Minggu, 04 September 2016

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN PADA MATERI HAKEKAT DAN ARTI PENTING HUKUM BAGI WARGA NEGARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY SISWA KELAS VIIE SMPN 1 JIWAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN PADA MATERI HAKEKAT DAN ARTI PENTING HUKUM BAGI WARGA NEGARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY SISWA KELAS VIIE SMPN 1 JIWAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh :
BAMBANG SUPRAJITNO, S.Pd.
SMPN 1 JIWAN KABUPATEN MADIUN

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Inquiry  pada materi Hakekat dan Arti Penting Hukum Bagi Warga Negara Pada Siswa Kelas VIIE SMPN 1 Jiwan Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIIE SMPN 1 Jiwan Kabupaten Madiun dengan Jumlah siswa adalah 26 orang.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan 2 siklus. Dari hasil penelitian tindakan kelas dihasilkan bahwa terdapat kenaikan persentase tingkat pemahaman dari siklus 1 sebesar 40% menjadi 92% pada siklus 2, atau mengalami peningkatan sebesar 52%. Sedangkan data hasil angket yang diberikan kepada siswa didapatkan sebagian besar 22 atau (84,62%) siswa menyatakan senang belajar dengan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru,  dan hanya 4 (15,38%) siswa menyatakan tidak senang. Dalam aspek kegunaan pembelajaran yang baru dilakukan dalam kehidupannya sekitar 23 (88,46%) siswa mampu merasakan hal tersebut sedangkan 3 (11,54%) siswa belum dapat. Prosentase tersebut juga berlaku dalam aspek tentang perlu tidaknya metode pembelajaran itu digunakan. Padahal sebagian besar siswa merasa tertantang dengan langkah-langkah pembelajaran yang baru dilakukan, hal ini ditunjukkan oleh 24 (92,31%) siswa dan 2 (7,693%) siswa merasa tidak ada tantangan. Bahkan siswa yang secara terbuka merasakan tertarik metode yang dikembangkan guru 23 (88,46%) siswa dan hanya 3 (11,54%) siswa menyatakan tidak tertarik.  Maka dengan hasil ini dapat dikatakan bahwa metode inquiry yang dikembangkan oleh guru (peneliti) secara garis besar dapat diterima oleh siswa
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Inquiry pada materi hakekat dan arti penting hukum bagi warga negara dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIIE SMPN 1 Jiwan tahun pelajaran 2012/2013.

Kata Kunci : Peningkatan Prestasi Belajar PKn, Metode Inquiry



Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 mengamanatkan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kapada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa diatur dengan undang-undang.
Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional tidak memadai lagi dan perlu diganti serta perlu disempurnakan agar sesuai dengan amanat perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan sesuai perkembangan zaman perlu membentuk Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, kita semua berharap agar pendidikan di Indonesia mengalami peningkatan mutu sehingga apa yang menjadi tujuan pendidikan di Indonesia berjalan secara optimal.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berbudi pekerti yang luhur, serta memiliki pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara.
Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk memberikan kompetensi-kompetensi agar berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam, menanggapi isu kewarganegaraan. Berpartisipasi secara bermutu dan bertangggung jawab, serta bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakata Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa pendidikan merupakan hal yang amat penting, pendidikan merupakan aspek yang amat perlu kita perhatikan dan kita kaji secara mendalam. Hal ini sesuai dengan tujuan dari pendidikan yakni untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang tentunya akan berimbas pada peningkatan taraf hidup bangsa Indonesia, agar tidak tertinggal dengan bangsa-bangsa lain. Seperti aspek-aspek yang lain, pendidikan pun senantiasa mengalami perkembangan secara dinamis. Untuk menghadapi tantangan dan tuntutan di era globalisasi ini, pemerintah memandang perlu untuk mengadakan pembaharu­an sistem pendidikan nasional secara terencana, terarah, dan berkesinambungan dengan menyusun produk perundang-undangan ini.
Melalui Pendidikan PKn di SMPN 1 Jiwan Kabupaten Madiun diharapkan dapat mengembang­kan kemampuan dan  membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Untuk mencapai maksud di atas maka yang paling penting adalah perbaikan dan peningkatan di berbagai bidang pendidikan yang meliputi usaha perbaikan dalam kurikulum, metode mengajar, alat-alat pelajaran dan administrasi pendidikan, serta usaha peningkatan dalam kurikulum, metode mengajar, usaha peningkatan dalam pengawasan sistem evaluasi yang tepat, berencana, teratur dan berkesinambungan serta objektif dan seksama. Namun selain itu semua yang paling penting didahulukan adalah peningkatan profesi guru yang langsung menangani pendidikan.
Sebagai guru yang professional maka harus dapat meningkatkan mutu pendidikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK), guru akan dapat menemukan suatu model pembelajar­an yang dipandang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, salah satunya dengan melalui model pembelajaran inkuiri (menemukan sendiri).
Model pembelajaran kelompok inquiry adalah merupakan model pembelajaran yang mengutamakan siswa secara aktif membangun pembelajaran mereka sendiri secara kelompok untuk menginvestigasi topik-topik yang kompleks.
Model ini beranggapan bahwa kemampuan untuk mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas dalam lingkungan kelompok adalah penting baik dalam situasi dalam kelas maupun yang bukan di ruangan kelas, mereka mengamati dan menemukan sendiri.

KAJIAN PUSTAKA
Metode (method) secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Pengajaran adalah proses yang bertujuan, maka guru harus memiliki cara tertentu untuk mencapai tujuan pengajaran tersebut. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005:19), metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya, Sunarko (2003:10), mendefinisikan metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang berfungsi sebagai alat yang digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam melaksanakan kegiatan penyajian materi pelajaran untuk mendukung kelancaran proses belajar mengajar sehingga prestasi belajar meningkat.
Menurut Anwar Holil (2008:2) metode inquiry adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab dan mengantarkan pada pengujian dan eksplorasi bermakna. Inquiry adalah seni dan sains tentang mengajukan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menghendaki pengamatan dan pengukuran, pengajuan hipotesis dan penafsiran, pembangunan dan pengujian model melalui eksperimen, refleksi, dan pengakuan atas kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari metode penyelidikan yang digunakan.
Selanjutnya, Oemar Hamalik (1991:2) berpendapat bahwa metode inquiry adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa di mana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inquiry merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpul-kan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi, dalam model inkuiri ini siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. Dengan demikian, siswa akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet, objektif/jujur, kreatif, dan menghormati pendapat orang lain.
Pada prinsipnya tujuan pengajaran inquiry membantu siswa bagaimana merumuskan pertanyaan, mencari jawaban atau pemecahan untuk memuaskan keingintahuannya dan untuk membantu teori dan gagasannya tentang dunia. Lebih jauh lagi dikatakan bahwa pembelajaran inquiry bertujuan untuk mengembangkan tingkat berpikir dan juga keterampilan berpikir kritis.
Kegiatan pembelajaran selama menggunakan metode inquiry ditentukan oleh keseluruhan aspek pengajaran di kelas, proses keterbukaan dan peran siswa aktif. Pada prinsipnya, keseluruhan proses pembelajaran membantu siswa menjadi mandiri, percaya diri dan yakin pada kemampuan intelektualnya sendiri untuk terlibat secara aktif. Peran guru bukan hanya membagikan pengetahuan dan kebenaran, namun juga berperan sebagai penuntun dan pemandu (Anwar Holil,  2008:3).
Menurut Anwar Holil (2008:3) langkah-langkah pembelajaran dengan metode inquiry adalah sebagai berikut :
 a.    merumuskan pertanyaan atau permasalahan,
 b.   merumuskan hipotesis,
 c.    mengumpulkan data,
 d.   menguji hipotesis,
 e.    membuat kesimpulan.
Selanjutnya, Muhammad Ali (2000:87-88) berpendapat bahwa langkah-langkah dalam melaksanakan metode inquiry adalah sebagai berikut :
a.     Identifikasi kebutuhan siswa,
b.    Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep dan generalisasi yang akan dipelajari,
c.     Seleksi bahan dan problema atau tugas-tugas.
d.    Membantu memperjelas :
1.       Tugas problema yang akan dipelajari,
2.       Peranan masing-masing siswa.
e.     Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan,
f.     Mencek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa.
g.    Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan,
h.    Membantu siswa dengan informasi / data jika diperlukan,
i.      Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses,
j.      Merangsang terjadinya interaksi antar siswa,
k.    Memuji dan membesarkan siswa yang tergiat dalam proses penemuan,
l.      Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuan.
Kegiatan pembelajaran selama menggunakan metode inquiry ditentukan oleh keseluruhan aspek pengajaran di kelas, proses keterbukaan dan peran siswa aktif. Pada prinsipnya, keseluruhan proses pembelajaran membantu siswa menjadi mandiri, percaya diri dan yakin pada kemampuan intelektualnya sendiri untuk terlibat secara aktif. Peran guru bukan hanya membagikan pengetahuan dan kebenaran, namun juga berperan sebagai penuntun dan pemandu.
Peran guru adalah menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran. Bukan memberikan informasi atau ceramah kepada siswa. Guru juga harus memfokuskan pada tujuan pembelajaran, yaitu mengembangkan tingkat berpikir yang lebih tinggi dan keterampilan berpikir kritis siswa. Setiap pertanyaan yang diajukan siswa sebaiknya tidak langsung dijawab oleh guru, namun siswa diarahkan untuk berpikir tentang jawaban dari pertanyaan tersebut.
Keuntungan menggunakan metode inquiry adalah sebagai berikut :
a.     dapat membuat siswa belajar dari lingkungan,
b.    dapat memupuk rasa kerja sama antar siswa,
c.     fungsi guru sebagai fasilitator,
d.    untuk mengantisipasi jika terjadi pengetahuan guru kurang disbanding pengetahuan siswa,
e.     melatih siswa tidak tergantung pada guru,
f.     kelas menjadi lebih hidup.
Sedangkan kelemahan metode inquiry adalah sebagai berikut :
a.     siswa yang pemalas akan mengekor,
b.    ada siswa yang sulit untuk bekerja sama,
c.     kesulitan dalam menyatukan pendapat dalam anggota kelompok,
d.    terkadang tidak tepat waktu, ada siswa yang sulit untuk mengkomunikasikan secara ilmiah.

METODE PENELITIAN
Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIIE SMP Negeri 1 Jiwan tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah 26 siswa, terdiri  terdiri dari 12 siswi putra dan 14 siswa putri. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Nopember 2012.
Penelitian tindakan kelas lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya realistik dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun hasil penelitian dapat diterapkan oleh orang lain yang mempunyai konteks yang sama dengan peneliti. Dalam buku Pedoman Teknis Pelaksanaan Clasroom Action Research (CAR) atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK Depdiknas (2001:5) disebutkan penelitian bersiklus, tiap siklus terdiri dari:
1.    Persiapan/perencanaan (Planning)
2.    Tindakan/pelaksanaan (Acting)
3.    Observasi (Observing)
4.    Refleksi (Reflecting)
Tahap pelaksanaan penelitian terdiri dari 2 siklus. Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiap­kan hal-hal sebagai berikut :
1.    Mengidentifikasikan bahan pembelajaran
2.    Menyusun silabus dan RPP
3.    Menyiapkan alat bantu pembelajaran
4.    Menyiapkan lember tes
5.    Menyiapkan lembar observasi.
Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah tindakan sebagai berikut:
1.    Tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan awal untuk membangkitkan motivasi belajar.
2.    Guru mengajak siswa untuk mengenang detik-detik proklamasi kemerdekaan dengan menunjukkan hukum yang ada di Indonesia.
3.    Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa seputar tentang pengetahuan yang berkaitan dengan hukum yang ada di Indonesia
4.    Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan disetiap kelompok diberikan tugas simulasi untuk memerankan beberapa kejadian dalam norma-norma yang ada dimasyarakat seperti:
5.    Guru mempersilahkan setiap kelompok untuk maju dan mensimulasikan fragmen adegan tersebut diatas
6.    Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembahasan materi dengan seksama dan tepat
Beberapa hal yang diharapkan dalam siklus I adalah:
1.    Siswa mengalami peningkatan minat belajar dan aktivitas di kelas selama guru melakukan kegiatan pembelajaran
2.    Terdapat peningkatan konsentrasi belajar siswa sehingga aktivitas siswa menjadi terfokus dalam penyelesaian tugas-tugas yang diberikan oleh guru
3.    Siswa memiliki kemauan dan keberanian untuk bertanya kepada siswa tentang kesulitan yang dialami pada saat menyelesaikan tugas yang diberikan
Harapan yang dimungkinkan muncul dalam siklus 2 ini adalah bahwa :
1.    Guru dapat mengelola kelas dengan lebih baik dan lebih mampu memahami siswa
2.    Siswa dapat meningkatkan kemampuan komunikasinya dan penguasaan konsep materi pembelajaran.
3.    Partisipasi siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan yang baik
Dalam tahap observasi peneliti melakukan pengamatan selama kegiatan berlangsung, juga teman, guru yang diminta bantuan untuk ikut mengamati selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dan lembar observasi aktifitas guru.
Tahap refleksi merupakan tahap menganalisa, mensintesa, hasil dari catatan selama kegiatan proses pembelajaran menggunakan instrumen lembar pengamatan, kuesioner, dan tes. Dalam refleksi melibatkan siswa, teman sejawat yang mengamati dan kepala sekolah. Untuk melakukan perencanaan pada siklus berikutnya, peneliti mengidentifikasi dan mengelompokkan masalah yang timbul pada pembelajaran siklus I dan siklus II.
Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan beberapa analisa, antara lain :
1.    Lembar observasi
Lembar observasi guru digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran antara lain contoh lembar observasi seperti pada lampiran.
2.    Soal tes
Berupa tes hasil belajar berbentuk soal pilihan ganda dan uraian. Soal tes dikerjakan secara invidu oleh siswa. Tes digunakan untuk mendapatkan gambaran hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran, tes diadakan setiap akhir siklus. Dari hasil tes pada siklus satu dan dua  dapat ditarik kesimpulan ada tidaknya peningkatan hasil tes yang dilaksanakan. Data yang diperoleh dari hasil ulangan siswa digunakan untuk mengetahui hasil ketuntasan klasikal maupun individual.
3.    Angket/ Kuisioner
Angket diberikan setelah proses pembelajaran berakhir pada akhir siklus. Tujuannya untuk mengetahui respon siswa tentang kekurangan, kelebihan atau kendala yang ada serta saran siswa terhadap proses pembelajaran. Contoh angket dapat dilihat dalam lampiran.
Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas teknik analisis terhadap data yang telah dikumpulkan sebagai berikut :
1.    Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa adalah data kegiatan siswa dalam proses pembelajaran selanjutnya diobservasi dengan mengkaitkannya dalam kategori;
Baik apabila tercatat             ≥ 10 tally
Sedang apabila tercatat         ≥ 6  tally
Rendahapabila tercatat         ≤ 6 tally          
Indikator observasi ini meliputi; memperhatikan penjelasan guru, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan guru, mengerjakan soal ke papan tulis, dan menyelesaikan tugas mandiri. (Lebih lanjut dapat dilihat dalam lampiran form pengamatan)
2.    Data Hasil Tes Belajar Siswa
Tes belajar siswa dilakukan selama 2 (dua) kali, pada setiap siklus yang dilakukan. Dari hasil tes pada siklus satu dan dua nantinya akan dibandingkan sehingga dapat ditarik kesimpulan ada tidaknya peningkatan hasil tes yang dilaksanakan. Data yang diperoleh dari hasil ulangan siswa digunakan untuk mengetahui hasil ketuntasan klasikal maupun individual. Ketuntasan individiual ditentukan dengan ketentuan:
Adapun rumusan yang digunakan di dalam ketuntasan belajar adalah sebagai berikut :
  a).  Ketuntasan secara individu
        Rumus persentase
        Jumlah  skor yang diperoleh 
                                                   X  100 %
        Jumlah skor maksimal                  
b)      Ketuntasan secara klasikal
Rumus  persentase ketuntasan :
Jumlah siswa yang tuntas     
                                                                                      X 100 %               
        Jumlah seluruh siswa        

Ketuntasan belajar individu dinyatakan tuntas apabila  tingkat persentase ketuntasan minimal mencapai 65%, sedangkan untuk tingkat klasikal minimal mencapai 85%  (Depdikbud, 1994,  dalam Kustantini:10).
Data yang diperoleh melalui angket siswa dianalisis dengan menggunakan jumlah responden yang telah menjawab setiap pertanyaan angket. Kategori jawaban terbagi menjadi 3 (tiga) macam: ya, tidak dan cukup.



HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Tabel 1 Pengamatan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran


No
Indikator
Hasil Observasi
Siklus 1
Siklus 2
B
C
K
B
C
K
1.
Keseriusan siswa
Ö
-
-
Ö
-
-
2.
Inisiatif bertanya
-
-
Ö
Ö
-
-
3.
Partisipasi siswa dalam pembelajaran
-
Ö
-
Ö

-
4.
Kemampuan siswa menyebutkan fakta
-
-
Ö
-
Ö
-
5.
Kemampuan siswa menjelaskan konsep dengan kata-kata sendiri
-
-
Ö
-
Ö
-
6.
Berdiskusi
-
-
Ö
Ö
-
-
7.
Kemampuan siswa memahami perintah guru
-
-
Ö
Ö
-
-

Keterangan : B = baik C = cukup baik K = kurang baik

Tabel 2 Hasil Tes Formatif Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran
No
Indikator
Mampu menjawab
Mengalami kesulitan
1
2
1
2
1.
Mampu menjelaskan pengertian hukum
11
42,31%
24
(92,31%)
15
57,69%
2
(7,69%)
2.
Mampu menjelaskan pembagian hukum menurut sifatnya.
14
53,85%
23
(88,46%)
12
46,15%
3
(11,54%)
3.
Mampu menjelaskan  pembagian hukum menurut bentuknya.
10
38,46%
24
(92,31%)
16
61,54%
2
(7,69%)
4.
Mampu menjelaskan pembagian hukum menurut  isinya.
9
34,62%
24
(92,31%)
17
65,38%
2
(7,69%)
5

Mampu menjelaskan pentingnya norma hukum dalam kehidupan bernegara
8
30,77%
24
(92,31%)
18
69,23%
2
(7,69%)

Rata-rata
40%
92
60%
8 %

Tabel 3. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran
No
Pertanyaan
Jawaban Siswa
Ya
Tidak
1
Siswa senang belajar dengan metode pembelajaran yang dilkakukan oleh guru
22
(84,62%)
4
(15,38%)
2
Siswa merasakan kegunaan pembelajaran yang baru dilakukan dalam kehidupannya.
23
(88,46%)
3
(11,54%)
3
Siswa memerlukan metode pendekatan inkuiri seperti yang telah dilakukan.
24
(92,31%)
2
(7,69%)
4
Siswa merasa tertantang dengan langkah-langkah pembelajaran yang baru dilakukan.
23
(88,46%)
3
(11,54%)
5
Siswa tertarik dengan metode pembelajaran yang dikembangkan guru
23
(88,46%)
3
(11,54%)

 



Data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan pada Siklus 1 dan Siklus 2 diolah dan di analisis dengan hasil sebagai berikut :
1.    Dari data penilaian tentang kreativitas jelaslah bahwa implementasi pembelajaran berbasis inkuiry pada pokok hakekat dan arti Penting Hukum bagi warga negara memberikan kontribusi yang cukup signifikan (positif) terhadap peningkatan kreativitas siswa. hal ini terlihat dari siklus ke-1 ke siklus ke-2 tampak pada tabel di atas pada siklus ke-1 dari 7 (tujuh) indikator keberhasilan terdapat 1 baik, 1 cukup dan kurang 5, sedangkan pada siklus ke-2 dari 7 (tujuh) indikator keberhasilan terdapat 5 baik, 2 cukup hal ini membuktikan terdapat adanya peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran siswa.
2.    Dari data formatif 1 dan tes formatif 2 tampak terdapat peningkatan yang signifikan, hal ini tampak pada hasil formatif 1 rata-rata siswa yang mampu menjawab soal tes 40% dan mengalami kesulitan 60%, sedangkan pada hasil tes formatif 2 yang mampu menjawab soal tes 92% dan yang mengalami kesulitan 8%. Maka telah terjadi kenaikan sekitar 52% pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa implementasi metode inquiry dapat dikatak efektif dalam meningkatkan pemahaman pengetahuan siswa terhadap pembelajaran.
Berdasarkan data hasil angket yang diberikan kepada siswa didapatkan sebagian besar 22 atau (84,62%) siswa menyatakan senang belajar dengan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru,  dan hanya 4 (15,38%) siswa menyatakan tidak senang. Dalam aspek kegunaan pembelajaran yang baru dilakukan dalam kehidupannya sekitar 23 (88,46%) siswa mampu merasakan hal tersebut sedangkan 3 (11,54%) siswa belum dapat. Prosentase tersebut juga berlaku dalam aspek tentang perlu tidaknya metode pembelajaran itu digunakan. Padahal sebagian besar siswa merasa tertantang dengan langkah-langkah pembelajaran yang baru dilakukan, hal ini ditunjukkan oleh 24 (92,31%) siswa dan 2 (7,693%) siswa merasa tidak ada tantangan. Bahkan siswa yang secara terbuka merasakan tertarik metode yang dikembangkan guru 23 (88,46%) siswa dan hanya 3 (11,54%) siswa menyatakan tidak tertarik. Maka dengan hasil ini dapat dikatakan bahwa metode inkuiri yang dikembangkan oleh guru (peneliti) secara garis besar dapat diterima.


PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan,  dapat diperoleh simpulan sebagai berikut :
1.    Upaya peningkatan prestasi belajar melalui model pembelajaran Inquiry pada materi hakekat dan arti penting hukum bagi warga negara siswa Kelas VIIE semester gasal SMPN 1 Jiwan tahun pelajaran 2012/2013 termasuk dalam kategori baik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan peningkatan persentase tingkat pemahaman dari siklus 1 sebesar 55% menjadi 93% pada siklus 2, atau mengalami peningkatan sebesar 37%.
2.    Upaya Peningkatan Prestasi Belajar melalui Model Pembelajaran Inquiry pada materi hakekat dan arti penting hukum bagi warga negara dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas VIIE Semester Gasal SMPN 1 Jiwan tahun pelajaran 2012/2013.
3.    Respon siswa terhadap pembelajaran inquiry dalam materi hakekat dan arti penting hukum bagi warga negara untuk siswa kelas VIIE SMPN 1 Jiwan termasuk positif.

Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian di atas, saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut :
1.    Hendaknya guru dalam pembelajaran menguasai bahan ajar dan metode yang akan diterapkan, sehingga ketika menyampaikan kepada siswa guru telah siap dengan konsep yang matang.
2.    Hendaknya siswa memperhatikan penjelasan guru serta membiasakan diri untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan bijak dan pemikiran matang.




DAFTAR PUSTAKA
Anwar Holil.2008. Menjadi Manusia Pembelajar.
E. Mulyasa.2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hadari Nawawi. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Muhammad Ali.2000. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Oemar Hamalik.1991. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru.
Slameto.1991. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Bina Aksara.
Suharsimi Arikunto.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi V). Jakarta: Rineka Cipta.
Sunarko.2003. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Geografi. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional.
Sutralinah Tirtonegoro.2001. Anak Super Warimal dan Program Pendidikannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Syaiful Bahri Djamarah. 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Tim Pelatih Proyek PGSM.1999. Penelitian Tindakan kelas (Classroom Action Research: Bahan Pelatihan Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah). Jakarta: P2 GSM Ditjen Dikti Depdiknas.
_______________.1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Proyek PGSM Depdikbud.
Undang-Undang Dasar 1945 dan Amandemen.2002. Solo: Dwi Tunggal.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Depdikbud.
Zainal Arifin.1990. Evaluasi Instruksional Prinsip, Teknik, dan Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya













Tidak ada komentar:

Posting Komentar