakan yang
terjadi, yang memungkinkan peneliti menemukan temuan-temuan tindakan. Tujuan
observasi ini adalah untuk mengetahui kemajuan menulis setalah memanfaatkan
model pembelajaran Examples non examples secara berbeda.
d.
Refleksi
1)
Pengungkapan hasil observasi oleh peneliti. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan guru selama proses kegiatan belajar mengajar
berlangsung, ditemui adannya minat siswa untuk menulis untuk menulis geguritan semakin besar.
Hal ini terlihat ketika guru memasang gambar di depan kelas, siswa bersorak
gembira dan meminta guru agar memberi tugas menulis untuk menulis geguritan berdasarkan
gambar yang dilihat di depan kelas. Guru berusaha memberi keterangan ulang
teknik menulis untuk
menulis geguritan
dengan benar termasuk mengingatkan ketelitian siswa dalam menulis kalimat,
penggunaan huruf besar maupun ejaan, serta memberi kesempatan siswa untuk
bertanya, khususnya bagi siswa yang belum dapat menulis untuk menulis geguritan secara benar.
Siswa telah mengambil tempat duduk dengan nyaman dan posisi yang benar. Suasana
kelas kelihatan menyenangkan, bahkan ketika waktu menulis telah selesai siswa
berteriak kecewa.
2)
Pengungkapan tindakan-tindakan yang dilakukan siswa selama proses
kegiatan belajar mengajar. Selama mengikuti kegiatan belajar mengajar, kamauan
menulis siswa menunjukkan adannya suatu peningkatan, terbukti ketika guru masuk
kelas siswa meminta tugas untuk menulis untuk
menulis geguritan.
Siswa berebut ke depan kelas memasang gambar. Saat guru memberi keterangan
ulang tentang cara menulis untuk
menulis geguritan,
sebagian besar siswa dapat memahami penjelasan guru, bahkan ada siswa yang
mampu memberi penjelasan kepada siswa yang lain meskipun secara sederhana
sekali.
3)
Pengungkapan tindakan-tindakan yang dilakukan guru selama proses
kegiatan belajar mengajar. Selama proses pembelajaran berlangsung guru berupaya
melaksanakan tugas mengajarnya sesuai denga skenario kegiatan belajar mengajar
yang telah disusunnya serta menggunakan media yang telah dipilihnya sesuai
pripsip-prinsip dan karakteristik yang dimilikinya.
Data hasil penelitian siklus III berikut ini : jumlah siswa tuntas
belajar 30 orang (93,73%), jumlah siswa tidak tuntas belajar 2 orang (6,25%),
nilai tertinggi 94, nilai terendah 62, rerata 80,06.Temuan kedua dibuktikan
dengan adanya peningkatan perolehan hasil belajar dari tes menulis untuk menulis geguritan. Pada siklus
sebelumnya diperoleh nilai rerata 75,63 meningkat menjafi 80,06 pada siklus III. Adapun prosentase ketuntasan juga mengalami
peningkatan, 81,25% pada siklus II mencapai dan 93,75% Pada siklus III.
Diskripsi
Data Penelitian
Untuk memperoleh
gambaran tentang karakteristik data, maka pada bagian ini disajikan data berupa
rekapitulasi hasil tes setiap siklus, skor tertinggi, skor terendah, harga
rerata (Mean) untuk semua siklus penelitian.
Tabel Rekapitulasi Data Hasil Penelitian
PEMBAHASAN
Kemampuan siswa untuk menulis untuk
menulis geguritan pada siklus I
menunjukkan bahwa siswa yang tergolong pada kategori rendah, maka dapat
disimpulkan bahwa sebagian siswa masih berkemampuan rendah dalam menulis
untuk menulis geguritan, meskipun telah terjadi peningkatan
setelah siswa mengikuti proses kegiatan belajar mengajar yang memanfaatkan
model Examples non examples sehingga dapat diartikan
bahwa peningkatan yang dicapai siswa belum merubah posisi kemampuan siswa.
Hasil
penelitian pada siklus II menunjukkan bahwa siswa termasuk kategori cukup. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan
bahwa sebagian besaar siswa memiliki kamampuan cukup dalam hal menulis untuk menulis geguritan, atau dapat
diartikan bahwa sebagian besar siswa cukup dapat menulis untuk menulis geguritan. Peningkatan
kemampuan pada siswa ini dimungkinkan karena media yang digunakan guru selalu
bervariasi sehingga dapat menarik pethatian siswa, serta adanya keseriusan dan
ketekunan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis untuk menulis geguritan.
Pada siklus III
diperoleh hasil yanng menunjukkan ketegori kemampuan siswa dalam menulis untuk menulis geguritan tinggi. Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam menarik kesimpulan bahwa
sebagian besar siswa mampu menulis untuk
menulis geguritan
dengan baik. Atau dapat diartikan bahwa kemampuan siswa dalam menulis geguritan tinggi. Tingginya peningkatan kemampuan siswa dalam menulis ini
disebabkan siswa telah memiliki tanggapan yang positif terhadap menulis untuk menulis geguritan yang ditunjang
adanya rincian kegiatan pembelajaran yang menyenangkan disertai model
pembelajaran Examples non examples yang bervariasi.
Siklus III merupakan siklus terakhir pada penelitian ini.
Berdasarkan analisis data hasil penelitian pada putaran ini menunjukkan kategori tinggi.
Peranan model Examples
non examples dalam meningkatkan kemampuan menulis untuk menulis geguritan ini ditandai
dengan adanya peningkatan nilai rerata (mean score ) mulai dari siklus
pertama sampai siklus terakhir yaitu siklus I
51,50; siklus II 75,63 ;
dan siklus III 80,06. Selain ditandai adanya peningkatan
mean score juga ditandai adanya peningkatan prosentase ketuntasan
belajar dari siklus pertama hingga siklus terakhir, yaitu pada siklus I hanya 15,63%, siklus II meningkat menjadi 81,25%
pada siklus III terjadi peningkatan menjadi 90,75 %.
Penggunaan
model Examples non examples dalam proses kegiatan
belajar mengajar dapat meningkatkan kemampuan menulis untuk menulis geguritan, karena model
pembelajaran Examples non examples mampu menjelaskan kerangka
tulisan yang akan dikembangkan siswa dalam menulis.
Di uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa model Examples non examples dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kemampuan menulis
geguritan.
PENUTUP
Simpulan
1.
Dengan penggunaan model Examples non examples menunjukkan bahwa perolehan
hasil belajar menulis geguritan mengalami peningkatan yang positif, pada siklus
awal terbukti kemampuan siswa dalam menulis berada pada kategori rendah, dan
pada siklus terakhir berada pada kategori tinggi.
2.
Tingkat ketuntasan belajar menulis geguritan pada siklus pertama
yang tuntas hanya 2 dan yang dinyatakan tidak tuntas 30, namun pada siklus
terakhir hampir semua siswa mampu memenuhi standar ketuntasan belajar minimal
dalan menulis geguritan, hanya satu siswa yang tidak tuntas.
Saran
1.
Guru
Hendaknya guru bersedia mencoba menggunakan media pembelajaran
khususnya Examples non examples secara bervariasi dalam
proses pembelajaran menulis geguritan, maka disarankan agar berusaha mengembangkan
sendiri bentuk model pembelajaran Examples non examples karena lebih sesuai dengan
situasi dan kondisi kelas yang dibinanya.
2.
Kepala Sekolah
Kepala sekolah hendaknya lebih mendorong agar guru yang dipimpinnya
melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan berupaya melakukan
perubahan-perubahan terhadap strategi pembelajarn, pengembangan materi
pembelajaran dan media yanng digunakan, sebab hanya dengan jalan inilah
nantinya para guru dapat meningkatkan mutu pembelajaran yang pada akhirnya
bermuara pada meningkatnya kemampuan belajar siswa. Apabila para guru telah
berhasil menciptakan strategi, media pembelajaran yanng ,menarik, niscaya para
siswa akan memiliki respon yang positif, dan motivasi belajar yang tinggi demi
meraih cita-citanya kelak dikemudian hari.
3.
Peneliti
Lanjutan
Para peneliti lanjutan yang tertarik untuk menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas ini, disarankan agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.
Perlu menyesuaikan keluasan, kedalaman materi, dan media
pembelajaran dengan tingkat kematangan siswa, dan alokasi waktu yang tersedia.
b.
Skenario atau Rencana Pembelajaran yang akan digunakan sebagai
pedoman pelaksanaan tindakan.
c.
Pemantauan dan pengukuran terhadap fokus penelitian hendaknya
dipersiapkan secara matang
DAFTAR
PUSTAKA
Ali,
Lukman dkk,1966, KBBI, Jakarta; Balai
Pustaka
Depdiknas,
2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, Jakarta.
Dirjen Dikdasmen
Nurgiyantoro,
Burhan, 1988. Penilaian Dalam Pengajaran
Bahasa, Yogyakarat, BPFE
Parera,
J. D. 1984, Menulis Tertib dan Sistematis,
Jakarta ; Erlangga
Purwanto,
M. Ngalim, 1990 Psikologi Pendidikan,
Bandung : Rosdakarya
Sardiman,
A. M. 1994, Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar, Jakarta : Raja Grafindo Persada
Semi,
M. Atar, 1990, Menulis Efektif,
Padang ; Angkasa Raya.
Tarigan,
H. G. 1986. Menulis Sebagai Suatu
Ketrampilan Berbahasa, Bandung ; Angkasa
Widyamartaya,
1993, Seni Menciptakan Makna : Bagaimana
Mengapresiasi Daya Pikir Secara Kreatif, Yogyakarta ; Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar