PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN STAD (Student Teams Achievement Divisions) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII C SMPN 2 KARE MADIUN TAHUN PELAJARAN
2012/2013
Oleh : Anik Wijayati, SMPN 2 Kare
Madiun
ABSTRAK
Kata
Kunci : Peningkatan, Motivasi, Prestasi Belajar, STAD
Berdasarkan observasi di
kelas VIII C SMP Negeri 2 Kare Madiun diperoleh bahwa pola pembelajaran yang
diterapkan cenderung berpusat pada guru, dimana siswa kurang berkesempatan
untuk mengembangkan kreativitas dan belum terlibat langsung dalam pembelajaran.
. Guru kurang melatihkan diskusi kelompok sehingga prestasi belajar siswa belum
optimal. Solusi pemecahkan masalah tersebut diterapkan suatu pembelajaran
kooperatif. Pembelajaran kooperatif yang dipilih adalah model STAD. Selain dapat meningkatkan motivasi
siswa, model ini juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Pengukuran
peningkatan motivasi belajar siswa meng-gunakan lembar observasi. Ada empat
aspek motivasi yang diamati yaitu frekuensi perta-nyaan yang diajukan siswa,
perhatian siswa, kerjasama antar siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok, dan
peningkatan sumber belajar yang digunakan siswa. Pengukuran pe-ningkatan
prestasi siswa menggunakan tes setiap akhir siklus.
Berdasarkan tindakan pada siklus I dan siklus II diperoleh hasil
bahwa empat aspek motivasi yaitu frekuensi pertanyaan yang diajukan siswa
meningkat dari 46,25% pada siklus I menjadi 55,83% pada siklus II. Perhatian
siswa meningkat dari 77,29% pada siklus I menjadi 85,42% pada siklus II.
Kerjasama siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok meningkat dari 56,88% pada
siklus I menjadi 81,25% pada siklus II. Peningkatan sumber belajar yang
dimanfaatkan siswa meningkat dari 52,29% pada siklus I menjadi 56.04% pada
siklus II. Rata-rata nilai post test
siklus I ke siklus II meningkat dari 67,96% dengan ketuntasan klasikal 40,74%
menjadi 76,85 dengan ketuntasan klasikal 77,78%. Siswa yang belum mencapai KKM
diberikan remidi hingga tuntas 100%.
Berdasarkan data di atas diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model
pembe-lajaran STAD dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar fisika siswa kelas VIIID SMP Negeri 1 Malang.
PENDAHULUAN
Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) menuntut peran guru terutama dalam proses pembelajaran agar siswa memiliki
pengalaman belajar yang bermakna. Kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa
dapat diukur melalui indikator yang disusun oleh guru dan merupakan penjabaran
kompetensi dasar serta diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran.
Masalah umum yang sering dihadapi
guru dalam mengajar adalah siswa kurang perhatian, kurang beminat, dan tidak
punya motivasi dalam belajar sehingga prestasi belajar mereka rendah. Hal ini juga terjadi pada SMPN 2 Kare
Kabupaten Madiun. Rata-rata siswa kurang perhatian, kurang berminat dan tidak
punya motivasi dalam mengikuti proses belajar. Ditambah lagi kurangnya buku
penunjang dan alat-alat peraga yang menyebabkan guru lebih banyak menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab dalam menyampaikan materi ke siswa.
Pelajaran fisika merupakan pelajaran yang
dianggap sulit oleh siswa.Ini dapat dilihat dari hasil evaluasi belajar
tahun-tahun sebelumnya di mana nilai mata pelajaran fisika rata-rata lebih rendah dari mata pelajaran lainnya. Untuk kelas VIII C misalnya,pada materi ”Getaran dan Gelombang” hanya 30%
siswa yang mencapai KKM. Sementara yang 70% masih di bawah KKM yang telah
ditentukan yaitu 75. Dari kenyataan itulah peneliti ingin menaikkan
persentase ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran STAD.
Penerapan model pembelajaran STAD juga dapat meningkatkan partisipasi
siswa dalam kegiatan pembelajaran, yang ditandai dengan semakin banyaknya siswa
yang mengajukan pertanyaan atau menanggapi pertanyaan siswa lain (Parlan,
2006:38). Hasil penelitian tindakan
kelas oleh Dewi (2007) model STAD
dapat meningkatkan prestasi siswa. Demikian juga hasil penelitian tindakan
kelas oleh Rely (2008) penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Melalui penerapan
model pembelajaran STAD diharapkan prestasi dan motivasi belajar siswa kelas
VIII C SMPN 2 Kare Madiun Tahun Pelajaran 2012/2013 diharapkan dapat meningkat.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada Penelitian
Tindakan Kelas ini adalah bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa setelah
penerapan model pembelajaran STAD di
kelas VIII C SMPN 2 Kare dan Bagaimana peningkatan prestasi siswa setelah
penerapan model pembelajaran STAD
di kelas VIII C SMPN 2 Kare?
Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui peningkatkan motivasi belajar
siswa kelas VIII C SMPN 2 Kare Madiun setelah penerapan model pembelajaran STAD dan mengetahui peningkatan prestasi
belajar siswa kelas VIII C SMPN 2 Kare Madiun setelah penerapan model
pembelajaran STAD.
Sesuai dengan permasalahannya maka sebelum
penelitian ini dilakukan, hipotesis yang akan diuji yaitu Penerapan model
pembelajaran STAD dapat meningkatkan
motivasi siswa kelas VIII C SMPN 2 Kare Madiun dan Penerapan model pembelajaran
STAD dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas VIII C SMPN 2 Kare Madiun.
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini
diharapkan dapat memberi manfaat bagi siswa, guru dan sekolah :
Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian ini
adalah:
1. Penelitian ini dilakukan pada materi cermin
dan lensa. Materi ini diajarkan pada se-mester 2.
2. Aspek yang diamati adalah motivasi siswa
yang di ukur berdasarkan dari peningkatan aktifitas yang terdiri atas frekuensi
pertanyaan yang diajukan siswa, perhatian siswa, kerjasama siswa dalam
menyelesaikan tugas kelompok dan peningkatan sumber bela-jar yang dimanfaatkan
siswa. Prestasi belajar siswa dilihat dari nilai post test siswa setiap akhir siklus.
Definisi operasional penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran STAD adalah pembelajaran yang didasarkan
pada pengelompokan siswa secara heterogen yang terdiri atas siswa yang memiliki
kemampuan tinggi, rendah, dan sedang yang ditunjukkan oleh prestasi belajarnya.
2. Motivasi adalah hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan
belajar, harapan akan cita-cita yang dicerminkan oleh skor hasil observasi
selama proses belajar.
3. Prestasi belajar adalah tingkat kemampuan belajar fisika yang
dicerminkan oleh skor atau nilai kemampuan mengerjakan soal-soal fisika pada
materi cermin dan lensa yang telah dibelajarkan melalui test prestasi belajar
pada akhir siklus.
4. Peningkatan yaitu pengukuran ketercapaian indikator keberhasilan
motivasi dan prestasi belajar yang ditunjukkan dengan angka peningkatan
persentasenya.
METODE PENELITIAN
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan ku-alitatif. Pendekatan kualitatif dipilih karena peneliti berupaya mengkaji lebih
mendalam tentang peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas VIII C
SMP Negeri 2 Kare Madiun pada mata pelajaran fisika melalui model pembelajaran STAD.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), dimana dalam PTK terjadi kerjasama antara peneliti dengan
guru biologi yang bertugas sebagai pengamat untuk mengambil data selama
penelitian. Desain penelitian yang digunakan mengacu pada model Kemmis dan M.C
Taggart dalam Susilo (2008) yang terdiri dari empat komponen, yaitu:
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Kehadiran dan Peran Peneliti di Lapangan
Berdasarkan pendekatan dan jenis penelitian,
maka kehadiran peneliti di lapangan sangat diperlukan, karena peneliti
bertindak sebagai pengelola instrumen, perancang tindakan, pelaksana tindakan
dan pelapor hasil penelitian. Selama pelaksanaan tindakan di-bantu satu orang
observer dengan maksud untuk dapat membantu peneliti dalam pengumpulan data
melalui observasi motivasi siswa di dalam kelas sekaligus sebagai ko-laborator
dalam pelaksanaan refleksi.
Lokasi penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kare
Madiun yaitu pada kelas VIIIC Tahun pelajaran 2012/2013
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII C
SMP Negeri 2 Kare Madiun dengan jumlah siswa 28 orang, yang terdiri dari 21
orang laki-laki dan 19 orang siswa perempuan.
Data dan Sumber Data Penelitian
Data yang akan dikumpulkan meliputi :
1. Data keterlaksanaan model pembelajaran STAD.
2.
Data motivasi siswa.
3.
Data prestasi belajar siswa.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Sumber data keterlaksanaan pembelajaran adalah
proses pembelajaran
2.
Sumber data motivasi siswa adalah siswa.
3.
Sumber
data prestasi siswa adalah siswa.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Instrumen yang dipakai untuk mengukur keterlaksanaan pembelajaran adalah
lembar observasi. Instrumen ini digunakan sebagai pedoman dalam mengamati
pelaksanaan model pembelajaran STAD
yang diterapkan oleh guru. Penyusunan butir-butir aspek yang diamati mengacu
pada kajian pustaka tentang model
pembelajaran STAD.
2. Instrumen yang dipakai untuk mengukur motivasi
siswa adalah lembar observasi motivasi (diadaptasi dari Soeharto, 2003).
Adaptasi ini dilakukan sesuai dengan kajian pustaka dan kebutuhan data yang
peneliti harapkan.
3. Instrumen yang dipakai untuk mengukur
prestasi siswa adalah soal post test
siklus I dan siklus II. Bentuk test pilihan ganda sebanyak 40 soal. Sebelum
soal digunakan kepada siswa terlebih dahulu dikonsultasikan kelayakannya kepada
pembimbing.
Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran STAD
Observasi dilakukan untuk mengamati keterlaksanaan model pembelajaran STAD yang dilakukan oleh guru dan siswa.
Pengamatan ini untuk mengetahui kesesuaian antara langkah-langkah model
pembelajaran STAD dan pelaksanaan
tindakan. Observasi ini dilakukan oleh tiga observer dengan berpedoman pada
lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran STAD.
2. Observasi Motivasi
Pengumpulan data motivasi siswa adalah dengan
observasi langsung. Sebelum melakukan kegiatan observasi, peneliti dan tiga
orang observer melakukan diskusi untuk menyamakan persepsi menentukan skor
motivasi siswa. Masing-masing observer mengamati 3-4 kelompok. Observer
mengamati aspek-aspek yang tertera pada lembar observsi motivasi sehingga dapat
mengamati perubahan motivasi belajar siswa secara langsung. Aspek-apek motivasi
siswa yang diamati adalah frekuensi pertanyaan yang diajukan siswa, perhatian
siswa, kerjasama siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok, dan peningkatan
sumber belajar yang dimanfaatkan siswa.
3. Tes tertulis
Post test yang diberikan berupa test tertulis. Test atau soal yang diberikan kepada
siswa dalam bentuk bahasa tulisan. Pelaksanaan post test dilakukan pada akhir siklus. Materi post test siklus I yaitu cermin dan materi post test untuk siklus II yaitu lensa. Waktu pelaksanaan post test selama 30 menit.
Analisis Data
Pengambilan data dilakukan
selama proses penelitian, sementara analisis data dilakukan setelah
meninggalkan tempat penelitian (Moleong, 2005). Data yang dianalisis dalam
penelitian ini adalah:
1. Analisis Data Observasi Keterlaksanaan
Model Pembelajaran STAD
Analisis data hasil
observasi keterlaksanaan model pembelajaran STAD
digunakan untuk menjawab permasalahan, ”Bagaimana keterlaksanaan model
pebelajaran STAD di kelas VIIID SMPN
2 Kare Madiun?”. Rentang nilai keberhasilan pada setiap aspek model
pembelajaran STAD dengan ketentuan
seperti pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Tingkat Keberhasilan Keterlaksanaan Model
Pembelajaran STAD
Rentang
|
Katagori
|
0 – 25
|
Kurang
|
26 – 50
|
Cukup
|
51 - 75
|
Baik
|
76 - 100
|
Sangat baik
|
2. Analisis Data Lembar Observasi Motivasi
Siswa
Analisis data hasil observasi motivasi siswa
digunakan untuk menjawab permasalahan, ”Bagaimana peningkatan motivasi belajar
siswa setelah penerapan model pembelajaran STAD
di kelas VIIID SMPN 1 Malang?”
Persentase keberhasilan motivasi dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
% KM= x
100%
%KM = Persentase Keberhasilan Motivasi
Penentuan tingkat keberhasilan dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Tingkat keberhasilan Motivasi
Rentang
|
Katagori
|
25 - 50
|
Rendah
|
51 - 75
|
Sedang
|
76 - 100
|
Tinggi
|
3. Analisis Data Prestasil Belajar
Analisis data prestasi belajar siswa
digunakan untuk menjawab permasalahan ”Bagaimana peningkatan prestasi siswa setelah penerapan model pembelajaran STAD di kelas VIIID SMPN 1 Malang?”.
Prestasi belajar siswa ditentukan berdasarkan penilaian acuan patokan. Skor
yang diperoleh siswa melalui post test
pada tiap siklus akan digunakan untuk menentukan ketuntasan individual dan
ketuntasan klasikal terhadap indikator yang telah ditetapkan. Ketuntasan individual atau ketuntasan per siswa ditentukan dengan rumus :
K = 100%
K =
Persen ketuntasan belajar per siswa
Tingkat penguasaan materi ajar dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut
Tabel 3.3 Tingkat Penguasaan Materi Ajar
Rentang
|
Keterangan
|
0 < Skor ≤ 20%
|
Sangat kurang
|
20% < Skor ≤ 40%
|
Kurang baik
|
40% < Skor ≤ 60%
|
Cukup baik
|
60% < Skor ≤ 80%
|
Baik
|
80% < Skor ≤ 100%
|
Sangat baik
|
Sebagai standar ketuntasan belajar digunakan
patokan yang ditetapkan oleh SMP Negeri 1 Malang pada KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) mata pelajaran fisika, yaitu siswa dikatakan tuntas belajarnya jika
memenuhi KKM 75 dan ketuntasan klasikal
yang ditetapkan yaitu 85%.
PROSEDUR PENELITIAN
Observasi awal
Observasi awal dilakukan dengan:
1)
Mewawancara wakil kepala sekolah urusan
kurikulum dan guru mitra
2) Menentukan kelas yang digunakan penelitian yaitu kelas VIIIC
3) Menetapkan fokus observasi
4) Menetapkan banyaknya siklus, yaitu 2 siklus
Siklus 1
a. Perencanaan
Tindakan meliputi:
1)
Menyusun jadwal penelitian
2)
Menyusun rencana pembelajaran dengan materi
sifat-sifat cahaya, cermin datar, cermin cekung, cermin cembung untuk siklus 1
3)
Menyusun LKS
4)
Menyusun soal tes prestasi belajar tiap siklus
5)
Merancang pembagian kelompok siswa berdasarkan
kelompok kooperatif
6)
Menyiapkan lembar observasi,
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pembelajaran atau kegiatan inti
dimulai pada tahap ini dengan melakukan pembelajaran sebagai pelaksanaan
penelitian tindakan kelas. Kegiatan ini mengacu pada skenario pembelajaran
menggunakan model STAD yaitu (1)
menyajikan materi, (2) diskusi kelompok, (3) diskusi kelas, (4) kuis (5) memberikan penghargaan.
c. Observasi
Observer melakukan pengamatan menggunakan
pedoman observasi yang telah direncanakan :
1)
Apakah rencana yang telah ditetapkan
dilaksanakan atau tidak.
2)
Jika dilaksanakan, apakah pelaksanaannya
sesuai dengan rencana yang dibuat.
3)
Jika sesuai, apakah pelaksanaannya itu
berdampak pada motivasi siswa dan prestasi belajar siswa.
d. Refleksi
Data
yang diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran dilakukan
analisis dan dilakukan refleksi sebagai bahan penyusunan rencana tindakan pada
siklus berikutnya. Pada tahap refleksi ada beberapa kriteria yang dijadikan
sebagai rambu-rambu keberhasilan, misalnya: apakah proses pembelajaran sudah
sesuai dengan rencana dan bagaimana peningkatan motivasi dan prestasi belajar
siswa setelah penerapan model pembelajaran STAD
di kelas VIII C SMPN 2 Kare Madiun Tahun Pelajaran 2012/2013.
Siklus II
a. Perencanaan
Tindakan, meliputi:
1) Merencanakan tindakan, berdasarkan hasil refleksi
siklus I,
2)
Merencanakan observasi atau monitoring.
3)
Merencanakan refleksi, analisis dan
kesimpulan.
b. Pelaksanaan
Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan peneliti
melaksanakan pembelajaran yang dimulai dengan memberikan penguatan pada model STAD, dengan tujuan untuk kelancaran dan
membantu siswa dalam pelaksanaan tugas individu dan kelompok. Materi
pembelajaran pada siklus II adalah pembiasan, lensa cekung dan lensa cembung.
c. Observasi
Observer melakukan pengamatan:
1)
Apakah rencana yang telah ditetapkan
dilaksanakan atau tidak.
2)
Jika dilaksanakan, apakah pelaksanaannya
sesuai dengan rencana yang dibuat.
3)
Jika sesuai, apakah pelaksanaannya itu
berdampak pada motivasi siswa dan prestasi belajar siswa.
d. Refleksi
Data yang diperoleh dari hasil observasi
selama proses pembelajaran dilakukan analisa dan dilakukan refleksi. Pada tahap
refleksi ada kriteria yang dijadikan sebagai rambu-rambu keberhasilan adalah:
apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan rencana dan bagaimana
pengaruhnya terhadap peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas VIII
C SMPN 2 Kare Madiun Tahun Pelajaran 2012/2013.
Indikator Keberhasilan Tindakan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila
rerata observasi motivasi siswa siklus II > siklus I, dan skor prestasi tes
pada siklus II > siklus I.
Pengecekan Keabsahan Data
Teknik pemeriksaan yang digunakan dalam
penelitian untuk menetapkan keabsahan data didasarkan atas kriteria kepercayaan
(credibility), yaitu menggunakan
teknik triangulasi dan pengecekan teman sejawat seperti yang disarankan Moleong
(2005). Pada dasarnya kriteria derajat kepercayaan menggantikan konsep validitas
internal dari penelitian non kualitatif. Kriteria ini berfungsi: pertama
melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya
dapat dicapai; kedua, mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan
dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti
(Moleong, 2005:324).
Triangulasi merupakan tekhnik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Penelitian ini menggunakan triangulasi metode,
yaitu membandingkan data hasil pengamatan lapangan dan dokumentasi. Keabsahan data yang dimaksud difokuskan pada pendekatan model pembelajaran STAD.
Teknik pengecekan teman sejawat dilakukan
dalam bentuk diskusi. Hal ini dimaksudkan untuk membicarakan proses dan hasil
penelitian. Diskusi dilaksanakan untuk memperoleh masukan baik dari segi
metodologi, konteks penelitian, maupun pelaksanaan tindakan yang dilakukan.
HASIL PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan
Model Pembelajaran STAD
Pada
siklus I siswa masih beradaptasi dengan model pembelajaran yang baru pertama
kali mereka kenal. Siswa masih agak canggung dengan batasan-batasan waktu yang
disediakan di tiap tahap STAD. Pada
tahap penyajian materi yang di isi dengan demonstrasi sebagian siswa belum
tertarik, sebagian maju ke depan untuk meihat dari dekat, tetapi masih ada yang
duduk dari di belakang. Pada tahap diskusi kelompok, siswa yang sudah mengerti
belum bisa menjelaskan kepada siswa yang belum mengerti dalam satu kelompoknya
secara optimal, dalam mengerjakan tugas kelompok sebagian masih sendiri-sendiri
sehingga kurang kerjasama dalam penyelesaian tugas. Pada tahap diskusi kelas, kelompok masih malu-malu untuk
maju ke depan, akhirnya harus ditunjuk oleh guru. Pada tahap kuis siswa belum
terbiasa dengan soal-soal yang harus dikerjakan secara mandiri, masih ada siswa
yang kerjasama, meskipun telah diingatkan, ini terjadi karena siswa belum
menguasai materi pelajaran.
Pada siklus I siswa merasa waktu untuk
diskusi kelompok kurang sehingga hasil diskusi belum optimal. Kekurangan ini
diperbaiki pada siklus II. Waktu diskusi kelompok yang semula 25 menit ditambah
menjadi 30 menit. Penambahan waktu diskusi kelompok dimanfaatkan oleh siswa
yang belum mengerti dapat bertanya kepada siswa yang sudah mengerti dengan
waktu yang banyak.
Proses
pembelajaran pada siklus II berjalan sesuai dengan rencana. Kegiatan
pembelajaran berlangsung lancar. Siswa sudah memahami tahap-tahap model
pembelajaran STAD. Siswa sudah
memahami tahapan-tahapan yang akan mereka lakukan. Pada tahap penyajian materi
yang diisi dengan demonstrasi, siswa antusias maju ke depan dan membantu guru.
Pada tahap diskusi kelompok, siswa yang sudah mengerti pada materi diskusi
menjelaskan kepada teman satu kelompoknya yang belum mengerti pada materi
tersebut sampai bisa. Pada tahap diskusi kelas, kelompok maju ke depan tanpa
malu-malu dan tidak di tunjuk oleh guru.
Keterlaksanaan
pembelajaran siklus II lebih lancar daripada siklus I. Proses pembelajaran pada
siklus II memberikan hasil motivasi dan prestasi yang lebih baik. Karena siswa
lebih antusias dengan model pembelajaran yang melibatkan mereka secara langsung
B.
Motivasi Belajar
Motivasi
siswa diamati oleh tiga observer dengan menggunakan lembar observasi, Ada empat
aspek yang diamati yaitu frekuensi pertanyaan yang diajukan siswa, perhatian
siswa, kerjasama siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok dan peningkatan
sumber belajar yang dimanfaatkan oleh siswa. Hasilnya ada pada tabel 5.1 di
bawah ini.
Table 5.1 Motivasi Siswa Pada Siklus
I
Aspek
|
Pert I
(%)
|
Pert II
(%)
|
Pert III
(%)
|
Frekuensi pertanyaan yang diajukan siswa
|
44,38
|
45,63
|
48,75
|
Perhatian siswa
|
74,38
|
78,13
|
79,38
|
Kerjasama siswa dalam kelompok
|
53,75
|
58,13
|
58,75
|
Peningkatan sumber belajar yang dimanfaatkan siswa
|
51,25
|
52,50
|
53,13
|
Tabel 5.2 Motivasi Siswa Pada Siklus
II
Aspek
|
Pert I
(%)
|
Pert II
(%)
|
Pert III
(%)
|
Frekuensi pertanyaan yang diajukan siswa
|
53,13
|
55,63
|
58,75
|
Perhatian siswa
|
81,88
|
86,25
|
88,13
|
Kerjasama siswa dalam kelompok
|
77,50
|
81,25
|
84,38
|
Peningkatan sumber belajar yang dimanfaatkan siswa
|
53,75
|
56,25
|
58,12
|
Tabel 5.3 Peningkatan Persentase
Rata-rata Motivasi Pada Siklus I dan Siklus II
Aspek
|
Pert I
(%)
|
Pert II
(%)
|
Kenaikan
(%)
|
Frekuensi pertanyaan yang diajukan siswa
|
46,25
|
55,83
|
9,59
|
Perhatian siswa
|
77,29
|
85,42
|
8,13
|
Kerjasama siswa dalam kelompok
|
56,88
|
81,2
|
24,37
|
Peningkatan sumber belajar yang
dimanfaatkan siswa
|
52,29
|
56,04
|
3,75
|
Berikut disajikan grafik peningkatan
empat aspek motivasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II
Grafik
5.1 Peningkatan Motivasi
Pada pertemuan
I, II dan III masing-masing terlihat bahwa persentase perhatian lebih besar
dari persentase tiga aspek motivasi yang lain. Peningkatan persentase juga
terjadi pada siklus II dibandingkan dengan siklus I. Dilihat dari peningkatan
siklus I ke siklus II, peningkatan kerjasama siswa dalam menyelesaikan tugas
kelompok lebih besar dari peningkatan tiga aspek motivasi yang lain. Aspek
kerjasama siswa dalam menye-lesaikan tugas mengalami peningkatan 24,37%. Hal
ini sebagai indikator terjadinya proses penjelasan dari siswa yang sudah
mengerti pada materi pertemuan tersebut kepada siswa yang belum mengerti pada
materi itu telah dilaksanakan dengan baik oleh kelompok. Dengan kata lain
penerapan model pembelajaran STAD
telah meningkatkan kerjasama pada pembentukan kelompok dengan pola kooperatif.
Peningkatan
motivasi dari siklus I ke siklus II terjadi sesuai dengan tahap-tahap pada
proses pembelajarannya. Siswa perhatian pada saat guru melakukan demonstrasi,
bekerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok, bertanya ketika diskusi kelompok
dan diskusi kelas serta memanfaatkan sumber belajar. Sehingga setiap tahap
meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Supriyo (2008) dan Rely (2008) bahwa model pembelajaran
kooperatif STAD mampu meningkatkan
motivasi belajar siswa.
C.
Prestasi Belajar
Penerapan
model pembelajaran STAD dilaksanakan
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar yang dimaksud
adalah tingkat kemampuan belajar fisika yang tercermin pada skor atau
nilai kemampuan mengerjakan soal-soal fisika pada materi cermin dan lensa yang
telah dibelajarkan. Soal yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar adalah
soal post test pada akhir siklus
belajar. Data rata-rata tiap siklus prestasi belajar ada pada tabel 5.4 di
bawah ini.
Tabel 5.4 Prestasi Belajar Siswa
Siklus
|
Rata-rata
|
Siklus I
|
67,96%
|
Siklus II
|
76,85%
|
Dari
table 5.4 diatas terlihat bahwa terjadi kenaikan rata-rata prestasi belajar
pada siklus I dan siklus II, pada siklus II rata-rata prestasi belajar lebih
baik dari siklus I. Hal ini karena siswa telah mengikuti model pembelajaran STAD mulai dari tahap penyajian materi
yang di isi dengan demonstrasi, siswa terlibat aktif membantu guru. Pada tahap
diskusi kelompok, siswa yang belum mengerti pada materi yang sedang
didiskusikan oleh kelompok tersebut, bertanya kepada teman dalam kelompoknya
yang sudah mengerti pada materi tersebut sampai bisa. Pada tahap diskusi kelas
siswa bertukar pikiran lebih mendalam mengenai tugas kelompok yang dikerjakan,
sehinga siswa aktif dan memiliki pengalaman belajar. Perubahan tingkah laku
pada penerapan model pembelajaran STAD
berasal dari interaksi sosial, dimana siswa bertanggung jawab terhadap diri
sendiri dan anggota kelompoknya. Prestasi belajar merupakan suatu puncak proses
belajar yang dipengaruhi oleh proses-proses penerimaan, keaktifan, penyimpanan
serta pemanggilan untuk pembangkit pesan dan pengalaman (Dimyati &
Mudjiono, 2006).
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penerapan
Model Pembelajaran STAD untuk
Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 2 Kare
MadiunTahun Pelajaran 2012/2013 ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan motivasi siswa
kelas VIII C SMP Negeri 2 Kare Madiun dapat meningkatkan motivasi siswa.
Motivasi siswa meningkat dari siklus I ke siklus II. Aspek frekuensi pertanyaan
yang diajukan siswa meningkat dari 46,25% menjadi 55,83% (sedang), aspek
perhatian siswa dari 77,29% menjadi 85,42% (tinggi), aspek kerjasama siswa
dalam menyelesaikan tugas kelompok meningkat dari 56,88% menjadi 81,25%
(tinggi), dan peningkatan sumber belajar yang dimanfaatkan siswa meningkat dari
52,29% menjadi 56,04%.
2. Proses pembelajaran dengan model STAD dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa. Rata-rata nilai prestasi siswa pada siklus II 76,25% nilai ini meningkat
dibandingkan nilai rata-rata pada siklus I 66,75%.
B. Saran
Berdasarkan pada hasil refleksi siklus II, maka diajukan saran yang
perlu dipertimbangkan antara lain sebagai berikut.
1.
Guru
a. Karena penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar siswa, diharapkan guru menggunakan model pembelajaran STAD
dalam proses belajar mengajar sebagai variasi dalam pembelajaran fisika.
b. Bagi tenaga pengajar yang tertarik menggunakan
model pembelajaran STAD sebaiknya
mempertimbangkan hal-hal seperti: kesiapan guru, kesiapan siswa, dan
ketersediaan waktu untuk menyusun bahan pembelajaran.
2. Peneliti selanjutnya
a. Penelitian ini terbatas pada pokok bahasan
cermin dan lensa, sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan
menerapkan model pembelajaran STAD
pada pokok bahasan lain.
b. Ketuntasan klasikal pada penelitian ini
mencapai 70%, sehingga belum tercapai Ketuntasan Klasikal Minimal yang
ditetapkan oleh sekolah yaitu 85%, kekurangan ini diharapkan dapat disempurnakan
pada penelitian berikutnya.
DAFTAR RUJUKAN
Akhmad Sudrajat. 2008. Teori-teori
Belajar, (on line), http : // www.wordpress.com, diakses 16
Februari 2009.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Chotimah, Husnul. 2007. Peningkatan
Proses dan Hasil Belajar Biologi dalam Pendekatan Kontekstual melalui Model
Pembelajaran Think Pair Share pada Peserta Didik kelas X-6 SMA Laboratorium UM.
PTK. Malang: SMA Lab.UM.
Dewi. 2007. Pengembangan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Fisika. Skripsi tidak
diterbitkan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Dimyati & Mujiono. 2006. Belajar
dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ellyana.2007. Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Model STAD untuk Meningkatkan Motivasi, Aktivitas dan
Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII-A SMP PGRI Purwodadi Kabupaten Pasuruan.
Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses
Belajar mengajar. Jakarta. Bumi Aksara.
Hamzah, B.Uno. 2008. Teori
Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Kamadi, Waras, dkk. 2007. Model-Model
Pembelajaran Inovatif. Malang: Lembaga Pengembangan Pendidikan dan
Pembelajaran Universitas Negeri Malang.
Karuru, Perdy. 2007. STAD
untuk Pembelajaran IPA, (on line), http : // www.wordpress.com, diakses16
Januari 2009.
Moleong, L.J. 2005. Metodelogi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nur, M.2000. Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya: University Press-UNESA.
Parlan, Dewi Ambarwati, Eni. 2006. Penggunaan Pembelajaran
Kooperatif Model STAD untuk Meningkatkan
Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia Siswa kelas XII SMA Negeri 9 Malang. PTK
Tidak diterbitkan. Malang.
Ridwan. 2008. Ketercapaian
Prestasi Belajar, (on line), http://ridwan202.wordpress.com. Diakses 25
Juli 2009.
Rely. 2008. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model STAD
Terhadap peningkatan Motivasi Belajar
Biologi Siswa SMPN 4 Malang. PTK Tidak diterbtkan. malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar