PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA
PEMAHAMAN WACANA KARANGAN EKSPOSISI BERBAHASA JAWA DENGAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ,
RECITE, REVIEW) PADA SISWA KELAS VIII E SMPN 1 JIWAN
KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh : PRIHATIN S.Pd
SMP NEGERI 1 JIWAN
Kata kunci : wacana karangan eksposisi, metode SQ3R
ABSTRAK
Proses
pembelajaran yang dilaksanakan guru dikelas kurang menarik ,akan mempengaruhi
kwalitas pembelajaran sehingga prestasi siswa dikelas akan menurun . demikian juga kemampuan siswa membaca dan memahami wacana
yang ada
Bertolak dari permaslahan diatas Guru perlu memiliki suatu
keterampilan atau kompetensi yang baik untuk memajukan keterampilan membaca
siswa-siswanya. Penggunaan metode
SQ3R dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman wacana karangan
eksposisi berbahasa Jawa. Hal itu ditunjukan dengan adanya peningkatan nilai
rata-rata siswa dari pratindakan dan setelah tindakan. Nilai ratarata siswa
pada saat pratindakan sebesar 59,91; nilai rata-rata siklus I sebesar 64,41;
nilai rata-rata siklus II sebesar 70,18; dan nilai rata-rata siklus III sebesar
75,55.
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman wacana karangan ekpsosisi berbahasa Jawa siswa kelas VIII E SMPNegeri
1 Jiwan Kabupaten Madiun Tahun pelajaran 2013/2014.
A.
LATAR BELAKANG
Pembelajaran
Bahasa Jawa di kelas kurang mendapat perhatian siswa, mereka beranggapan Bahasa
Jawa tidak begitu penting ditunjang lagi proses pembelajaran yang kurang
menarik khususnya membaca pemahaman wacana karangan
eksposisi berbahasa Jawa. .
Berdasarkan
pengamatan, pembelajaran bahasa Jawa, khususnya membaca pemahaman wacana
karangan eksposisi berbahasa Jawa pada siswa kelas VIII E SMPN 1 Jiwan kurang mendapat respon baik dari siswa.
Mereka masih belum mengetahui arti dari membaca pemahaman wacana karangan
eksposisi berbahasa Jawa yang sebenarnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi
hal tersebut di antaranya kurang menariknya guru atau pendidik dalam
menyampaikan materi ataupun variasi metode yang kurang menarik dan kurang
memperjelas penyampaian materi dalam pembelajaran.
Mengajar
membaca bukanlah pekerjaan mudah, terlebih lagi kepada anak. Guru perlu
memiliki suatu keterampilan atau kompetensi yang baik untuk memajukan
keterampilan membaca siswa-siswanya. Oleh karena itu, pembelajaran membaca
mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pendidikan dan pengajaran..
Dengan demikian, guru dituntut untuk dapat membantu siswa dalam mengembangkan
kemampuan membacanya.
Karangan
eksposisi berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topic dengan tujuan memberi
informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Biasanya untuk memperjelas
uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan,
tidak jarang karangan eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah /
cara / proses kerja, eksposisi demikian lazim disebut paparan proses. Kemampuan
membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa akan tercapai
apabila ada motivasi untuk membaca, karena pemahaman itu sendiri hanya akan
tercapai melalui kegiatan membaca. Kegiatan membaca tidak akan berjalan dengan
baik tanpa adanya minat dalam diri pembaca.
Salah
satu upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman wacana karangan
eksposisi berbahasa Jawa adalah dengan diterapkannya metode SQ3R. Metode ini
merupakan metode membaca yang terdiri dari 5 langkah yaitu, (1) Survey,
(2) Question, (3) Read, (4) Recite, (5) Review.
Penggunaan
metode membaca dalam hal ini metode SQ3R tentunya sangat dibutuhkan dalam
pembelajaran keterampilan membaca pemahaman di SMP. Alasan menggunakan metode
SQ3R dalam penelitian ini adalah: metode ini merupakan langkah-langkah
sistematis yang harus dilakukan oleh siswa agar lebih mudah memahami isi wacana
suatu karangan eksposisi berbahasa Jawa. Penelitian ini menggunakan subjek
kelas VIII karena siswa sudah mendapat bekal materi pembelajaran membaca
khususnya membaca pemahaman lebih dari 1 tahun.
Berdasarkan
uraian tersebut di atas, maka penelitian ini akan membahas Peningkatan
Kemampuan Membaca Pemahaman Wacana Karangan Eksposisi Berbahasa Jawa Dengan
Metode SQ3R Pada Siswa Kelas VIII E SMPN 1 Jiwan.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: bagaimana meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa siswa kelas VIII E SMPN
1 Jiwan dengan penggunaan metode SQ3R
Tahun pelajaran 2013/2014 ?
C.
TUJUAN PENELITIAN
Sesuai
dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
peningkatan kemampuan membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa
Jawa siswa kelas VIII E SMPN 1 Jiwan dengan
penggunaan metode SQ3R.
D.
MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara
teoritis maupun praktis, yaitu:
1.
Hasil penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran
atau kontribusi bagi guru dalam
menentukan metode pembelajaran membaca pemahaman secara tepat
2.
Penggunaan metode SQ3R ini diharapkan dapat membantu
siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman wacana karangan eksposisi
berbahasa Jawa, sehingga nilai membaca pemahaman wacana karangan eksposisi
berbahasa Jawa dapat mengalami peningkatan dan mencapai batas tuntas.
3.
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan
untuk lebih bervariasi dalam proses pembelajaran secara profesional, serta
memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
untuk memperbaiki dan meningkatkan PBM selanjutnya.
E.
HIPOTESA TINDAKAN
Berdasarkan kajian teori dan tindakan yang akan dilakukan, maka
terdapat hipotesis dalam penelitian ini. Hipotesis tersebut adalah pembelajaran
membaca pemahaman melalui metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa siswa kelas VIII E SMPN
1 Jiwan.
F.
KAJIAN PUSTAKA
a.
Pengertian Membaca
Membaca merupakan salah satu kemampuan yang berkaitan erat dengan
keterampilan dasar terpenting manusia yaitu berbahasa. Ada empat keterampilan
berbahasa yaitu menulis, menyimak, berbicara, dan membaca. Kegiatan membaca
bersifat reseptif, yaitu suatu bentuk penyerapan yang aktif. Dalam kegiatan
membaca pikiran dan mental dilibatkan secara aktif, tidak hanya aktifitas fisik
saja. Artinya, bahwa kegiatan membaca tidak hanya sekedar membaca tetapi harus
melibatkan seluruh indera agar pembaca mengetahui isi dan maksud wacana yang
dibaca tersebut.
b.
Pengertian Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi yaitu karangan atau tulisan ilmiah yang
bertujuan untuk memberitahukan atau menginformasikan sesuatu. Berikut ini akan
dikemukakan pengertian karangan eksposisi menurut beberapa ahli bahasa.
1. Kata eksposisi yang diambil dari bahasa Inggris exposition sebenarnya
berasal dari bahasa Latin yang berarti ‘membuka atau memulai’. Karangan
eksposisi merupakan wacana yang bertujuan untuk memberi tahu, mengupas,
menguraikan, atau menerangkan sesuatu (Finoza, 2006: 224).
2. Dalam karangan eksposisi masalah yang dikomunikasikan terutama
adalah informasi. Hal atau sesuatu yang dikomunikasikan, berupa:
a) Data faktual. Misalnya tentang suatu kondisi yang benar-benar
terjadi atau bersifat historis.
b) Suatu analisi ataupun penafsiran yang objektif terhadap
seperangkat fakta, mungkin sekali berupa fakta tentang seseorang yang berpegang
teguh pada suatu pendirian yang khusus, asalkan tujuan utamanya adalah untuk
memberikan informasi (Suparno dan Yunus, 2002: 5.4).
c.
Pengertian Metode SQ3R
Menurut Soedarso (2002), pada SQ3R ini sebelum membaca terlebih
dahulu kita survei bacaan untuk mendapatkan gagasan umum apa yang akan dibaca,
kemudian dengan mengajukan berbagai pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya
kita harapkan terdapat dalam bacaan tersebut kita akan lebih mudah memahami
bacaan.
Selanjutnya dengan mencoba mengutarakan dengan kata-kata sendiri
pokok pentingnya, kita akan menguasai dan mengingatnya lebih lama.
d.
Karakteristik Metode SQ3R
Penggunaan metode SQ3R di awali dengan melakukan survey terhadap
bacaan untuk memperoleh gambaran umum dari suatu bacaan dengan cara melihat
bagian permulaan dan bagian akhir. Setelah melakukan survei, kita merumuskan
beberapa pertanyaan tentang bacaan yang diharapkan jawabannya ada dalam bacaan,
hal tersebut akan membantu dan menuntun kita memahami bacaan. Dengan bekal
rumusan pertanyaan-pertanyaan tadi, barulah kita membaca. Pertanyaan itu
merupakan penentuan yang dapat membantu pembaca menemukan informasi yang
diinginkannya dengan cepat. Untuk mengetahui penguasaan terhadap bacaan,
setelah membaca kita lakukan kegiatan menceritakan atau mengutarakan kembali
dengan kata-kata sendiri untuk membantu daya ingat dengan membuat catatan
kecil.
Kegiatan membaca dengan menggunakan metode SQ3R di akhiri dengan
kegiatan meninjau kembali apa yang sudah dibaca. Kita tidak perlu membaca ulang
secara keseluruhan, tetapi hanya memeriksa bagian-bagian yang dianggap penting
yang memberikan gambaran keseluruhan dari bacaan, juga untuk menemukan hal-hal
penting yang mungkin terlewatkan pada saat kita membaca sebelumnya. Dengan
demikian yang dimaksud dengan SQ3R adalah suatu metode membaca untuk menemukan
ide-ide pokok dan pendukungnya, serta membantu mengingat agar lebih tahan lama
melalui lima langkah kegiatan, yaitu survey, question, read, recite, dan
review.
G.
METODE PENELITIAN
Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah
satu cara strategis dalam memperbaiki dan meningkatkan layanan pendidikan yang
harus diselenggarakan dalam peningkatan kualitas program sekolah secara
keseluruhan..
Tindakan
nyata yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode SQ3R (
Survey, Question, Read, Recite, Review), dalam peningkatan kemampuan
membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa pada siswa kelas
VIII E SMPN 1 Jiwan. Penelitian yang akan dilakukan, yaitu: perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi.
H.
RENCANA TINDAKAN
Penelitian
tindakan kelas merupakan pengkajian berdaur (cyclical) yang teridiri
dari tahap: perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observ),
dan merefleksi (reflect). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian
yang dilaksanakan dalam bentuk siklus.
Langkah-langkah
penelitian yang dilakukan, sebagai berikut:
1.
Perencanaan
a. Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di
kelas.
b. Penyusunan rencana pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan
eksposisi berbahasa Jawa dengan menggunakan metode SQ3R.
c. Instrument pemantau berupa tes, catatan lapangan, lembar
pengamatan, rancangan langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang akan
dilaksanakan.
d. Alat ukur yang akan digunakan seperti lembar penilaian.
2. Tindakan
Tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan metode SQ3R.
Pelaksanaan tindakan ini terbagi menjadi beberapa siklus, sebelum pretest
dilakukan, guru melakukan apersepsi awal untuk mengantarkan siswa pada materi
yang akan dipelajari yaitu tentang kegiatan membaca pemahaman wacana karangan
eksposisi berbahasa Jawa dengan memberikan contoh, kemudian dilakukan pretest
untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam membaca pemahaman wacana karangan
eksposisi berbahasa Jawa. Soal pretest adalah siswa disuruh untuk menjawab
pertanyaan yang berkaitan dengan wacana serta menceritakan kembali isi dari
wacana yang berupa karangan eksposisi berbahasa Jawa tersebut.
SIKLUS I
Pelaksanaan tindakan penelitian ini berlangsung di dalam kelas dan
kegiatan pada siklus I ini meliputi:
1)
Memberikan penjelasan kepada siswa tentang karangan
eksposisi berbahasa Jawa.
2)
Mengenalkan metode SQ3R sebagai metode pembelajaran.
3)
Penerapan pengajaran membaca pemahaman wacana karangan
eksposisi berbahasa Jawa dengan pemanfaatan metode SQ3R.
4)
Melihat respon maupun tanggapan siswa terhadap
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah diberikan.
5)
Mengadakan posttest untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam memahami karangan eksposisi berbahasa Jawa setelah dilakukan tindakan.
SIKLUS II
Pelaksanaan kegiatan pada siklus II ini perlu adanya modifikasi
pembelajaran. Wujud modifikasi dalam hal ini berupa perbaikan kesalahan siswa
pada siklus I, yaitu lebih memperjelas apa yang dirasa kurang paham oleh siswa,
dan lebih menarik minat siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman wacana
karangan eksposisi berbahasa Jawa. Pada siklus II ini tidak lagi dilakukan
pretest, hasil posttest pada siklus I dijadikan pretest pada siklus II.
SIKLUS III
Pada siklus III peneliti dan kolaborator melakukan perbaikan
pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa
berdasarkan refleksi pada siklus II. Pelaksanaan tindakan siklus III hampir
sama dengan pelaksanaan tindakan pada siklus sebelumnya hanya ditambah dengan
penekanan pada beberapa bagian berdasarkan pada refleksi siklus II.
3. Observasi
Observasi yang dilakukan meliputi implementasi dalam pemantauan
yaitu meliputi hal-hal berikut:
a.
Observasi kegiatan proses belajar mengajar di kelas
secara langsung.
b.
Observasi yang dilakukan adalah mengamati perilaku
belajar siswa pada saat proses pembelajaran
c.
Observasi Hasil Proses Belajar Mengajar di Kelas.
4. Refleksi
Tahap refleksi dilakukan untuk penilaian dan analisis terhadap
proses yang terjadi, masalah yang muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan
tindakan yang telah dilakukan. Refleksi ini berdasarkan hasil observasi, test,
dan pengamatan yang dilakukan guru bahasa Jawa, observer, dan kolaborator pada
saat melakukan proses tindakan serta berdasar catatan lapangan yang dibuat oleh
peneliti pada siswa kelas VIII E SMPN 1 Jiwan.
I.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
SIKLUS I
Setelah dilakukan pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan
eksposisi berbahasa Jawa dengan metode SQ3R pada siklus I, hasil tes nilai
rata-rata siswa mengalami peningkatan. nilai rata-rata siswa pada siklus I
sebesar 64,41 dengan nilai tertinggi 72 dan nilai terendah 58. Nilai rata-rata
tersebut masih rendah karena belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yang
diberlakukan sekolah, yaitu 65. Akan tetapi nilai rata-rata tersebut sudah
meningkat dibandingkan dengan nilai rata-rata pratindakan. Siswa yang tuntas
dalam pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa
pada siklus I tersebut juga mengalami peningkatan dari pratindakan sebanyak 6
siswa menjadi 11 siswa atau sebanyak (47%) pada siklus I, sedangkan siswa yang
belum tuntas sebanyak 13 siswa atau (53%).
SIKLUS II
Diketahui bahwa nilai rata-rata siswa pada siklus II sebesar 70,18
dengan nilai tertinggi 79 dan nilai terendah 60. Nilai rata-rata tersebut sudah
cukup baik karena sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yang diberlakukan
sekolah, yaitu 65. Siswa yang tuntas dalam pembelajaran membaca pemahaman
wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa pada siklus II juga mengalami
peningkatan, yaitu sebanyak 18 siswa atau sebanyak (76%), sedangkan siswa yang
belum tuntas sebanyak 6 siswa atau (24%).
SIKLUS III
Nilai rata-rata siswa pada siklus III sebesar 75,55 dengan nilai
tertinggi 87 dan nilai terendah 63. Nilai rata-rata tersebut sudah baik karena
sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yang diberlakukan sekolah, yaitu 65.
Siswa yang tuntas dalam pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan
eksposisi berbahasa Jawa pada siklus III sebanyak 22 siswa atau sebanyak (94%),
sedangkan yang belum tuntas hanya 2 siswa (6%). Hal tersebut menunjukan jumlah
siswa yang tuntas sudah melebihi kriteria keberhasilan yang ditentukan, yaitu
sebesar 75%.
PEMBAHASAN
Dari
hasil pengamatan dalam proses pembelajaran pada SIKLUS I, II dabn III, tiap
Siklus mengalami kenaikan prestasi dalam pembelajaran membaca pemahaman wacana
karangan eksposisi berbahasa Jawa, pada siklus I, yaitu pembelajaran membaca
pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa dengan metode SQ3R proses
belajar mengajar berjalan lancar. Siswa terlihat lebih semangat dalam mengikuti
pelajaran, tetapi masih terlihat beberapa siswa putra yang ramai dan mengganggu
temannya. Siswa putri terlihat lebih aktif dalam mengerjakan soal tes. Pada
saat mengerjakan soal tes siklus I siswa terlihat lebih sungguh-sungguh
dibandingkan pada saat pratindakan karena siswa sudah mulai paham tentang
materi yang baru saja disampaikan dan dibahas.
Pembelajaran
pada siklus II ini sudah menunjukan kemajuan, siswa lebih aktif dibandingkan
pada siklus I. Siswa yang masih mengganggu temannya ditegur dan diperingatkan
oleh guru, dengan begitu sudah tidak ada lagi siswa putra yang mengganggu temannya.
Semua aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan metode SQ3R lebih dapat
berkembang disebabkan adanya usaha perbaikan pembelajaran pada siklus
sebelumnya.
Pada
saat siklus III berlangsung, secara keseluruhan proses pembelajaran membaca
pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa dengan metode SQ3R
berlangsung dengan baik dan lancar. Keseluruhan siswa sudah memberikan
kontribusi dalam pembelajaran dengan metode SQ3R, hal itu membuat suasana kelas
menjadi lebih hidup. Peningkatan proses tersebut dikarenakan siswa sudah mulai
terbiasa belajar dengan menggunakan metode SQ3R. Selain itu siswa menjadi lebih
semangat dalam mengikuti pembelajaran dengan metode SQ3R.
Persentase
kenaikan nilai rata-rata siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman wacana
karangan eksposisi berbahasa Jawa dari pratindakan sampai dengan siklus III
dapat dilihat dari grafik perkembangan berikut ini ;
Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata
Berdasarkan
diagram di atas, nilai rata-rata siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman
wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa mengalami peningkatan yang signifikan.
Hal ini dapat dilihat dari hasil pratindakan sampai siklus III mengalami
peningkatan.
Pada
pratindakan menunjukakan bahwa nilai rata-rata siswa kelas VIII E SMPN 1 Jiwan
dalam pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa
masih rendah, yaitu 59,91. Hal tersebut dikarenakan siswa masih belum menguasai
materi wacana yang berupa karangan eksposisi berbahasa Jawa, sehingga perlu
diadakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil pembelajaran membaca
pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa. Pada siklus I nilai
rata-rata siswa meningkat menjadi 64,41. Akan tetapi, ada 3 siswa yang nilainya
tidak meningkat dari pratindakan ke siklus I. Peningkatan hasil nilai rata-rata
siswa itu dikarenakan siswa sudah diberikan perlakuan tindakan pada siklus I,
yaitu pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa
dengan menggunakan metode SQ3R. Selain itu, siswa juga mulai memahami materi
wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa dengan metode SQ3R.
Nilai
rata-rata siswa pada siklus I sebesar 64,41. Setelah dilakukan tindakan dan
perbaikan, maka pada siklus II nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan
menjadi 70,18 walaupun ada 1 siswa yang nilainya turun. Peningkatan tersebut
disebabkan pemahaman siswa yang semakin bertambah tentang materi membaca
pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa yang dipelajari dengan
metode SQ3R.
Pada
sikus III ini masih ada 1 siswa yang nilainya turun. Akan tetapi, nilai
rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus III semakin meningkat, yaitu dari
70,18 naik menjadi 75,55. Pada siklus III jumlah siswa yang tuntas dalam
pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa
sebanyak 32 siswa atau sebanyak (94%), sedangkan yang belum tuntas hanya 2
siswa (6%). Dengan begitu siklus III sudah dirasa cukup karena telah memenuhi
kriteria keberhasilan yang ditentukan. Peningkatan nilai rata-rata tersebut
disebabkan setiap siswa bersemangat menjadikan nilai mereka menjadi yang
terbaik sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar dan bersungguh-sungguh
dalam mengerjakan soal tes. Selain itu juga pemahaman siswa semakin bertambah
tentang materi membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa yang
dipelajari dengan metode SQ3R.
J.
KESIMPULAN DAN SARAN
Sesuai
dengan permasalahan dan hasil penelitian serta pembahasan dalam penelitian
tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode SQ3R dapat
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa
Jawa siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Jiwan. Hal itu terlihat dari nilai
rata-rata siswa pada pratindakan sebesar 59,91, setelah dilakukan tindakan pada
siklus I meningkat menjadi 64,41, dengan persentase peningkatan sebesar 7,51%,
pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 70,18 dengan persentase
kenaikan sebesar 8,95%, dan siklus III yaitu 75,55 dengan persentase
peningkatan sebesar 7,58%.
Selain
itu, penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran membaca pemahaman wacana
karangan eksposisi berbahasa Jawa dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di
kelas VIII E. Hal itu dapat dilihat dari keaktifan siswa yang diikuti perubahan
perilaku siswa kearah positif. Siswa tidak lagi malu untuk bertanya atau
menjawab pertanyaan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Peningkatan
proses tersebut disebabkan siswa sudah mulai terbiasa belajar dengan
menggunakan metode SQ3R. Siswa juga menjadi lebih semangat dalam mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R karena para siswa berharap nilai
mereka menjadi yang terbaik, dan siswapun lebih termotivasi dalam belajar,
serta bersungguh sungguh dalam mengerjakan soal tes.
Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi beberapa pihak. Berdasarkan
hasil penelitian tindakan kelas, dapat diuraikan implikasi penelitian sebagai
berikut.
1.
Metode SQ3R dapat digunakan oleh guru mata pelajaran
bahasa Jawa sebagai salah satu alternatif penggunaan metode dalam pembelajaran
membaca pemahaman wacana berbahasa Jawa.
2.
Guru memperoleh pengalaman dalam hal perbaikan proses
dan hasil pembelajaran di kelas, serta menambah wawasan dalam hal metode
pembelajaran yang dapat diterapkan kepada peserta didik.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Harjasujana, Achmad S. 1999. Membaca. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Keraf, Gorys.1995. Komposisi. Jakarta: PT. Grasindo.
Keraf, Gorys. 1982. Eksposisi: Komposisi Lanjutan. Jakarta:
Gramedia Widia Sarana Indonesia (Retorika).
Madya, Suwarsih. 2006. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan.
Bandung: Alfabeta.
Meil Silberman. 1996. Active Learning: 101 Strategies to Teach
Any Subject. Boston: Allyn and Boston.
Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurhadi. 1989. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar
baru.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa
dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Soedarso. 2002. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan
Efektif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Suyatmi. 1997. Membaca I (BPK). Surakarta: UNS Press
Tarigan, Henri Guntur. 1984. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Widyamartaya, A. 1992. Seni Membaca untuk Studi.
Yogyakarta: Kanisius.
Wiryodijoyo, Suwaryono. 1989. Membaca Strategi Pengantar dan
Tekniknya. Jakarta: Depdikbud.
Yant Mujiyanto, dkk. 2000. Puspa Ragam Bahasa Indonesia.
Surakarta: UNS Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar