Minggu, 04 September 2016

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA KARANGAN EKSPOSISI BERBAHASA JAWA DENGAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) PADA SISWA KELAS VIII E SMPN 1 JIWAN KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA KARANGAN EKSPOSISI BERBAHASA JAWA DENGAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEWPADA SISWA KELAS VIII E SMPN 1 JIWAN KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh : PRIHATIN S.Pd
SMP NEGERI 1 JIWAN


Kata kunci : wacana karangan eksposisi, metode SQ3R

ABSTRAK
Proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dikelas kurang menarik ,akan mempengaruhi kwalitas pembelajaran sehingga prestasi siswa dikelas akan menurun . demikian juga kemampuan siswa membaca dan memahami wacana yang ada
Bertolak dari permaslahan diatas Guru perlu memiliki suatu keterampilan atau kompetensi yang baik untuk memajukan keterampilan membaca siswa-siswanya.  Penggunaan metode SQ3R dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa. Hal itu ditunjukan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata siswa dari pratindakan dan setelah tindakan. Nilai ratarata siswa pada saat pratindakan sebesar 59,91; nilai rata-rata siklus I sebesar 64,41; nilai rata-rata siklus II sebesar 70,18; dan nilai rata-rata siklus III sebesar 75,55.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman wacana karangan ekpsosisi berbahasa Jawa siswa kelas VIII E SMPNegeri 1 Jiwan Kabupaten Madiun Tahun pelajaran 2013/2014.




A.   LATAR BELAKANG
Pembelajaran Bahasa Jawa di kelas kurang mendapat perhatian siswa, mereka beranggapan Bahasa Jawa tidak begitu penting ditunjang lagi proses pembelajaran yang kurang menarik khususnya membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa. .
Berdasarkan pengamatan, pembelajaran bahasa Jawa, khususnya membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa pada siswa kelas VIII E SMPN 1 Jiwan  kurang mendapat respon baik dari siswa. Mereka masih belum mengetahui arti dari membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa yang sebenarnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut di antaranya kurang menariknya guru atau pendidik dalam menyampaikan materi ataupun variasi metode yang kurang menarik dan kurang memperjelas penyampaian materi dalam pembelajaran.
Mengajar membaca bukanlah pekerjaan mudah, terlebih lagi kepada anak. Guru perlu memiliki suatu keterampilan atau kompetensi yang baik untuk memajukan keterampilan membaca siswa-siswanya. Oleh karena itu, pembelajaran membaca mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pendidikan dan pengajaran.. Dengan demikian, guru dituntut untuk dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan membacanya.
Karangan eksposisi berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topic dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Biasanya untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang karangan eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah / cara / proses kerja, eksposisi demikian lazim disebut paparan proses. Kemampuan membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa akan tercapai apabila ada motivasi untuk membaca, karena pemahaman itu sendiri hanya akan tercapai melalui kegiatan membaca. Kegiatan membaca tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya minat dalam diri pembaca.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa adalah dengan diterapkannya metode SQ3R. Metode ini merupakan metode membaca yang terdiri dari 5 langkah yaitu, (1) Survey, (2) Question, (3) Read, (4) Recite, (5) Review.
Penggunaan metode membaca dalam hal ini metode SQ3R tentunya sangat dibutuhkan dalam pembelajaran keterampilan membaca pemahaman di SMP. Alasan menggunakan metode SQ3R dalam penelitian ini adalah: metode ini merupakan langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan oleh siswa agar lebih mudah memahami isi wacana suatu karangan eksposisi berbahasa Jawa. Penelitian ini menggunakan subjek kelas VIII karena siswa sudah mendapat bekal materi pembelajaran membaca khususnya membaca pemahaman lebih dari 1 tahun.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penelitian ini akan membahas Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Wacana Karangan Eksposisi Berbahasa Jawa Dengan Metode SQ3R Pada Siswa Kelas VIII E SMPN 1 Jiwan.

B.   RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: bagaimana meningkatkan kemampuan membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa siswa kelas VIII E SMPN 1 Jiwan  dengan penggunaan metode SQ3R Tahun pelajaran  2013/2014 ?

C.   TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa siswa kelas VIII E SMPN 1 Jiwan  dengan penggunaan metode SQ3R.

D.   MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis, yaitu:
1.    Hasil penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran atau kontribusi bagi guru  dalam menentukan metode pembelajaran membaca pemahaman secara tepat
2.    Penggunaan metode SQ3R ini diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa, sehingga nilai membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa dapat mengalami peningkatan dan mencapai batas tuntas.
3.    Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk lebih bervariasi dalam proses pembelajaran secara profesional, serta memungkinkan guru secara aktif mengem­bang­kan pengetahuan dan keterampilan untuk memperbaiki dan meningkatkan PBM selanjutnya.

E.   HIPOTESA TINDAKAN
Berdasarkan kajian teori dan tindakan yang akan dilakukan, maka terdapat hipotesis dalam penelitian ini. Hipotesis tersebut adalah pembelajaran membaca pemahaman melalui metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa siswa kelas VIII E SMPN 1 Jiwan.

F.    KAJIAN PUSTAKA
a.     Pengertian Membaca
Membaca merupakan salah satu kemampuan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting manusia yaitu berbahasa. Ada empat keterampilan berbahasa yaitu menulis, menyimak, berbicara, dan membaca. Kegiatan membaca bersifat reseptif, yaitu suatu bentuk penyerapan yang aktif. Dalam kegiatan membaca pikiran dan mental dilibatkan secara aktif, tidak hanya aktifitas fisik saja. Artinya, bahwa kegiatan membaca tidak hanya sekedar membaca tetapi harus melibatkan seluruh indera agar pembaca mengetahui isi dan maksud wacana yang dibaca tersebut.

b.    Pengertian Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi yaitu karangan atau tulisan ilmiah yang bertujuan untuk memberitahukan atau menginformasikan sesuatu. Berikut ini akan dikemukakan pengertian karangan eksposisi menurut beberapa ahli bahasa.
1.    Kata eksposisi yang diambil dari bahasa Inggris exposition sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti ‘membuka atau memulai’. Karangan eksposisi merupakan wacana yang bertujuan untuk memberi tahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu (Finoza, 2006: 224).
2.    Dalam karangan eksposisi masalah yang dikomunikasikan terutama adalah informasi. Hal atau sesuatu yang dikomunikasikan, berupa:
a) Data faktual. Misalnya tentang suatu kondisi yang benar-benar terjadi atau bersifat historis.
b) Suatu analisi ataupun penafsiran yang objektif terhadap seperangkat fakta, mungkin sekali berupa fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian yang khusus, asalkan tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi (Suparno dan Yunus, 2002: 5.4).

c.     Pengertian Metode SQ3R
Menurut Soedarso (2002), pada SQ3R ini sebelum membaca terlebih dahulu kita survei bacaan untuk mendapatkan gagasan umum apa yang akan dibaca, kemudian dengan mengajukan berbagai pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya kita harapkan terdapat dalam bacaan tersebut kita akan lebih mudah memahami bacaan.
Selanjutnya dengan mencoba mengutarakan dengan kata-kata sendiri pokok pentingnya, kita akan menguasai dan mengingatnya lebih lama.

d.    Karakteristik Metode SQ3R
Penggunaan metode SQ3R di awali dengan melakukan survey terhadap bacaan untuk memperoleh gambaran umum dari suatu bacaan dengan cara melihat bagian permulaan dan bagian akhir. Setelah melakukan survei, kita merumuskan beberapa pertanyaan tentang bacaan yang diharapkan jawabannya ada dalam bacaan, hal tersebut akan membantu dan menuntun kita memahami bacaan. Dengan bekal rumusan pertanyaan-pertanyaan tadi, barulah kita membaca. Pertanyaan itu merupakan penentuan yang dapat membantu pembaca menemukan informasi yang diinginkannya dengan cepat. Untuk mengetahui penguasaan terhadap bacaan, setelah membaca kita lakukan kegiatan menceritakan atau mengutarakan kembali dengan kata-kata sendiri untuk membantu daya ingat dengan membuat catatan kecil.
Kegiatan membaca dengan menggunakan metode SQ3R di akhiri dengan kegiatan meninjau kembali apa yang sudah dibaca. Kita tidak perlu membaca ulang secara keseluruhan, tetapi hanya memeriksa bagian-bagian yang dianggap penting yang memberikan gambaran keseluruhan dari bacaan, juga untuk menemukan hal-hal penting yang mungkin terlewatkan pada saat kita membaca sebelumnya. Dengan demikian yang dimaksud dengan SQ3R adalah suatu metode membaca untuk menemukan ide-ide pokok dan pendukungnya, serta membantu mengingat agar lebih tahan lama melalui lima langkah kegiatan, yaitu survey, question, read, recite, dan review.

G.   METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu cara strategis dalam memperbaiki dan meningkatkan layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan..
Tindakan nyata yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode SQ3R ( Survey, Question, Read, Recite, Review), dalam peningkatan kemampuan membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa pada siswa kelas VIII E SMPN 1 Jiwan. Penelitian yang akan dilakukan, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

H.   RENCANA TINDAKAN
Penelitian tindakan kelas merupakan pengkajian berdaur (cyclical) yang teridiri dari tahap: perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observ), dan merefleksi (reflect). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilaksanakan dalam bentuk siklus.
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan, sebagai berikut:
1.    Perencanaan
a.     Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas.
b.    Penyusunan rencana pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa dengan menggunakan metode SQ3R.
c.     Instrument pemantau berupa tes, catatan lapangan, lembar pengamatan, rancangan langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan.
d.    Alat ukur yang akan digunakan seperti lembar penilaian.

2. Tindakan
Tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan metode SQ3R. Pelaksanaan tindakan ini terbagi menjadi beberapa siklus, sebelum pretest dilakukan, guru melakukan apersepsi awal untuk mengantarkan siswa pada materi yang akan dipelajari yaitu tentang kegiatan membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa dengan memberikan contoh, kemudian dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa. Soal pretest adalah siswa disuruh untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan wacana serta menceritakan kembali isi dari wacana yang berupa karangan eksposisi berbahasa Jawa tersebut.

SIKLUS I
Pelaksanaan tindakan penelitian ini berlangsung di dalam kelas dan kegiatan pada siklus I ini meliputi:
1)    Memberikan penjelasan kepada siswa tentang karangan eksposisi berbahasa Jawa.
2)    Mengenalkan metode SQ3R sebagai metode pembelajaran.
3)    Penerapan pengajaran membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa dengan pemanfaatan metode SQ3R.
4)    Melihat respon maupun tanggapan siswa terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah diberikan.
5)    Mengadakan posttest untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami karangan eksposisi berbahasa Jawa setelah dilakukan tindakan.

SIKLUS II
Pelaksanaan kegiatan pada siklus II ini perlu adanya modifikasi pembelajaran. Wujud modifikasi dalam hal ini berupa perbaikan kesalahan siswa pada siklus I, yaitu lebih memperjelas apa yang dirasa kurang paham oleh siswa, dan lebih menarik minat siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa. Pada siklus II ini tidak lagi dilakukan pretest, hasil posttest pada siklus I dijadikan pretest pada siklus II.

SIKLUS III
Pada siklus III peneliti dan kolaborator melakukan perbaikan pembelajar­an membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa berdasarkan refleksi pada siklus II. Pelaksanaan tindakan siklus III hampir sama dengan pelaksanaan tindakan pada siklus sebelumnya hanya ditambah dengan penekanan pada beberapa bagian berdasarkan pada refleksi siklus II.

3. Observasi
Observasi yang dilakukan meliputi implementasi dalam pemantauan yaitu meliputi hal-hal berikut:
a.     Observasi kegiatan proses belajar mengajar di kelas secara langsung.
b.    Observasi yang dilakukan adalah mengamati perilaku belajar siswa pada saat proses pembelajaran
c.     Observasi Hasil Proses Belajar Mengajar di Kelas.

4. Refleksi
Tahap refleksi dilakukan untuk penilaian dan analisis terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang telah dilakukan. Refleksi ini berdasarkan hasil observasi, test, dan pengamatan yang dilakukan guru bahasa Jawa, observer, dan kolaborator pada saat melakukan proses tindakan serta berdasar catatan lapangan yang dibuat oleh peneliti pada siswa kelas VIII E SMPN 1 Jiwan.

I.     HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
SIKLUS I
Setelah dilakukan pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa dengan metode SQ3R pada siklus I, hasil tes nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan. nilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar 64,41 dengan nilai tertinggi 72 dan nilai terendah 58. Nilai rata-rata tersebut masih rendah karena belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yang diberlakukan sekolah, yaitu 65. Akan tetapi nilai rata-rata tersebut sudah meningkat dibandingkan dengan nilai rata-rata pratindakan. Siswa yang tuntas dalam pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa pada siklus I tersebut juga mengalami peningkatan dari pratindakan sebanyak 6 siswa menjadi 11 siswa atau sebanyak (47%) pada siklus I, sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 13 siswa atau (53%).

SIKLUS II
Diketahui bahwa nilai rata-rata siswa pada siklus II sebesar 70,18 dengan nilai tertinggi 79 dan nilai terendah 60. Nilai rata-rata tersebut sudah cukup baik karena sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yang diberlakukan sekolah, yaitu 65. Siswa yang tuntas dalam pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa pada siklus II juga mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 18 siswa atau sebanyak (76%), sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 6 siswa atau (24%).

SIKLUS III
Nilai rata-rata siswa pada siklus III sebesar 75,55 dengan nilai tertinggi 87 dan nilai terendah 63. Nilai rata-rata tersebut sudah baik karena sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yang diberlakukan sekolah, yaitu 65. Siswa yang tuntas dalam pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa pada siklus III sebanyak 22 siswa atau sebanyak (94%), sedangkan yang belum tuntas hanya 2 siswa (6%). Hal tersebut menunjukan jumlah siswa yang tuntas sudah melebihi kriteria keberhasilan yang ditentukan, yaitu sebesar 75%.

PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan dalam proses pembelajaran pada SIKLUS I, II dabn III, tiap Siklus mengalami kenaikan prestasi dalam pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa, pada siklus I, yaitu pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa dengan metode SQ3R proses belajar mengajar berjalan lancar. Siswa terlihat lebih semangat dalam mengikuti pelajaran, tetapi masih terlihat beberapa siswa putra yang ramai dan mengganggu temannya. Siswa putri terlihat lebih aktif dalam mengerjakan soal tes. Pada saat mengerjakan soal tes siklus I siswa terlihat lebih sungguh-sungguh dibandingkan pada saat pratindakan karena siswa sudah mulai paham tentang materi yang baru saja disampaikan dan dibahas.
Pembelajaran pada siklus II ini sudah menunjukan kemajuan, siswa lebih aktif dibandingkan pada siklus I. Siswa yang masih mengganggu temannya ditegur dan diperingatkan oleh guru, dengan begitu sudah tidak ada lagi siswa putra yang mengganggu temannya. Semua aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan metode SQ3R lebih dapat berkembang disebabkan adanya usaha perbaikan pembelajaran pada siklus sebelumnya.
Pada saat siklus III berlangsung, secara keseluruhan proses pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa dengan metode SQ3R berlangsung dengan baik dan lancar. Keseluruhan siswa sudah memberikan kontribusi dalam pembelajaran dengan metode SQ3R, hal itu membuat suasana kelas menjadi lebih hidup. Peningkatan proses tersebut dikarenakan siswa sudah mulai terbiasa belajar dengan menggunakan metode SQ3R. Selain itu siswa menjadi lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran dengan metode SQ3R.
Persentase kenaikan nilai rata-rata siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa dari pratindakan sampai dengan siklus III dapat dilihat dari grafik perkembangan berikut ini ;

Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata
Berdasarkan diagram di atas, nilai rata-rata siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pratindakan sampai siklus III mengalami peningkatan.
Pada pratindakan menunjukakan bahwa nilai rata-rata siswa kelas VIII E SMPN 1 Jiwan dalam pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa masih rendah, yaitu 59,91. Hal tersebut dikarenakan siswa masih belum menguasai materi wacana yang berupa karangan eksposisi berbahasa Jawa, sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa. Pada siklus I nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 64,41. Akan tetapi, ada 3 siswa yang nilainya tidak meningkat dari pratindakan ke siklus I. Peningkatan hasil nilai rata-rata siswa itu dikarenakan siswa sudah diberikan perlakuan tindakan pada siklus I, yaitu pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa dengan menggunakan metode SQ3R. Selain itu, siswa juga mulai memahami materi wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa dengan metode SQ3R.
Nilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar 64,41. Setelah dilakukan tindakan dan perbaikan, maka pada siklus II nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan menjadi 70,18 walaupun ada 1 siswa yang nilainya turun. Peningkatan tersebut disebabkan pemahaman siswa yang semakin bertambah tentang materi membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa yang dipelajari dengan metode SQ3R.
Pada sikus III ini masih ada 1 siswa yang nilainya turun. Akan tetapi, nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus III semakin meningkat, yaitu dari 70,18 naik menjadi 75,55. Pada siklus III jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa sebanyak 32 siswa atau sebanyak (94%), sedangkan yang belum tuntas hanya 2 siswa (6%). Dengan begitu siklus III sudah dirasa cukup karena telah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditentukan. Peningkatan nilai rata-rata tersebut disebabkan setiap siswa bersemangat menjadikan nilai mereka menjadi yang terbaik sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal tes. Selain itu juga pemahaman siswa semakin bertambah tentang materi membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa yang dipelajari dengan metode SQ3R.

J.     KESIMPULAN DAN SARAN
Sesuai dengan permasalahan dan hasil penelitian serta pembahasan dalam penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Jiwan. Hal itu terlihat dari nilai rata-rata siswa pada pratindakan sebesar 59,91, setelah dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 64,41, dengan persentase peningkatan sebesar 7,51%, pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 70,18 dengan persentase kenaikan sebesar 8,95%, dan siklus III yaitu 75,55 dengan persentase peningkatan sebesar 7,58%.
Selain itu, penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran membaca pemahaman wacana karangan eksposisi berbahasa Jawa dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas VIII E. Hal itu dapat dilihat dari keaktifan siswa yang diikuti perubahan perilaku siswa kearah positif. Siswa tidak lagi malu untuk bertanya atau menjawab pertanyaan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Peningkatan proses tersebut disebabkan siswa sudah mulai terbiasa belajar dengan menggunakan metode SQ3R. Siswa juga menjadi lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R karena para siswa berharap nilai mereka menjadi yang terbaik, dan siswapun lebih termotivasi dalam belajar, serta bersungguh sungguh dalam mengerjakan soal tes.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi beberapa pihak. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, dapat diuraikan implikasi penelitian sebagai berikut.
1.    Metode SQ3R dapat digunakan oleh guru mata pelajaran bahasa Jawa sebagai salah satu alternatif penggunaan metode dalam pembelajaran membaca pemahaman wacana berbahasa Jawa.
2.    Guru memperoleh pengalaman dalam hal perbaikan proses dan hasil pembelajaran di kelas, serta menambah wawasan dalam hal metode pembelajaran yang dapat diterapkan kepada peserta didik.




DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Harjasujana, Achmad S. 1999. Membaca. Jakarta: Universitas Terbuka.
Keraf, Gorys.1995. Komposisi. Jakarta: PT. Grasindo.
Keraf, Gorys. 1982. Eksposisi: Komposisi Lanjutan. Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia (Retorika).
Madya, Suwarsih. 2006. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta.
Meil Silberman. 1996. Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject. Boston: Allyn and Boston.
Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurhadi. 1989. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar baru.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Soedarso. 2002. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Suyatmi. 1997. Membaca I (BPK). Surakarta: UNS Press
Tarigan, Henri Guntur. 1984. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Widyamartaya, A. 1992. Seni Membaca untuk Studi. Yogyakarta: Kanisius.
Wiryodijoyo, Suwaryono. 1989. Membaca Strategi Pengantar dan Tekniknya. Jakarta: Depdikbud.
Yant Mujiyanto, dkk. 2000. Puspa Ragam Bahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press



Tidak ada komentar:

Posting Komentar