UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP KELISTRIKAN DAN PENERAPANNYA DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TYPE ”THINK-PAIR-SHARE” SISWA KELAS IX.A
SMP NEGERI 2 DOLOPO MADIUN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh : DWI SUPATMININGSIH,
S.Pd.
SMP
NEGERI 2 DOLOPO MADIUN
ASBTRAK
Kata Kunci : konsep kelistrikan, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe ”Think-Pair-Share”
Pembelajaran IPA
sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja
dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan
hidup. Salah satu metode yang dapat dipergunakan sebagai alternatif dalam
peningkatan motivasi dan ketuntasan belajar siswa adalah metode kerja kelompok.
Oleh sebab itu penelitian ini mengambil judul ” Upaya peningkatan kemampuan memahami konsep
kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan model pembelajaran
kooperatif type ”think-pair-share” siswa kelas IX.A
SMP Negeri 2 Dolopo Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2014/2015”
Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah model pembelajaran kooperatif
dengan pendekatan ”Think-Pair-Share”
dengan menggunakan media LKS dapat meningkatkan motivasi belajar pada mata
pelajaran fisika standar kompetensi memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari siswa kelas IX.A SMP Negeri 2 Dolopo Kabupaten Madiun Tahun
Pelajaran 2014/2015,
Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural ”Think-Pair-Share” dengan menggunakan
media LKS dapat meningkatkan ketuntasan belajar pada mata pelajaran fisika
standar kompetensi memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari siswa kelas IX.A
SMP Negeri 2 Dolopo Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2014/2015?
Untuk
mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan
struktural ”Think-Pair-Share” dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran fisika siswa kelas IX.A
SMP Negeri 2 Dolopo Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2014/2015, Untuk mengetahui apakah
penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural ”Think-Pair-Share” dapat meningkatkan
ketuntasan belajar siswa siswa kelas IX.A SMP Negeri 2 Dolopo
Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2014/2015.
Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian tindakan Kelas. Konsep pokok penelitian
tindakan menurut Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), dan 4) refleksi (reflecting).
Dari hasil pelaksanaan dan pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural “think-pair-share”
dengan menggunakan media LKS dapat meningkatkan minat belajar, dan prestasi
belajar siswa baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor sehingga dapat
meningkatkan ketuntasan belajar siswa
kelas IX.A SMP Negeri 2 Dolopo
Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2014/2015..
Latar Belakang Masalah
Ilmu fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA)
atau sains yang menjadi akar dari ilmu dan teknologi tidak akan lepas dari
perkembangan dalam bidang sains. Dengan demikian fisika merupakan bagian dari
sains juga ikut berkembang pula, perkembangan dari bidang fisika tidak mungkin
terjadi bila tidak disertai dengan peningkatan mutu pendidikan fisika,
sedangkan selama ini pelajaran fisika dianggap sebagai pelajaran yang sulit
oleh beberapa kalangan. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai ujian akhir IPA
fisika yang rata-rata masih rendah bila dibandingkan dengan pelajaran lain. Ini
menunjukkan masih rendahnya mutu pembelajaran fisika sebagai salah satu bagian
dari pembelajaran IPA.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam
rangka peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran, salah satunya adalah dengan
memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh
peningkatan prestasi belajar siswa kususnya pelajaran Fisika. Misalnya dengan pembelajaraan
kooperatif dengan pendekatan struktural ” Think-pair-share”
yang akan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya
sehingga akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang
diajarkan. Pemahaman terhadap konsep memerlukan minat dan motivasi. Tanpa
adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar.
Untuk itu guru harus memberikan motivasi sehingga dengan bantuan itu anak didik
dapat keluar dari kesulitan belajar.
Motivasi tidak hanya menjadikan siswa
terlibat dalam kegiatan akademik, motivasi juga penting dalam menentukan
bagaimana siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau bagaimana
siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau bagaimana siswa
menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk
belajar sesuatu akan menggunaan proses
kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari, sehingga siswa akan menyerap dan
mengendapkan materi dengan baik. Tugas penting guru adalah merencanakan
bagaimana guru mendukung motivasi siswa (Nur, 2001 : 3). Untuk itu sebagai
seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan dapat menetapkan dan
melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan kesiapan anak, sehingga
menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa
Berdasar uraian tersebut diatas penulis
mencoba menerapkan salah satu model pembelajaran yaitu model penbelajaran kooperatif
dengan pendekatan struktural ”Think-pair-share”
untuk mengungkapkan apakah dengan model pembelajaran ini dapat meningkatkan
motivasi belajar dan ketuntasan belajar fisika siswa pada standar kompetensi memahami
konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis memilih model pembelajaran ini mengkondisikan siswa agar terbiasa berfikir,
mendiskusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran dan berbagi kepada
seluruh kelas tentang apa yang telah mereka pelajarI.Dalam model pembelajaran kooperatif
ini siswa lebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan
sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk bagaimana cara memecahkan masalah
itu.
Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin
mencoba melakukan penelitian dengan judul “Upaya peningkatan kemampuan memahami
konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan
model pembelajaran kooperatif type ”think-pair-share” siswa kelas IX.A SMP Negeri 2 Dolopo Kabupaten Madiun
Tahun Pelajaran 2014/2015”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar
belakang masalah di atas, maka masalah pada penelitian ini kami rumuskan
sebagai berikut :
1.
Apakah model pembelajaran kooperatif dengan
pendekatan ”Think-Pair-Share” dengan
menggunakan media LKS dapat meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran
fisika standar kompetensi memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari siswa kelas IX.A SMP Negeri 2 Dolopo
Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2014/2015?
2.
Apakah penggunaan model pembelajaran
kooperatif dengan pendekatan struktural ”Think-Pair-Share”
dengan menggunakan media LKS dapat meningkatkan ketuntasan belajar pada mata
pelajaran fisika standar kompetensi memahami konsep kelistrikan dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari siswa kelas IX.A SMP Negeri 2
Dolopo Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2014/2015?
TINJAUAN PUSTAKA
Pendekatan Struktural Think-Pair-Share
Starategi ini
tumbuh dari penelitian pembelajaran kooperatif dan waktu tunggu. Pendekatan
khusus yang diuraikan di sini mula-mula dikembangkan oleh Frank Lyman dkk dari
unversitas Meryland pada tahun 1985.
Ini merupakan cara yang efektif untuk mengubah pola diskursus di dalam kelas.
Strategi ini menantang asumsi bahwa seluruh resitasi dan diskusi perlu
dilakukan di dalam seting seluruh kelompok. Think-Pair-Share memiliki
prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih
banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Andaikan
guru baru saja menyelesaikan suatu penyajian singkat, atau siswa telah membaca
suatu tugas.. Sekarang guru menginginkan siswa memikirkan secara lebih mendalam
tentang apa yang telah dijelaskan atau dialami. Ia memilih untuk menggunakan
strategi Think-Pair-Share sebagai gantinya tanya jawab seluruh kelas. Ia
menerapkan langkah-langkah seperti berikut ini
Tahap 1: Thinking
(berfikir). Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran,
kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara
mandiri untuk berapa saat.
Tahap 2: Pairing. Guru
meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang
telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan
dapat berbagi jawaban jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi.
Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
Tahap 3: Sharing, Pada tahap akhir, guru meminta
kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah
dibicarakan. Ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi
pasangan dan dilanjutkan sampai sekitar seperemat pasangan telah mendapatkan
kesempatan untuk melaporkan.
Secara rinci
langkah-langkah pendekatan Struktural
Think-Pair-and Share adalah sebagai berikut:
Langkah-langkah :
a. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang
ingin dicapai
b. Siswa diminta untuk berfikir tentang
materi/permasalahan yang disampaikan guru
c. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya
(kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya
e. Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan
pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan
para siswa
f.
Guru memberi kesimpulan
g.
Penutup
Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan pendekatan kwalitatif yaitu
penelitian yang datanya dianalisis tanpa menggunakan teknik statistik. Seuai jenis penelitian yang dipilih
maka penelitian ini mengguakan bentuk atau model spiral yaitu dari siklus yang
satu ke siklus berikutnya.
Adapun rencana tindakan yang peneliti lakukan
terbagi atas tahapan-tahapan :
1. Tahap perencanaan tertulis
Pada tahap ini peneliti merencanakan
perangkat penelitian seperti pengembangan
silabus, rencana pembelajaran, instrument
pre test, lembar kerja siswa,
instrument post test ( ulangan
harian ) dan format pengamatan aktivitas guru dan siswa.
2. Tahap perencanaan tindakan
Rencana tindakan :
a. Memberi pre test untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman konsep fisika tentang memahami konsep
kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
b. Membentuk kelompok belajar
diskusi tiap kelompok beranggotakan 2 orang anak.
c. Memberi post test.
3. Siklus I
a. Rencana tindakan I
Rencana tindakan I adalah rencana
pembelajaran Think-Pair-and Share dengan pengelompokan siswa menjadi
beberapa kelompok. Sebelum pembelajaran dilaksanakan terlebih dahulu menyusun
skenario pembelajaran, pembuatan lembar kerja siswa (LKS). Selain itu dibuat
lembar penilaian untuk mengamati kemampuan dan lembar observasinya.
b. Pelaksanaan tindakan I
Berdasarkan rencana tindakan I
yang telah tersusun maka pelaksanaan tindakan I adalah sebagai berikut :
1) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang
ingin dicapai
2) Siswa diminta untuk berfikir tentang
materi/permasalahan yang disampaikan guru
3) Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya
(kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4) Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya
5) Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan
pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan
para siswa
6)
Guru memberi kesimpulan
7) Penutup
c. Observasi I
Observasi dilakukan pada saat melaksanakan
tindakan I, bertujuan untuk mengetahui tentang proses pelaksanaan pembelajaran
dengan pendekatan struktural ”Think-Pair-Share”
dan untuk mendapatkan data tentang aspek mutu pembelajaran siswa. Sedangkan
untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran Think-Pair-and Share dilakukan pemantauan berupa catatan lapangan
atau rekaman data.
d. Analisis dan refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh
setelah pelaksanaan tindakan I, maka data tersebut diolah atau dianalisa.
Kemudian diperoleh masukan untuk melakukan refleksi. Analisis dilakukan
terhadap data-data dan pemantauan proses pembelajaran. Hasil refleksi digunakan
sebagai bahan untuk menyusun tindakan II.
4.
Siklus II
a. Rencana tindakan II
Berdasarkan analisis dan refleksi
I, tindakan yang direncanakan pada siklus II adalah pembelajaran Think-Pair-and
Share dengan pengelompokkan siswa dalam beberapa kelompok (jumlah kelompok
sama dengan siklus I). Dalam pembelajaran ini didahului dengan penyusunan
skenario pembelajaran, pembuatan lembar kerja siswa (LKS), lembar penilaian
serta lembar observasi untuk mengamati kemampuan siswa..
b. Pelaksanaan tindakan II
Pelaksanaan tindakan II
berdasarkan rencana tindakan II yaitu sebagai berikut :
1) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang
ingin dicapai
2) Siswa diminta untuk berfikir tentang
materi/permasalahan yang disampaikan guru
3) Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya
(kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4) Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya
5) Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan
pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan
para siswa
6)
Guru memberi kesimpulan
7) Penutup.
c. Observasi II
Sambil melaksanakan tindakan II juga
dilakukan tindakan observasi. Tujuan observasi adalah untuk mengetahui proses
pembelajaran dan mendapatkan data tentang aspek mutu pembelajaran siswa.
Peningkatan aspek mutu pembelajaran
siswa diperoleh dari pengisian lembar observasi yang sama dengan pada siklus I.
Untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran berupa catatan lapangan.
d. Analisis dan refleksi
Berdasarkan data tentang perilaku
siswa yang diperoleh setelah pemberian tindakan II, selanjutnya data dianalisis
dan direfleksi. Analisis dan refleksi dilakukan dengan melihat data observasi
apakah tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa
Tujuan
Penelitian.
Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah :
1.
Untuk mengetahui apakah penerapan model
pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural ”Think-Pair-Share” dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada
pelajaran fisika siswa kelas IX.A SMP
Negeri 2 Dolopo Kabupaten Madiun Tahun
Pelajaran 2014/2015.
2.
Untuk mengetahui apakah penggunaan model
pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural ”Think-Pair-Share” dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa siswa
kelas IX.A SMP Negeri 2 Dolopo
Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2014/2015.
Manfaat
Hasil penelitian.
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat
bermanfaat :
1. Bagi Guru.
a.
Untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pembelajaran di kelas.
b.
Untuk menyempurnakan sistem pembelajaran
di sekolah.
c.
Sebagai acuan dalam memilih alternatif
model pembelajaran yang dapat diterapkan pada mata pelajaran tertentu.
2. Bagi Siswa.
a. Untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa di dalam kelas.
b.
Untuk meningkatkan ketuntasan belajar
fisika.
3.
Sekolah
a.
a. Mendapatkan informasi tentang model
pembelajaran yang nantinya dapat
diterapkan ke kelas lain dan oleh guru lain
b.
Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
di sekolah.
HASIL PENELITIAN
Siklus I
1. Rencana Tindakan
Siklus I dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran
membahas konsep kelistrikan dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari dengan alokasi waktu 3 minggu effektif yang
terdiri dari 2 jam pelajaran effektif perminggu, tatap muka yang pertama 2 jam
pelajaran, tatap muka yang kedua 2 jam pelajaran dan tatap muka yang ketiga 2
jam pelajaran, setiap jam pelajaran alokasi waktunya 40 menit.
Adapun tindakan yang
akan dilakukan adalah sebagai berikut :
-
Penjelasan teknis pelaksanaa PTK.
-
Pembagian lembar kegiatan siswa (LKS)
-
Pembagian kelompok belajar
-
Penjelasan pengerjaan LKS
2. Pelaksanaan Tindakan.
Pada tatap muka pertama 2 jam
pelajaran :
-
Penjelasan maksud kegiatan pembelajaran dengan Think-pair-share.
-
Pembagian kelompok pasangan, satu kelas dibagi menjadi 18
pasang kelompok, sehingga setiap kelompok beranggotakan 2 siswa.
-
Pelaksanaan tes minat siswa, bersama-sama dengan kolaborator
peneliti membagikan angket minat siswa, untuk mengetahui perkembangan minat siswa
terhadap kegiatan pembelajaran selama ini (sebelum diadakan penelitian tindakan
kelas).
-
Hasil yang didapatkan dari tes minat :
Berdasarkan hasil angket minat siswa, siswa yang sangat berminat tidak ada, siswa
yang berminat 32 orang, siswa yang ragu-ragu 2 orang dan siswa yang kurang dan
tidak berminat tidak ada, hasil yang diperoleh sebelum diberikan perlakuan ini
sepertinya tidak ada masalah dikarenakan tidak ada siswa yang tidak berminat
padahal fakta dilapangan banyak anak yang ngantuk, ngobrol dengan teman pada
saat guru menjelaskan/menerangkan, bahkan ada sebagian besar yang tidak
mengerjakan tugas atau PR, namun setelah
diamati sebenarnya siswa memiliki minat yang cukup untuk mengikuti
pembelajaran fisika, tetapi terbentur dengan pelajaran yang mengarah pada rumus
atau hitungan sehingga anak menjadi kurang perhatian, fakta ini didapat dari
hasil temuan dilapangan dengan wawancara kepada beberapa anak yang terlihat
terbiasa ngobrol pada saat guru menjelaskan dan tidak mengerjakan soal.
-
Pelaksanaan pre test : pada pelaksanaan ini ternyata semua
siswa hadir, kemudian peneliti bersama-sama dengan kolaborator membagikan soal
pre test, siswa diberi waktu mengerjakan selama 15 menit, kemudian pekerjaannya
diberikan kepada kelompok lain untuk diadakan pembahasan dan penilaian,
pembahasan dilakukan secara diskusi atau tanya jawab antara peneliti dan siswa,
pada bagian yang kurang paham dijelaskan ulang agar pada waktu mengerjakan LKS
nanti tidak muncul kesulitan.
-
Hasil pre test
ternyata prestasi/nilai siswa masih cukup rendah; 3 siswa sangat rendah,
20 siswa tidak tuntas, 7 siswa tuntas
dan 4 siswa diatas tuntas (baik).
-
Mengerjakan LKS, secara kelompok siswa mengerjakan LKS,
menjawab pertanyaan, kemudian mendiskusikan secara kelompok baik jawaban pertanyaan
dan kesimpulan. Pada waktu mengerjakan LKS, peneliti bersama kolaborator
melakukan bimbingan dalam mengerjakan LKS sambil mengamati aktifitas siswa.
-
Diskusi kelas;
peneliti meminta kepada salah satu kelompok untuk menyampaikan hasil
pekerjaaannya dipapan tulis untuk ditanggapi bersama.
-
Hasil post test; bersama-sama dengan kolaborator peneliti
membagikan soal tes akhir untuk dikerjakan siswa secara pribadi selama 45
menit;
Dengan memperhatikan hasil post test dari 36 siswa ternyata siswa yang
tuntas dengan nilai sangat baik 3 orang; tuntas dengan nilai baik (diatas SKBM)
10 orang; tuntas dengan tepat tuntas 14 orang; dibawah tuntas 9 orang.
-
Hasil tes minat siklus I setelah PTK dilaksanakan :
Dengan membandingkan hasil tes minat siswa sebelum pelaksaan PTK dan
sesudah pelaksanaan PTK Siklus 1 ; ada 21 orang siswa sangat berminat, 14 orang
siswa berminat dan ada seorang siswa yang masih ragu. Ini berarti sudah timbul
perubahan peningkatan minat siswa, sebab sebelum PTK dilaksanakan siswa yang
ragu-ragu 2 orang siswa, yang sangat berminat tidak ada sedang yang berminat ada 32 orang.
3. Observasi
Hasil Observasi kolaborator selama
siklus I adalah sebabagi berikut :
a)
Hasil Observasi Guru dalam PTK
Berdasarkan hasil pengamatan pada
siklus I masih terdapat kurang maksimal (kelemahan) guru dalam hal :
- Memotivasi minat siswa
- Penjelasan
LKS kurang mendetail tahap demi tahap.
- Mengkaitkan materi dengan
kehidupan disekitarnya
- Peran
guru sebagai fasilitator kurang nampak,
b) Hasil Observasi Siswa dalam KBM :
Secara umum KBM masih belum kondusif
dan belum maksimum seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat ada beberapa siswa
yang masih main-main atau diam tidak aktif mengerjakan LKS.
4. Refleksi
Dari Kegiatan pembelajaran pada Siklus 1, diperoleh :
a) Hasil tes minat siswa
Hasil Tes Minat Siswa sebelum dan sesudah PTK dapat dilihat dalam
rekapitulasi sebagai berikut :
Tabel 1 :
Prosentase minat siswa sebelum PTK dan sesudah PTK pada Siklus I
Dari hasil tes minat tersebut dapat disimpulkan untuk sementara
pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural “Think-pair-share” belum sempurna, ternyata pendekatan ini dapat
meningkatkan minat siswa dalam belajar fisika, ini terlihat ada penurunan
jumlah siswa yang ragu-ragu dan tidak berminat.
b) Hasil Observasi Kolaborator
Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan oleh Kolaborator, ternyata masih ada beberapa kelemahan-kelemahan
pada Siklus 1, sehingga peneliti perlu evaluasi diri mengenai hal-hal :
- Perbaikan dalam penyiapan
LKS.
- Pemberian motivasi kepada
siswa baik dalam hal membangkitkan siswa untuk bertanya, minat siswa dalam KBM,
mengerjakan LKS, diskusi dll.
- Menjalin
interaksi yang lebih efektif dengan murid, sehingga peran guru sebagai
fasilitator lebih efektif.
- Membangkitkan
minat siswa dalam diskusi kelompok maupun klasikal.
- Menjelaskan
LKS secera rinci, tahap demi tahap, bagaimana diskusi kelompok, mengerjakan LKS
tepat waktu dll.
- Memberi
contoh kaitan ilmu fisika dengan kehidupan sehari-hari.
- Melibatkan
siswa secara aktif dalam seluruh kegiatan KBM, mengerjakan LKS, diskusi dan
menarik kesimpulan.
c) Hasil Post test
Hasil post tes atau tes formatif
siswa jika dibandingkan dengan hasil pre test sebelum PTK dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
Tabel 2 : Prosentase ketuntasan belajar siswa sebelum PTK dan sesudah PTK
pada siklus I
Dari hasil tes tersebut dapat disimpulkan untuk sementara walaupun
pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural “Think-pair-share” belum sempurna, ternyata pendekatan ini dapat
meningkatkan prestasi siswa secara klasikal, ini terlihat ada penurunan jumlah
siswa yang harus mengikuti remedi.
d) Refleksi :
Melihat dari hasil analisis data baik
dari pengamatan, tes minat dan post test yang diperoleh pada siklus I,
menunjukkan adanya peningkatan minat belajar dan prestasi siswa walaupun belum
signifikan, namun berdasarkan fakta dilapangan banyak siswa yang antusias, hal
ini terlihat dari siswa yang tadinya
cenderung ngobrol, kurang perhatian berubah menjadi antusias dan inisiatif. Hal
Ini menunjukkan bahwa anak tersebut memiliki minat dan prestasi yang dapat ditingkatkan.
Dari kegiatan siklus pertama ini
peneliti menyadari adanya kekurangan dalam pelaksanaan penelitian tindakan
kelas. Dari hasil analisis ini perlu perbaikan tindakan pada
siklus II antara lain :
1)
Menyempurnakan LKS, sehingga siswa
dengan mudah dapat menyelesaikanya tepat waktu dan lebih efisien.
2)
Memberikan penjelasan LKS secara tuntas,
langkah-demi langkah jika perlu memberikan contoh melakukan tindakan.
3)
Memberikan motivasi dalam setiap tahapan
atau langkah dalam menyelesaikan LKS, sehingga setiap siswa dapat terlibat
kegiatan secara aktif.
4)
Guru memfungsikan diri sebagai
fasilitator dan sumber belajar dengan baik
Siklus II
1. Rencana Tindakan
Siklus II berlangsung dengan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran membahas materi pelajaran memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari lanjutan dengan alokasi waktu 3 minggu effektif
yang terdiri dari 2 jam pelajaran effektif perminggu.
Adapun tindakan-tindakan yang akan
dilakukan pada siklus II sama dengan rencana tindakan pada siklus I dengan
memperjelas atau memperbaiki kelemahan-kelemahan pada siklus I.
2.
Pelaksanaan Tindakan
Pada tatap muka pertama 2 jam
pelajaran :
-
LKS pembelajaran sudah dibagikan kepada masing-masing siswa
pada minggu sebelumnya agar setiap siswa dapat menyiapkan dan memahami
langkah-langkah LKS yang akan dikerjakan.
-
Agar siswa tidak menimbulkan kebosanan dengan kelompok dan
untuk menimbulkan suasana baru dalam suatu kelompok maka pada siklus dua
diadakan pembagian kelompok lagi.
-
Kepada masing-masing kelompok diberi waktu ± 10 menit untuk memahami LKS secara
kelompok dan mencatat hal-hal yang kurang jelas untuk ditanyakan.
-
Pelaksanaan tes minat siswa; dengan disaksikan kolaborator
peneliti tidak membagikan angket minat siswa pada awal siklus II ini karena
pada akhir siklus I sudah melakukan tes minat siswa, untuk mengetahui atau
menindah lanjuti perkembangan minat siswa terhadap kegiatan pembelajaran pada
siklus I mengadakan wawancara dengan siswa.
Dari hasil wawancara menggambarkan bahwa anak lebih suka dan menjadi
sangat antusias serta lebih berminat belajar dengan pembelajaran kooperatif
dengan pendekatan think-pair-share dengan
menggunakan LKS.
-
Pelaksanaan pre test,
pada pelaksanaan ini ternyata semua siswa hadir, kemudian peneliti
bersama-sama dengan kolaborator membagikan soal pre test, siswa diberi waktu
mengerjakan selama 15 menit, kemudian pekerjaannya diberikan kepada kelompok
lain untuk diadakan pembahasan dan penilaian, pembahasan dilakukan secara
diskusi atau Tanya jawab antara peneliti dan siswa, pada sebagian siswa yang
masih kurang paham dijelaskan ulang agar pada waktu mengerjakan LKS tidak
mengalami kesulitan.
-
Hasil pre test
Hasil pre test ternyata prestasi/nilai siswa menjadi cukup baik, siswa
yang nilainya sangat rendah tidak ada, 10 siswa tidak tuntas, 11 tuntas dan 15
siswa diatas tuntas (baik), hal ini menunjukkan ada kesiapan siswa untuk
mengikuti kegiatan belajar selanjutnya dan hal ini juga menunjukkan adanya
peningkatan minat dan prestasi siswa. Dari wawancara dengan beberapa siswa hal
ini terjadi karena siswa mulai mengerti bahwa materi yang sudah dipelajari
sangat berkaitan dengan materi berikutnya., sehingga timbul ketertarikkan untuk
mempelajari ulang agar menjadi lebih siap untuk menerima tambahan materi baru.
-
Diskusi Kelas;
Peneliti meminta kepada dua kelompok untuk menyampaikan dan menuliskan
hasil pekerjaanya dipapan tulis untuk ditanggapi bersama, dari data kedua
kelompok yang dipaparkan dipapan tulis ternyata mempunyai hasil kerja yang
hampir sama.
- Post test; peneliti dan kolaborator membagikan
soal post test untuk dikerjakan siswa secara pribadi selama 40 menit.
Dengan memperhatikan hasil post test dari 32 siswa ternyata siswa yang
tuntas dengan nilai sangat baik 4 orang; tuntas dengan nilai baik (diatas SKBM)
12 orang; tuntas dengan tepat 12 orang; dibawah tuntas 4 orang.
-
Hasil tes minat siklus II
Dengan membandingkan hasil angket minat siswa pada siklus I, dari 32
siswa yang mengisi angket minat siswa setelah PTK siklus II ; ada 21 orang
siswa sangat berminat, 11 orang siswa berminat dan tidak ada lagi siswa yang
ragu-ragu. Ini berarti sudah timbul perubahan peningkatan minat siswa.
3. Observasi.
Hasil Observasi kolaborator selama
siklus II adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II, tindakan peneliti sudah sangat baik sesuai
rencana tindakan, hanya hubungan antara guru dan siswa masih sedikit perlu
diakrabkan.
4. Refleksi
Dari kegiatan pembelajaran pada siklus II, diperoleh :
-
Hasil tes minat siswa
Hasil tes minat siswa sebelum dan sesudah PTK dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tabel 3 : Prosentase minat siswa sebelum PTK, setelah siklus I dan setelah
siklus II.
Dari hasil tes minat tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural “think-pair-share’ dengan menggunakan LKS dapat meningkatkan minat
siswa dalam belajar fisika.
-
Hasil observasi kolaborator
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh kolaborator bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif
dengan pendekatan struktural “think-pair-share’
dengan menggunakan LKS dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.
-
Hasil post test
Hasil post test siswa jika dibandingkan dengan test sebelum pelaksanaan
penelitian tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai
berikut :
Tabel 4 : Prosentase ketuntasan
hasil belajar siswa sebelum PTK, akhir siklus I dan akhir siklus II.
Dari hasil tes tersebut dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran
kooperatif dengan pendekatan “think-pair-share”
dengan mengunakan media LKS meningkatkan minat dan prestasi siswa belajar
fisika.
-
Refleksi
Melihat dari hasil analisis data dan
dari pengamatan yang diperoleh pada siklus II, menunjukkan kenaikan yang
signifikan hal ini menunjukkan adanya peningkatan minat belajar dan prestasi
belajar siswa. Hal ini terjadi karena pada Siklus II :
- Guru
semakin meningkatkan peranan, tugas dan fungsinya
- Proses pembelajaran
semakin baik
- Kegiatan belajar mengajar
sudah menjadi terbiasa dengan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan “think-pair-share” dengan penggunaan
media LKS.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan analisis hasil kegiatan siswa serta guru,
selama PTK diperoleh hal-hal sebagai berikut :
1. Model pembelajaran kooperatif
dengan pendekatan ”Think-Pair-Share”
dengan menggunakan media LKS dapat meningkatkan motivasi belajar pada mata
pelajaran fisika kompetensi dasar memahami
konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari siswa
kelas IX.A SMP Negeri 2 Dolopo Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2014/2015?
2. Model pembelajaran kooperatif
dengan pendekatan struktural ”Think-Pair-Share”
dengan menggunakan media LKS dapat meningkatkan ketuntasan belajar pada mata
pelajaran fisika kompetensi dasar memahami
konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari siswa
kelas IX.A SMP Negeri 2 Dolopo Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2014/2015?
3. Penerapan model pembelajaran
kooperatif dengan pendekatan struktural “think-pair-share”
dengan menggunakan media LKS dapat meningkatkan minat belajar, dan prestasi
belajar siswa baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor sehingga dapat
meningkatkan ketuntasana belajar siswa
kelas IX.A SMP Negeri 2 Dolopo Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2014/2015.
Saran-saran
Dari hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas peneliti
menyampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Guru :
a. Guru diharapkan lebih
mampu melakukan pengelolaan pembelajaran yang berkualitas, baik dari
perencanaan, pelaksanaan maupun tindak lanjut. Dan tidak segan-segan untuk selalu
merefleksi diri untuk perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan berikutnya.
b. Untuk setiap topik
pembelajaran membutuhkan penyiapan bahan ajar yang spesifik, karena itu perlu
persiapan yang baik dalam menyiapkan modul, LKS karena modul dan LKS yang
dipakai sangat menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
c. Guru diharapkan dapat
mengembangkan media pembelajaran, modul dan LKS yang inovatif untuk topik-topik
yang lain.
2. Bagi Siswa :
Siswa diharapkan dapat selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan
belajar mengajar. Karena sebagai salah satu objek dalam kegiatan belajar
mengajar agar dalam proses pengkonstruksian pengetahuan dalam dirinya dapat
lebih permanen dan bermakna, dan diharapkan siswa mencari strategi belajar
sendiri yang sesuai dengan kondisi pribadinya masing-masing.
3. Bagi Sekolah :
Sekolah diharapkan dapat mendukung dalam kegiatan penelitian tindakan
kelas dan pengadaan modul, media pembelajaran dan LKS.
DAFTAR PUSTAKA
Budikase, E. dan Kertiasa, N.,
1994. Fisika 2 Jakarta,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat
Pendidikan Menengah Umum (1999). Bahan
Pelatihan Penelitian Tindakan (Action Research).
Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan
Menengah Umum, 2000. Panduan Kurikulum
Metode Alternatif Belajar/Mengajar Ilmu Penegtahuan Alam;
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Satker Pembinaan Pendidikan Menengah Umum (2005/2006) Buku Materi Workshop Penelitian Tindakan Kelas (PTK); Jawa Timur;
Proyek Peningkatan Mutu.
Departemen Pendidikan Nasional
Kurikulum 2004 SMA Pedoman
Khusus Pengembangan silabus dan penilaian.
Departemen Pendidikan Nasional
Kurikulum 2004. Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Fisika.
E. Zainal
Arifin, 2003. Dasar Dasar Penulisan Karangan Imiah, PT Grasindo, Jakarta.
Melvin L.
Silberman, 1996. Active Learning : 101
Strategies to Teach Any Subject. Boston:Allyn Bacon.
Mulyasa, E.
2005, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya
Nurhadi dkk, (II Rev. 2004)
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and learning/CTL) dan
Penerapannya dalam KBK; Malang ; Penerbit Universitas Negeri Malang.
Rachiati
Wiriatmadja, 2005. Metode Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Suharsimi
Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Wawang
Hutawarman, 2004. Model-Model
Pembelajaran Kooperatif.
Workshop PTK,
2005, Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Afektif,
Dinas P dan K.
Workshop PTK.
2005. Pedoman Pelaksanaan PTK, Dinas P dan K.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar