Selasa, 01 Desember 2015

PENGGUNAAN POTONGAN GAMBAR PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN

PENGGUNAAN POTONGAN GAMBAR PEMBELAJARAN  KOOPERATIF
PICTURE AND PICTURE  UNTUK MENINGKATKAN  PENGUASAAN
KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN

Oleh : Lies Satya Budiarti SMPN 4 Mejayan Kab. Madiun
Email: lies.satya@gmail.com

ABSTRAK
Karya tulis Lies Satya Budiarti yang berjudul “Penggunaan  Potongan Gambar Model Pembelajaran  Tipe Picture And Picture  Untuk Memahami Konsep Organisasi Kehidupan” bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penggunaan media dan model pembelajaran dalam bentuk potongan gambar dari gabus  dalam pembelajaran Biologi Konsep Organisasi Kehidupan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas VII F sebanyak 28 siswa.Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu: perencanaan (plan), pelaksanaan(do), refleksi (check) dan tindak lanjut (act). Instrumen yang digunakan berupa lembar tes dan lembar observasi.
Tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, dan lembar observasi digunakan untuk mengukur aktivitas siswa, keefektifan media dan penampilan guru dalam mengajar. Analisa data prestasi belajar dengan menghitung rata-rata skor ketuntasan individual, ketuntasan klasikal belajar dan analisa data observasi.
Hasil penelitian menunjukkan dengan penggunaan media potongan gambar dengan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan proses pembelajaran pada siswa dan guru, serta dapat meningkatkan penguasaan konsep organisasi kehidupan. Hal tersebut dapat dilihat dari siklus I karena lebih dari setengah siswa tuntas yaitu 68% dalam pembelajaran dan dapat mencapai nilai sama dengan atau lebih dari KKM. Pada siklus II terjadi peningkatan hasil pembelajaran siswa karena 85% siswa telah tuntas.
Hasil observasi terhadap siswa, keefektipan media dan penampilan guru dapat dilihat dari siklus I hingga II semakin meningkat yaitu rata-rata aktivitas siswa 13,5 dengan kategori cukup baik dan siklus kedua 15,8 dengan kategori baik. Keefektipan media siklus I 19,25 naik menjadi 19,75 pada siklus II dengan kategori baik. Penampilan guru juga meningkat dari 33,75 menjadi 34,25. Media sel dan jaringan dalam bentuk potongan gambar dari gabus efektif digunakan dalam proses pembelajaran karenail belajar siswa lebih meningkat, siswa lebih termotivasi dan aktif karena pada umumnya penyusunan potongan-potongan organel sel/jaringan sangat menarik perhatian siswa. Siswa merasa tidak bosan belajar IPA karena menimbulkan kesan belajar sambil bermain sehingga pembelajaran  tersebut menjadi lebih menyenangkan.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Picture and picture, media gambar, pemahaman konsep  




PENDAHULUAN   
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya produk saja, akan tetapi juga mencakup pengetahuan seperti keterampilan keingintahuan, keteguhan hati, dan juga keterampilan dalam hal melakukan penyelidikan ilmiah.  Biologi yang merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam memfokuskan pembahasan pada masalah-masalah biologi di alam sekitar melalui proses dan sikap ilmiah. Sebagaimana hakikat IPA yang meliputi produk, proses, dan sikap ilmiah melalui keterampilan proses. Berdasarkan uraian di atas bahwa pembelajaran IPA biologi lebih menekankan pada pendekatan keterampilan proses sehingga siswa menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori dan sikap ilmiah di pihak siswa yang dapat berpengaruh positif terhadap kualitas maupun produk pendidikan, sedangkan pembelajaran biologi selama ini lebih banyak menghafalkan fakta, prinsip, dan teori saja. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dikembangkan strategi pembelajaran biologi yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka. Untuk memahami konsep-konsep Biologi secara mendalam dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar diri siswa maupun faktor yang datang dari dalam diri siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ruseffendi (1998) berikut ini: Faktor yang mempengaruhi proses belajar dari dalam diri siswa meliputi kegemaran dan bakat siswa, kemauan dan minat, sedangkan faktor luar diri siswa adalah model penyajian mata pelajaran, pribadi dan sikap guru, suasana belajar kompentensi guru dan kondisi masyarakat luar”.  
Salah satunya adalah model pembelajaran picture and picture, menurut peneliti dengan menggunakan visual berupa potongan gambar maka penguasaan konsep siswa dapat meningkat dan melalui pembelajaran kooperatif ini pembelajaran berpusat pada siswa (student centered), yaitu peserta didik dapat bekerja sama dalam situasi semangat yang kooperatif, dapat membantu peserta didik memahami konsep-konsep IPA yang sulit serta menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial peserta didik.
Tujuan inovasi media yang dilakukan : Menyajikan materi dengan menggunakan media pembelajaran sel dan jaringan dalam bentuk potongan-potongan gambar dari gabus ini bertujuan :
1.       Menyampaikan materi agar lebih menarik sehingga tidak membosankan,
2.       Siswa memperoleh gambaran yang nyata mengenai organel sel dan jaringan,Siswa lebih aktif dan termotivasi sehingga mencintai pelajaran Biologi,
3.       Meningkatkan pemahaman materi dan kemampuan berfikir siswa.  

Rumusan masalah : Penelitian ini mencoba untuk menjawab salah satu masalah utama yaitu “Apakah penggunaan model pembe­lajaran kooperatif picture and picture dapat meningkatkan  proses pembelajaran dan penguasaan konsep organisasi kehidupan kelas VIIF SMP N 4 Mejayan?
Tujuan Penelitian : Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, tujuan penelitian ini adalah:
1.       Menerapkan penggunaan media potongan gambar pada pembelajaran konsep organisasi kehidupan,
2.       Mengetahui peningkatan proses pembelajaran dan penguasaan konsep peserta didik dengan model pembelajaran kooperatif picture and picture pada konsep organisasi kehidupan.
Manfaat Penelitian :
a.       Bagi Peserta didik:
1.       Dapat meningkatkan minat dan aktivitas peserta didik dalam belajar;
2.       Meningkatkan penguasaan  konsep Organisasi kehidupan;
3.       Meningkatkan makna kerjasama;
4.       meningkatkan kreatifitas peserta didik;
5.       mengurangi kebosanan peserta didik dalam belajar.
6.       Meningkatkan keberanian peserta didik untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat,
b.       Bagi guru   :
1.       Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran;
2.       meningkatkan kemampuan untuk memotivasi  peserta didik;
3.       meningkatkan keterampilan guru dalam mengadaptasi keragaman metode dan media pembelajaran yang tepat untuk membelajarkan IPA khususnya konsep Organisasi Kehidupan ;
4.       mencari solusi terhadap permasalahan dalam pengajaran konsep Organisasi Kehidupan sehingga guru dapat mengaktifkan dan memotivasi peserta didik sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan hasil belajar menjadi lebih baik;
5.       berupaya untuk mengkongkritkan pembelajaran yang bersifat abstrak,
6.       khususnya konsep Organisasi Kehidupan dengan menggunakan media potongan gambar;
7.       meningkatkan minat untuk melakukan penelitian dalam upaya untuk meningkatkan profesionalisme dan bersikap ilmiah, 
c.       Bagi Guru Lain :
1.       Dapat meningkatkan pemahaman tentang penelitian;
2.       menambah pengetahuan tentang model-model pembelajaran;
3.       menambah pengetahuan tentang alternatif media pembelajaran;
4.       meningkatkan minat untuk melakukan penelitian dalam upaya untuk meningkatkan profesionalisme dan bersikap ilmiah,
d.       Bagi Pengawas :
1.       Dapat meningkatkan makna kerjasama dan saling memberikan masukan ide atau pendapat;
2.       Meningkatkan pengetahuan tentang media dan model-model pembelajaran sehingga dapat disebarluaskan kepada guru lain baik guru IPA maupun guru mata pelajaran yang lain ,

Definisi Operasional :
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan untuk memperoleh persamaan persepsi yaitu:
1.       Media potongan gambar yang dimaksud adalah potongan-potongan gambar organel sel dan jaringan yang terbuat dari gabus sesuai dengan pola atau bentuk organel sel/jaringan kemudian diberi cat yang menarik dan diberi perekat pada belakang gabus  supaya dapat menempel pada karpet kemudian siswa menyusun potongan-potongan tersebut sehingga menjadi gambar yang utuh.
2.       Pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture adalah salah satu bentuk pembelajaran kooperatif, peserta didik belajar secara berkelompok, berdiskusi guna menemukan dan memahami konsep-konsep dimana guru menunjukkan/ memperlihatkan gambar-gambar organel sel dan jaringan kemudian peserta didik secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis kemudian guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai,
3.       Proses pembelajaran yang dimaksud meliputi aktivitas peserta didik serta penampilan  guru selama pembelajaran dengan menggunakan media potongan gambar dan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture,
4.       Penguasaan konsep adalah hasil belajar yang diperoleh siswa dari kegiatan pembelajaran.

METODE
Kegiatan penelitian tindakan kelas ini  dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2012-2013. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang membutuhkan waktu pelaksanaan  selama  tiga (3)  bulan Februari - April 2013, pada  kelas VIIF  SMP Negeri 4 Mejayan,  Jl Pisang 100 Desa Blabakan, Mejayan.
Prosedur Penelitian: Penelitian ini terdiri atas dua siklus dimana setiap siklus mencakup tahapan sebagai berikut :
Siklus I :
Perencanaan (Plan)
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap-tahap perencanaan adalah :  
1.       Menganalisa kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran tentang Organisasi Kehidupan.
a.     Mikroskop yang ada kurang memadai untuk pengamatan organel sel sehingga organel-organel sel tersebut tidak dapat diamati.
b.    Gambar organel sel yang merupakan gambar dua dimensi kurang menarik perhatian siswa lagi.
2.       Menyusun RPP serta membuat media pembelajaran yang berupa potongan gambar organel-organel sel dan jaringan pada daun  membentuk organ dan system organ.
3.       Membuat lembar observasi guru, siswa dan keefektifan media untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar dikelas ketika diterapkan pengajaran dengan menggunakan media pembelajaran.
4.        Membuat alat evaluasi.

Pelaksanaan (Do)
Pada tahap ini dilakukan tahap-tahap sebagai berikut :
Pendahuluan :  Guru memeriksa kehadiran siswa, memberi prasyarat pengetahuan dan memotivasi siswa selama 10 menit.
Kegiatan inti :  Siswa melakukan diskusi kelompok dengan menggunakan LKS yang dibagikan, dan melakukan diskusi kelas selama 50, menarik kesimpulan selama 5 menit. Post tes : selama 15 menit.

Observasi
Observasi dilakukan selama proses belajar mengajar yaitu oleh guru IPA, kepala sekolah dan teman sejawat sesuai dengan lembar observasi yang telah disiapkan. 

Refleksi (Check).
Berdasarakan hasil observasi dilakukan refleksi terhadap tanggapan atau saran dari observer sesudah pelaksanaan pembelajaran dilakukan untuk mengetahui apa yang masih menjadi kesulitan dan kendala dalam pembelajaran pada siklus ini, dan akan diperbaiki pada siklus II.
Tahapan Tindak Lanjut (Act).
Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran.


Siklus II
Perencanaan :
1.       Merencanakan pembelajaran berdasarkan refleksi tindakan pertama yaitu membahas tentang kesulitan dan kendala,
2.       Membuat alat evakuasi,

Pelaksanaan
Pendahuluan : Guru memeriksa kehadiran siswa, memberi prasyarat dan motivasi siswa selama 10 menit.
Kegiatan inti : Siswa melakukan diskusi kelompok, dan diskusi kelas selama 50  menit, guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan berdasarkan hasil jawaban selama 5 menit, siswa  mengerjakan post test selama 15 menit.

Observasi :
Pelaksanaan observasi pada siklus ini sama dengan pada siklus I.  

Refleksi :
Dilakukan evaluasi tentang hal-hal yang telah dilakukan pada siklus ini,

Tahapan Tindak Lanjut (Act) :
Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran.



Tabel  Kisaran nilai untuk lembar observasi guru, siswa dan keefektifan media
Aspek
Lembar Observasi
Guru
Siswa
Keefektifan Media
Banyaknya aspek yang diamati
12
7
7
Skor maksimal tiap aspek
3
3
3
Jumlah skor tertinggi
36
21
21
Kisaran Nilai
12
25-36 = Baik
13-24 = Cukup
1  -12 = Kurang
7
15 – 21 = Baik
8  - 14 = Cukup
1 -  7  = Kurang
7
15 – 21 = Baik
8  - 14 = Cukup
1 -  7  = Kurang




HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang sudah dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dan pengamatan dengan menggunakan media sel/jaringan dalam bentuk potongan-potongan gambar pada pembelajaran biologi dalam dua siklus adalah sebagai berikut: Siswa : Hasil belajar peserta didik berupa penguasaan konsep dikelompokan ke dalam dua bagian utama yaitu hasil individu berupa postest penguasaan konsep pada tiap tatap muka selama pembelajaran sebanyak dua siklus dan hasil observasi siswa di kelompok masing-masing dalam proses pembelajaran kooperatif, Hasil Belajar  Individual (Post test) dilakukan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan media organel sel dan jaringan dalam bentuk potongan-potongan gambar, Hasil pembelajaran siswa secara individual sudah cukup baik pada siklus I karena lebih dari setengah siswa tuntas yaitu 68% dalam pembelajaran dan dapat mencapai nilai sama dengan atau lebih dari KKM sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan hasil pembelajaran siswa karena 85% siswa telah tuntas dan  hanya 4  siswa yang belum tuntas dan rata-rata nilai melebihi KKM.
Dari diagram dapat dilihat bahwa hanya satu kelompok yang pencapaian nilainya dibawah KKM yaitu 62,7 (kelompok Badan Golgi) pada siklus I, sedangkan pada siklus II semua kelompok sudah memenuhi bahkan melebihi nilai KKM. Hal ini dikarenakan pengelompokan yang berdasarkan prinsip pembelajaran kooperatif  memiliki banyak dampak positif seperti yang diungkapkan oleh Harry Wong (dalam Partin, 2009: 190) sebagai berikut: ” Penyebab dari pembelajaran kooperatif begitu sukses adalah bahwa konteks sebuah kelompok kerja lebih penting daripada isi dari kelompok itu. Jika anda memiliki kelompok orang yang saling peduli dan memiliki komitmen satu sama lain, maka mereka akan meraih tujuan dari aktivitas itu jauh lebih cepat ketimbang jika masing-masing berupaya untuk merampungkan tugas itu seorang diri”, Jadi menurut peneliti dengan pembelajaran kooperatif ini siswa dapat saling belajar dan bekerjasama sehingga terjadi peningkatan hasil,  Hasil  Observasi siswa di kelompok, iklus pertama observasi siswa yang telah dilakukan cukup baik  hingga siklus kedua berlangsung menjadi lebih baik, siswa semakin aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil kerja kelompok lebih difokuskan kepada penghargaan kelompok yang merupakan hasil proses kooperatif setiap individu. Setiap individu mempunyai kesempatan yang sama dalam memberikan sumbangan nilai pada kelompoknya, Keaktifan peserta didik baik secara individu maupun saat bekerja kelompok senantiasa mendapatkan pengamatan dan penilaian dari para observer.



Diagram 4.1. Pencapaian nilai rata-rata kelompok 




Keaktifan peserta didik ini meliputi: menjawab pertanyaan dengan berani, mengerjakan tugas dengan percaya diri, pembagian tugas yang merata, menunjukkan sikap senang, menunjukkan keterlibatan dalam kelompok, melakukan kerjasama, mengemukakan dan menanggapi pendapat, memperbaiki jawaban yang salah, mengajukan pertanyaan, membuat kesimpulan dengan kalimat sendiri, dan pemanfaatan waktu secara efektif, Keefektifan Media Pengamatan tentang keefektifan media potongan-potongan gambar yang digunakan selama proses pembelajaran dari siklus pertama hingga siklus ke dua, Hasil ini memberikan gambaran bahwa peserta didik mengalami dinamika dan peningkatan proses pembelajaran yang mampu memberdayakan kemampuan penguasaan konsep organisasi kehidupan. Ini dikarenakan adanya perpaduan dua unsur yaitu penggunaan media pem­belajaran yang mampu membantu peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran dan membantu memahami konsep organisasi kehidupan serta penerapan model pembe­lajaran kooperatif tipe picture and picture baik oleh guru maupun oleh peserta didik, sehingga menimbulkan fokus dan motivasi bagi siswa untuk lebih tertarik belajar dengan aktif dan siswa interaktif dalam kelompok.  Hal di atas membuktikan bahwa melalui penggunaan media pembelajaran yang sesuai dan penerapan model pembelajaran kooperatif  akan meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan akan membuahkan  hasil yang optimal melalui upaya yang maksimal, Penampilan Guru : Penampilan guru dalam mengelola kelas, melaksanakan kegiatan belajar mengajar seperti yang telah ditulis dalam silabus atau rencana pelaksanaan pembelajaran menjadi salah satu butir yang menunjang keberhasilan penelitian ini. Dengan kata lain, kesesuaian antara apa yang telah direncanakan dengan apa yang dilaksanakan sangat berpengaruh pada sukses tidaknya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Oleh karena itu selama proses penelitian berlangsung, salah satu tugas para pengamat adalah mengisi lembar observasi penampilan guru, yang di dalamnya terdapat dua aspek utama yaitu pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture baik pada kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir, serta pengelolaan kelas
Pada awal siklus penampilan guru dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe pictute and picture maupun pengelolaan kelas  mencapai 19,25 dengan kategori baik. Namun pertemuan berikutnya hingga akhir siklus II penampilan guru mengalami peningkatan 19,75 dengan kategori baik. Hal ini dibuktikan dengan semakin sesuainya proses pembelajaran  model picture and picture dan semakin meratanya guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif bertanya, menjawab,  dan mengeluarkan pendapat. Guru pun senantiasa memotivasi peserta didik dengan salah satu caranya yaitu dengan pemberian penghargaan kepada kelompok yang bekerja dengan baik.



Tabel Analisis Hasil Observasi Siswa, Keefektifan Media dan Guru

Observasi  siswa
keefektifan media
Observasi guru
Siklus I
Siklus II
Siklus I
Siklus II
Siklus I
Siklus II
Rata-Rata Skor
13,5
15,8
19,25
19,75
33,75
34,25
Kriteria
Cukup
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik





Berdasarkan data diatas, secara keseluruhan aktivitas guru, siswa dan keefektifan media yang digunakan adalah Baik. Kendala ataupun masalah yang terdapat selama dalam proses pembelajaran di siklus I dikemukakan dalam Refleksi untuk dapat diperbaiki disiklus II sehingga terjadi peningkatan skor dan  melalui media Sel/Jaringan dalam bentuk potongan gambar ini motivasi, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran meningkat.


SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan : 
Media dan model pembelajaran sel dalam bentuk potongan-potongan gambar organel sel  dari bahan gabus ini membantu siswa mengingat berbagai organel sel dan memudahkan siswa membedakan sel hewan dan sel tumbuhan sedangkan potongan organ daun membantu siswa memahami pengertian sel, jaringan, organ dan system organ. Media dan model pembelajaran dalam bentuk potongan gambar dari gabus dapat meningkatkan hasil belajar siswa, Siswa lebih termotivasi dan aktif. Siswa merasa tidak bosan belajar IPA. Dapat meningkatkan kreativitas guru dalam menggunakan berbagai teknik dan media yang dapat membantu dan mendorong terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan efisien dan menumbuhkan semangat di kalangan guru untuk melakukan penelitian lain.

Saran-Saran   
Untuk memperlancar kegiatan pembelajaran IPA di SMP diperlukan kreativitas guru untuk membuat media dan memvariasikan model pembelajaran sehingga penyampaian materi lebih efektif, aktif, menyenangkan  dan lebih mudah dipahami oleh siswa.
Diharapkan adanya pembiasaan dan penerapan pembelajaran kooperatif pada setiap mata pelajaran mengingat dampak positif yang diperoleh dari model pembelajaran tersebut baik bagi peserta didik maupun bagi guru.




DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajat.2008. Media Pembelajaran. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Panduan penilaian Kelompok mata pelajaran
Depdiknas. 2003.  Undang-Undang RI  No 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta
Dimyati dan Mujiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Ginnis Paul. 2008. Trik dan Taktik Mengajar, PT Indeks, Jakarta
Hamalik Oemar. 1985, Media Pendidikan, Alumni Bandung
Jati Wijaya, dkk. 2005. Sains Biologi 1B, Penerbit Yudhistira.
Kaufeldt Martha. 2008. Wahai Para Guru Ubahlah Cara Mengajarmu, PT Indeks, Jakarta
Nurhadi, B. Yasin A.G. Senduk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK, Penerbit Universitas Negeri Malang: Malang.
Nuryani Rustaman. 2008. Strategi Belajar Mengajar Biologi, UM Press, IKIP Malang
Partin, Ronald L. 2009.  Kiat Nyaman Mengajar Di Dalam Kelas. Edisi ke-2. PT Indeks. Jakarta
Rusefendi. 1988. Pengantar kepada membantu guru mengembangkan kompetensinya dalam mengajar matematika untuk meningkatkan CBSA, Tarsito Bandung
Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan makna pembelajaran .Bandung: Alfabeta
Silberman, Melvin L. 2007. Active Learning 101 Stretegi Pembelajaran Aktif. Pustaka Insan Madani. Yogyakarta.
.Sukidin, Basrowi, dan Suranto. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendikia.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Pustaka.
 Winarsih, Anny. 2008. IPA Terpadu SMP/MTs Kelas VII. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta




1 komentar: