PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TAI (Team Assisted Individualization)
SISWA KELAS VIII-D SMP NEGERI 2 KEBONSARI KABUPATEN MADIUN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh : Siti
Nurohmah, SMPN 2 Kebonsari Kab.Madiun
ABSTRAK
Kata
kunci : Prestasi belajar IPS, Pembelajaran
Kooperatif Tipe TAI
Metode mengajar adalah suatu cara
yang dipergunakan oleh guru untuk menyampaikan pengajaran dalam bidang – bidang
studi di sekolah. Metode pengajaran dapat bersifat subyektif artinya suatu
metode yang sesuai bagi seorang guru, belum tentu sesuai bagi guru yang lain.
Hal ini disebabkan karena pribadi guru turut menentukan pemilihan metode yang
dipakai.
Agar dapat mencapai tujuan
pendidikan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka perlu adanya kesempatan
belajar. Karena keberhasilan merupakan harapan bagi semua manusia, lebih-lebih
bagi para personil yang berada dalam lingkungan pendidikan.
Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah: Adakah peningkatan prestasi
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui
pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team
Assisted Individualization) siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 2 Kebonsari
Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2013/2014?.
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dengan jenis penelitian tindakan.
Dalam penelitian ini peneliti
berkolaborasi dengan guru lain. Peneliti terlibat langsung dalam
penelitian mulai dari awal sampai penelitian berakhir. Peneliti berusaha
melihat, mengamati, merasakan, menghayati, merefleksi dan mengevaluasi kegiatan
pembelajaran yang berlangsung. Tahap-tahap pelaksanaan penelitian tindakan
terdiri dari perencanaan (planning),
pelaksanaan (acting), observasi (observing), dan refleksi (relecting).
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat maka data yang telah terkumpul
dianalisis secara statistik yaitu mengunakan rumus mean atau rata-rata.
Mengacu pada hipotesis tindakan
yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini didapatkan pada siklus I
hasil rata-rata prestasi belajar sebesar 70.95 (57.14%), pada siklus II mengalami peningkatan yaitu
sebesar 79.76 (90.48%), maka dapat disimpulkan
bahwa : Ada peningkatan prestasi belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui
pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team
Assisted Individualization) siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 2 Kebonsari
Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2013/2014.
PENDAHULUAN
Metode mengajar adalah
suatu cara yang dipergunakan oleh guru untuk menyampaikan pengajaran dalam
bidang – bidang studi di sekolah. Metode pengajaran dapat bersifat subyektif
artinya suatu metode yang sesuai bagi seorang guru, belum tentu sesuai bagi
guru yang lain. Hal ini disebabkan karena pribadi guru turut menentukan
pemilihan metode yang dipakai.
Agar dapat mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan tujuan
yang diinginkan, maka perlu adanya kesempatan belajar. Karena keberhasilan
merupakan harapan bagi semua manusia, lebih-lebih bagi para personil yang
berada dalam lingkungan pendidikan.
Keberhasilan proses
belajar mengajar IPS dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor, diantaranya penguasaan guru terhadap materi yang
diajarkan, penggunaan metode pengajaran, partisipasi siswa dalam belajar dan
tersedianya sarana prasarana belajar.
Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi kurikulum, beberapa
faktor tersebut diantaraya menajemen lembaga pendidikan, peran guru, keaktifan
siswa, proses belajar pengajar, sarana dan prasarana, penggunaan model dan
metode mengajar dan lain-lain.
Bila
kita meninjau aktifitas kelas, maka guru adalah ujung tombak proses belajar
mengajar. Seorang guru diharapkan memiliki kompetensi yang cukup sebagai pengelola pembelajaran, mampu menciptakan
suasana dan lingkungan belajar yang efektif. Selain itu diharapkan terjadi
suasana belajar yang dapat meningkatkan aktifitas, kreativitas, dan keaktifan
siswa sebagai subjek belajar. Jangan sampai siswa pasif dan miskin kreativitas
guru lebih besar dibanding siswa.
Berdasarkan
pernyataan diatas, maka semestinya guru dapat memilih dan menggunakan model
atau metoda pembelajaran yang lebih relevan. Pertanyaan yang timbul adalah
model pembelajaran bagaimanakah yang dapat meningkatkan aktivitas, kreativitas, dan keaktivan anak dalam
proses belajar mengajar. Metode tersebut harus mampu membuat komunikasi
berlangsung dua arah, meningkatkan penguasaan materi dan meningkatkan prestasi
belajar siswa.
Model
pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan
kemampuan kerjasama antar siswa, yaitu model pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization).
Melalui
pembelajaran kooperatif, para siswa secara bersama-sama terlibat dalam
perencanaan, aktivitas, dan pencapaian tujuan belajar. Dengan cara ini,
diharapkan siswa dapat membangun sendiri pengetahuanya, bersikap kritis ,
mencari kejelasan, dan membuat pengetahuan tersebut bermakna.
Penerapan model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization)
dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat dilakukan dengan
relatif mudah oleh seorang guru. Dengan kemampuan manajemen kelas, guru hanya perlu
memberikan arahan-arahan aktivitas yang harus dilakukan siswa serta
mengkondisikan siswa agar belajar dengan kelompoknya. Bimbingan guru tetap
diperlukan selama pembelajaran berlangsung. Apalagi bila ada permasalahan yang
tidak dapat dipecahkan siswa dalam kelompoknya. Setiap kelompok memperoleh
tugas presentasi untuk menyajikan beberapa kompetensi dasar Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) dalam diskusi kelas. Pada tahap akhir, guru dapat memberikan
penekanan kembali tentang materi-materi yang penting dikuasai, serta bersama siswa
mengevaluasi sumbangan anggota dan prestasi kelompoknya.
Bertitik tolak dari uraian
permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengimplementasikan model
pembelajaran kooperatif dalam bentuk penelitian tindakan kelas. Untuk itu
penulis mengambil judul penelitian “Peningkatan
Prestasi Belajar IPS melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted
Individualization) Siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun
Tahun Pelajaran 2013/2014”.
Rumusan Masalah
Agar
penelitian ini terarah dan mudah menentukan metodologi yang cocok dalam
perencanaan masalah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Adakah
peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization)
siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun tahun pelajaran
2013/2014”.
Tujuan penelitian
Sesuai
dengan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah untuk : Untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization)
siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun tahun pelajaran
2013/2014.
KAJIAN PUSTAKA
a.
Pengertian Tipe TAI (Team
Assisted Individualization)
Pembelajaran kooperatif adalah metode
pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil yang saling membantu,
kelompok yang dibentuk terdiri dari 4 siswa yang memiliki kemampuan yang
berbeda – beda (Huda, 2011: 32). Sedangkan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team
Assisted Individualization) adalah salah satu tipe metode pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada kemampuan individu, dimana individu – individu
tersebut memiliki kemampuan yang berbeda – beda dan dijadikan dalam suatu
kelompok kecil. Dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 5 orang dan dengan
kemampuan yang heterogen tersebut, diharapkan antar individu dapat saling
bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran.TAI pertama kali diprakarsai
oleh Robert E. Slavin yang merupakan perpaduan antara pembelajaran kooperatif
dan pengajaran individual.
Menurut
Sharan (2009; dalam Nugroho), “TAI dikembangkan untuk beberapa alasan. Pertama,
berharap agar TAI menyediakan cara penggabungan kekuatan motivasi dan bantuan
teman sekelas pada pembelajaran kooperatif dengan program pengajaran individual
yang mampu memberi semua peserta didik materi yang sesuai dengan tingkat
kemampuan mereka dalam bidang matematika dan memungkinkan mereka untuk memulai
materi-materi ini berdasarkan kemampuan mereka sendiri. Kedua, mengembangkan
TAI untuk menerapkan teknik pembelajaran kooperatif untuk memecahkan banyak masalah
pengajaran individual”.
Ciri –
ciri dari pembelajaran dengan metode TAI adalah:
1. Siswa belajar
secara individual mempelajari materi yang telah disiapkan oleh guru.
2. Hasil belajar
individual akan dibawa ke dalam kelompok masing – masing untuk dibahas dan
didiskusikan bersama anggota kelompok.
3. Semua anggota
kelompok saling berdiskusi, saling memeriksa pekerjaan dan bertanggung jawab
atas keseluruhan jawaban yang telah dikerjakan.
4. Sebelum dibentuk
kelompok, siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam kelompok, menjadi
pendengar yang baik, memberikan penjelasan kepada teman satu kelompok,
berdiskusi, dan menghargai pendapat teman lain.
5. Setiap anggota
dalam kelompok memiliki tugas yang sama, karena keberhasilan kelompok sangat
diperhatikan.
Metode
pembelajaran kooperatif TAI terdiri dari beberapa komponen. Menurut Murtadlo
(2005: 54 – 55) ada 8 komponen yang menjadi bagian dari metode TAI ini,
komponen ituadalah sebagai berikut :
1. Teams yaitu pembentukan kelompok yang
heterogen yang terdiri atas 4 – 6 siswa. Dalam kelompok tersebut, setiap
individu memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan kemampuannya.
2. Placement
test yaitu
memberikan pre-test kepada siswa agar guru mengetahui kemampuan siswa dalam
bidang tertentu dan hasil ini juga dijadikan acuan dalam pengelompokan. Selain
dengan pretest, hasil test yang sebelumnya juga bisa dipakai sebagai dasar
pengelompokan.
3. Student
creative yaitu siswa
terlebih dahulu mambaca dan memahami materi pelajan sebelum masuk dalam
kelompok dan mendiskusikan materi pelajaran tersebut.
4. Team study yaitu tindakan guru yang memberikan
seperangkat pembelajaran (seperti uraian materi) agar dipelajari dan dibahas
dalam kelompok masing – masing. Siswa sebaiknya menanyakan pada teman satu
kelompok dahulu apabila ada materi yang belum dipahami sebelum bertanya kepada
guru.
5. Team scores and Team recognition yaitu
pemberian skor terhadap hasil belajar siswa dan penghargaan kepada kelompok
yang berhasil dan kelompok yang kurang berhasil.
6. Teaching
Group yaitu
pemberian materi singkat dari guru sebelum guru memberikan materi kepada siswa.
7. Facts test yaitu pelaksanaan tes kecil untuk
mengukur kemampuan siswa setelah diberikan materi. Tes ini diberikan pada akhir
pembelajaran.
8. Whole class unit yaitu adanya diskusi kelas,
kemudian tiap kelompok mengirimkan perwakilan untuk mempresentasikan hasil
diskusi yang telah dilaksanakan. Pada saat ada kelompok yang mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya, tugas dari kelompok lain adalah menanggapi. Setelah
hasil kerja kelompok dipresentasikan, tugas guru adalah mengevaluasi dan
membenahi jawaban dari kelompok tersebut.
b.
Langkah-langkah (sintaks) Metode Pembelajaran Kooperatif TAI
Fase
|
Penjelasan
|
Fase – 1 :
Menyampaikan tujuan dan memotivasi
|
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
dan memotivasi siswa agar lebih giat dalam pembelajaran.
|
Fase – 2 :
Menyajikan informasi
|
Guru menyajikan informasi dengan cara ceramah tentang pokok
bahasan materi.
|
Fase – 3 :
Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok – kelompok belajar
|
Guru membentuk kelompok, dimana kelompok tersebut terdiri
dari siswa-siswa yang kemampuannya heterogen. Dasar pengelompokan adalah dengan
melakukan placement test atau menggunakan data yang sudah ada sebelumnya.
|
Fase – 4 :
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
|
Guru memberikan bimbingan seperlunya kepada masing-masing
kelompok dan mengawasi jalannya diskusi.
|
Fase – 5 :
Evaluasi
|
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari siswa.
|
Fase – 6 :
Memberikan penghargaan
|
Guru mencari upaya yang berkaitan dengan penghargaan atas
keberhasilan belajar siswa.
|
c.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran
Kooperatif TAI
Kelebihan
metode pembelajaran TAI :
1)
Meningkatkan hasil belajar.
2)
Meningkatkan motivasi belajar pada siswa.
3)
Dapat membantu siswa yang lemah.
4)
Siswa diajarkan bekerjasama dalam suatu kelompok.
5)
Menimbulkan rasa tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan
masalah.
Kekurangan
metode pembelajaran TAI :
1)
Dibutuhkan waktu yang lama untuk membuat dan
mengembangkan perangkat pembelajaran.
2)
Guru mengalami kesulitan dalam memberikan bimbingan
pada siswa, karena dengan jumlah siswa yang banyak dalam kelas maka akan
semakin banyak kelompok yang terbentuk.
3)
Tidak semua materi dapat diterapkan menggunakan metode
pembelajaran TAI.
4)
Menimbulkan ketergantungan siswa, dimana siswa yang
kurang pandai secara tidak langsung akan bergantung pada siswa yang pandai.
5)
Menimbulkan sikap pasif kepada siswa tertentu, karena
dia hanya mengandalkan teman sekelompok dan tidak mau berusaha.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang
diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah : Ada peningkatan prestasi
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization)
siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun tahun pelajaran
2013/2014.
METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun tahun
pelajaran 2013/2014 semester II, dengan mengambil objek penelitian siswa Kelas
VIII-D dengan jumlah siswa 21.
Penelitian Tindakan Kelas ini mengambil mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) pada materi mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan
proses terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia.
Seting Penelitian
Setting atau konteks
akan menjelaskan tentang lokasi sekolah, kelas, mata pelajaran, waktu,
karakteristik sekolah, karakteristik subyek penelitian (siswa), dan
karakteristik peneliti.
Penelitian dilaksanakan di SMP
Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun Madiun tahun pelajaran 2013/2014 semester II, dengan mengambil objek penelitian
siswa Kelas VIII-D. Penelitian Tindakan Kelas ini mengambil mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) pada materi mendeskripsikan peristiwa-peristiwa
sekitar proklamasi dan proses terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia. Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2014.
Tindakan yang dilakukan
untuk meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan
pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) siswa Kelas
VIII-D SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2013/2014 dengan
langkah sebagai berikut:
Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan
prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan meningkatkan kerjasama siswa
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas. Proses pelaksanaan
tindakan kelas melalui empat tahap (dalam 2 siklus) mulai dari (1) perencanaan
(planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting) (Depdikbud, 2005 : 4).
1. Perencanaan (Planning)
Pada
tahap ini penelitian dan guru secara kolaboratif megadakan kegiatan sebagai
berikut:
a. Mengamati
teknik pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) sebelumnya,
b. Mengidentifikasi
faktor-faktor hambatan dan kemudahan yang ditemui guru dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) sebelumnya,
c. Merumuskan
alternatif tindakan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan
meningkatkan kerjasama siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
di kelas,
d. Menyusun
rancangan pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan teknik TAI (Team Assisted Individualization)
meliputi (1) pemilihan tema dengan
benar-benar relevan dengan kehidupan sekitar siswa, menarik perhatian siswa, dan memberi wawasan
dan pengetahuan baru yang menantang kreatifitas berfikir, (2) pemilihan
prosedur yang benar-benar efektif, efisien, dan kreatif; (3) mengatur tata
letak dan tempat duduk yang dapat menimbulkan suasana aman, nyaman dan relaks,
sehingga suasana pembelajaran menjadi menyenangkan; dan (4) panduan teknik TAI (Team Assisted Individualization).
2.
Pelaksanaan (Acting)
Dalam tahap pelaksanaan, peran peneliti adalah (1)
merancang intervensi yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran dengan
metode atau teknik TAI (Team Assisted
Individualization) dengan cara mengkomunikasikan dan bernegosiasi dengan praktisi
(guru) sehingga diperoleh kesempatan tentang rancangan tindakan yang
direncanakan; (2) bekerja dengan praktisi dalam melaksanakan tindakan yang
direncanakan; (3) peneliti berperan sebagai pendamping praktisi (guru) untuk
memberikan pengarahan, motivasi dan stimulus agar praktisi (guru) untuk
melaksanakan perannya berdasarkan rencana;
3. Pengamatan
(Observing)
Pemantauan secara menyeluruh (komperhensif) terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan
instrumen pengumpul data yang telah dibuat sehingga diperoleh data empirik
pelaksanaan tindakan pembelajaran, kendala yang dihadapi, serta kesempatan dan
peluang yang berkaitan dengan penggunaan teknik TAI (Team Assisted Individualization) dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), khususnya materi Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa
sekitar proklamasi dan proses terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia.
Data tersebut dijadikan sebagai bahan untuk melakukan refleksi.
4. Refleksi (Reflecting)
Peneliti dan praktisi mendiskusikan hasil pengamatan
tindakan yang telah dilaksanakan. Hal-hal yang dibahas adalah (1) analisis
tentang tindakan yang dilakukan; (2) mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana
dengan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan; (3) melakukan intervensi,
pemaknaan dan penyimpulan data yang telah diproses, serta melihat hubungan
dengan teori dan rencana yang telah ditetapkan.
Siklus Penelitian
1.
Persiapan
penelitian
2.
Pelaksanaan
penelitian
3.
Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan dengan dua siklus. Penelitian kemudian
diteruskan laporan.
Teknik Analisis Data
Analisis data dalam
penelitian tindakan kelas ini masuk pada tahap refleksi, pada tahap efleksi,
peneliti dan praktisi (guru) mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang telah
dilaksanakan. Hal-Hal yang dilakukan adalah (1) analisis tentang tindakan yang
dilakukan; (2) mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dengan pelaksanaan
tindakan yang telah dilaksanakan; (3) melakukan intervensi, pemaknaann, dan
penyimpulan data yang telah diperoleh, serta melihat hubungan dengan teori dan
rencana yang telah ditetapkan.
Data
yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berasal dari
nilai materi Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses
terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia, nilai afektif siswa, dan hasil
post test dilihat dari pencapaian standar ketuntasan belajar minimal (SKM). Analisis dan refleksi terhadap data yang diperoleh
dipaparkan dalam bentuk deskripsi.
Agar mendapat gambaran
yang jelas, maka teknik statistik yang
digunakan dengan rumus mean (rata-rata), yaitu: M =
Keterangan:
M = Nilai rata-rata
∑ x = Jumlah nilai siswa
N = Jumlah siswa
Sedangkan untuk mengetahui
prosentase ketuntasan belajar dengan rumus:
Prosentase ketuntasan
= x 100%
HASIL PENELITIAN
Siklus
Pertama
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap
proses rencana tindakan ini, mula-mula guru mengidentifikasikan konsep-konsep
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada materi mendeskripsikan peristiwa-peristiwa
sekitar proklamasi dan proses terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia
yang sukar dipahami siswa.
Berdasarkan
masalah tersebut, sebagai acuan implementasi tindakan yang dipilih pada konsep
tersebut dipelajari dan diidentifikasi, maka guru menyusun rencana
pembelajaran. Rencana pembelajaran ini memuat:
1.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai dan memotivasi siswa agar lebih giat dalam pembelajaran.
2.
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap
kelompoknya terdiri dari 6-7 siswa.
3.
Guru menyajikan informasi dengan cara ceramah tentang
pokok bahasan materi.
4.
Masing-masing kelompok diberi
permasalahan yang terkait dengan pokok bahasan materi.
5.
Guru memberikan bimbingan seperlunya kepada masing – masing kelompok
dan mengawasi jalannya diskusi.
6.
Kemudian masing-masing kelompok
mengidentifikasikan permasalahan dengan sesama temanya untuk membahas materi
yang telah dipegang sesuai dengan topik yang dihadapi.
7.
Semua kelompok diminta untuk mengungkapkan
hasil pembahasannya dalam tanya jawab di kelas kelas
8.
Guru memberikan penekanan dan kesimpulan
pada akhir diskusi.
9.
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari siswa.
10. Guru memberikan
reward/penghargaan atas
keberhasilan belajar siswa.
b. Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan
penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan pada saat kegiatan belajar
mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah.
Hasil Pelaksanaan pada siklus I sebagai berikut:
Tabel 1
Hasil Prestasi Belajar Kelas VIII-D
Siklus I
SKM = 75
No.
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Keterangan
|
1.
|
Aditya Wahyu Pratama
|
60
|
Belum
|
2.
|
Ahmad Jati Kusumo
|
60
|
Belum
|
3.
|
Alinda Wahyu Ningsih
|
65
|
Belum
|
4.
|
Ambar Rahayu Ardiningrum
|
65
|
Belum
|
5.
|
Andik Cahyono
|
75
|
Tuntas
|
6.
|
Arif Dwi Junianto
|
75
|
Tuntas
|
7.
|
Elsa Ayuningtyas
|
80
|
Tuntas
|
8.
|
Faisal Budi Irawan
|
75
|
Tuntas
|
9.
|
Gaery Setyawan
|
65
|
Belum
|
10.
|
Galeh Fajar Romadhon
|
75
|
Tuntas
|
11.
|
Gilang Arya Wibisana
|
75
|
Tuntas
|
12.
|
Idham Fauzi
|
80
|
Tuntas
|
13.
|
Istikhomah
|
75
|
Tuntas
|
14.
|
Jihan Fitriatrisnawati
|
80
|
Tuntas
|
15.
|
Joko Waluyo
|
75
|
Tuntas
|
16.
|
Nover Ramanda Putra
|
65
|
Belum
|
17.
|
Rohmad Abdulloh
|
75
|
Tuntas
|
18.
|
Sapitri
|
75
|
Tuntas
|
19.
|
Selly Tigy Elizanzela
|
65
|
Belum
|
20.
|
Suci Dwi Wulandari
|
65
|
Belum
|
21.
|
Wendy Tri Cakti Ardiantara
|
65
|
Belum
|
|
JUMLAH
|
1490
|
12
|
|
RATA-RATA
|
70.95
|
57.14
|
Hasil rata-rata prestasi belajar = = 70.95
Ketuntasan
belajar siswa = = 57.14%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan
bahwa melalui pembelajaran Kooperatif tipe TAI
(Team Assisted Individualization) diperoleh hasil rata-rata prestasi
belajar siswa adalah 70.95, dan ketuntasan belajar baru
mencapai 57.14% atau ada 12 siswa
dari 21 siswa sudah tuntas belajar. Pada siklus I secara klasikal siswa belum
tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 sebesar 57.14% lebih
kecil dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%.
Siklus Kedua
a. Perencanaan
Pada tahap
proses rencana tindakan ini, mula-mula guru mengidentifikasikan konsep-konsep
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada materi mendeskripsikan peristiwa-peristiwa
sekitar proklamasi dan proses terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia yang
sukar dipahami siswa.
Berdasarkan
masalah tersebut, sebagai acuan implementasi tindakan yang dipilih pada konsep
tersebut dipelajari dan didentifikasi, maka guru menyusun rencana pembelajaran.
Rencana pembelajaran ini memuat:
1.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai dan memotivasi siswa agar lebih giat dalam pembelajaran.
2.
Guru membagikan
modul/diktat terkait materi.
3.
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap
kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa.
4.
Guru menyajikan informasi dengan cara ceramah tentang
pokok bahasan materi.
5.
Masing-masing kelompok diberi
permasalahan yang terkait dengan pokok bahasan materi.
6.
Guru memberikan bimbingan seperlunya kepada masing – masing kelompok
dan mengawasi jalannya diskusi.
7.
Kemudian masing-masing kelompok
mengidentifikasikan permasalahan dengan sesama temanya untuk membahas materi
yang telah dipegang sesuai dengan topik yang dihadapi.
8.
Semua kelompok diminta untuk mengungkapkan
hasil pembahasannya dalam tanya jawab di kelas kelas
9.
Guru memberikan penekanan dan kesimpulan
pada akhir diskusi.
10.
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari siswa.
11.
Guru memberikan reward/penghargaan atas keberhasilan belajar
siswa.
b. Pelaksanaan
Tindakan
utama pada siklus II adalah pemberian modul/diktat pada materi Mendeskripsikan
peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya negara kesatuan
Republik Indonesia untuk meningkatkan kemampuan awal siswa dan merevisi
kesalahan-kesalahan konsep pada siklus I, yang mungkin menyebabkan
hambatan-hambatan bagi pengembangan pemahaman siswa atas konsep-konsep yang
akan dipelajari.
Pelaksanaan
PTK ini dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Hasil
penilian pada siklus II sebagai berikut:
Tabel 2
Hasil Prestasi Belajar Kelas VIII-D
Siklus II
SKM = 75
No.
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Keterangan
|
1.
|
Aditya Wahyu Pratama
|
80
|
Tuntas
|
2.
|
Ahmad Jati Kusumo
|
70
|
Belum
|
3.
|
Alinda Wahyu Ningsih
|
85
|
Tuntas
|
4.
|
Ambar Rahayu Ardiningrum
|
75
|
Tuntas
|
5.
|
Andik Cahyono
|
85
|
Tuntas
|
6.
|
Arif Dwi Junianto
|
80
|
Tuntas
|
7.
|
Elsa Ayuningtyas
|
85
|
Tuntas
|
8.
|
Faisal Budi Irawan
|
80
|
Tuntas
|
9.
|
Gaery Setyawan
|
75
|
Tuntas
|
10.
|
Galeh Fajar Romadhon
|
85
|
Tuntas
|
11.
|
Gilang Arya Wibisana
|
80
|
Tuntas
|
12.
|
Idham Fauzi
|
85
|
Tuntas
|
13.
|
Istikhomah
|
80
|
Tuntas
|
14.
|
Jihan Fitriatrisnawati
|
85
|
Tuntas
|
15.
|
Joko Waluyo
|
80
|
Tuntas
|
16.
|
Nover Ramanda Putra
|
75
|
Tuntas
|
17.
|
Rohmad Abdulloh
|
85
|
Tuntas
|
18.
|
Sapitri
|
85
|
Tuntas
|
19.
|
Selly Tigy Elizanzela
|
80
|
Tuntas
|
20.
|
Suci Dwi Wulandari
|
65
|
Belum
|
21.
|
Wendy Tri Cakti Ardiantara
|
75
|
Tuntas
|
|
JUMLAH
|
1675
|
19
|
|
RATA-RATA
|
79.76
|
90.48
|
Hasil rata-rata prestasi belajar = = 79.76
Ketuntasan belajar siswa = = 90.48%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa melalui
pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team
Assisted Individualization) diperoleh hasil rata-rata prestasi belajar
siswa mengalami peningkatan pada siklus kedua sebesar 79.76, dan ketuntasan
belajar mencapai 90.48% atau ada 19
siswa dari 21 siswa sudah tuntas belajar. Pada siklus II secara klasikal siswa
tuntas belajar walaupun masih ada 1 siswa yang belum tuntas.
Berdasarkan hasil
penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan, di Kelas VIII-DII-D SMP Negeri 2 Kebonsari
Kabupaten Madiun yang dilakukan dengan dua siklus didapatkan nilai rata-rata pada siklus I sebesar
70.95 dan ketuntasan belajar baru mencapai 57.14% atau siswa yang mendapat
nilai > 70 baru ada 12 siswa, pada siklus II nilai rata-rata
mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu 79.76 dan ketuntasan belajar
mencapai 90.48% atau siswa yang mendapat nilai > 70 sudah 19 siswa,
sehingga secara klasikal kelas sudah mencapai ketuntasan belajar (85%).
Data
perbandingan nilai rata-rata setiap siklus
Tabel 3
Perbandingan
rata-rata setiap siklus
Kelas
|
Siklus I
|
Siklus II
|
VIII-D
|
70.95
|
79.76
|
Tabel 4
Perbandingan
ketuntasan belajar
Kelas
|
Siklus I
|
Siklus II
|
VIII-D
|
57.14%
|
90.48%
|
Dari
hasil prestasi belajar cenderung mengalami peningkatan setiap siklus, maka
dapat disimpulkan bahwa ; Ada peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) melalui pembelajaran Kooperatif tipe TAI
(Team Assisted Individualization) siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 2 Kebonsari
Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2013/2014.
Berdasarkan hasil
penelitian tindakan kelas ini serta mengacu pada rumusan masalah maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) yang diterapkan dilakukan di
Kelas VIII-D SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2013/2014
sebagai berikut:
1. Ada peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) dengan pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) siswa Kelas VIII-D SMP Negeri
2 Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini berdasarkan
pada hasil rata-rata pada siklus I sebesar 70.95
meningkat pada siklus II
menjadi 79.76.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Pendekatan Prektek. Jakarta Rineka
Cipta
_________.
1999. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta Bumi aksara
Burton,
W.H. 1986. Teknik-Teknik Belajar Mengajar Bandung : Jemmars.
Depdiknas, 2003.Garis-Garis Besar Program Pengajaran Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Jakarta : Depdikbud.
---------------,
2006. Lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tanggal 23 mei 2006 (Perment 22-23,2006)
Huda, Miftahul.2011.Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Irianto,
Sony dan Ahmad.Pengembangan Perangkat Penilaian Konsep Dasar Matematika SD
Berorientasi Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI: 1-19. http://jurnal.ump.ac.id/index.php/khasanah/article/download/61/57.
(16 September 2012).
Lie.
Anita 2002. Cooperative Learning. Mempraktikkan Cooperative Learning di
ruang-ruang kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Murtadlo.
2005. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Berkesulitan Belajar Membaca
Menulis Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted
Individualization) di SD: Jurnal Pndidikan Dasar, Vol. 6, No. 1,
2005: 1 – 60. http://dikdas.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/
peningkatan_prestasi_belajar_siswa_berkesulitan_belajar_membaca_menulis_melalui_pendekatan_kooperatif_tipe_tai_di_sd.pdf
(16
September 2012).
Nasution,
S. 1988. Metode Penelitian Naturulistik
Kualitatif. Bandung : Penerbit Tarsito.
__________, . 2000. Didaktik Azaz-Azaz Mengajar. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Nugroho,
Aryo Andri. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis SMART
dengan Strategi TAI pada Materi Segitiga Kelas VII.http://e-jurnal.ikippgrismg.ac.id/index.php/aksioma/article/download/ 36/32. (16 September 2012).
Nugraha
Endi 1985. Statistika Untuk Penelitian I. Bandung : Permadi.
Purwanto,
Ngalim, M. 1995. Ilmu Pendidikan Teoritis
dan Praktis. Edisi Kedua. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sudjana N. dan Ibrahim 1989.Penelitian dan
Penilaian Pendidikan. Bandung Sinar Baru.
Winkel,
W.S. 1998. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta
: Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar