PENGGUNAAN
POTONGAN GAMBAR PEMBELAJARAN KOOPERATIF
PICTURE AND PICTURE UNTUK
MENINGKATKAN PENGUASAAN
KONSEP
ORGANISASI KEHIDUPAN
Oleh : Lies Satya Budiarti SMPN 4 Mejayan Kab. Madiun
Email: lies.satya@gmail.com
ABSTRAK
Karya tulis Lies Satya Budiarti yang berjudul
“Penggunaan Potongan Gambar Model Pembelajaran Tipe Picture And Picture Untuk Memahami Konsep Organisasi Kehidupan” bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
penggunaan media dan model pembelajaran dalam bentuk potongan gambar dari
gabus dalam pembelajaran Biologi Konsep
Organisasi Kehidupan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas VII F sebanyak 28
siswa.Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4
tahap, yaitu: perencanaan (plan), pelaksanaan(do), refleksi (check)
dan tindak lanjut (act). Instrumen yang digunakan berupa lembar tes dan
lembar observasi.
Tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar
siswa, dan lembar observasi digunakan untuk mengukur aktivitas siswa,
keefektifan media dan penampilan guru dalam mengajar. Analisa data prestasi
belajar dengan menghitung rata-rata skor ketuntasan individual, ketuntasan
klasikal belajar dan analisa data observasi.
Hasil penelitian menunjukkan dengan penggunaan media potongan gambar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe picture and
picture dapat meningkatkan proses pembelajaran pada siswa dan guru, serta dapat
meningkatkan penguasaan konsep organisasi
kehidupan. Hal tersebut dapat dilihat dari siklus I karena lebih dari setengah siswa
tuntas yaitu 68% dalam pembelajaran dan dapat mencapai nilai sama dengan atau
lebih dari KKM. Pada siklus II terjadi peningkatan hasil pembelajaran siswa karena 85% siswa
telah tuntas.
Hasil observasi terhadap siswa, keefektipan media dan penampilan guru dapat
dilihat dari siklus I hingga II semakin meningkat yaitu rata-rata aktivitas siswa 13,5 dengan kategori
cukup baik dan siklus kedua 15,8 dengan kategori baik. Keefektipan media siklus
I 19,25 naik menjadi 19,75 pada siklus II dengan kategori baik. Penampilan guru
juga meningkat dari 33,75 menjadi 34,25. Media sel dan jaringan dalam bentuk
potongan gambar dari gabus efektif digunakan dalam proses pembelajaran karenail
belajar siswa lebih meningkat, siswa lebih termotivasi dan aktif karena pada
umumnya penyusunan potongan-potongan organel sel/jaringan sangat menarik
perhatian siswa. Siswa merasa tidak bosan belajar IPA karena menimbulkan kesan belajar sambil
bermain sehingga pembelajaran tersebut
menjadi lebih menyenangkan.
Kata Kunci : Model Pembelajaran Picture and picture, media gambar, pemahaman konsep
PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya produk saja, akan tetapi juga mencakup
pengetahuan seperti keterampilan keingintahuan, keteguhan hati, dan juga
keterampilan dalam hal melakukan penyelidikan ilmiah. Biologi yang
merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam memfokuskan pembahasan pada
masalah-masalah biologi di alam sekitar melalui proses dan sikap ilmiah.
Sebagaimana hakikat IPA yang meliputi produk, proses, dan sikap ilmiah melalui
keterampilan proses. Berdasarkan uraian di atas bahwa pembelajaran IPA biologi
lebih menekankan pada pendekatan keterampilan proses sehingga siswa menemukan
fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori dan sikap ilmiah di pihak siswa
yang dapat berpengaruh positif terhadap kualitas maupun produk pendidikan,
sedangkan pembelajaran biologi selama ini lebih banyak menghafalkan fakta,
prinsip, dan teori saja. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dikembangkan
strategi pembelajaran biologi yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka. Untuk memahami konsep-konsep Biologi secara
mendalam dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar diri siswa maupun faktor yang
datang dari dalam diri siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ruseffendi
(1998) berikut ini: “Faktor yang mempengaruhi proses belajar dari dalam diri siswa meliputi kegemaran
dan bakat siswa, kemauan dan minat, sedangkan faktor luar diri siswa adalah
model penyajian mata pelajaran, pribadi dan sikap guru, suasana belajar
kompentensi guru dan kondisi masyarakat luar”.
Salah satunya adalah model pembelajaran picture
and picture, menurut peneliti dengan menggunakan visual berupa potongan
gambar maka penguasaan konsep siswa dapat meningkat dan melalui pembelajaran
kooperatif ini pembelajaran berpusat pada siswa (student centered), yaitu peserta didik dapat bekerja sama dalam
situasi semangat yang kooperatif, dapat membantu peserta didik memahami
konsep-konsep IPA yang sulit serta menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, dan
mengembangkan sikap sosial peserta didik.
Tujuan inovasi
media yang dilakukan : Menyajikan materi dengan menggunakan media
pembelajaran sel dan jaringan dalam bentuk potongan-potongan gambar dari gabus
ini bertujuan :
1.
Menyampaikan materi agar lebih menarik
sehingga tidak membosankan,
2.
Siswa memperoleh gambaran yang nyata mengenai
organel sel dan jaringan,Siswa lebih aktif dan termotivasi sehingga
mencintai pelajaran Biologi,
3.
Meningkatkan pemahaman materi dan kemampuan
berfikir siswa.
Rumusan masalah :
Penelitian ini mencoba untuk menjawab salah satu masalah utama yaitu “Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif
picture
and picture dapat meningkatkan
proses pembelajaran dan penguasaan konsep organisasi kehidupan kelas VIIF SMP N 4 Mejayan?
Tujuan Penelitian : Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, tujuan penelitian ini
adalah:
1.
Menerapkan penggunaan media potongan gambar
pada pembelajaran konsep organisasi kehidupan,
2.
Mengetahui peningkatan proses pembelajaran dan penguasaan konsep
peserta didik dengan model pembelajaran kooperatif picture and
picture pada konsep organisasi
kehidupan.
Manfaat Penelitian :
a.
Bagi Peserta didik:
1.
Dapat meningkatkan minat
dan aktivitas peserta didik dalam belajar;
2.
Meningkatkan
penguasaan konsep Organisasi kehidupan;
3.
Meningkatkan makna
kerjasama;
4.
meningkatkan kreatifitas
peserta didik;
5.
mengurangi kebosanan
peserta didik dalam belajar.
6.
Meningkatkan keberanian
peserta didik untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat,
b.
Bagi guru :
1.
Dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran;
2.
meningkatkan kemampuan
untuk memotivasi peserta didik;
3.
meningkatkan
keterampilan guru dalam mengadaptasi keragaman metode dan media pembelajaran
yang tepat untuk membelajarkan
IPA khususnya konsep Organisasi Kehidupan ;
4.
mencari solusi terhadap
permasalahan dalam pengajaran konsep Organisasi Kehidupan sehingga guru dapat
mengaktifkan dan memotivasi peserta didik sehingga pembelajaran menjadi lebih
bermakna dan hasil belajar menjadi lebih baik;
5.
berupaya untuk mengkongkritkan pembelajaran
yang bersifat abstrak,
6.
khususnya konsep Organisasi Kehidupan dengan
menggunakan media potongan gambar;
7.
meningkatkan minat untuk
melakukan penelitian dalam upaya untuk meningkatkan profesionalisme dan
bersikap ilmiah,
c.
Bagi Guru Lain :
1.
Dapat meningkatkan
pemahaman tentang penelitian;
2.
menambah pengetahuan tentang model-model pembelajaran;
3.
menambah pengetahuan tentang alternatif media
pembelajaran;
4.
meningkatkan minat untuk
melakukan penelitian dalam upaya untuk meningkatkan profesionalisme dan
bersikap ilmiah,
d. Bagi Pengawas :
1.
Dapat meningkatkan makna
kerjasama dan saling memberikan masukan ide atau pendapat;
2.
Meningkatkan pengetahuan tentang media dan model-model pembelajaran
sehingga dapat disebarluaskan kepada guru lain baik guru IPA maupun guru mata
pelajaran yang lain ,
Definisi Operasional :
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan untuk
memperoleh persamaan persepsi yaitu:
1.
Media potongan gambar yang dimaksud adalah potongan-potongan
gambar organel sel dan jaringan yang terbuat dari gabus sesuai dengan pola atau
bentuk organel sel/jaringan kemudian diberi cat yang menarik dan diberi perekat
pada belakang gabus supaya dapat menempel
pada karpet kemudian siswa menyusun potongan-potongan tersebut sehingga menjadi
gambar yang utuh.
2.
Pembelajaran kooperatif
tipe Picture and
Picture adalah salah satu bentuk pembelajaran kooperatif, peserta didik belajar
secara berkelompok, berdiskusi guna menemukan dan memahami konsep-konsep dimana guru menunjukkan/ memperlihatkan
gambar-gambar organel sel dan jaringan kemudian peserta didik secara bergantian
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis kemudian guru
menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Dari alasan/urutan
gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai,
3.
Proses pembelajaran yang dimaksud meliputi
aktivitas peserta didik serta penampilan
guru selama pembelajaran dengan menggunakan media potongan gambar dan
model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture,
4.
Penguasaan konsep adalah hasil belajar yang
diperoleh siswa dari kegiatan pembelajaran.
METODE
Kegiatan penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2012-2013. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang membutuhkan waktu
pelaksanaan selama tiga (3)
bulan Februari - April 2013, pada
kelas VIIF SMP Negeri 4
Mejayan, Jl Pisang 100 Desa Blabakan, Mejayan.
Prosedur Penelitian: Penelitian ini terdiri atas dua siklus dimana setiap
siklus mencakup tahapan sebagai berikut :
Siklus I :
Perencanaan (Plan)
Kegiatan yang dilakukan
dalam tahap-tahap perencanaan adalah :
1. Menganalisa kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran tentang Organisasi Kehidupan.
a. Mikroskop yang
ada kurang memadai untuk pengamatan organel sel sehingga organel-organel sel
tersebut tidak dapat diamati.
b. Gambar organel
sel yang merupakan gambar dua dimensi kurang menarik perhatian siswa lagi.
2. Menyusun RPP
serta membuat media pembelajaran yang berupa potongan gambar organel-organel
sel dan jaringan pada daun membentuk
organ dan system organ.
3. Membuat lembar
observasi guru, siswa dan keefektifan media untuk melihat bagaimana kondisi
belajar mengajar dikelas ketika diterapkan pengajaran dengan menggunakan
media pembelajaran.
4. Membuat alat evaluasi.
Pelaksanaan
(Do)
Pada tahap ini dilakukan tahap-tahap sebagai
berikut :
Pendahuluan :
Guru memeriksa kehadiran siswa, memberi prasyarat pengetahuan dan
memotivasi siswa selama 10 menit.
Kegiatan inti : Siswa melakukan diskusi kelompok dengan
menggunakan LKS yang dibagikan, dan melakukan diskusi kelas selama 50, menarik
kesimpulan selama 5 menit. Post tes : selama 15 menit.
Observasi
Observasi dilakukan selama proses belajar mengajar yaitu oleh guru IPA,
kepala sekolah dan teman sejawat sesuai dengan lembar observasi yang telah
disiapkan.
Refleksi (Check).
Berdasarakan hasil observasi dilakukan refleksi terhadap tanggapan atau
saran dari observer sesudah pelaksanaan pembelajaran dilakukan untuk mengetahui
apa yang masih menjadi kesulitan dan kendala dalam pembelajaran pada siklus ini,
dan akan diperbaiki pada siklus II.
Tahapan Tindak Lanjut (Act).
Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah
pengetahuan baru atau keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan
peningkatan proses pembelajaran.
Siklus II
Perencanaan :
1.
Merencanakan pembelajaran berdasarkan
refleksi tindakan pertama yaitu membahas tentang kesulitan dan kendala,
2.
Membuat alat evakuasi,
Pelaksanaan
Pendahuluan :
Guru memeriksa kehadiran siswa, memberi prasyarat dan motivasi siswa selama 10
menit.
Kegiatan inti : Siswa melakukan diskusi kelompok, dan diskusi
kelas selama 50 menit, guru bersama
dengan siswa menarik kesimpulan berdasarkan hasil jawaban selama 5 menit,
siswa mengerjakan post test
selama 15 menit.
Observasi :
Pelaksanaan observasi pada siklus ini sama
dengan pada siklus I.
Refleksi :
Dilakukan evaluasi tentang hal-hal yang telah
dilakukan pada siklus ini,
Tahapan Tindak
Lanjut (Act) :
Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-keputusan
penting guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran.
Tabel Kisaran nilai untuk lembar observasi guru,
siswa dan keefektifan media
Aspek
|
Lembar Observasi
|
||
Guru
|
Siswa
|
Keefektifan Media
|
|
Banyaknya
aspek yang diamati
|
12
|
7
|
7
|
Skor
maksimal tiap aspek
|
3
|
3
|
3
|
Jumlah skor tertinggi
|
36
|
21
|
21
|
Kisaran
Nilai
|
12
25-36 = Baik
13-24 =
Cukup
1 -12 = Kurang
|
7
15 – 21 =
Baik
8 - 14 = Cukup
1 - 7 =
Kurang
|
7
15 – 21 =
Baik
8 - 14 = Cukup
1 - 7 =
Kurang
|
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil
penelitian yang sudah dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe picture and picture dan pengamatan dengan menggunakan media
sel/jaringan dalam bentuk potongan-potongan gambar pada pembelajaran biologi
dalam dua siklus adalah sebagai berikut:
Siswa : Hasil belajar peserta didik berupa
penguasaan konsep dikelompokkan ke dalam dua bagian utama yaitu hasil individu berupa postest penguasaan
konsep pada tiap tatap muka selama pembelajaran sebanyak dua siklus dan hasil observasi siswa di kelompok
masing-masing dalam proses pembelajaran kooperatif, Hasil Belajar Individual (Post test) dilakukan setelah
proses pembelajaran dengan menggunakan media organel sel dan jaringan dalam
bentuk potongan-potongan gambar, Hasil pembelajaran siswa secara individual
sudah cukup baik pada siklus I karena lebih dari setengah siswa tuntas yaitu
68% dalam pembelajaran dan dapat mencapai nilai sama dengan atau lebih dari KKM
sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan hasil pembelajaran siswa karena 85% siswa telah
tuntas dan hanya 4 siswa
yang belum tuntas dan rata-rata nilai melebihi KKM.
Dari diagram dapat
dilihat bahwa hanya satu kelompok yang pencapaian nilainya dibawah KKM yaitu
62,7 (kelompok Badan Golgi) pada siklus I, sedangkan pada siklus II semua
kelompok sudah memenuhi bahkan melebihi nilai KKM. Hal ini dikarenakan
pengelompokan yang berdasarkan prinsip pembelajaran kooperatif memiliki banyak dampak positif seperti yang
diungkapkan oleh Harry Wong (dalam Partin, 2009: 190) sebagai berikut: ”
Penyebab dari pembelajaran kooperatif begitu sukses adalah bahwa konteks sebuah
kelompok kerja lebih penting daripada isi dari kelompok itu. Jika anda memiliki
kelompok orang yang saling peduli dan memiliki komitmen satu sama lain, maka
mereka akan meraih tujuan dari aktivitas itu jauh lebih cepat ketimbang jika
masing-masing berupaya untuk merampungkan tugas itu seorang diri”, Jadi menurut
peneliti dengan pembelajaran kooperatif ini siswa dapat saling belajar dan
bekerjasama sehingga terjadi peningkatan hasil, Hasil
Observasi siswa di kelompok, iklus pertama observasi
siswa yang telah dilakukan cukup baik hingga siklus kedua berlangsung menjadi lebih
baik, siswa semakin aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil kerja kelompok lebih difokuskan kepada
penghargaan kelompok yang merupakan hasil proses kooperatif setiap individu.
Setiap individu mempunyai kesempatan yang sama dalam memberikan sumbangan nilai
pada kelompoknya, Keaktifan peserta didik baik secara individu maupun saat bekerja kelompok
senantiasa mendapatkan pengamatan dan penilaian dari para observer.
Diagram 4.1.
Pencapaian nilai rata-rata kelompok
Keaktifan peserta didik ini meliputi: menjawab pertanyaan dengan berani,
mengerjakan tugas dengan percaya diri, pembagian tugas yang merata, menunjukkan
sikap senang, menunjukkan keterlibatan dalam kelompok, melakukan kerjasama,
mengemukakan dan menanggapi pendapat, memperbaiki jawaban yang salah,
mengajukan pertanyaan, membuat kesimpulan dengan kalimat sendiri, dan
pemanfaatan waktu secara efektif, Keefektifan Media Pengamatan tentang keefektifan media potongan-potongan gambar yang
digunakan selama proses pembelajaran dari siklus pertama hingga siklus ke dua, Hasil ini memberikan gambaran bahwa peserta didik mengalami dinamika dan
peningkatan proses pembelajaran yang mampu memberdayakan kemampuan penguasaan
konsep organisasi kehidupan. Ini dikarenakan adanya perpaduan dua unsur yaitu
penggunaan media pembelajaran yang mampu membantu peserta didik lebih aktif
dalam proses pembelajaran dan membantu memahami konsep organisasi kehidupan
serta penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture baik
oleh guru maupun oleh peserta didik, sehingga menimbulkan fokus dan motivasi
bagi siswa untuk lebih tertarik belajar dengan aktif dan siswa interaktif dalam
kelompok. Hal di atas membuktikan bahwa
melalui penggunaan media pembelajaran yang sesuai dan penerapan model
pembelajaran kooperatif akan
meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan akan membuahkan hasil yang optimal melalui upaya yang
maksimal, Penampilan
Guru : Penampilan
guru dalam mengelola kelas, melaksanakan kegiatan belajar mengajar seperti yang
telah ditulis dalam silabus atau rencana pelaksanaan pembelajaran menjadi salah
satu butir yang menunjang keberhasilan penelitian ini. Dengan kata lain,
kesesuaian antara apa yang telah direncanakan dengan apa yang dilaksanakan
sangat berpengaruh pada sukses tidaknya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Oleh karena itu selama proses penelitian berlangsung, salah satu tugas para
pengamat adalah mengisi lembar observasi penampilan guru, yang di dalamnya
terdapat dua aspek utama yaitu pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe picture
and picture baik pada kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir,
serta pengelolaan kelas
Pada awal siklus penampilan guru dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe pictute and picture maupun pengelolaan kelas mencapai 19,25 dengan kategori baik. Namun
pertemuan berikutnya hingga akhir siklus II penampilan guru mengalami
peningkatan 19,75 dengan kategori baik. Hal ini dibuktikan dengan semakin sesuainya proses pembelajaran model picture and picture dan semakin
meratanya guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif bertanya,
menjawab, dan mengeluarkan pendapat.
Guru pun senantiasa memotivasi peserta didik dengan salah satu caranya yaitu
dengan pemberian penghargaan kepada kelompok yang bekerja dengan baik.
Tabel Analisis Hasil Observasi Siswa,
Keefektifan Media dan Guru
|
Observasi siswa
|
keefektifan media
|
Observasi guru
|
|||
Siklus I
|
Siklus II
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Siklus I
|
Siklus II
|
|
Rata-Rata Skor
|
13,5
|
15,8
|
19,25
|
19,75
|
33,75
|
34,25
|
Kriteria
|
Cukup
|
Baik
|
Baik
|
Baik
|
Baik
|
Baik
|
Berdasarkan
data diatas, secara keseluruhan aktivitas guru, siswa dan keefektifan media
yang digunakan adalah Baik. Kendala ataupun masalah yang terdapat selama dalam
proses pembelajaran di siklus I dikemukakan dalam Refleksi untuk dapat
diperbaiki disiklus II sehingga terjadi peningkatan skor dan melalui media Sel/Jaringan dalam bentuk
potongan gambar ini motivasi, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
meningkat.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan :
Media dan model pembelajaran sel dalam bentuk
potongan-potongan gambar organel sel
dari bahan gabus ini membantu siswa mengingat berbagai organel sel dan
memudahkan siswa membedakan sel hewan dan sel tumbuhan sedangkan potongan organ
daun membantu siswa memahami pengertian sel, jaringan, organ dan system organ. Media dan
model pembelajaran dalam bentuk potongan gambar dari gabus dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, Siswa lebih termotivasi dan aktif. Siswa merasa tidak bosan
belajar IPA. Dapat
meningkatkan kreativitas guru dalam menggunakan berbagai teknik dan media yang
dapat membantu dan mendorong terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien dan menumbuhkan semangat di kalangan guru untuk melakukan penelitian lain.
Saran-Saran
Untuk memperlancar
kegiatan pembelajaran IPA di SMP diperlukan kreativitas guru untuk membuat
media dan memvariasikan model pembelajaran sehingga penyampaian materi lebih
efektif, aktif, menyenangkan dan lebih
mudah dipahami oleh siswa.
Diharapkan
adanya pembiasaan dan penerapan pembelajaran kooperatif pada setiap mata
pelajaran mengingat dampak positif yang diperoleh dari model pembelajaran
tersebut baik bagi peserta didik maupun bagi guru.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajat.2008. Media Pembelajaran. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran
Badan Standar
Nasional Pendidikan. 2007. Panduan
penilaian Kelompok mata pelajaran
Depdiknas. 2003. Undang-Undang
RI No 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta
Dimyati dan Mujiono.2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Ginnis Paul. 2008. Trik dan Taktik Mengajar, PT Indeks, Jakarta
Hamalik Oemar. 1985, Media Pendidikan, Alumni Bandung
Jati Wijaya, dkk. 2005. Sains Biologi 1B, Penerbit Yudhistira.
Kaufeldt Martha. 2008. Wahai Para Guru Ubahlah Cara Mengajarmu, PT Indeks, Jakarta
Nurhadi, B. Yasin A.G. Senduk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam
KBK, Penerbit Universitas Negeri Malang: Malang.
Nuryani Rustaman. 2008. Strategi Belajar Mengajar Biologi, UM Press, IKIP Malang
Partin, Ronald L. 2009. Kiat
Nyaman Mengajar Di Dalam Kelas. Edisi ke-2. PT Indeks. Jakarta
Rusefendi. 1988. Pengantar kepada membantu guru mengembangkan kompetensinya dalam
mengajar matematika untuk meningkatkan CBSA, Tarsito Bandung
Sagala, Syaiful.
2006. Konsep dan makna pembelajaran .Bandung: Alfabeta
Silberman, Melvin L. 2007. Active Learning 101 Stretegi Pembelajaran
Aktif. Pustaka Insan Madani. Yogyakarta.
.Sukidin, Basrowi, dan Suranto. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas.
Surabaya: Insan Cendikia.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Pustaka.
Winarsih, Anny. 2008. IPA Terpadu SMP/MTs Kelas VII. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta
sangat begus, teruslah berkarya bapak ibu guru
BalasHapus