Minggu, 04 September 2016

MODEL BELAJAR STAD SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII.D SEMESTER II PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMP NEGERI 4 SARADAN KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

MODEL BELAJAR STAD SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII.D SEMESTER II PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMP NEGERI 4 SARADAN KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh : Nanik Wahyuni, S.Pd
SMP Negeri 4 Saradan Kabupaten Madiun


ABSTRAK

Kata Kunci : Model belajar STAD,Peningkatan prestasi belajar
Sebagai upaya guru mata pelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar anak didik, khususnya dalam mata pelajaran bahasa Inggris sangat dipengaruhi oleh tersedianya metode belajar dan kemampuan guru mengetrapkannya.
Metode atau cara belajar di sini secara garis besar dikelompokkan menjadi dua yaitu cara belajar individual dan cara belajar kelompok. Kedua cara belajar itu sama pentingnya bagi siswa. Belajar individual di samping memungkinkan setiap siswa dapat menguasai seluruh bahan pelajaran secara penuh. Sedangkan cara belajar kelompok memungkinkan setiap siswa dapat aktif dalam belajar mencapai  prestasi belajar yang optimal. Dalam model STAD (Student Teams Achievement Devision),  tim-tim heterogen saling membantu satu sama lain belajar dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran kooperatif dan prosedur kuis.
          Tujuan penelitian ini adalah Ingin mengetahui ada tidaknya minat belajar dan keaktifan siswa setelah diterapkannya model belajas STAD dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas VIII D SMP Negeri 4 Saradan Kabupaten Madiun.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Saradan Kabupaten Madiun. Sebagai obyek penelitian diambil siswa kelas VIII D dengan jumlah siswa 32 siswa, dengan tingkat kemampuan siswa heterogen. Di sekolah ini guru peneliti mengajar mata pelajaran bahasa Inggris di SMP Negeri 4 Saradan Kabupaten Madiun, penelitian ini dilaksanakan dari bulan Pebruari sampai dengan bulan Maret tahun 2015.
 Dari hasil siklus 1 menunjukan hasil meningkatnya pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model STAD. Hal ini berdasarkan hasil data observasi kelas terhadap peningkatan nilai rata-rata sebelum penelitian adalah : 62,0 (rendah), pada siklus 1 adalah : 74,0 dan di akhir siklus 2 adalah : 86,0 (baik).




PENDAHULUAN
Secara psikologis, belajar dapat diartikan sebagai suatu proses memperoleh perubahan tingkah laku untuk mendapatkan pola-pola respons yang diperlukan dalam interaksi lingkungan secara efisien. Dalam kegiatan belajar mengajar sebagian guru kurang atau atau tidak memperhatikan cara belajar yang efektif, sehingga prestasi yang diperoleh siswa kurang memuaskan. Dengan keadaan tersebut perlu adanya bimbingan dari guru bagaimana cara belajar yang efektif, dengan pendekatan individual atau pendekatan kelompok. Belajar yang efektif sangat penting bagi siswa, terutama dalam penggunaan fasilitras belajar, penggunaan metode belajar yang tepat, efesiensi waktu dan lainnya.
Metode atau cara belajar di sini secara garis besar dikelompokkan menjadi dua yaitu cara belajar individual dan cara belajar kelompok. Kedua cara belajar itu sama pentingnya bagi siswa. Belajar individual di samping memungkinkan setiap siswa dapat dapat menguasai seluruh bahan pelajaran secara penuh. Sedangkan cara belajar kelompok memungkinkan setiap siswa dapat aktif dalam belajar mencapai prestasi belajar yang optimal.
Dari beberapa pokok latar belakang diatas maka penulis mengadakan penelitian yang misalnya disajikan dalam bentuk penulisan penelitian tindakan kelas dengan judul : “Model Belajar STAD Sebagai Alternatif Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII.D Semester II Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Negeri 4 Saradan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2014/2015”

Rumusan Masalah :
Berdasarkan latar belakang tersebut, dirumuskan masalah  sebagai berikut : “Apakah siswa dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan mengekspresikan pengalaman pribadi di kelas VIII D dalam pembelajaran bahasa Inggris melalui model STAD SMP Negeri 4 Saradan Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2014/2015.

Tujuan Penelitian :
1.    Meningkatkan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya model belajar STAD.
2.    Ingin mengetahui ada tidaknya minat belajar dan keaktifan siswa dalam    pembelajaran bahasa Inggris setelah diterapkan model belajar STAD. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh pihak-pihak yang berkompetensi dalam usaha untuk membantu siswa dalam hal sebagai berikut :
·      Upaya memotivasi belajarnya agar lebih berprestasi.
·      Menentukan strategi yang tepat dalam kegiatan belajar yang mengarah pada prestasi belajar yang optimal
·      Mengembangkan kedisiplinan siswa, agar siswa mendapat hasil belajar yang maksimal

Indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan digunakan untuk melihat seberapa jauh tingkat keberhasilan dari pencapaian siswa dari sebelum diterapkan metode STAD dengan tingkat pencapaian yang diperoleh peserta didik setelah dalam pengajarannya diterapkan metode STAD. Indikator yang kami tetapkan dilihat dari segi pencapaian nilai dari sebelum, setelah siklus 1, dan setelah siklus 2

KAJIAN TEORI
Student Teams Achivement Division (STAD)
STAD ini dikembangakan oleh Slavin,  merupakan salah satu tipe cooperative learning yang menekankan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi dan pencapaian prestasi secara maksimal, dan juga merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif.
Dalam STAD para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas 4 orang yang berbeda-beda kemampuan, jenis kelamin, latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim menguasai pelajaran. Selanjutnya, Semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana pada saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling membantu.
Skor kuis para siswa dibandingkan dengan rata-rata pencapaian mereka sebelumnya, dan kepada masing-masing tim akan diberikan poin berdasarkan tingkat kemajuan yang diraih siswa dibandingkan hasil yang dicapai sebelumnya. Poin ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor tim, dan tim yang berhasil memenuhi kriteria tertentu akan mendapat sertifikat dan penghargaan lainnya. Seluruh rangkaian kegiatan, termasuk prestasi yang disampaikan guru, praktik tim, dan kuis biasanya memerlukan waktu 3-5 detik. STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu prestasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim.
a.     Prestasi kelas. Materi dalam STAD pertama-tama dikenalkan dalam prestasi didalam kelas.
b.    Tim. Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas.
c.     Kuis. Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktek tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual.
d.    Skor Kemajuan Individual. Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan  kepada setiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik dari pada sebelumnya.
e.     Rekognisi team. Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mencapai kriteria tertentu.
Nama lain model pembelajaran ini adalah model pembelajaran Tim Siswa Kelompok Prestasi. Dalam model pembelajaran ini peran siswa yang lebih dahulu paham dapat membantu siswa lain dalam satu kelompok. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
1.    Siswa membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll).
2.    Guru menyajikan pelajaran secara jelas
3.    Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya (dalam satu kelompook) sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4.    Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Meskipun dalam kerja kelompok saling membantu namun pada saat menjawab kuis tidak boleh salinmg membantu.
5.    Guru memberi evaluasi
6.    Kesimpulan

Peningkatan prestasi belajar dengan mengguna­kan model Pembelajaran STAD
Menurut Slavin, peninjauan penelitian ini menggunakan bentuk-bentuk penyimpangan dari sintesis bukti terbaik. Kriteria prosedur penelitian literatur, metode statistik, dan studi inklusi adalah sama pentingnya dengan yang digunakan dalam tinjauan sebelumnya mengenai penelitian terhadap penguasaan pembelajaran yang berdasarkan kelompok, kemampuan kelompok, dan pembelajaran metode STAD. Kriteria studi inklusi sedikit diadaptasi pada karakteristik-karakteristik literatur pembelajaran kooperatif. Kriteria-kriteria tersebut adalah :
1.    Kriteria hubungan yang erat
Untuk masuk dalam peninjauan ini, pengakajian harus mengevaluasi bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif di mana kelompok-kelompok kecil dari para siswa sekolah dasar dan menengah bekerja sama untuk belajar.
2.    Kriteria Metodologis
a.     Pengkajian harus membandingkan pembelajaran STAD dengan kelompok-kelompok control yang mempelajari materi yang sama. Dalam beberapa kajian para siswa pembelajaran STAD dapat saling membantu satu sama yang lain untuk mengerjakan tes yang diberikan sebagai pengukur hasil sementara para siswa yang belajar secara individualistis atau kooperatif tidak bisa melakukannya.
b.    Harus ada bukti bahwa kelompok-kelompok eksperimental dan kelompok kontrol sejak semula adalah setara. Kajian harus menggunakan pembagian siswa secara acak terhadap kondisi dan juga harus memperlihatkan bukti bahwa kelas-kelas tersebut dapa awalnya memiliki standar devisasi sekitar 50% antara satu dengan yang lain serta menggunakan kontrol statistik untuk mengukur perbedaan hasil tes sebelum program.
c.    Durasi pengkajian harus memakan waktu setidaknya empat minggu. Ini disebabkan karena banyaknya materi yang diikutsertakan.
d.   Ukuran pencapaian harus bisa menilai tujuan  mengajar yang baik dalam kelas-kelas eksperimental maupun kontrol.
e.    Apabila kelas-kelas eksperimental dan kontrol tidak mempelajari materi yang sama persis, maka standarisasi atau pengujian dengan dasar yang lebih luas harus digunakan untuk menilai pencapaian tujuan oleh seluruh kelas.

Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Dengan diterapkannya model STAD dapat membantu meningkatkan kemampuan berbahasa dan mengekspresikan pengalaman pribadi dalam bahasa Inggris siswa kelas VIII D sementara II SMP Negeri 4 Saradan Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2014/2015

METODE PENELITIAN
1.    Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan digunakan adalah SMP Negeri 4 Saradan Kabupaten Madiun.
2.    Subyek Penelitian
Subyek dalam hal ini adalah guru mata pelajaran bahasa Inggris yang ada di SMP Negeri 4 Saradan Kabupaten Madiun
3.    Obyek Penelitian
Menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII D di SMP Negeri 4 Saradan Kabupaten Madiun dengan jumlah siswa 32 siswa
4.    Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data penelitian di gunakan sebagai berikut :
a.     Lembar rencana pembelajaran terhadap kegiatan belajar mengajar
b.    Lembar soal atau kisi-kisi ulangan
c.     Lembar hasil nilai rata-rata siswa
5.    Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Pebruari sampai Maret tahun 2015 pada semester II

Disain Penelitian
1)    Kegiatan Awal
a.     Melakukan tanya jawab untuk mengingatkan siswa tentang materi “Personal Recount
b.    Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
c.     Guru bertanya jawab tentang materi atau tema yang dibahas sebelum diterjemahkan sesuai dengan grammarnya oleh siswa
d.    Merumuskan butir–butir pengarahan, petunjuk dan tindakan–tindakan lain untuk kelancaran jalannya proses pembelajaran
e.     Guru menyiapkan bahan–bahan kelengkapan pembelajaran
2)    Kegiatan Inti
a.     Guru menyajikan informasi baru dengan menggunakan read the text
b.    Siswa dipecah dalam kelompok heterogen dengan anggota 4-5 orang
c.     Anggota tim menuntaskan materi dengan menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran melalui tutorial, kuis, diskusi
d.    Secara individu setiap minggu atau dua minggu sekali siswa diberi kuis
e.     Siswa di suruh membaca read the text lalu di berikan soal ulangan
3)    Kegiatan Akhir
a.     Ulangan Harian
b.    Siswa diminta mencari bacaan yang ada hubungannya dengan tema

Metode Pengumpulan Data
Metode-metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penyelesaian penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
1.    Metode observasi
Kedudukan metode observasi dalam penelitian ini, juga sebagai metode pelengkap. Data-data yang diperoleh dengan metode angket dan interview akan dilengkapi dengan yang diperoleh dari metode observasai. Dasamping itu data–data yang tidak dapat diperoleh dengan kedua metode itu, akan diobservasikan langsung oleh peneliti di lapangan. 
2.    Metode Dokumenter
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data nilai sumatif bahasa Inggris semester II siswa yang akan mendapatkan pengalaman belajar melalui  metode penyampaian dengan induktif dan dengan deduktif. Data ini  selanjutnya dijadikan landasan untuk menetapkan apakah kelompok siswa yang akan dibandingkan itu mempunyai kemampuan atau kualitas yang sama atau tidak dalam hal belajarnya.
3.    Metode Tes
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar bahasa Inggris siswa yang mendapat pengalaman belajar melalui metode penyampaian yaitu model STAD.

Metode Analisa Data
Data hasil observasi pembelajaran dianalisis bersama-sama dengan mitra kolaborasi, kemudian  ditafsirkan berdasarkan data data hasil observasi pembelajaran dianalisis bersama-sama dengan mitra kolaborasi, kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru. Sedangkan hasil belajar siswa  (evaluasi) dianalisis berdasarkan ketentuan belajar siswa.

HASIL PENELITIAN
Gambaran Selintas Tentang Penelitian
1.    Perencanaan, meliputi penetapan materi pembelajaran dan   penetapan alokasi waktu pelaksanaannya Februari – Maret 2015
2.    Pelaksanaan, meliputi seluruh proses kegiatan belajar mengajar bahasa Inggris melalui model STAD
3.    Observasi, dilaksanakan bersama dengan proses pembelajaran, meliputi aktivitas siswa, pengambangan materi, dan hasil belajar siswa.
4.    Refleksi, meliputi kegiatan analisis hasil pembelajaran dan sekaligus menyusun rencana perbaikan pada siklus berikutnya. Dilaksanakan bersama dengan proses pembelajaran, meliputi aktivitas siswa, pengembangan materi, dan hasil belajar siswa.

Siklus I
1.    Perencanaan
a.     Melakukan tanya jawab untuk mengingatkan pada siswa tentang materi “Personal Recount”.
b.    Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
c.     Guru bertanya jawab tentang materi atau tema yang dibahas sebelum diterjemahkan sesuai dengan grammarnya oleh siswa.
d.    Merumuskan butir butir pengarahan, petunjuk dan tindakan  tinda kan lain untuk kelancaran jalannya proses pembelajaran
e.     Guru menyiapkan bahan  bahan kelengkapan pembelajaran
2.    Tindakan
a.     Guru menyajikan informasi baru dengan menggunakan read the text
b.    Siswa dipecah dalam kelompok heterogen dengan anggota @ 4-5 orang
c.     Anggota tim menuntaskan materi dengan menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran melalui tutorial, kuis, diskusi.
d.    Secara individu setiap minggu atau dua minggu sekali siswa diberi kuis
e.     Siswa disuruh membaca read the text lalu di diberi soal ulangan
3.    Obvervasi
Pada pertemuan 1 siswa merasa canggung dengan kolaborator. Pada pertemuan 2 siswa sudah merasa akrab, bahkan siswa mulai melibatkan kolaborator dalam kegiatan mereka. Pada saat mengerjakan pre tes siswa tampak tegang pada pertemuan 1, dan menjadi lebih siap pada pertemuan 2. Pada saat siswa berkelompok mula-mula agak gaduh, tetapi pada pertemuan 2 mereka lebih terbiasa. Sebelum dilakukan penelitian nilai rerata kelas 62,0. Dari seluruh tampilan siklus 1 diperoleh data yang disajikan pada tabel 1.

Tabel I : Hasil belajar siswa dengan model STAD Siklus I

4.    Refleksi
Pada siklus 1 ini diadakan refleksi terhadap hal–hal temuan. Untuk mengumpulkan data penelitian digunakan instrument penelitian sebagai berikut :
a.     Guru telah mampu mempertahankan dan meningkatkan prestasi belajar dengan menggunakan model STAD.
b.    Lembar soal digunnakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa dalam mempelajari bahasa Inggris yang dipelajari.
c.     Keberanian siswa mengajukan pertanyaan pada saat diskusi kelas masih rendah.
d.    Siswa belum mampu membuat kesimpulan dari tiap pertemuan atau masih mengharap catatan dari guru.

Siklus II
Berdasarkan refleksi pada siklus 1  maka untuk memperbaiki kelemahan–kelemahan dan untuk mempertahankan serta meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus 1, maka pada siklus 2 disusun rencana tindakan sebagai berikut :
1.    Perencanaan
a.     Melakukan tanya jawab untuk mengingatkan pada siswa tentang materi teks bacaan yang ada dimateri
b.    Memberikan cerita untuk memotifasi siswa, misalnya dalam sebuah bacaan terhadap beberapa pokok pikiran. Bacaan juga dibagi-bagi dalam beberapa paragraf yang tiap paragraf isinya berbeda-beda
2.    Tindakan
Pelaksanaan penelitian pada siklus II ini sama dengan pelaksanaan pada siklus sebelumnya. Pada akhir siklus II ini peneliti memberikan tes berupa ulangan yang berbeda dengan siklus 1 tetapi kompetensi dan materi yang diujikan sama.
3.    Observasi
Format tempat duduk cluster memudahkan siswa berdiskusi dan membuat guru lebih leluasa berkeliling dari siswa ke siswa yang lain untuk memberikan bimbingan. Siswa bermasalah yang tadinya agak pasif menjadi lebih aktif dalam berdiskusi. Dari seluruh tampilan siklus II diperoleh data yang disajikan pada tabel II.

Tabel   II : Hasil belajar siswa dengan model STAD Siklus II

4.    Refleksi
Pada siklus II refleksi terhadap hal-hal temuan, catatan guru, untuk mengumpulkan data penelitian sebagai berikut :
a.     Dari hasil siklus 1 meningkatkan pengelolaan pembelajaran dengan meng­gunakan model STAD.
b.    Siswa sudah berani mengajukan pertanyaan pada saat pengajaran sudah baik
c.     Pada siklus 2 siswa sudah mampu membuat kesimpulan dari tiap pertemuan walaupun baru sebagian saja.

PEMBAHASAN
Setelah dilaksanakan penelitian dengan langkah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi maka selanjutnya untuk mengetahui hasil peningkatan pada nilai rata-rata maka peneliti akan menganalisa hasil belajar tersebut melalui reduksi dan paparan data yang ada di bawah ini :
1.    Perbandingan hasil belajar
2.    Paparan peningkatan hasil belajar
Berdasarkan dari hasil belajar yang ada dalam reduksi data di atas maka peneliti akan menghitung hasil belajar tersebut untuk mengetahui peningkatan yang terjadi pada nilai rata-rata setiap siklusnya, peningkatan nilai rata-rata dari siklus ke siklus adalah :
·      Nilai sebelum Penelitian ke siklus I=  62 menjadi 74, naik 12 poin
·      Nilai siklus I ke siklus II  =  74,0  menjjadi  86, naik 12 poin
·      Prosentase (%) ketuntasan belajar siswa =   (74,0  +  86,0)/2 x 100% = 80%

Dari perhitungan diatas dapat peneliti diketahui bahwa peningkatan pada nilai rata – rata dari seb. Penelitian sampai siklus 1 adalah sebesar : 12,0 dari siklus I sampai siklus II adalah sebesar : 12,0, dan hasil prosentase ketuntasan belajar siswa di kelas VIII D menunjukkan nilai sebesar : 80%


PENUTUP
Kesimpulan
Pada akhir penelitian ini, peneliti dapat penyimpulkan bahwa setelah diterapkannya model STAD dapat meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan siswa pada pembahasan bahasa Inggris di SMP negeri 4 Saradan Kabupaten Madiun tahun ajaran 2014/2015.
Pada nilai rata-rata sebelum penelitian adalah : 62,0 (rendah), siklus 1 adalah : 74,0 (cukup), dan menjadi : 86,0 pada siklus ke 2 dengan demikian penggunaan model STAD dapat membawa peserta didik lebih aktif, bersemangat dan tidak jenuh serta dapat menimbulkan hasil nilai yang tinggi pada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Saran - Saran
Setelah diadakan pembelajaran sedemikian rupa sehingga penulia dapat mengetahui tentang peningkatan prestasi belajar bahasa Inggis terhadap peranan model STAD, maka penulis simpulkan bahwa Guru mata pelajaran hendaknya memiliki kopetensi yang cukup tinggi di dalam mengarahkan dan membimbing siswa-siswanya untuk lebih mengenal metode dalam mengajar yang mengarah pada siswa aktif agar bisa mengatasi yang baik sesuai dengan yang di harapkan
Adapun siswa hendaknya menyadari sepenuhnya akan pentingnya metode atau cara belajar dan berusaha mengikuti jalannya belajar mengajar dengan aktif dan berani mengeluarkan ide selama tidak menyimpang pada pokok pembahasan dengan alasan-alasan yang realis.




DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu, H, 1989, Pengantar Metode Didaktik, CV. Armico, Bandung.
Bachtiar, Harsya W, 1984, Media Pendidikan, Rajawali, Bandung
GBHN, 1993, Garis – Garis Besar Haluan Negara, Arkola, Surabaya
Hamalik, Oemar, 1994, Media Pendidikan, Citra Aditya Bakti, Bandung.
H. R. L. Zainuddin, 1978, Media Dalam Pembelajaran, Pusat sumber belajar, Jakarta
Nawawi,  Hadiri, H, 1993, Metode Penelitian Bidang Bahasa, Gadjahmada Universitas Press, Yogyakarta
Surakhamad, Winarno, 1985, Pengantar Penelitian Ilmiah, Tersito, Bandung
Sardiman, A. Menggunakan, 1992, Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar, Rajawali Press, Bandung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar