Selasa, 01 Desember 2015

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (Team Assisted Individualization) SISWA KELAS VIII-D SMP NEGERI 2 KEBONSARI KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (Team Assisted Individualization)
SISWA KELAS VIII-D SMP NEGERI 2 KEBONSARI KABUPATEN MADIUN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014


Oleh : Siti Nurohmah, SMPN 2 Kebonsari Kab.Madiun



ABSTRAK
Kata kunci : Prestasi belajar IPS, Pembelajaran Kooperatif  Tipe TAI

Metode mengajar adalah suatu cara yang dipergunakan oleh guru untuk menyampaikan pengajaran dalam bidang – bidang studi di sekolah. Metode pengajaran dapat bersifat subyektif artinya suatu metode yang sesuai bagi seorang guru, belum tentu sesuai bagi guru yang lain. Hal ini disebabkan karena pribadi guru turut menentukan pemilihan metode yang dipakai.
Agar dapat mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka perlu adanya kesempatan belajar. Karena keberhasilan merupakan harapan bagi semua manusia, lebih-lebih bagi para personil yang berada dalam lingkungan pendidikan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Adakah peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2013/2014?.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dengan jenis penelitian tindakan. Dalam penelitian ini peneliti  berkolaborasi dengan guru lain. Peneliti terlibat langsung dalam penelitian mulai dari awal sampai penelitian berakhir. Peneliti berusaha melihat, mengamati, merasakan, menghayati, merefleksi dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Tahap-tahap pelaksanaan penelitian tindakan terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (observing), dan refleksi (relecting). Untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat maka data yang telah terkumpul dianalisis secara statistik yaitu mengunakan rumus mean atau rata-rata.
Mengacu pada hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini didapatkan pada siklus I hasil rata-rata prestasi belajar sebesar 70.95 (57.14%), pada siklus II mengalami peningkatan yaitu sebesar 79.76 (90.48%), maka dapat disimpulkan bahwa : Ada peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2013/2014.




PENDAHULUAN
Metode mengajar adalah suatu cara yang dipergunakan oleh guru untuk menyampaikan pengajaran dalam bidang – bidang studi di sekolah. Metode pengajaran dapat bersifat subyektif artinya suatu metode yang sesuai bagi seorang guru, belum tentu sesuai bagi guru yang lain. Hal ini disebabkan karena pribadi guru turut menentukan pemilihan metode yang dipakai.
Agar dapat mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka perlu adanya kesempatan belajar. Karena keberhasilan merupakan harapan bagi semua manusia, lebih-lebih bagi para personil yang berada dalam lingkungan pendidikan.
Keberhasilan proses belajar mengajar IPS  dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, diantaranya penguasaan guru terhadap materi yang diajarkan, penggunaan metode pengajaran, partisipasi siswa dalam belajar dan tersedianya sarana prasarana belajar.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi kurikulum, beberapa faktor tersebut diantaraya menajemen lembaga pendidikan, peran guru, keaktifan siswa, proses belajar pengajar, sarana dan prasarana, penggunaan model dan metode mengajar dan lain-lain.
Bila kita meninjau aktifitas kelas, maka guru adalah ujung tombak proses belajar mengajar. Seorang guru diharapkan memiliki kompetensi yang cukup sebagai  pengelola pembelajaran, mampu menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang efektif. Selain itu diharapkan terjadi suasana belajar yang dapat meningkatkan aktifitas, kreativitas, dan keaktifan siswa sebagai subjek belajar. Jangan sampai siswa pasif dan miskin kreativitas guru lebih besar dibanding siswa.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka semestinya guru dapat memilih dan menggunakan model atau metoda pembelajaran yang lebih relevan. Pertanyaan yang timbul adalah model pembelajaran bagaimanakah yang dapat meningkatkan aktivitas, kreativitas, dan keaktivan anak dalam proses belajar mengajar. Metode tersebut harus mampu membuat komunikasi berlangsung dua arah, meningkatkan penguasaan materi dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Model pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kemampuan kerjasama antar siswa, yaitu model pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization).
Melalui pembelajaran kooperatif, para siswa secara bersama-sama terlibat dalam perencanaan, aktivitas, dan pencapaian tujuan belajar. Dengan cara ini, diharapkan siswa dapat membangun sendiri pengetahuanya, bersikap kritis , mencari kejelasan, dan membuat pengetahuan tersebut bermakna.
Penerapan model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat dilakukan dengan relatif mudah oleh seorang guru. Dengan kemampuan manajemen kelas, guru hanya perlu memberikan arahan-arahan aktivitas yang harus dilakukan siswa serta mengkondisikan siswa agar belajar dengan kelompoknya. Bimbingan guru tetap diperlukan selama pembelajaran berlangsung. Apalagi bila ada permasalahan yang tidak dapat dipecahkan siswa dalam kelompoknya. Setiap kelompok memperoleh tugas presentasi untuk menyajikan beberapa kompetensi dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam diskusi kelas. Pada tahap akhir, guru dapat memberikan penekanan kembali tentang materi-materi yang penting dikuasai, serta bersama siswa mengevaluasi sumbangan anggota dan prestasi kelompoknya.
Bertitik tolak dari uraian permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif dalam bentuk penelitian tindakan kelas. Untuk itu penulis mengambil judul penelitian Peningkatan Prestasi Belajar IPS melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Rumusan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan mudah menentukan metodologi yang cocok dalam perencanaan masalah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Adakah peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2013/2014”.

Tujuan penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :  Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2013/2014.

KAJIAN PUSTAKA

a.    Pengertian Tipe TAI (Team Assisted Individualization)
Pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil yang saling membantu, kelompok yang dibentuk terdiri dari 4 siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda – beda (Huda, 2011: 32). Sedangkan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) adalah salah satu tipe metode pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kemampuan individu, dimana individu – individu tersebut memiliki kemampuan yang berbeda – beda dan dijadikan dalam suatu kelompok kecil. Dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 5 orang dan dengan kemampuan yang heterogen tersebut, diharapkan antar individu dapat saling bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran.TAI pertama kali diprakarsai oleh Robert E. Slavin yang merupakan perpaduan antara pembelajaran kooperatif dan pengajaran individual.
Menurut Sharan (2009; dalam Nugroho), “TAI dikembangkan untuk beberapa alasan. Pertama, berharap agar TAI menyediakan cara penggabungan kekuatan motivasi dan bantuan teman sekelas pada pembelajaran kooperatif dengan program pengajaran individual yang mampu memberi semua peserta didik materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan mereka dalam bidang matematika dan memungkinkan mereka untuk memulai materi-materi ini berdasarkan kemampuan mereka sendiri. Kedua, mengembangkan TAI untuk menerapkan teknik pembelajaran kooperatif untuk memecahkan banyak masalah pengajaran individual”.
Ciri – ciri dari pembelajaran dengan metode TAI adalah:
1.    Siswa belajar secara individual mempelajari materi yang telah disiapkan oleh guru.
2.    Hasil belajar individual akan dibawa ke dalam kelompok masing – masing untuk dibahas dan didiskusikan bersama anggota kelompok.
3.    Semua anggota kelompok saling berdiskusi, saling memeriksa pekerjaan dan bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban yang telah dikerjakan.
4.    Sebelum dibentuk kelompok, siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam kelompok, menjadi pendengar yang baik, memberikan penjelasan kepada teman satu kelompok, berdiskusi, dan menghargai pendapat teman lain.
5.    Setiap anggota dalam kelompok memiliki tugas yang sama, karena keberhasilan kelompok sangat diperhatikan.
Metode pembelajaran kooperatif TAI terdiri dari beberapa komponen. Menurut Murtadlo (2005: 54 – 55) ada 8 komponen yang menjadi bagian dari metode TAI ini, komponen ituadalah  sebagai berikut :
1.    Teams yaitu pembentukan kelompok yang heterogen yang terdiri atas 4 – 6 siswa. Dalam kelompok tersebut, setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan kemampuannya.
2.    Placement test yaitu memberikan pre-test kepada siswa agar guru mengetahui kemampuan siswa dalam bidang tertentu dan hasil ini juga dijadikan acuan dalam pengelompokan. Selain dengan pretest, hasil test yang sebelumnya juga bisa dipakai sebagai dasar pengelompokan.
3.    Student creative yaitu siswa terlebih dahulu mambaca dan memahami materi pelajan sebelum masuk dalam kelompok dan mendiskusikan materi pelajaran tersebut.
4.    Team study yaitu tindakan guru yang memberikan seperangkat pembelajaran (seperti uraian materi) agar dipelajari dan dibahas dalam kelompok masing – masing. Siswa sebaiknya menanyakan pada teman satu kelompok dahulu apabila ada materi yang belum dipahami sebelum bertanya kepada guru.
5.    Team scores and Team recognition yaitu pemberian skor terhadap hasil belajar siswa dan penghargaan kepada kelompok yang berhasil dan kelompok yang kurang berhasil.
6.    Teaching Group yaitu pemberian materi singkat dari guru sebelum guru memberikan materi kepada siswa.
7.    Facts test yaitu pelaksanaan tes kecil untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberikan materi. Tes ini diberikan pada akhir pembelajaran.
8.    Whole class unit yaitu adanya diskusi kelas, kemudian tiap kelompok mengirimkan perwakilan untuk mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilaksanakan. Pada saat ada kelompok yang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, tugas dari kelompok lain adalah menanggapi. Setelah hasil kerja kelompok dipresentasikan, tugas guru adalah mengevaluasi dan membenahi jawaban dari kelompok tersebut.

b.    Langkah-langkah (sintaks) Metode Pembelajaran Kooperatif TAI
Fase
Penjelasan
Fase – 1 :
Menyampaikan tujuan dan memotivasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan memotivasi siswa agar lebih giat dalam pembelajaran.
Fase – 2 :
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi dengan cara ceramah tentang pokok bahasan materi.
Fase – 3 :
Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok – kelompok belajar
Guru membentuk kelompok, dimana kelompok tersebut terdiri dari siswa-siswa yang kemampuannya heterogen. Dasar pengelompokan adalah dengan melakukan placement test atau menggunakan data yang sudah ada sebelumnya.
Fase – 4 :
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru memberikan bimbingan seperlunya kepada masing-masing kelompok dan mengawasi jalannya diskusi.
Fase – 5 :
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari siswa.
Fase – 6 :
Memberikan penghargaan
Guru mencari upaya yang berkaitan dengan penghargaan atas keberhasilan belajar siswa.

c.     Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Kooperatif TAI
Kelebihan metode pembelajaran TAI :
1)        Meningkatkan hasil belajar.
2)        Meningkatkan motivasi belajar pada siswa.
3)        Dapat membantu siswa yang lemah.
4)        Siswa diajarkan bekerjasama dalam suatu kelompok.
5)        Menimbulkan rasa tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah.
Kekurangan metode pembelajaran TAI :
1)        Dibutuhkan waktu yang lama untuk membuat dan mengembangkan perangkat pembelajaran.
2)        Guru mengalami kesulitan dalam memberikan bimbingan pada siswa, karena dengan jumlah siswa yang banyak dalam kelas maka akan semakin banyak kelompok yang terbentuk.
3)        Tidak semua materi dapat diterapkan menggunakan metode pembelajaran TAI.
4)        Menimbulkan ketergantungan siswa, dimana siswa yang kurang pandai secara tidak langsung akan bergantung pada siswa yang pandai.
5)        Menimbulkan sikap pasif kepada siswa tertentu, karena dia hanya mengandalkan teman sekelompok dan tidak mau berusaha.

Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah : Ada peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2013/2014.

METODE PENELITIAN

 

Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2013/2014 semester II, dengan mengambil objek penelitian siswa Kelas VIII-D dengan jumlah siswa 21. Penelitian Tindakan Kelas ini mengambil mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada materi mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia.

Seting Penelitian

Setting atau konteks akan menjelaskan tentang lokasi sekolah, kelas, mata pelajaran, waktu, karakteristik sekolah, karakteristik subyek penelitian (siswa), dan karakteristik peneliti.
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun Madiun tahun pelajaran 2013/2014 semester II, dengan mengambil objek penelitian siswa Kelas VIII-D. Penelitian Tindakan Kelas ini mengambil mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada materi mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2014.
Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2013/2014 dengan langkah sebagai berikut:
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan meningkatkan kerjasama siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas. Proses pelaksanaan tindakan kelas melalui empat tahap (dalam 2 siklus) mulai dari (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting) (Depdikbud, 2005 : 4).
1.    Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini penelitian dan guru secara kolaboratif megadakan kegiatan sebagai berikut:
a.  Mengamati teknik pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebelumnya,
b.  Mengidentifikasi faktor-faktor hambatan dan kemudahan yang ditemui guru dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebelumnya,
c.  Merumuskan alternatif tindakan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan meningkatkan kerjasama siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas,
d.  Menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan teknik TAI (Team Assisted Individualization) meliputi (1) pemilihan tema  dengan benar-benar relevan dengan kehidupan sekitar siswa,  menarik perhatian siswa, dan memberi wawasan dan pengetahuan baru yang menantang kreatifitas berfikir, (2) pemilihan prosedur yang benar-benar efektif, efisien, dan kreatif; (3) mengatur tata letak dan tempat duduk yang dapat menimbulkan suasana aman, nyaman dan relaks, sehingga suasana pembelajaran menjadi menyenangkan; dan (4) panduan teknik TAI (Team Assisted Individualization).
2.    Pelaksanaan (Acting)
Dalam tahap pelaksanaan, peran peneliti adalah (1) merancang intervensi yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran dengan metode atau teknik TAI (Team Assisted Individualization) dengan cara mengkomunikasikan dan bernegosiasi dengan praktisi (guru) sehingga diperoleh kesempatan tentang rancangan tindakan yang direncanakan; (2) bekerja dengan praktisi dalam melaksanakan tindakan yang direncanakan; (3) peneliti berperan sebagai pendamping praktisi (guru) untuk memberikan pengarahan, motivasi dan stimulus agar praktisi (guru) untuk melaksanakan perannya berdasarkan rencana;
3. Pengamatan (Observing)
Pemantauan secara menyeluruh (komperhensif) terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan instrumen pengumpul data yang telah dibuat sehingga diperoleh data empirik pelaksanaan tindakan pembelajaran, kendala yang dihadapi, serta kesempatan dan peluang yang berkaitan dengan penggunaan teknik TAI (Team Assisted Individualization) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), khususnya materi Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia. Data tersebut dijadikan sebagai bahan untuk melakukan refleksi.
4.    Refleksi (Reflecting)
Peneliti dan praktisi mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang telah dilaksanakan. Hal-hal yang dibahas adalah (1) analisis tentang tindakan yang dilakukan; (2) mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dengan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan; (3) melakukan intervensi, pemaknaan dan penyimpulan data yang telah diproses, serta melihat hubungan dengan teori dan rencana yang telah ditetapkan.

Siklus Penelitian

1.    Persiapan penelitian
2.    Pelaksanaan penelitian
3.    Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan dengan dua siklus. Penelitian kemudian diteruskan laporan.

Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini masuk pada tahap refleksi, pada tahap efleksi, peneliti dan praktisi (guru) mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang telah dilaksanakan. Hal-Hal yang dilakukan adalah (1) analisis tentang tindakan yang dilakukan; (2) mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dengan pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan; (3) melakukan intervensi, pemaknaann, dan penyimpulan data yang telah diperoleh, serta melihat hubungan dengan teori dan rencana yang telah ditetapkan.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berasal dari nilai materi Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia, nilai afektif siswa, dan hasil post test dilihat dari pencapaian standar ketuntasan belajar minimal (SKM). Analisis dan refleksi terhadap data yang diperoleh dipaparkan dalam bentuk deskripsi.
Agar mendapat gambaran yang jelas, maka teknik statistik yang  digunakan dengan rumus mean (rata-rata), yaitu: M =
Keterangan:     
M    = Nilai rata-rata
= Jumlah nilai siswa
N     = Jumlah siswa
Sedangkan untuk mengetahui prosentase ketuntasan belajar dengan rumus:
Prosentase ketuntasan x 100%

HASIL PENELITIAN

Siklus Pertama

a.     Perencanaan (Planning)
Pada tahap proses rencana tindakan ini, mula-mula guru mengidentifikasikan konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada materi mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia yang sukar dipahami siswa.
Berdasarkan masalah tersebut, sebagai acuan implementasi tindakan yang dipilih pada konsep tersebut dipelajari dan diidentifikasi, maka guru menyusun rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran ini memuat:
1.        Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan memotivasi siswa agar lebih giat dalam pembelajaran.
2.        Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 6-7 siswa.
3.        Guru menyajikan informasi dengan cara ceramah tentang pokok bahasan materi.
4.        Masing-masing kelompok diberi permasalahan yang terkait dengan pokok bahasan materi.
5.        Guru memberikan bimbingan seperlunya kepada masing – masing kelompok dan mengawasi jalannya diskusi.
6.        Kemudian masing-masing kelompok mengidentifikasikan permasalahan dengan sesama temanya untuk membahas materi yang telah dipegang sesuai dengan topik yang dihadapi.
7.        Semua kelompok diminta untuk mengungkapkan hasil pembahasannya dalam tanya jawab di kelas kelas
8.        Guru memberikan penekanan dan kesimpulan pada akhir diskusi.
9.        Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari siswa.
10.    Guru memberikan reward/penghargaan atas keberhasilan belajar siswa.

b.    Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah.
Hasil Pelaksanaan pada siklus  I sebagai berikut:

Tabel 1
Hasil Prestasi Belajar Kelas VIII-D
Siklus I
SKM = 75
No.
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
    1.                    
Aditya Wahyu Pratama
60
Belum
    2.                    
Ahmad Jati Kusumo
60
Belum
    3.                    
Alinda Wahyu Ningsih
65
Belum
    4.                    
Ambar Rahayu Ardiningrum
65
Belum
    5.                    
Andik Cahyono
75
Tuntas
    6.                    
Arif Dwi Junianto
75
Tuntas
    7.                    
Elsa Ayuningtyas
80
Tuntas
    8.                    
Faisal Budi Irawan
75
Tuntas
    9.                    
Gaery Setyawan
65
Belum
  10.                  
Galeh Fajar Romadhon
75
Tuntas
  11.                  
Gilang Arya Wibisana
75
Tuntas
  12.                  
Idham Fauzi
80
Tuntas
  13.                  
Istikhomah
75
Tuntas
  14.                  
Jihan Fitriatrisnawati
80
Tuntas
  15.                  
Joko Waluyo
75
Tuntas
  16.                  
Nover Ramanda Putra
65
Belum
  17.                  
Rohmad Abdulloh
75
Tuntas
  18.                  
Sapitri
75
Tuntas
  19.                  
Selly Tigy Elizanzela
65
Belum
  20.                  
Suci Dwi Wulandari
65
Belum
  21.                  
Wendy Tri Cakti Ardiantara
65
Belum

JUMLAH
1490
12

RATA-RATA
70.95
57.14

 Hasil rata-rata prestasi belajar =  = 70.95
Ketuntasan belajar siswa =  = 57.14%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa melalui pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) diperoleh hasil rata-rata prestasi belajar siswa adalah 70.95, dan ketuntasan belajar baru mencapai 57.14% atau ada 12 siswa dari 21 siswa sudah tuntas belajar. Pada siklus I secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 sebesar 57.14% lebih kecil dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%.

Siklus Kedua

a.     Perencanaan
Pada tahap proses rencana tindakan ini, mula-mula guru mengidentifikasikan konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada materi mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia yang sukar dipahami siswa.
Berdasarkan masalah tersebut, sebagai acuan implementasi tindakan yang dipilih pada konsep tersebut dipelajari dan didentifikasi, maka guru menyusun rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran ini memuat:
1.        Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan memotivasi siswa agar lebih giat dalam pembelajaran.
2.        Guru membagikan modul/diktat terkait materi.
3.        Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa.
4.        Guru menyajikan informasi dengan cara ceramah tentang pokok bahasan materi.
5.        Masing-masing kelompok diberi permasalahan yang terkait dengan pokok bahasan materi.
6.        Guru memberikan bimbingan seperlunya kepada masing – masing kelompok dan mengawasi jalannya diskusi.
7.        Kemudian masing-masing kelompok mengidentifikasikan permasalahan dengan sesama temanya untuk membahas materi yang telah dipegang sesuai dengan topik yang dihadapi.
8.        Semua kelompok diminta untuk mengungkapkan hasil pembahasannya dalam tanya jawab di kelas kelas
9.        Guru memberikan penekanan dan kesimpulan pada akhir diskusi.
10.    Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari siswa.
11.    Guru memberikan reward/penghargaan atas keberhasilan belajar siswa.

b.    Pelaksanaan
Tindakan utama pada siklus II adalah pemberian modul/diktat pada materi Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia untuk meningkatkan kemampuan awal siswa dan merevisi kesalahan-kesalahan konsep pada siklus I, yang mungkin menyebabkan hambatan-hambatan bagi pengembangan pemahaman siswa atas konsep-konsep yang akan dipelajari. 
Pelaksanaan PTK ini dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Hasil penilian pada siklus II sebagai berikut:


Tabel 2
Hasil Prestasi Belajar Kelas VIII-D
Siklus II
SKM = 75
No.
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
    1.                    
Aditya Wahyu Pratama
80
Tuntas
    2.                    
Ahmad Jati Kusumo
70
Belum
    3.                    
Alinda Wahyu Ningsih
85
Tuntas
    4.                    
Ambar Rahayu Ardiningrum
75
Tuntas
    5.                    
Andik Cahyono
85
Tuntas
    6.                    
Arif Dwi Junianto
80
Tuntas
    7.                    
Elsa Ayuningtyas
85
Tuntas
    8.                    
Faisal Budi Irawan
80
Tuntas
    9.                    
Gaery Setyawan
75
Tuntas
  10.                  
Galeh Fajar Romadhon
85
Tuntas
  11.                  
Gilang Arya Wibisana
80
Tuntas
  12.                  
Idham Fauzi
85
Tuntas
  13.                  
Istikhomah
80
Tuntas
  14.                  
Jihan Fitriatrisnawati
85
Tuntas
  15.                  
Joko Waluyo
80
Tuntas
  16.                  
Nover Ramanda Putra
75
Tuntas
  17.                  
Rohmad Abdulloh
85
Tuntas
  18.                  
Sapitri
85
Tuntas
  19.                  
Selly Tigy Elizanzela
80
Tuntas
  20.                  
Suci Dwi Wulandari
65
Belum
  21.                  
Wendy Tri Cakti Ardiantara
75
Tuntas

JUMLAH
1675
19

RATA-RATA
79.76
90.48

Hasil rata-rata prestasi belajar                   =  = 79.76
Ketuntasan belajar siswa                           =  = 90.48%

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa melalui pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) diperoleh hasil rata-rata prestasi belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus kedua sebesar 79.76, dan ketuntasan belajar mencapai 90.48% atau ada 19 siswa dari 21 siswa sudah tuntas belajar. Pada siklus II secara klasikal siswa tuntas belajar walaupun masih ada 1 siswa yang belum tuntas.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan, di  Kelas VIII-DII-D SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun yang dilakukan dengan dua siklus  didapatkan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 70.95 dan ketuntasan belajar baru mencapai 57.14% atau siswa yang mendapat nilai > 70 baru ada 12 siswa, pada siklus II nilai rata-rata mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu 79.76 dan ketuntasan belajar mencapai 90.48% atau siswa yang mendapat nilai > 70 sudah 19 siswa, sehingga secara klasikal kelas sudah mencapai ketuntasan belajar (85%).
Data perbandingan nilai rata-rata setiap siklus

Tabel 3
Perbandingan rata-rata setiap siklus
Kelas
Siklus I
Siklus II
VIII-D
70.95
79.76


Tabel 4
Perbandingan ketuntasan belajar
Kelas
Siklus I
Siklus II
VIII-D
57.14%
90.48%




Dari hasil prestasi belajar cenderung mengalami peningkatan setiap siklus, maka dapat disimpulkan bahwa ; Ada peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2013/2014.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini serta mengacu pada rumusan masalah maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) yang diterapkan dilakukan di Kelas VIII-D SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2013/2014 sebagai berikut:
1. Ada peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini berdasarkan pada hasil rata-rata pada siklus I sebesar 70.95  meningkat pada siklus II menjadi 79.76.

Saran-saran
Dari hasil analisis dan kesimpulan, maka dapat disarankan :
1.    Sebaiknya Guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) khususnya dan semua guru pada umunya dalam mata pelajaran apapun, dapat melaksanakan model pembelajaran model yang bervariasi. Tentunya disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya.
2.    Semua pihak hendaknya membantu, mentolelir pelaksanaan model pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) ini karena kalau tidak maka akan terjadi beda pendapat antar guru dalam satu sekolah.
3.    Sekolah hendaknya mendukung secara penuh baik moril maupun materiil demi terlaksananya model pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan metode-metode lain yang diterapkan guru demi kemajuan pendidikan.







DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Pendekatan Prektek. Jakarta Rineka Cipta
_________. 1999. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta Bumi aksara
Burton, W.H. 1986. Teknik-Teknik Belajar Mengajar Bandung : Jemmars.
Depdiknas, 2003.Garis-Garis Besar Program Pengajaran Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).  Jakarta : Depdikbud.

---------------, 2006. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tanggal 23 mei 2006 (Perment 22-23,2006)

Huda, Miftahul.2011.Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Irianto, Sony dan Ahmad.Pengembangan Perangkat Penilaian Konsep Dasar Matematika SD Berorientasi Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI: 1-19. http://jurnal.ump.ac.id/index.php/khasanah/article/download/61/57.  (16 September 2012).

Lie. Anita 2002. Cooperative Learning. Mempraktikkan Cooperative Learning di ruang-ruang kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Murtadlo. 2005. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Berkesulitan Belajar Membaca Menulis Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) di SD: Jurnal Pndidikan Dasar, Vol. 6, No. 1, 2005: 1 – 60. http://dikdas.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/ peningkatan_prestasi_belajar_siswa_berkesulitan_belajar_membaca_menulis_melalui_pendekatan_kooperatif_tipe_tai_di_sd.pdf
(16 September 2012).

Nasution, S. 1988. Metode Penelitian Naturulistik Kualitatif. Bandung : Penerbit Tarsito.

__________, . 2000. Didaktik Azaz-Azaz Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Nugroho, Aryo Andri. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis SMART dengan Strategi TAI pada Materi Segitiga Kelas VII.http://e-jurnal.ikippgrismg.ac.id/index.php/aksioma/article/download/ 36/32. (16 September 2012).
Nugraha Endi 1985. Statistika Untuk Penelitian I. Bandung : Permadi.
Purwanto, Ngalim, M. 1995. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Edisi Kedua. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sudjana N. dan Ibrahim 1989.Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung Sinar Baru.
Winkel, W.S. 1998. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Gramedia.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar