PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF
MELALUI TEKNIK MENGHAFAL BERLAPIS
BERULANG BERTINGKAT (PAL LAPIS LANGKAT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS
BIOLOGI PADA SISWA KELAS IX D SMPN 1 MEJAYAN
SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh : AGUS JOKO SUNGKONO, S.Pd., Guru SMPN 1 Mejayan
ABSTRAK
Kata Kunci : Model Pembelajaran Aktif, Teknik Menghafal
Berlapis Berulang Bertingkat (Pal Lapis Langkat), Hasil Belajar Siswa.
Mata pelajaran sains
bologi seharusnya menjadi mata pelajaran yang menarik bagi semua siswa, karena
selain tidak menggunakan banyak rumus dan hitungan sains biologi mempelajari
tubuhnya sendiri, hewan, tumbuhan dan lingkungan di sekitarnya, sehingga membuat
siswa lebih senang dan lebih tertarik serta tertantang untuk mempelajarinya. Kenyataannya
sains biologi belum menjadi mata pelajaran yang menarik bagi semua siswa,
sehingga masih banyak siswa yang belum mampu belajar biologi dengan baik dengan
berbagai macam alasan, misalnya : sains biologi banyak hafalan, guru kurang
kompeten, cara mengajar kurang menarik, dan masih banyak lagi alasan yang
lainnya. Memang pada mata pelajaran sains biologi banyak hafalan, jika cara
pembelajaran yang dilakukan guru hanya ceramah saja bisa menjemukan siswa, jika
guru kurang kompeten menyebabkan cara pembelajarannya sekenanya, tanpa ada tip dan trik yang menarik yang memudahkan belajar siswa. Untuk mengatasi
banyaknya hafalan pada mata pelajaran biologi diperlukan model pembelajaran
yang bisa mengaktifkan semua siswa dan teknik yang holistik, mudah dan menarik
serta mempunyai resistensi daya ingat yang sangat lama. Model pembelajaran
aktif melalui teknik menghafal berlapis berulang bertingkat (pal lapis langkat)
bisa digunakan untuk mengatasi masalah banyaknya hafalan pada mata pelajaran sains
biologi.
Dari hasil pengamatan
pada siklus I dan II diketahui bahwa terjadi perbaikan aktifitas guru dalam
pembelajaran dari nilai 82 menjadi 94 atau sekitar 12 %, terjadi perbaikan
aktifitas belajar siswa dari nilai 87,56 menjadi 97,69 atau sekitar 10,13 %. Terjadi
peningkatan hasil belajar siswa sebagai berikut : Nilai tertinggi pada siklus I
98 dan pada siklus II 100, terjadi kenaikan 2 %. Nilai terendah pada siklus I
75 dan pada siklus II 76, terjadi kenaikan 1 %. Nilai rata-rata kelas pada
siklus I 91,84 dan pada siklus II 95,45, terjadi kenaikan 3,61 %. Jumlah siswa
yang tuntas belajar pada siklus I sebanyak 96,77 % dan pada siklus II 96,77 %. Bisa
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran aktif melalui teknik menghafal
berlapis berulang bertingkat (pal lapis langkat) bisa meningkatkan hasil
belajar siswa, sehingga layak digunakan dalam proses pembelajaran sains biologi.
PENDAHULUAN
Latar
Belakang Masalah
Mata pelajaran sains bologi seharusnya menjadi mata pelajaran yang
menarik bagi semua siswa, karena selain tidak menggunakan banyak rumus dan
hitungan sains biologi mempelajari
tubuhnya sendiri, hewan, tumbuhan dan lingkungan di sekitarnya. Karena sains
biologi merupakan pelajaran yang menarik seharusnya membuat siswa lebih senang
dan lebih tertarik serta tertantang untuk mempelajarinya. Sehingga jika
dilakukan penilaian idealnya semua siswa mendapatkan nilai baik.
Namun kenyataannya sampai saat ini sains
biologi belum menjadi mata pelajaran yang menarik bagi semua siswa, sehingga
masih banyak siswa yang belum mampu belajar sains biologi dengan baik dengan
berbagai macam alasan, misalnya : sains biologi banyak hafalan, pelajarannya
menjemukan, guru kurang kompeten, cara mengajar kurang menarik, dan masih
banyak lagi alasan yang lainnya.
Memang pada mata pelajaran sains biologi
banyak hafalan, jika cara pembelajaran yang dilakukan guru hanya ceramah saja
bisa menjemukan siswa, jika guru tidak/kurang kompeten menyebabkan cara
pembelajarannya sekenanya.
Untuk mengatasi banyaknya hafalan pada mata pelajaran sains biologi
diperlukan model pembelajaran yang bisa mengaktifkan semua siswa dan teknik
yang holistik, mudah dan menarik serta mempunyai resistensi daya ingat yang
sangat lama. Model pembelajaran aktif (active
learning) melalui teknik menghafal berlapis berulang bertingkat bisa
digunakan untuk mengatasi masalah banyaknya hafalan pada mata pelajaran sains
biologi.
Rumusan
Masalah dan Pemecahan Masalah
a.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah penerapan model pembelajaran aktif melalui teknik
menghafal berlapis berulang bertingkat (pal lapis langkat) bisa untuk
meningkatkan hasil belajar sains biologi siswa kelas IXD SMPN 1 Mejayan
semester gasal tahun pelajaran 2012/2013?
b.
Pemecahan Masalah
Agar peningkatan hasil belajar siswa di kelas
IXD SMPN 1 Mejayan berhasil dengan baik maka diperlukan upaya tindakan kelas
yaitu memodifikasi model pembelajaran lama dengan menerapkan model pembelajaran
aktif melalui teknik menghafal berlapis berulang bertingkat (pal lapis langkat)
yang terstruktur dengan baik. Dengan kegiatan ini diharapkan siswa akan bisa
belajar secara mandiri dan juga berkelompok dengan baik dan aktif, sehingga
hasil belajar siswa akan meningkat.
2. Hipotesis Tindakan
Jika proses
pembelajaran menerapkan model pembelajaran aktif melalui
teknik menghafal berlapis berulang bertingkat (pal lapis langkat) maka akan
dapat meningkatkan hasil belajar sains biologi siswa kelas IXD SMPN 1 Mejayan
semester gasal tahun pelajaran 2012/2013.
3.
Indikator keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila 80%
jumlah siswa mencapai dan atau melampaui skor
80.
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Aktif
Belajar merupakan proses yang aktif, yakni
melihat, mengamati, dan memahami sesuatu serta proses berbuat melalui
pengalaman. Dengan kata lain bahwa dalam proses belajar siswa ditandai dengan
adanya proses perubahan tingkah laku melalui berbagai pengalaman yang
diperolehnya.
Menurut Suprana (1997) proses belajar mengajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Belajar berarti
membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat,
dengar, rasakan secara alamiah. Konstruksi makna itu dipengaruhi oleh
pengertian yang telah ia miliki sebelumnya.
b.
Belajar bukanlah
kegiatan mengumpulkan fakta melainkan lebih suatu pengembangan pengertian
dengan membangun pengertian baru.
c.
Hasil belajar
dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya.
Pembelajaran sains biologi yang relevan
dengan KTSP 2006 salah satunya adalah pembelajaran aktif (active learning), dimana siswa diajak untuk melakukan suatu
kegiatan agar siswa dapat menggunakan koordinasi antara otak kanan dan otak
kirinya untuk mempelajari masalah, memecahkan masalah dan menerapkan apa yang
telah dipelajari. Melalui pembelajaran aktif ini diharapkan proses pembelajaran
siswa dapat mencapai aspek-aspek yang lebih tinggi (analisis, sintesis, dan
evaluasi), beraktifitas membaca, aktif berdiskusi, dan menulis serta mendorong
siswa untuk menggali potensi yang dimilikinya.
B. Suasana Pembelajaran
Aktif
Pembelajaran aktif dapat terjadi apabila kegiatan pembelajaran siswa
memiliki pengalaman belajar secara langsung, dapat berinteraksi, berkomunikasi
satu dengan yang lainnya, dan melakukan refleksi.
Siswa akan belajar banyak melalui berbuat (learning by doing). Pengalaman langsung mengaktifkan lebih banyak
indera daripada hanya melalui pendengaran.
Pembelajaran akan tercipta dengan
baik dan meningkat kualitasnya apabila berlangsung dalam suasana interaktif,
berdiskusi, saling bertanya, saling menyimak, dan atau saling
menjelaskan satu dengan lainnya.
Dalam pembelajaran aktif diharapkan muncul adanya komunikasi antar siswa
baik komunikasi satu arah, dua arah maupun multi arah untuk mengungkapkan
fikiran dan perasaan baik secara lisan, tulisan maupun kegiatan. Pengungkapan
fikiran baik dalam rangka mengungkapkan gagasan sendiri maupun menyimak dan
menilai gagasan orang lain akan memantapkan pemahaman seseorang tentang apa
yang sedang difikirkan atau dipelajari.
Guru dalam setiap langkah proses pembelajaran yang terjadi di dalam
kelas, perlu melakukan renungan/ refleksi di akhir kegiatan pembelajaran.
C. Karakteristik
Pembelajaran Aktif
Pada dasarnya anak dilahirkan dengan memiliki sifat ingin tahu dan rasa
imajinasi. Sifat ingin tahu merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap
kritis. Adapun imajinasi sebagai modal dasar munculnya perilaku kreatif. Selama
proses belajar siswa berlangsung, kedua sifat ini dapat tumbuh dan berkembang.
Belajar adalah menemukan dan membangun makna oleh si pembelajar terhadap
informasi dan pengalaman yang terjadi melalui persepsi, pikiran dan perasaan si
pembelajar. Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi atau
hasil bentukan guru, melainkan pengetahuan dibangun sendiri oleh si pembelajar
dalam hal ini adalah siswa (Nana Sudjana, 1988)
Karakteristik lulusan hasil pembelajaran aktif memiliki sifat peka,
mandiri (termasuk kreatif) dan bertanggung jawab. Peka berarti berfikir tajam,
kritis dan tanggap terhadap buah pikiran dan perasaan orang lain. Mandiri
berarti berani dan mampu bertindak tanpa selalu bergantung kepada orang lain.
Bertanggung jawab berarti siap menerima akibat dari keputusan dan tindakan yang
diambil.
D. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa yang
meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dalam mengikuti proses
belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan (Diknas,
2006). Hasil belajar menunjukkan tingkat kemampuan seseorang atau siswa dalam
menempuh materi pelajaran selama mengikuti proses pembelajaran.
Hasil belajar dari proses pembelajaran siswa diketahui melalui tes yang
merupakan pencerminan dari tujuan pembelajaran, standar kompetensi, dan
kompetensi dasar serta indikator yang menentukan karakteristik siswa yang
diharapkan.
Hasil belajar kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis dan evaluasi. Hasil belajar afektif berupa sikap,
kepribadian, nilai, tingkah laku, budi pekerti, proses sosial, dan sebagainya.
Sedangkan hasil belajar psikomotorik berupa pencapaian siswa dalam melakukan
tindakan / praktek dan atau pengamatan.
E. Sistem Memori Pada Manusia
Menurut Lashley’s
banyak daerah dan struktur di otak sebagaimana korteks serebri juga berperan
dalam belajar dan mengingat. Ingatan juga kelihatannya didistribusikan secara
berlebihan didaerah korteks.
Untuk mengingat
sesuatu manusia harus berhasil melakukan 3 hal yaitu : mendapatkan informasi,
menyimpannya dan mengeluarkan kembali (memanggil kembali). Kegagalan dalam
mengingat sesuatu dapat disebabkan karena gangguan pada salah satu dari ke 3
proses tersebut. (Bloom 1988).
Secara neurobiologi
pada proses belajar dan ingatan terdapat 4 prinsip dasar, yaitu:
1. Ingatan mempunyai beberapa tahap dan selalu berubah
2. Ingatan jangka panjang akan terjadi perubahan fisik pada
otak
3. jejak ingatan didistribusikan diseluruh sistem saraf
4. Hipokampus dan lobus temporalis mempunyai fungsi yang
unik dalam proses ingatan manusia.
Tahapan ingatan
Menurut Donald Hebb
(1949), ingatan dibedakan atas ingatan jangka pendek (short term memory) dan ingatan jangka panjang (long term memory). Ingatan jangka pendek adalah suatu proses aktif
yang berlangsungnya terbatas, tidak meninggalkan bekas. Ingatan jangka pendek
ini diperantarai oleh post tetanic
potensiation atau inhibisi presynaptik. Bentuk belajar jangka pendek yang
paling sederhana disimpan dalam perubahan fisik dalam reseptor perifer yang
sifatnya sementara.
Pada percobaan model
mengenai proses ingatan, digambarkan bahwa input kedalam otak akan diproses dipenyimpanan
ingatan jangka pendek; kemudian melalui beberapa proses akan diubah ketempat
penyimpanan jangka panjang yang lebih permanen. Model ini juga dilengkapi
dengan fungsi untuk mencari tempat penyimpanan ingatan dan membaca kembali
informasi yang diperlukan pada keadaan tertentu.
Proses pemanggilan
kembali ingatan yang relatif baru mudah
terganggu, kecuali bila sudah disimpan dalam penyimpanan ingatan jangka
panjang, yang relatif lebih stabil.
Ingatan jangka
panjang akan menimbulkan perubahan fisik pada otak
Ingatan jangka
panjang dihasilkan oleh perubahan struktural pada sistem saraf, yang terjadi
karena aktifasi berulang terhadap lingkaran neuron (loop of neuron). Lingakaran tersebut dapat dari korteks ke thalamus
atau hipokampus, kembali lagi ke korteks. Aktifasi berulang terhadap neuron
yang membentuk loop tersebut akan menyebabkan synaps diantara mereka secara
fungsional berhubungan. Sekali terjadi hubungan, maka neuron tersebut akan
merupakan suatu kumpulan sel, yang bila tereksitasi pada neuron tersebut akan
terjadi aktifasi seluruh kumpulan sel tersebut. Dengan demikian dapat
disimpan dan dikembalikan lagi oleh berbagai sensasi, pikiran atau emosi yang
mengaktifasi beberapa neuron dari kumpulan sel tersebut. Menurut Hebb perubahan
struktural tersebut terjadi di sinaps. (Kupferman 1981, Bloom 1988).
Jejak memori
didistribusikan secara luas
Untuk mengingat
sesuatu, seseorang harus berhasil melaksanakan 3 hal, yaitu mendapatkan
informasi, menahan / meyimpannya dan mengeluarkannya. Bila kita lupa akan
sesuatu, maka gangguan dapat terjadi pada bagian mana saja dari ke 3 proses
tersebut. (Bloom, 1988).
Ingatan atau memori
tidaklah sesederhana seperti ini. Memori adalah proses aktif, karena ilmu
pengetahuan berubah terus, selalu diperiksa dan diformulasi ulang oleh pikiran
otak kita. Menurut Jerome Bruner manusia mempunyai kapasitas dan kecendrungan
untuk berubah karena menghadapi kejadian yang umum. Ingatan mempunyai beberapa
fase; yaitu waktunya sangat singkat (extremely
short term) / ingatan segera (immediate
memory), item hanya dapat disimpan dalam beberapa detik, ingatan jangka
pendek (short term), items dapat
ditahan dalam beberapa menit, ingatan jangka panjang (long term), penyimpanan berlangsung beberapa jam sampai seumur
hidup.
Ingatan tidak terlokalisir
pada struktur tertentu dari otak. Menurut Pavlov proses belajar terbatas pada
neokorteks, menurut P.S. Surrager dan E. Culler 1940 kondisi klasik refleks
sederhana yang tertentu dapat diperantarai oleh medula spinalis, walaupun
hubungan telah terputus dari otak. Jadi seluruh sistem saraf mempunyai alat
yang dibutuhkan untuk penyimpanan memori.
Fungsi otak dalam
memori
Pada manusia,
hipokampus, amigdala dan struktur yang berhubungan berperan pada konsolidasi
memori dan pada perubahan deklaratif memori menjadi ingatan jangka panjang.
Daerah thalamus berperan pada initial
coding pada informasi deklaratif tertentu. Proses belajar deklaratif pada
manusia dilakukan oleh lobus temporalis dan bagian dari thalamus. Hipokampus
berperan dalam mempelajari spatial map.
Sebagian besar kegiatan manusia berhubungan dengan
memori (ingatan) manusia, seperti saat manusia selalu mengingat semua yang
terjadi, memori manusia berisi semua pengetahuan dari urutan perilaku. Memungkinkan seseorang
melakukan tindakan yang berulang, menggunakan bahasa, menggunakan informasi yang baru diterima melalui
inderanya, mengidentifikasi dengan menggunakan informasi yang pernah diterima
dari pengalaman masa lalu. Secara
umum ada 3 jenis/fungsi memori :
·
tempat penyaringan (sensor)
·
tempat memproses ingatan (memori
jangka pendek)
·
memori jangka panjang
Diagram
proses memori pada manusia
Memori penyaring
Bekerja
sebagai tempat penyimpan sementara (buffer) untuk menerima rangsang dari
indera. Terdiri dari 3 saluran penyaring :
·
iconik : menerima rangsang
penglihatan (visual)
·
echoik : menerima rangsang suara
·
haptik : menerima rangsang sentuhan
Isi
memori selalu diperbaharui setiap kali ada rangsang yang masuk. Informasi akan
dilanjutkan ke memori jangka pendek dengan catatan hanya rangsang yang
dibutuhkan saat itu, berupa perhatian pikiran pada salah satu dari sekian
banyak rangsang yang masuk.
Memori jangka pendek
Memori
jangka pendek/memori kerja bertindak sebagai tempat menyimpan data sementara,
digunakan untuk menyimpan informasi yang hanya dibutuhkan sesaat.
Memori
dapat diakses dengan cepat ±70 ms, penghilangan cepat ±200 ms. Kapasitas memori kecil / terbatas
Memori jangka panjang
Memori
ini diperlukan untuk menyimpan informasi
dalam jangka waktu lama. Merupakan tempat menyimpan seluruh pengetahuan,
fakta informasi, pengalaman, urutan perilaku, dan segala sesuatu yang
diketahui. Kapasitas besar/tidak terbatas, kecepatan akses lebih lambat ± 1/10
detik, proses penghilangan pelan
Proses dalam memori jangka panjang
a.
informasi berpindah dari memori jangka pendek ke
memori jangka panjang dengan adanya latihan / ulangan / repetisi
b.
jumlah yang bertahan bersifat proposional menurut
waktu latihannya
c.
optimalisasikan dengan mengembangkan pengetahuan
d.
susunan, arti, dan pembiasaan membuat informasi lebih
mudah diingat
F. Tujuh Langkah Accelerated Learning
1.
Langkah
1 : Rileks
2.
Langkah
2 : Membaca sekilas
3.
Langkah
3 : Penyerapan awal
4.
Langkah
4 : Memproses informasi
5.
Langkah
5 : Menanam ingatan dengan perasaan / emosi.
6.
Langkah
6 : Menggunakan informasi
7.
Langkah
7 : Pengulangan secara terus menerus. Informasi berpindah dari memori
jangka pendek ke memori jangka panjang dengan adanya latihan / ulangan /
repetisi
G. Teknik Menghafal
Berlapis Berulang Bertingkat (Pal Lapis Langkat)
Yang dimaksud teknik menghafal berlapis berulang bertingkat (pal lapis
langkat) adalah suatu cara menghafal secara terstruktur dan berjenjang yang
selalu dimulai dari yang dihafal pertama / sebelumnya ditambah satu hafalan
berikutnya. Syarat menghafalnya menggunakan perasaan senang, tenang dan
telaten. Jika digambarkan sebagai berikut :
1
1 + 1
1 + 1 + 1
1 + 1 + 1 + 1
1 + 1 + 1 + 1 + 1
1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1
1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1
Setiap hafal satu bagian ditambah satu bagian
lagi dan dihafalkan lagi mulai dari awal.
PELAKSANAAN PENELITIAN
Umum
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang merupakan
penelitian diagnostik yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu
tindakan. Dalam hal ini peneliti
melakukan proses pembelajaran aktif melalui teknik menghafal berlapis
berulang bertingkat (pal lapis langkat). Subjek penelitian tindakan kelas ini
adalah siswa kelas IXD SMPN 1 Mejayan Kabupaten Madiun semester gasal tahun
pelajaran 2012/2013. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan mulai bulan
Agustus sampai Oktober 2012.
Prosedur
Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri
dari 4 tahapan dasar sebagai rangkaian langkah yang membentuk spiral, yaitu
perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting /
implementing), pengamatan tindakan (observing), dan refleksi (reflecting),
dilakukan selama dua siklus.
Deskripsi Setiap Siklus
Perencanaan Perbaikan
Pembelajaran
Perbaikan proses pembelajaran direncanakan sebanyak 2 siklus.
a.
Masalah yang akan
diperbaiki
1. Teknik pembelajaran sains biologi yang dilakukan Guru.
2. Teknik belajar sains biologi yang dilakukan oleh siswa.
b.
Cara mengatasi
masalah
Melakukan perbaikan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran aktif melalui teknik menghafal berlapis berulang
bertingkat (pal lapis langkat). Langkah-langkah kegiatan perencanaan pembelajaran
dilakukan setiap siklus.
1)
Siklus
I
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap
perencanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut :
a) Membuat skenario pembelajaran sains biologi dengan
menerapkan model pembelajaran aktif melalui teknik menghafal berlapis berulang
bertingkat (pal lapis langkat) yang tertuang dalam RPP siklus I
b)
Membuat dan
menyiapkan lembar pengamatan aktivitas pembelajaran guru dan aktivitas belajar.
c)
Membuat LKS
d)
Membuat dan
menyiapkan alat evaluasi
e)
Mempersiapkan
alat-alat / media pembelajaran.
f) Melaksanakan proses pembelajaran
g) Melakukan evaluasi
h) Melakukan analisis dan refleksi
2)
Siklus
II
Pada kegiatan perencanaan siklus II dilakukan
kegiatan persiapan seperti halnya pada siklus I dengan beberapa perubahan dan
perbaikan. Perubahan dan perbaikan rencana kegiatan didasarkan pada hasil
analisis dan refleksi pada siklus I
a)
Mendaftar siswa yang
memiliki nilai rendah atau kurang dari KKM dan mencari penyebabnya.
b)
Menyiapkan sejumlah tip
dan trik kepada siswa yang
belum mengikuti petunjuk atau aturan dalam teknik menghafal berlapis berulang
bertingkat (pal lapis langkat).
c)
Membuat skenario
pembelajaran.
d)
Membuat dan
menyiapkan lembar pengamatan aktivitas pembelajaran guru dan aktivitas belajar
siswa.
e)
Membuat LKS.
f)
Membuat dan
menyiapkan alat evaluasi.
g)
Mempersiapkan
alat-alat / media pembelajaran.
h)
Melaksanakan proses
pembelajaran.
i)
Melakukan evaluasi.
j)
Melakan analisis dan
refleksi.
Pengamatan, Pengumpulan Data
dan Instrumen
1. Pengamatan
Untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi
kegiatan perbaikan pembelajaran pada setiap siklus, dilakukan pengamatan
terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung oleh teman sejawat. Dalam
penelitian ini peneliti meminta bantuan saudara Didik Purwadi, S.Pd dan saudarai
Sukati, S.Pd. Adapun hal-hal yang diamati adalah aktivitas guru mulai dari
kegiatan persiapan, pendahuluan, pembimbingan siswa, kegiatan inti, pemanfaatan
waktu, suasana kelas, sampai dengan menutup proses pembelajaran.
Kegiatan pengamatan terhadap aktivitas guru
yang dimaksud adalah mencatat berbagai kekuatan dan kelemahan guru di dalam
proses pembelajaran siswa dengan panduan lembar pengamatan yang sudah
disediakan. Isi catatan ini akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dan
refleksi untuk melakukan kegiatan perbaikan pada siklus berikutnya.
Selain aktivitas guru, observer juga
mengamati dan mencatat aktivitas siswa pada lembar pengamatan yang sudah
disediakan.
2. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data kualitatif
dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa deskripsi atau catatan kegiatan
baik yang berupa kelemahan maupun kekuatan yang dilakukan oleh guru maupun
siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan data kuantitatif berupa nilai hasil
belajar siswa pada setiap siklus.
3. Instrumen
1)
RPP, digunakan oleh
guru sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.
2)
Lembar Pengamatan
Pelaksanaan Pembelajaran, digunakan oleh pengamat untuk mencatat hasil
pengamatan terhadap proses perbaikan pembelajaran yang sedang berlangsung.
3)
LKS, digunakan oleh
siswa dalam melaksanakan aktivitas pribadi dan kelompok, berisi materi yang
berhubungan dengan masalah yang dipelajari.
4)
Naskah Soal Evaluasi,
untuk mengukur hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan perbaikan
pembelajaran.
5)
Format Hasil Evaluasi,
digunakan untuk mengumpulkan data hasil tes belajar siswa.
Analisis Data
Hal yang akan diajukan sebagai indikator untuk mengukur keberhasilan
dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah tingkat aktivitas dan hasil belajar
siswa dengan menerapkan model pembelajaran aktif melalui teknik menghafal
berlapis berulang bertingkat (pal lapis langkat).
Hal ini dapat diukur dengan indikator sebagai
berikut :
1.
Pembelajaran
menerapkan model pembelajaran aktif melalui teknik menghafal berlapis
berulang bertingkat (pal lapis langkat) dikatakan berhasil apabila 80% jumlah
siswa mencapai dan atau melampaui nilai KKM 80 sesuai dengan yang telah
direncanakan dalam RPP.
2.
Tingkat perhatian dan
aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran sangat baik dan aktif serta memenuhi kriteria ketercapaian ≥ 80 %.
Refleksi
Dalam kegiatan refleksi, semua yang terlibat dalam penelitian
berkoordinasi sehingga diperoleh bahan masukan yang berharga. Adapun
langkah-langkah kegiatan refleksi yang dilakukan antara lain sebagai berikut :
a.
Analisis, sintesis,
dan interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan
tindakan perbaikan pembelajaran.
b.
Melakukan evaluasi
terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan perbaikan pembelajaran.
c.
Memperbaiki proses
pembelajaran yang telah dilakukan sebagai bentuk pelayanan pembelajaran siswa
secara berkelanjutan.
HASIL PENELITIAN
Siklus
I
Perencanaan
(Planning)
a.
pengamatan pendahuluan untuk mengetahui kondisi awal
siswa dan keadaan kelas penelitian.
b.
Guru menyusun silabus, RPP dan instrumen pembelajaran
yang meliputi :
·
LKS
·
Soal uji hafalan
·
Soal evaluasi akhir
·
Lembar pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran sains
biologi
· Lembar pengamatan aktivitas
siswa dalam belajar sains biologi
Pelaksanaan (Acting)
a.
Tahap pembukaan
· Guru melakukan apersepsi
awal kepada siswa.
· Guru melakukan
eksplorasi
· Guru memotivasi siswa
· Guru menunjukkan tujuan
pembelajaran dan teknik baru yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
b.
Kegiatan Inti
·
Guru membagi kelompok beranggotakan 2 orang.
·
Guru membagikan LKS
·
Guru menjelaskan aturan dalam teknik menghafal berlapis
berulang bertingkat (pal lapis langkat).
·
Guru membuka sesi tanya jawab untuk menanyakan aturan
dalam teknik menghafal berlapis berulang bertingkat (pal lapis
langkat) yang belum dimengerti
siswa.
Hafalan 1 :
·
Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan menghafal
berlapis berulang pada LKS gambar sistem reproduksi laki-laki, gambar 1, selama
10 menit.
·
Sambil menunggu siswa menghafal guru membagikan lembar
uji hafalan 1.
·
Setelah 10 menit guru meminta siswa dalam kelompok untuk
saling menyimak hafalan temannya, masing-masing selama 1 menit.
·
Guru meminta siswa untuk mengerjakan lembar uji hafalan 1
selama 2 menit.
·
Guru mengajak siswa untuk mencocokkan hasil uji hafalan
1. Guru memberikan jawaban yang benar dan penguatan jawaban.
·
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
perbaikan data hafalan 1 dan atau penguatan di memori selama 1 menit.
Hafalan 2 :
·
Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan menghafal
berlapis berulang pada LKS gambar sistem reproduksi laki-laki, gambar 2, selama
10 menit.
·
Sambil menunggu siswa menghafal guru membagikan lembar
uji hafalan 2.
·
Setelah 10 menit guru meminta siswa dalam kelompok untuk
saling menyimak hafalan temannya, masing-masing selama 1 menit.
·
Guru meminta siswa untuk mengerjakan lembar uji hafalan 2
selama 2 menit.
·
Guru mengajak siswa untuk mencocokkan hasil uji hafalan
2. Guru memberikan jawaban yang benar dan penguatan jawaban.
·
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
perbaikan data hafalan 2 dan atau
penguatan di memori selama 1 menit.
Hafalan 3 :
·
Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan menghafal
berlapis berulang pada LKS gambar sistem reproduksi laki-laki, gambar 3, selama
5 menit.
·
Sambil menunggu siswa menghafal guru membagikan lembar
uji hafalan 3.
·
Setelah 5 menit guru meminta siswa dalam kelompok untuk
saling menyimak hafalan temannya, masing-masing selama 1 menit.
·
Guru meminta siswa untuk mengerjakan lembar uji hafalan 3
selama 1 menit.
·
Guru mengajak siswa untuk mencocokkan hasil uji hafalan
3. Guru memberikan jawaban yang benar dan penguatan jawaban.
·
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
perbaikan data hafalan 3 dan atau
penguatan di memori selama 1 menit.
Hafalan 4 :
·
Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan menghafal
berlapis berulang pada LKS gambar sistem reproduksi laki-laki, gambar 4, selama
15 menit.
·
Sambil menunggu siswa menghafal guru membagikan lembar
uji hafalan 4.
·
Setelah 15 menit guru meminta siswa dalam kelompok untuk
saling menyimak hafalan temannya, masing-masing selama 2 menit.
·
Guru meminta siswa untuk mengerjakan lembar uji hafalan 4
selama 2 menit.
·
Guru mengajak siswa untuk mencocokkan hasil uji hafalan
4. Guru memberikan jawaban yang benar dan penguatan jawaban.
·
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
perbaikan data hafalan 4 dan atau
penguatan di memori selama 2 menit.
c.
Kegiatan Penutup
·
Guru melakukan konfirmasi terhadap hasil belajar siswa
pada hafalan 1 sampai hafalan 4, dengan cara meminta siswa untuk mengungkapkan
hasil belajarnya pada hafalan 1 sampai 4 secara acak.
·
Guru memperkuat jawaban siswa dan kemudian membimbing
siswa untuk membuat kesimpulan.
·
Guru membagikan lembar tes untuk mengetahui tingkat
keberhasilan belajar siswa selama 15 menit.
·
Guru mengoreksi tes hasil belajar siswa.
Pengamatan (Observing)
a.
Aktivitas pembelajaran guru.
Hasil pengamatan aktivitas guru pada proses
pembelajaran siklus I : jumlah skor didapat 20, terdiri dari empat aspek
mendapat skor 3, 10 aspek skor 4 dan 6 aspek skor 5. Rerata nilai
yang didapat 82.
b.
Aktivitas belajar sains biologi siswa.
Hasil pengamatan aktivitas siswa belajar
sains biologi siklus I : Jumlah skor didapat 217, jumlah nilai didapat 950 dari
jumlah nilai maksimal 1085, nilai rerata 87,56.
c. Data nilai hasil belajar siswa.
Hasil
belajar siswa pada siklus I : jumlah
siswa yang tuntas belajar sebanyak 30 siswa dari 31 siswa atau 96,77% sedangkan
jumlah siswa yang tidak tuntas
belajar sebanyak 1 siswa dari 31 siswa atau 3,23%. Siswa yang tidak tuntas
belajar disebabkan salah menyebutkan nama bagian organ dan salah menyebutkan
fungsi organ. 1 orang siswa ijin tidak masuk karena pergi.
Refleksi
( Reflecting)
1) Kelemahan Guru
a) Guru kurang memberikan modal awal pengetahuan kepada
siswa.
b) Guru kurang
memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk menghafal.
c) Guru kurang
memberikan tip dan trik menghafal kepada siswa dengan baik.
d) Guru kurang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki data hafalan dan atau
penguatan data di memori siswa.
2) Kelemahan siswa
a) Siswa masih belum terbiasa melakukan belajar dengan teknik
menghafal berlapis berulang.
b) Siswa selama proses kegiatan menghafal berlapis berulang
masih terlihat ragu-ragu dan kembali ke cara lama yang sering mereka gunakan.
c) Siswa belum serius, masih kelihatan malu-malu dalam
melakukan tes hafalan dengan kelompoknya/pasangannya.
d) Siswa masih belum maksimal dalam melakukan perbaikan data
dan atau penguatan data pada memorinya.
Siklus II
Perencanaan (Planning)
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk dikerjakan guru pada siklus II
yaitu :
a) Guru diharapkan memberikan modal awal pengetahuan kepada
siswa.
b) Guru diharapkan memberikan
waktu yang cukup kepada siswa untuk menghafal.
c) Guru diharapkan
memberikan tip dan trik menghafal kepada siswa dengan baik.
d) Guru diharapkan
memberikan kesempatan yang cukup kepada siswa untuk memperbaiki data
hafalan dan atau pengutan data di memori siswa.
e)
Guru menyusun silabus, RPP dan instrumen pembelajaran
yang meliputi :
·
LKS
·
Soal uji hafalan
·
Soal evaluasi akhir
·
Lembar pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran sains
biologi
·
Lembar pengamatan aktivitas siswa dalam belajar sains
biologi
Pelaksanaan (Acting)
a.
Tahap pembukaan
· Guru melakukan apersepsi
awal kepada siswa.
· Guru melakukan
eksplorasi
· Guru memotivasi siswa
· Guru menunjukkan tujuan
pembelajaran dan mengingatkan kembali tentang teknik baru yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran.
b.
Kegiatan Inti
·
Guru membagi kelompok beranggotakan 2 orang.
·
Guru membagikan LKS
·
Guru menjelaskan aturan dalam teknik menghafal berlapis
berulang beserta tip dan triknya.
·
Guru membuka sesi tanya jawab untuk menanyakan aturan
dalam teknik menghafal berlapis berulang yang belum dimengerti siswa.
Hafalan 1 :
·
Guru meminta siswa untuk membuka LKS gambar 1. Guru
menerangkan sekilas tentang gambar 1 sebagai modal awal bagi siswa menghafal.
·
Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan menghafal
menggunakan teknik berlapis berulang pada LKS gambar sistem reproduksi perempuan, gambar 1, selama 10 menit.
·
Sambil menunggu siswa menghafal guru membagikan lembar
uji hafalan 1.
·
Setelah 10 menit guru meminta siswa dalam kelompok untuk
saling menyimak hafalan temannya, masing-masing selama 1 menit.
·
Guru meminta siswa untuk memperbaiki data hafalan dengan
melihat gambar 1 selama 1 menit.
·
Guru meminta siswa untuk mengerjakan lembar uji hafalan 1
selama 2 menit.
·
Guru mengajak siswa untuk mencocokkan hasil uji hafalan
1. Guru memberikan jawaban yang benar dan penguatan jawaban.
·
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
perbaikan data hafalan 1 dan atau penguatan di memori selama 1 menit.
Hafalan 2 :
·
Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan menghafal
berlapis berulang pada LKS gambar sistem reproduksi perempuan, gambar 2, selama
10 menit.
·
Sambil menunggu siswa menghafal guru membagikan lembar
uji hafalan 2.
·
Setelah 10 menit guru meminta siswa dalam kelompok untuk
saling menyimak hafalan temannya, masing-masing selama 1 menit.
·
Guru meminta siswa untuk memperbaiki data hafalan gambar
2 selama 1 menit.
·
Guru meminta siswa untuk mengerjakan lembar uji hafalan 2
selama 2 menit.
·
Guru mengajak siswa untuk mencocokkan hasil uji hafalan
2. Guru memberikan jawaban yang benar dan penguatan jawaban.
·
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
perbaikan data hafalan 2 dan atau
penguatan di memori selama 1 menit.
Hafalan 3 :
·
Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan menghafal
berlapis berulang pada LKS gambar sistem reproduksi perempuan, gambar 3, selama
5 menit.
·
Sambil menunggu siswa menghafal guru membagikan lembar
uji hafalan 3.
·
Setelah 5 menit guru meminta siswa dalam kelompok untuk
saling menyimak hafalan temannya, masing-masing selama 1 menit.
·
Guru meminta siswa untuk memperbaiki data hafalan gambar
3 selama 1 menit.
·
Guru meminta siswa untuk mengerjakan lembar uji hafalan 3
selama 1 menit.
·
Guru mengajak siswa untuk mencocokkan hasil uji hafalan
3. Guru memberikan jawaban yang benar dan penguatan jawaban.
·
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
perbaikan data hafalan 3 dan atau
penguatan di memori selama 1 menit.
Hafalan 4 :
·
Guru memberikan penguatan tentang struktur dan fungsi
organ penyusun sistem reproduksi perempuan.
·
Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan menghafal
berlapis berulang pada LKS gambar sistem reproduksi perempuan, gambar 4, selama
15 menit.
·
Sambil menunggu siswa menghafal guru membagikan lembar
uji hafalan 4.
·
Setelah 15 menit guru meminta siswa dalam kelompok untuk
saling menyimak hafalan temannya, masing-masing selama 3 menit.
·
Guru meminta siswa memperbaiki data hafalan 4 selama 2
menit.
·
Guru meminta siswa untuk mengerjakan lembar uji hafalan 4
selama 5 menit.
·
Guru mengajak siswa untuk mencocokkan hasil uji hafalan
4. Guru memberikan jawaban yang benar dan penguatan jawaban.
·
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
perbaikan data hafalan 4 dan atau
penguatan di memori selama 2 menit.
c.
Kegiatan Penutup
·
Guru melakukan konfirmasi terhadap hasil belajar siswa
pada hafalan 1 sampai hafalan 4, dengan cara meminta siswa untuk mengungkapkan
hasil belajarnya pada hafalan 1 sampai 4 secara acak.
·
Guru memperkuat jawaban siswa dan kemudian membimbing
siswa untuk membuat kesimpulan.
·
Guru membagikan lembar tes untuk mengetahui tingkat
keberhasilan belajar siswa, dikerjakan selama 15 menit.
·
Guru mengoreksi tes hasil belajar siswa.
Pengamatan (Observing)
a.
Aktivitas pembelajaran guru.
Hasil pengamatan aktivitas guru pada proses
pembelajaran siklus II : mendapat 6 aspek skor 4 dan mendapat 14 aspek skor 5,
jumlah nilai didapat 94 dari nilai maksimal 100.
b.
Aktivitas belajar sains biologi siswa.
Hasil pengamatan aktivitas siswa belajar
sains biologi siklus II : mendapat 25 buah skor 4 dan 92 buah skor 5, jumlah
nilai didapat 1060 dari jumlah nilai
maksimal 1085, rerata nilai didapat 97,69.
c. Data nilai hasil belajar siswa.
Pada siklus II diperoleh data : jumlah siswa
yang tuntas belajar sebanyak 30 siswa dari 31 siswa atau 96,77%, sedangkan
jumlah siswa yang tidak tuntas
belajar pada siklus II sebanyak 1 siswa dari 31 siswa atau 3,23%. Siswa yang
tidak tuntas belajar disebabkan salah menyebutkan nama bagian organ dan salah
menyebutkan fungsi organ. 1 orang siswa tidak masuk karena sakit.
Refleksi (Reflecting)
Terjadi peningkatan kualitas aktivitas guru dan siswa menuju ke arah
yang lebih baik, tercermin dari peningkatan nilai dari siklus I ke siklus II.
Juga terjadi perolehan nilai hasil belajar siswa yang sangat baik dan sangat
signifikan.
PEMBAHASAN
a. Aktivitas guru dalam KBM
Aktivitas guru dalam pembelajaran siklus I mendapatkan
nilai 82, walaupun tergolong baik tetapi masih mempunyai beberapa sisi lemah,
yaitu : Guru kurang memberikan modal awal pengetahuan; kurang memberikan waktu yang cukup untuk menghafal; kurang memberikan tip dan trik menghafal; kurang memberikan kesempatan untuk memperbaiki
data dan atau penguatan data di memori siswa.
Pada siklus II terjadi perbaikan dalam proses
pembelajaran yang dilakukan guru, yaitu dari nilai 82 menjadi 94, atau terjadi
peningkatan 12 %. Perbaikan proses pembelajaran guru terjadi pada aktivitas :
· 3 Guru
menjelaskan teknik menghafal secara berlapis berulang dengan jelas,
· 4 Guru
memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk menghafal,
· 5 Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling menyimak,
· 7 Guru
memberikan penguatan pada materi yang dihafal siswa,
· 8 Guru
memberikan tip dan trik menghafal kepada siswa dengan baik,
· 9 Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk untuk memperbaiki data hafalan di
memori siswa.
b. Aktivitas siswa dalam KBM
Dari hasil pengamatan dan diskusi antara
peneliti dengan pengamat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I
sudah cukup baik, yaitu mendapat nilai 950 dari nilai maksimal 1085 atau 87,56
%, tetapi ada beberapa kegiatan yang masih perlu perbaikan atau peningkatan
aktivitas. Aktivitas yang masih perlu peningkatan antara lain : motivasi yang
baik untuk menghafal melalui teknik menghafal berlapis berulang; proses menghafal;
memperhatikan penguatan guru; perbaikan dan atau penguatan data pada memorinya;
mengerjakan tes akhir.
Pada siklus II terjadi perbaikan pada
motivasi siswa dalam belajar, proses menghafal, mengerjakan lembar tes hafalan,
perhatian terhadap penguatan guru, perbaikan dan penguatan data di memori, dan
dalam mengerjakan tes akhir. Sehingga terjadi peningkatan hasil dari 87,56
menjadi 97,69 atau sekitar 10,13 %.
c. Hasil Belajar
Dari analisis data hasil belajar diketahui :
1) Jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar pada
siklus I sebanyak 31 orang dan pada siklus II 31 orang.
2) Nilai tertinggi pada siklus I 98 dan pada siklus II 100,
terjadi kenaikan 2 %.
3) Nilai terendah pada siklus I 75 dan pada siklus II 76,
terjadi kenaikan 1 %.
4) Nilai rata-rata kelas pada siklus I 91,84 dan pada siklus
II 95,45, terjadi kenaikan 3,61 %.
5) Jumlah siswa yang
tuntas belajar pada siklus I sebanyak 30 dari 31 siswa atau 96,77 % dan pada
siklus II 30 dari 31 siswa atau 96,77 %.
6) Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar pada siklus I
sebanyak 1 dari 31 siswa atau 3,23 % dan pada siklus II sebanyak 1 dari 31
siswa atau 3,23 %.
7) Jumlah siswa tidak hadir pada siklus I sebanyak 1 orang
karena ijin dan pada siklus II 1 orang karena sakit.
Tabel : Data
peningkatan nilai hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II
Aspek
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
Jumlah Siswa Tuntas
|
30
|
30
|
Jumlah Siswa Tidak Tuntas
|
1
|
1
|
Jumlah Siswa Tidak Hadir
|
1
|
1
|
Jumlah Nilai
|
2847
|
2959
|
Rata-Rata
|
91,84
|
95,45
|
Nilai Tertinggi
|
98
|
100
|
Nilai Terendah
|
75
|
76
|
Dari data di atas diketahui bahwa penerapan
model pembelajaran aktif melalui teknik pal lapis langkat disertai dengan
perbaikan aktivitas guru dalam proses pembelajaran dan aktivitas siswa dalam
proses belajar sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar sains biologi
siswa kelas IX D SMPN 1 Mejayan Kabupaten Madiun semester gasal tahun pelajaran
2012/2013.
Tren kenaikan / perbaikan kualitas aktivitas
guru dalam proses pembelajaran dan aktivitas siswa dalam proses belajar serta
peningkatan hasil belajar siswa tergambar pada tabel di bawah ini.
Tabel :
Tren kenaikan aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam PBM serta nilai hasil
belajar siswa.
No.
|
Aktivitas
|
Nilai Siklus I
|
Nilai Siklus II
|
Tren Kenaikan
|
1
|
Aktivitas Guru
|
82
|
94
|
12 %
|
2
|
Aktivitas Siswa
|
87,56
|
97,69
|
10,13 %
|
3
|
Nilai Siswa
|
91,84
|
95,45
|
3,61 %
|
Kecenderungan kenaikan tren di atas
disebabkan model pembelajaran aktif melalui teknik pal lapis langkat mempunyai kelebihan :
a. Sebelum pembelajaran
inti dimulai guru terlebih dahulu memberikan
gambaran mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari sebagai modal awal belajar siswa.
b. Guru memberikan tip dan trik cara menghafal berlapis berulang bertingkat.
c. Melibatkan seluruh siswa
untuk aktif secara pribadi maupun kelompok untuk saling menghafal dan menyimak
hafalan.
d. Teknik pal lapis langkat
melibatkan tiga macam tipe belajar siswa, yaitu melihat atau membaca, mendengar
dan melakukan kegiatan.
e. Diadakan tes akhir di
setiap akhir proses pembelajaran, sehingga dapat membangkitkan motivasi siswa
untuk berusaha lebih baik.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model
pembelajaran aktif melalui teknik pal lapis langkat pada pelajaran sains
biologi di kelas IX D SMP Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun semester gasal
tahun pelajaran 2012/2013 dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Saran
Berdasarkan pengalaman selama penelitian di kelas IX D SMP Negeri 1
Mejayan Kabupaten Madiun semester gasal tahun pelajaran 2012/2013, maka
peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Kepada Sekolah
Model pembelajaran aktif melalui teknik pal lapis langkat bisa diterapkan pada mata
pelajaran sains biologi dengan hasil yang sangat baik. Disamping itu teknik pal
lapis langkat ini juga bisa diterapkan pada mata pelajaran selain sains
biologi.
2. Kepada guru
Kepada teman-teman sejawat guru sains biologi
disarankan agar bersedia menggunakan teknik pal lapis langkat, utamanya pada SK
dan KD yang berhubungan dengan struktur dan fungsi organ tubuh, baik pada
manusia, hewan maupun tumbuhan.
Teknik pal lapis langkat ini juga bisa
diterapkan oleh teman-teman guru penjaskes misalnya untuk menghafalkan suatu
jurus silat. Juga bisa digunakan oleh teman-teman guru pengampu pembiasaan yang
bersifat afektif.
DAFTAR PUSTAKA
Anits Lie, 2004. Cooperatif Learning.
Jakarta : Grasindo
Daryanto, 2005. Evaluasi Pendidikan.
Jakarta : Rineka Cipta
Hamzah, 2007. Perencanaan Pembelajaran.
Bandung : Falah Production
Hariz, 2012. Teknik Menghafal
Dengan Berkesan. http:// profhariz.com
/2010/08/teknik-menghafal-dengan-berkesan/diunduh tanggal 1 September 2012
Herman Hudojo, 1990. Strategi Mengajar.
Malang : IKIP Malang.
MacGregor.
Sandy, 2003. Peace of Mind.Mengaktifkan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar
untuk Mencapai Tujuan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Muhibbin Syah, 2001. Psikologi Belajar. Jakarta : Logos Wacana
Ilmu.
Muslimin Ibrahim, 2000. Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya: UNESA University Press
Sarwiji Suwandi, 2004. Penelitian
Tindakan Kelas Sebagai Strategi Peningkatan profesionalisme Guru“. dalam
Jurnal Pendidikan. Vol.10. No 2. Desember 2004. Madiun : IKIP PGRI Madiun
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Suharsimi Arikunto, 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka
Cipta
Syaiful Bahri Djamarah, 1994. Prestasi
Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional.
Wikibooks
Indonesia, 2012. Rahasia Otak
Super/Teknik Menghafal. http://id.wikibooks.org/wiki/Rahasia_Otak_Super/Teknik_Menghafal/ diunduh tanggal
1 September 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar