PENINGKATAN
KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA JAWA MELALUI BLOG SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII A SMPNEGERI 1 JIWAN SEMESTER GASAL TAHUN
PELAJARAN 2012 /2013
SUPATMI
, S.Pd
SMPNEGERI
1 JIWAN KABUPATEN MADIUN
Abstrak :
Kata Kunci : Kemandirian, Prestasi Belajar, blog sebagai
media
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
kemandirian dan prestasi belajar bahasa Jawa dengan blog sebagai media
pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar bahasa Jawa kelas VIII A SMPN 1
Jiwan masih kurang mandiri. Bertolak
dari kenyataan inilah maka penelitian ini dilaksanakan, dengan upaya untuk
meningkatkan kemandirian belajar siswa mata pelajaran bahasa Jawa.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMPN 1 Jiwan
Kabupaten Madiun Tapel 2012 /2013 dengan jumlah siswa sebanyak 25 siswa.
Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus dengan dua kali pertemuan di
setiap siklusnya. Rancangan penelitian tindakan tiap siklus terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Hasil penelitian ini menunjukkan dengan blog
sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan kemandirian dan prestasi belajar
siswa bahasa Jawa pada siswa kelas VIII A SMPN 1 Jiwan Kabupaten Madiun. Hal
ini ditandai dengan peningkatan hasill prosentase angket respon siswa indikator
kemandirian belajar siswa yang berupa motivasi sebelum tindakan hingga setelah
tindakan siklus I yaitu dari 39,5% menjadi 66%, kemudian menjadi 83,5% pada
siklus II. Berupa kedisiplinan sebelum tindakan hingga setelah tindakan siklus
I yaitu dari 40% menjadi 68,25%, kemudian menjadi 86,5% pada siklus II. Berupa
inisiatif dan kreatif sebelum tindakan hingga setelah tindakan siklus I yaitu
dari 47,75% menjadi 60,5%, kemudian menjadi 81,75% pada siklus II. Berupa
tanggung jawab sebelum tindakan hingga setelah tindakan siklus I yaitu dari
46,25% menjadi 71,5%, kemudian menjadi 82,25% pada siklus II. Peningkatan
prestasi belajar dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata pretest sebelum
menggunakan media blog sebesar 58,4, pada siklus I mengalami peningkatan
menjadi 66, kemudian pada siklus II mengalami peningkatan kembali menjadi
75,12. Selain itu, berdasarkan pengamatan selama penelitian berlangsung
terdapat keberhasilan proses berupa peningkatan hasil indikator kemandirian
belajar siswa yang berbentuk motivasi, kedisiplinan, inisiatif dan kreatif,
serta tanggung jawab.
A.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi pada saat ini berkembang dengan
pesat, salah satunya adalah internet. Perkembangan dunia internet saat ini
begitu cepat, hal ini dikarenakan semua orang membutuhkan internet tanpa
terkecuali dunia pendidikan. Proses pelaksanaan pembelajaran di SMP sudah
seharusnya memanfaatkan inovasi-inovasi metode baru dalam menyampaikan materi.
Dengan inovasi metode baru dalam pembelajaran agar membuat siswa tertarik dan
senang mengikuti pelajran dengan harapan dapat meningkatakan kemandirian dan prestasi
belajar.
Kegiatan belajar mengajar bahasa Jawa di SMPN 1 Jiwan
Kabupaten Madiun pada umumnya masih kurang mandiri, hal ini dikarenakan siswa
kurang aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas dan cenderung
pasif. Hal ini dikarenakan siswa masih bergantung pada guru dan peranan guru di
kelas masih dominan.
Pemilihan metode, media, dan pendekatan dalam
pembelajaran di kelas juga perlu dilakukan dalam upaya meningkatan kemandirian
belajar siswa yang tercermin pada rendahnya mutu pendidikan yang tercermin pada
rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan antara lain pendekatan dalam
pembelajaran yang masih didominasi oleh guru yang menempatkan siswa sebagai
objek, sehingga siswa banyak bergantung pada gurunya dalam proses belajar.
Masalah itu terjadi terus-menerus selama siswa dalam proses pembelajaran di
sekolah yang menyebabkan siswa tidak mandiri karena selalu bergantung dengan
guru, oleh karena itu diperlukan upaya pembaharuan.
Kehadiran Teknologi Informasi (TI) dewasa ini mulai
mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan, berbagai model pengembangan
pembelajaran berbasis TI ini seakan-akan tengah menjadi idola dan booming.
Blog dengan segala kemudahan yang ditawarkanya dalam menulis dan posting
artikel di internet, memberikan peluang dan nuansa baru dalam mendistribusikan
pengetahuan kepada peserta didik karena tidak perlu memahami konsep pemrograman
untuk bisa menggunakannya.
Blog memberikan sebuah peluang agar kegiatan belajar
lebih menarik dan interaktif. Melalui blog, sumber-sumber materi yang
relevan dapat dipublikasikan ke seluruh penjuru sehingga bisa diakses oleh
siapapun. Dengan demikian kesulitan siswa dalam mengumpulkan sumber-sumber
informasi yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran dapat diatasi. Dengan
adanya blog yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja, proses pembelajaran
tidak berhenti hanya sampai di kelas saja. Dirumah, di warnet, atau dimanapun,
para siswa bisa melanjutkan proses pembelajarannya dengan cara membaca tulisan
dari gurunya di blog.
Media Blog adalah salah satu media pembelajaran yang
mendorong siswa untuk dapat belajar mandiri tanpa tergantung dengan guru karena
tujuan utama pembelajaran dengan blog adalah meningkatkan efisien dan
efektifitas pembelajaran disekolah guna mencapai tujuan pembelajaran yang
optimal.
Dengan media blog peserta didik mendapatkan kesempatan
lebih banyak untuk belajar sendiri, membaca uraian, dan petunjuk dalam lembaran
kegiatan, menjawab pertanyaan-pertanyaan serta melaksanakan tugas-tugas yang
harus diselesaikan dalam setiap materinya. Karena itu peserta didik dalam
batas-batas tertentu dapat maju sesuai dengan irama kecepatan dan kemampuan
masingmasing dalam belajarnya.
Berdasarkan dari uraian-uraian di atas, maka diperlukan
suatu media pembelajaran baru yang lebih efisien dan efektif dan sesuai dengan
perkembangan jaman untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa di kelas VIII SMPN
1 Jiwan. Oleh karena itu penggunaan blog sebagai media pembelajaran sebagai
upaya meningkatkan kemandirian dan prestasi belajar siswa kelas VIII A SMPN 1
Jiwan Kabupaten Madiun perlu diteliti.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat dirumuskan
masalah penelitian ini adalah “Apakah penggunaan blog sebagai media dapat
meningkatkan kemandirian dan prestasi belajar Bahasa Jawa siswa kelas VIII A SMP
Negeri 1 Jiwan Kabupaten Madiun Tapel 2012/2013?”.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk meningkatkan kemandirian dan prestasi siswa dalam belajar dengan
menggunakan blog sebagai media pembelajaran pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Jiwan Kabupaten Madiun.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
secara praktis maupun teoritis. Manfaat penelitian secara praktis adalah
sebagai berikut :
a) penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
motivasi dan meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar Bahasa Jawa.
b) mengembangkan kemampuan guru dalam
permasalahan pembelajaran di kelas, terutama permasalahan yang berkaitan dengan
kemandirian belajar Bahasa Jawa,
c) hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
pengembangan proses pengajaran bahasa Jawa dalam meningkatkan kemandirian
belajar Bahasa Jawa pada siswa.
E. HIPOTESA TINDAKAN
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah dengan tindakan penggunaan blog sebagai media
pembelajaran di VIII A SMP Negeri 1 Jiwan Kabupaten Madiun dapat meningkatkan
kemandirian dan prestasi belajar bahasa Jawa.
F. KAJIAN PUSTAKA
Kemandirian Belajar
Sistem pembelajaran mandiri merupakan sistem pembelajaran
yang didasarkan kepada disiplin terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh siswa
dan disesuaikan dengan keadaan perorangan siswa yang meliputi kemampuan,
ketepatan belajar, kemauan, minat, waktu yang dimiliki, dan keadaan sosial
ekonominya (Haryono, 1986 : 75). Kemandirian belajar adalah sikap, kemauan
siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara individual atau sendiri tanpa
adanya keharusan atau paksaan. Dalam hal ini merupakan kegiatan mandiri siswa
untuk memperoleh apa yang dirasa dibutuhkan dan ingin segera dipenuhi.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan
sebagai suatu keadaan dapat berdiri sendiri tanpa tergantung kepada orang lain
(Ali, 1994:625). Sedangkan menurut Kemp sebagaimana dikutip Pujiastuti
(2003:34) belajar mandiri merupakan kegiatan belajar yang dilakukan sendiri,
disertai rasa tanggung jawab sendiri dan sesuai dengan kecepatan dan minatnya
sendiri. Dalam sistem ini diharapkan siswa mengandalkan diri sendiri dan
meminimalkan bantuan orang lain, namun bukan berarti dia harus belajar sendiri
tetapi juga belajar secara kelompok. Menurut Sunardi (2001:64), belajar mandiri
memiliki ciri utama bahwa siswa tidak bergantung pada pengarahan guru yang
terus menerus, tetapi mereka mempunyai kreativitas dan inisiatif sendiri serta
mampu untuk bekerja sendiri dengan merujuk bimbingan yang diperolehnya.
Kemandirian belajar khususnya pelajar, sesungguhnya
merupakan upaya strategis merajut masa depan diri dan bangsanya. Dari sikap ini
diharapkan tumbuh kemandirian dalam bersikap, berwirausaha, berdemokrasi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kemandirian belajar dapat diartikan
sebagai suatu keadaan atau kondisi aktivitas belajar dengan kemampuan sendiri,
tanpa tergantung kepada orang lain. Ia selalu konsisten dan semangat belajar
dimanapun dan kapanpun. Dalam dirinya sudah melembaga kesadaran dan kebutuhan
belajar melampaui tugas, kewajiban, dan target jangka pendek, nilai dan
prestasi. Kondisi demikian telah menyadarkan mereka pada belajar sepanjang
hayat, long life education (http//pikiranrakyat.com/cetak/ 2006/042006/15/99forumguru.htm).
Menurut Arsyad (2007 : 3) kata media berasal dari bahasa
latin “medius” yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau
pengantar. Media apabila dipahami secara mendalam dapat berupa manusia, materi,
atau kondisi yang membuat siswa memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.
Secara khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar lebih cenderung
diartikan sebagai alat tulis grafis, fotografis, atau elektronik untuk
menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Sedangkan Sadiman, (2003 : 6) mengemukakan bahwa media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Blog merupakan singkatan dari "web blog" adalah
bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting)
pada sebuah halaman web umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut
terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama),
meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses
oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna
blog tersebut (http://id.wikipedia.org/wiki/Blog).
G. METODE PENELITIAN
a) Setting Penelitian
Objek sasaran penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa
kelas VIII A SMP Negeri 1 Jiwan Kabupaten Madiun. Desain Penelitian Tindakan
Kelas ini berbentuk Siklus yang terdiri dari dua siklus apabila hasil refleksi
menunjukkan ada kekurangan, maka akan diperbaiki pada pelaksanaan siklus
beikutnya
b) Rencana Tindakan
Penelitian tindakan merupakan tindakan yang tersusun, dan
dari segi definisi mengarah pada tindakan. Rencana bersifat fleksibel karena
tindakan sosial dalam batas tertentu tidak dapat diramalkan. Rencana disusun
berdasarkan hasil pengamatan awal yang reflektif. Adapun tahapan setiap siklus
adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Untuk menunjang validitas data dalam penelitian ini
diperlukan data-data selama melaksanakan tindakan sedang cara pengumpulannya
melalui observasi, wawancara, tes dan
dokumentasi
Langkah–langkah proses penelitiannya adalah sebagai
berikut :
SIKLUS I
1. Perencanaan
a.
Membuat blog pembelajaran yang
akan digunakan berisi materi sesorah atau pidato.
b.
Membuat Rencana Pembelajaran (RP)
tentang materi yang akan di ajarkan dengan blog pembelajaran.
c.
Menyusun dan menyiapkan lembar
observasi mengenai kemandirian belajar siswa
d.
Menyusun pedoman wawancara untuk
guru.
e.
Memepersiapkan sarana dan media
pembelajran yang akan digunakan.
2. Pelaksanaan
a. Pelaksanaan proses belajar mengajar di siklus
I ini melipuiti kegiatan awal, inti dan penutup.
b. Tahapan dalam Proses pembelajaran untuk
meningkatkan kemndirian siswa meliputi :
1) Guru megenalkan blog sebagai media
pembelajaran pada siswa, siswa diminta membuka materi yang ada dalam blog dan
memperhatikan materi yang ada.
2) Siswa membuka materi yang ada dalam blog dan
memperhatikan,
3) Guru medistribusikan lembar kerja siswa
4) Guru meminta siswa untuk segera mengerjakan
soal latihan yang telah diberikan kepada siswa.
5) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
bertanya tentang materi pembelajaran.
6) Guru berkeliling dan membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam pembelajaran
3. Monitoring atau Pengawasan
Pengawasan dilakukan selama
tindakan berlangsung. Observer (peneliti) menggunakan instrumen antara lain
lembar observasi yang dilengkapi dengan catatan lapangan. Aktivitas siswa
menjadi fokus utama pengamatan. Hasil observasi digunakan sebagai data yang
bersifat kualitatif untuk menilai keberhasilan penelitian secara proses.
4.
Evaluasi dan Refleksi
Evaluasi dan refleksi dilakukan denga
cara mengumpulkan semua catatan dan data yang diperlukan selama pembelajaran.
Kemudian semua catatan dan data tersebut dianalisis dan hasilnya didiskusikan
dengan guru teman sejawat untuk mengetahui kebenaran data tersebut.
Untuk mengethui kemndirian siswa
dalam pembelajaran ditentukan penggolongan persentase secara kolaboratif data
kemandirian siswa yang menyangkut motivasi, inisiatif dan kreatif, kedisiplinan
dan tanggung jawab siswa selama pembelajaran adalah :
·
81%-100% : sangat mandiri
·
61%-80% : mandiri
·
41%-60% : cukup mandiri
·
21%-40% : kurang mandiri
·
0%-20% : sangat kurang mandiri
Selain itu hasil refleksi dan
evaluasi tersebut juga untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang masih
terjsdi selama pembelajaran.
Dengan demikian peneliti dan guru menentukan
tindakan ulang untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Tindakan ulang tersebut
berupa siklus-siklus lanjutan dari siklus I. Kemudian diadakan refleksi dari
data yang diperoleh dari lembar observasi untuk mengetahui tingkat kemandirian
dan prestasi belajar dari tindakan yang telah dilakukan. Siklus diberhentikan
bila proses pembelajaran sudah mencapai target kemandirian dan prestasi yang
diinginkan.
SIKLUS II
Langkah–langkah Proses pembelajaran pada
Siklus II pada hakekatnya tidak ada perbedaannya dengan Siklus I, namun untuk
menambah kualitas pembelajaran melalui Blog, peneliti akan menambahkan video
tentang sesorah pada blog sehingga media
akan lebih menarik dan untuk mengkaji keberhasilanya maka di Siklus II disusun
instrumen kuesioner untuk siswa dan lember observasi untuk melihat keaktifan
guru dalam proses pembelajaran.
H.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
SIKLUS I
Dari hasil angket respon siswa
diperoleh data sebagai berikut
Dari hasil persentase angket siklus pertama
dapat ditarik kesimpulan tingkat kemandirian belajar siswa sudah ada
peningkatan daripada sebelum dilakukan penelitian tindakan walaupun
peningkatanya belum maksimal sesuai dengan target yang peneliti yaitu dalam
motivasi belajar sebesar 66% ini berararti motivasi siswa belajar siswa sudah
baik, dalam inisiatif siswa sebesar 60,5% ini berarti inisiatif dalam taraf
cukup, kedisiplinan siswa, kedisiplinan siswa mempunyai persentase 68,25% ini
termasuk dalam taraf baik, dan tanggung jawab siswa mempunyai persentase 71,5% jadi
tanggung jawab siswa suadah dalam taraf baik. Itulah hasil analisis dari
penelitian tindakan kelas siklus pertama. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
kemandirian belajar siswa belum terwujud sesuai target peneliti.
Untuk memudahkan pemahaman peningkatan skor
nilai prestasi juga disajikan dalam bentuk diagram.
Gambar 5. Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata Pra
Tindakan dan Posttest Siklus I
Berdasarkan refleksi siklus I, didapatkan
hasil bahwa kemandirian dan prestasi belajar siswa masih kurang. Oleh karena
itu, diputuskan untuk mengadakan tindakan siklus II agar peningkatan
kemandirian dan prestasi belajar siswa lebih maksimal. Setelah siklus II
dilaksanakan, peneliti kembali memberikan angket untuk mengetahui kemandirian
belajar siswa pada siklus II.
SIKLUS II
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada
siklus I dalam penelitian ini sudah menunjukkan adanya peningkatan. Akan tetapi
masih ada siswa yang masih kurang mandiri dalam proses belajar mengajar. Oleh
karena itu, perlu dilanjutkan siklus II. Hasil respon angket kemandirian Siswa
pada Silus II adalah sebagai berikut:
Dari hasil persentase angket siklus kedua
dapat ditarik kesimpulan tingkat kemandirian belajar siswa sudah banyak
mengalami peningkatan daripada siklus pertama dan sebelum dilakukan penelitian
tindakan. Peningkatanya suadah maksimal sesuai dengan target yang peneliti
yaitu dalam motivasi belajar sebesar 83,5% ini berararti motivasi siswa belajar
siswa sudah sangat baik, dalam inisiatif siswa sebesar 81,75% ini berarti
inisiatif dalam baik dan banyak mengalami peningkatan, kedisiplinan siswa,
kedisiplinan siswa mempunyai persentase 86,5% ini termasuk dalam taraf yang
sangat baik, dan tanggung jawab siswa mempunyai persentase 82,25% jadi
kedisiplinan siswa sudah dalam taraf sangat baik dan mengalami banyak
peningkatan. Itulah hasil analisis dari penelitian tindakan kelas siklus kedua.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan kemandirian belajar siswa sudah terwujud
sesuai target peneliti. Pada siklus kedua ini sudah membaik dibanding dengan
siklus pertama. Dari hasil perbandingan angket di atas dapat dikatakan tingkat
kemandirian belajar siswa sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan
sebelum dilakukanya penelitian tindakan ini. Peningkatan skor nilai prestasi
juga terjadi, disajikan dalam bentuk diagram.
Gambar 7: Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata Posttest
Siklus I dan Posttest Siklus II
Berdasarkan tabel di atas, dapat
diketahui bahwa peningkatan nilai rata-rata siklus I dan siklus II juga
mengalami peningkatan sebesar 9,12 poin, dengan rincian nilai rata-rata pada
siklus I 66 dan nilai rata-rata pada siklus II adalah 75,12.
Dari semua data di atas, berdasarkan hasil sebelum
tindakan hingga setelah tindakan siklus II dapat disimpulkan bahwa nilai
prestasi mengalami peningkatan yang. Tindakan yang diberikan membantu siswa
dalam upaya meningkatkan kemandirian dan prestasi belajar siswa. Dengan
demikian, penelitian tindakan ini mampu meningkatkan kemandirian dan prestasi
belajar siswa.
I. PEMBAHASAN
Setelah melakukan serangkaian tindakan pada
siklus pertama, siswa telah mengalami banyak kesempatan untuk melatih dan
mengembangkan kemandirian belajar mereka, melatih kemandirian dengan tidak
bergantung dengan guru, dapat belajar dan memahami materi pelajaran sendiri dengan
menggunakan blog, bertanya pada guru apabila ada kesulitan (komunikasi dua
arah), mengungkapkan gagasan secara lisan dan tulisan dengan, kemandirian
belajar mereka kelihatan lebih bagus. Hal ini terlihat pada siklus kedua,
dimana proses dan hasilnya jauh lebih baik dibandingkan pada pembelajaran blog
pada siklus pertama.
Keberhasilan penelitian ini dapat dilihat
dari hasil persentase angket siklus pertama dapat ditarik kesimpulan tingkat
kemandirian belajar siswa sudah ada peningkatan daripada sebelum dilakukan
penelitian tindakan walaupun peningkatanya belum maksimal sesuai dengan target
yang peneliti yaitu dalam motivasi belajar sebesar 66% ini berararti motivasi
siswa belajar siswa sudah baik, dalam inisiatif siswa sebesar 60,5% ini berarti
inisiatif dalam taraf cukup, kedisiplinan siswa, kedisiplinan siswa mempunyai
persentase 68,25% ini termasuk dalam taraf baik, dan tanggung jawab siswa
mempunyai persentase 71,5% jadi tanggung jawab siswa sudah dalam taraf baik.
Itulah hasil analisis dari penelitian tindakan kelas siklus pertama.
Pada siklus kedua Peningkatanya suadah
maksimal sesuai dengan target yang peneliti yaitu dalam motivasi belajar
sebesar 83,5% ini berararti motivasi siswa belajar siswa sudah sangat baik,
dalam inisiatif siswa sebesar 81,75% ini berarti inisiatif dalam baik dan
banyak mengalami peningkatan, kedisiplinan siswa, kedisiplinan siswa mempunyai
persentase 86,5% ini termasuk dalam taraf yang sangat baik, dan tanggung jawab
siswa mempunyai persentase 82,25% jadi kedisiplinan siswa sudah dalam taraf
sangat baik dan mengalami banyak peningkatan.
Blog dapat digunakan sebagai media
pembelajaran bahasa Jawa. Penggunaan media blog dapat meningkatkan kemandirian
belajar siswa, hal ini disebabkan karena penggunaan blog sebagai media
pembelajaran menuntut siswa untuk aktif dan giat melaksanakan pembelajaran
secara mandiri.
Kemandirian belajar siswa dapat meningkatkan
prestasi belajar yaitu dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata pretest sebelum
menggunakan media blog sebesar 58,4, pada siklus I mengalami peningkatan
menjadi 66, kemudian pada siklus II mengalami peningkatan kembali menjadi
75,12.
J.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
menganai penggunaan blog sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan
kemandirian dan prestasi belajar siswa kelas VIII A SMPN 1 Jiwan Kabupaten
Madiun dapat disimpulkan sebagai berikut.
Blog sebagai media pembelajaran
dapat meningkatkan kemandirian belajar bahasa Jawa di kelas. Hal ini terlihat dari hasil persentase
angket siklus I motivasi belajar sebesar 66%, dalam inisiatif siswa sebesar
60,5%, kedisiplinan siswa mempunyai persentase 68,25%, dan tanggung jawab siswa
mempunyai persentase 71,5%. Pada siklus II peningkatan motivasi belajar sebesar
83,5%, inisiatif siswa sebesar 81,75% kedisiplinan siswa mempunyai persentase
86,5%, dan tanggung jawab siswa mempunyai persentase 82,25%. Kemandirian
belajar siswa dapat meningkatkan prestasi belajar yaitu dapat dilihat dari
hasil nilai rata-rata pretest sebelum menggunakan media blog sebesar
58,4, pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 66, kemudian pada siklus II
mengalami peningkatan kembali menjadi 75,12.
Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, ada
beberapa saran yang ditunjukan kepada guru Bahasa Jawa, siswa, dan instasi
terkait sebagai berikut :
1. Guru
Guru bahasa Jawa disarankan
menggunakan blog sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan lain,
tidak terbatas pada peningkatan kemandirian dan prestasi belajar siswa saja,
misalnya untuk meningkatkan kemampuan menulis, membaca, dan sebagainya.
2. Siswa
Siswa disarankan untuk selalu
memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru dengan media blog sehingga dapat
melatih dan mengembangkan kemandirian belajar.
3. Sekolah
Pembelajaran dengan menggunakan
blog dapat dijadikan sebagai sarana untuk melatih kemandirian belajar. Oleh
karena itu, perlu dipikirkan kemungkinan diadakanya kegiata-kegiatan yang kondusif,
misalnya pelatihan pembuatan blog pembelajaran yang baik untuk guru bidang
studi masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Adri, Muhammad. (2008). Guru Go Blog. Jakarta
: PT. Elex Media Komputindo.
Ali, Lukman dkk. (1994). Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Anitah, Sri, W. (2007). Strategi
Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Perada.
Dali,Kartini Mu’takdin. 1987. Pengaruh
Hubungan Manusia di kalangan Siswa terhadap kemandirian Belajar, Depdikbud:
Jakarta
Hamdan, Herman. (1996). Pengembangan
Kurikulum Pembelajaran Matematika. Malang : Imestep Jica.
Hamalik, Oemar. (2005). Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Haryono, Anung. (1986) Teknologi
Komunikasi Pendidikan Pengertian dan Penerapanya di Indonesia. Jakarta : CV
Rajawali.
Lexy, J Meleong. (2005). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi, Bandung : Remaja Rosda Karya.
Madya, Suwarsih. (2009). Teori dan Praktik
Penelitian Tindakan, Bandung: Alfabeta
Monks, F.J. (1986) Psikologi Perkembangan.
Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Sadiman, Arief S. dkk. (2003). Media
Pendidikan, Pengertian, Pengembngan, dan Pemanfaatanya. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Sardiman, A.M.(2007). Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Suardiman. (1984). Bimbingan Orang Tua dan
Anak. Yogyakarta : Studing Sudjana, Nana. (2004). Dasar-dasar Proses
Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Sudjana, Nana dan Rivai. (2002). Media
Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Suharsimi Ar, 2006. Prosedur Penelitian,
Sebuah Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Sunardi. (2005). Dampak Sistem Belajar
Mandiri Jakarta : PT. Raja Grafida Persada.
Utomo, Jakop. (1990). Menuju Masyarakat
Indonesia Baru. Jakarta: PT. Gramedia
Zainun (2002). Komponen Proses Belajar
Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
http//pikiranrakyat.com/cetak/2006/042006/15/99forumguu.htm(05-02-2010) pada
jam 19.37
http://www.pustekkom.go.id/SMPTbk.htm(11-02-210)
pada jam 20.15
http://id.wikipedia.org/wiki/Blog
(20-02-2010) pada jam 11.30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar