PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF
MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK
DENGAN TEKNIK MENGHAFAL BERLAPIS BERULANG BERTINGKAT UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI A1 SMAN 2 MEJAYAN SEMESTER GASAL
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh : NUNING
KRISNAWATI, S.Pd., SMAN 2 Mejayan Kabupaten Madiun
ABSTRAK
Kata Kunci
: Kurikulum
2013, Pembelajaran Aktif, Pendekatan
Saintifik, Teknik Menghafal Berlapis Berulang Bertingkat, Hasil Belajar
Siswa.
Karena biologi merupakan pelajaran
yang menarik dan diperlukan, seharusnya membuat siswa lebih senang dan lebih
tertarik serta tertantang untuk mempelajarinya. Kenyataannya banyak siswa yang
kurang menyukai pelajaran biologi dengan berbagai macam alasan, antara lain :
biologi banyak hafalan.
Proses pembelajaran pada Kurikulum
2013 didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui kegiatan
mengamati, menanya, mencoba, menganalisis, mengkomunikasikan, untuk menguasai
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti
pada tingkat yang memuaskan. Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar
karakteristik konten kompetensi yaitu pengetahuan yang merupakan konten yang bersifat mastery dan diajarkan secara langsung, keterampilan kognitif dan
psikomotorik adalah konten yang bersifat developmental
yang dapat dilatih dan diajarkan secara langsung, sedangkan sikap adalah konten
developmental dan dikembangkan
melalui proses pendidikan yang tidak langsung. Pembelajaran kompetensi untuk
konten yang bersifat developmental dilaksanakan
berkesinambungan antara satu pertemuan dengan pertemuan lainnya dan saling
memperkuat antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
Untuk mengatasi banyaknya hafalan
pada mata pelajaran biologi diperlukan model pembelajaran yang bisa
mengaktifkan semua siswa dan teknik yang holistik, mudah dan menarik serta
mempunyai resistensi daya ingat yang sangat lama. Model pembelajaran aktif
melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan teknik menghafal berlapis
berulang bertingkat bisa digunakan untuk mengatasi masalah banyaknya hafalan
pada mata pelajaran biologi.
Dari hasil pengamatan pada siklus I dan II
diketahui bahwa terjadi perbaikan aktifitas guru dalam pembelajaran dari nilai
83,75 menjadi 97,50 atau naik 13,75 %, terjadi perbaikan
aktifitas belajar siswa dari nilai 88,24 menjadi 98,16 atau naik 9,92 %.
Terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebagai berikut : Nilai tertinggi pada
siklus I 93 dan pada siklus II 100, terjadi kenaikan 7 %. Nilai terendah pada
siklus I 74 dan pada siklus II 92, terjadi kenaikan 18 %. Nilai rata-rata kelas
pada siklus I 86 dan pada siklus II 96, terjadi kenaikan 10 %. Jumlah siswa
yang tuntas belajar pada siklus I sebanyak
97 % dan pada siklus II 100 %.
PENDAHULUAN
Mata pelajaran bologi seharusnya menjadi mata pelajaran
yang menarik dan diperlukan oleh
semua siswa, karena selain tidak menggunakan banyak rumus dan hitungan biologi mempelajari tubuhnya sendiri, hewan,
tumbuhan dan lingkungan di sekitarnya. Karena biologi merupakan pelajaran yang
menarik dan diperlukan, seharusnya membuat siswa lebih senang dan lebih
tertarik serta tertantang untuk mempelajarinya.
Kenyataannya banyak siswa yang kurang menyukai dan tidak
memerlukan belajar biologi dengan berbagai macam alasan, antara lain : biologi
banyak hafalan.
Pada Kurikulum 2013, proses pembelajaran didasarkan atas
prinsip pembelajaran siswa aktif untuk menguasai Kompetensi Dasar dan
Kompetensi Inti pada tingkat yang
memuaskan. Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa
aktif melalui kegiatan mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak),
menanya (lisan, tulis), mencoba, menganalisis (menghubungkan, menentukan
keterkaitan, membangun cerita/konsep), mengkomunikasikan (lisan, tulis, gambar,
grafik, tabel, chart).
Proses pembelajaran dikembangkan
atas dasar karakteristik konten kompetensi yaitu pengetahuan yang
merupakan konten yang bersifat mastery dan diajarkan secara langsung (direct teaching), keterampilan kognitif
dan psikomotorik adalah konten yang bersifat developmental yang dapat dilatih (trainable) dan diajarkan secara langsung (direct teaching), sedangkan sikap adalah konten developmental dan dikembangkan melalui
proses pendidikan yang tidak langsung (indirect
teaching). Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat developmental dilaksanakan berkesinambungan
antara satu pertemuan dengan pertemuan lainnya dan saling memperkuat antara
satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
Untuk mengatasi banyaknya hafalan pada mata pelajaran
biologi diperlukan model pembelajaran yang bisa mengaktifkan semua siswa dan
teknik yang holistik, mudah dan menarik serta mempunyai resistensi daya ingat
yang sangat lama. Model pembelajaran aktif melalui pendekatan saintifik dengan
menggunakan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat bisa digunakan untuk
mengatasi masalah banyaknya hafalan pada mata pelajaran biologi.
Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
a. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah penerapan model pembelajaran aktif melalui pendekatan
saintifik dengan teknik menghafal
berlapis berulang bertingkat dapat meningkatkan
hasil belajar biologi di kelas XI A1 SMAN 2 Mejayan semester gasal Tahun Pelajaran 2014/2015 ?
b. Pemecahan
Masalah
Agar peningkatan hasil belajar siswa di kelas
XI A1 SMAN 2 Mejayan berhasil dengan
baik maka diperlukan upaya tindakan kelas yaitu memodifikasi model pembelajaran
dengan penerapan model pembelajaran aktif
melalui pendekatan saintifik dengan
teknik menghafal berlapis berulang bertingkat yang terstruktur dengan baik.
Dengan kegiatan ini diharapkan siswa akan bisa belajar secara mandiri dan juga
berkelompok dengan lebih baik dan aktif, sehingga hasil belajar siswa akan meningkat.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan ini bertujuan untuk mendeskripsikan
tingkat efektifitas penerapan model
pembelajaran aktif melalui pendekatan saintifik
dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat terhadap hasil belajar biologi biologi siswa
kelas XI A1 SMAN 2 Mejayan semester
gasal tahun pelajaran 2014/2015.
Hipotesis Tindakan
Jika proses pembelajaran biologi menerapkan model pembelajaran aktif melalui pendekatan saintifik dengan teknik menghafal berlapis berulang
bertingkat, maka akan dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XI
A1 SMAN 2 Mejayan semester gasal tahun
pelajaran 2014/2015.
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
a.
Meningkatan
kualitas dan memperbaiki proses pembelajaran secara berkesinambungan,
mengembangkan profesionalitas guru, dan menumbuhkembangkan budaya meneliti
bagi guru.
b.
Memberi
masukan dan alternatif teknik pembelajaran inovatif kepada guru mata pelajaran biologi
sehingga proses pembelajaran siswa menjadi lebih aktif dan menyenangkan.
c.
Memberikan
teknik belajar yang holistik, mudah dan menarik serta mempunyai retensi daya
ingat yang sangat lama kepada siswa
untuk mencapai ketuntasan belajar, baik pada ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Indikator keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila 80% jumlah
siswa mencapai dan atau melampaui skor 75.
KAJIAN PUSTAKA
A. Kurikulum
2013
Pembelajaran
intrakurikuler didasarkan pada prinsip-prinsip :
a.
Proses
pembelajaran intrakurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan dengan
mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan
masyarakat.
b.
Proses
pembelajaran diSMA/MA,dan SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yang dikembangkan guru.
c.
Proses
pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk menguasai
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti
pada tingkat yang memuaskan (excepted).
d.
Proses
pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten kompetensi yaitu
pengetahuan yang merupakan konten yang
bersifat mastery dan diajarkan secara
langsung (direct teaching),
keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah konten yang bersifat developmental yang dapat dilatih (trainable) dan diajarkan secara langsung
(direct teaching), sedangkan sikap
adalah konten developmental dan
dikembangkan melalui proses pendidikan yang tidak langsung (indirect teaching).
e.
Pembelajaran
kompetensi untuk konten yang bersifat developmental
dilaksanakan berkesinambungan antara satu pertemuan dengan pertemuan lainnyadan
saling memperkuat antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
f.
Proses
pembelajaran tidak langsung terjadi pada setiap kegiatan belajar yang terjadi
di kelas, sekolah, rumah dan masyarakat. Proses pembelajaran tidak langsung
bukan kurikulum tersembunyi karena sikap yang dikembangkan dalam proses
pembelajaran tidak langsung harus tercantum dalam silabus, dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru.
g.
Proses
pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui kegiatan
mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak), menanya (lisan, tulis), mencoba,
menganalisis (menghubungkan, menentukan keterkaitan, membangun
cerita/konsep), mengkomunikasikan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart).
h.
Pembelajaran
remedial dilaksanakan untuk membantu peserta didik menguasai kompetensi yang
masih kurang. Pembelajaran remedial dirancang dan dilaksanakan berdasarkan
kelemahan yang ditemukan berdasarkan analisis hasil tes, ulangan, dan tugas
setiap peserta didik. Pembelajaran remedial dirancang untuk individu, kelompok
atau kelas sesuai dengan hasil analisis jawaban peserta didik.
i.
Penilaian
hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya
segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan
kompetensi pada tingkat memuaskan.
Kurikulum 2013 dalam rekonstruksi kompetensi
mencakup: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
a.
Kompetensi
sikap mencakup sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2).
•
Sikap
spiritual (KI-1) untuk mencapai insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
•
Sikap
sosial (KI-2) untuk mencapai insan yang berakhlak mulia, sehat, mandiri,
demokratis, bertanggung jawab.
b.
Kompetensi
pengetahuan (KI-3) untuk mencapai insan yang berilmu.
c.
Kompetensi
keterampilan (KI-4) untuk mencaai insan yang cakap dan kreatif.
Kurikulum 2013 mengusung adanya keseimbangan
antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills..
Elemen perubahan jenjang SD, SMP, SMA, SMK dalam
kompetensi lulusan adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Elemen perubahan kedudukan mata pelajaran (ISI), adalah
kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata
pelajaran dikembangkan dari kompetensi.
Salah satu karakteristik Kurikulum 2013
adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun
soft skills dan hard skills peserta didik dari mulai jenjang SD, SMP, SMA/ SMK, dan
PT seperti yang diungkapkan Marzano (1985) dan Bruner (1960). Pada jenjang SD
ranah attitude harus lebih banyak
atau lebih dominan dikenalkan, diajarkan dan atau dicontohkan pada anak,
kemudian diikuti ranah skill, dan
ranah knowledge lebih sedikit
diajarkan pada anak.Hal ini berbanding terbalik dengan membangun soft skills dan hard skills pada jenjang PT. Di PT ranah knowledge lebih dominan diajarkan dibandingkan ranah skills dan attutude.
Dalam kurikulum 2013 untuk jenjang SD, SMP,
SMA, dan PT memadukan lintasan taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl, keterampilan (skill) dari Dyers, dan Pengetahuan (knowledge) dari Bloom dengan revisi oleh Anderson. Taksonomi sikap
(attitude) dari Krathwohl meliputi: accepting, responding, valuing,
organizing/internalizing, dan
characterizing/actualizing. Taksonomi keterampilan (skill) dari Dyers meliputi: observing,
questioning, experimenting, associating, dan communicating. Taksonomi pengetahuan (knowledge) dari Bloom degan revisi oleh Anderson meliputi: knowing/ remembering, understanding,
appllying, analyzing, evaluating, dan creating.
Langkah penguatan terjadi pada proses
pembelajaran dan proses penilaian. Penguatan pada proses pembelajaran
karakteristik penguatannya mencakup: a) menggunakan pendekatan saintifik
melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menalar, mencipta,
dan mengkomunikasikan dengan tetap memperhatikan karakteristik peserta didik,
b) menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata
pelajaran, c) menuntun peserta didik untuk mencari tahu, bukan diberitahu
(discovery learning), dan d) menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat
komunikasi, pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis, dan kreatif.
Penguatan pada penilaian pembelajaran karakteristik penguatannya, mencakup: a)
mengukur tingkat berpikir mulai dari rendah sampai tinggi, b) menekankan pada
pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar hafalan), c)
mengukur proses kerja peserta didik, bukan hanya hasil kerja peserta didik, dan
d) menggunakan portofolio pembelajaran peserta didik.
Critical point implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat dari: a)
perancangan RPP, b) pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP, c) supervisi
pendampingan, dan d) budaya mutu sekolah.
B. Pendekatan
Saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan
pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun
pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah
yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense
of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989).
Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan
untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah
bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik
(Zamroni, 2000; & Semiawan, 1998).
Pembelajaran saintifik
tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses
pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik
menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan
keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan
keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu
(Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian
pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta
didik dipandang
sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan
mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan
berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains
sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan
penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta
didik diarahkan
untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru
yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada
pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan
mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan
(Semiawan: 1992).
Model ini juga tercakup
penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau
gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan
melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains
menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan
yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan
generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta
didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam
memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai
organisator dan fasilitator pembelajaran.
Model pembelajaran
berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup
siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses
konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada
hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu
kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam
mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).
Sesuai dengan
karakteristik biologi sebagai bagian dari natural science, pembelajaran biologi
harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan
kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati,
menanya, mencoba / mengumpulkan data / informasi, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan.
(1)
Kegiatan
mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi
nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau
fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau
menyimak.
(2)
Kegiatan
menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam
bentuk konsep, prisnsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir
metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemapuan berpikir tingkat tinggi (critical
thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya
dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas.
Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan
dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.
(3)
Kegiatan mencoba bermanfaat untuk
meningkatkan keingintahuan siswa untuk memperkuat pemahaman konsep dan
prinsip/prosedur dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreatifitas, dan
keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan
melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data.
Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat
disarankan dalam kegiatan ini.
(4) Kegiatan
mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah.
Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan
yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang
direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktifitas antara
lain menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan
memprediksi / mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau
praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir
kritis tingkat tinggi (higher order
thinking skills) hingga berpikir metakognitif.
(5) Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk
menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa,
diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan
pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui
presentasi, membuat laporan, dan/ atau
unjuk karya.
Kelima pengalaman belajar (mengamati,
menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan menkomunikasikan) merupakan
standar minimal yang harus dibelajarkan kepada siswa melalui model model
pembelajaran yang sesuai dengan materi biologi.
C. Pembelajaran
Aktif (Active Learning)
Belajar merupakan proses yang
aktif, yakni melihat, mengamati, dan memahami sesuatu serta proses berbuat
melalui pengalaman. Dengan kata lain bahwa dalam proses belajar siswa ditandai
dengan adanya proses perubahan tingkah laku melalui berbagai pengalaman yang
diperolehnya.
Menurut Suprana (1997) proses belajar
mengajar mempunyai ciri-ciri :
a.
Belajar
berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka
lihat, dengar, rasakan secara alamiah. Konstruksi makna itu dipengaruhi oleh
pengertian yang telah ia miliki sebelumnya.
b.
Belajar
bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta melainkan lebih suatu pengembangan
pengertian dengan membangun pengertian baru.
c.
Hasil
belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan
lingkungannya.
Pembelajaran biologi yang relevan dengan
Kurikulum 2013 adalah pembelajaran aktif, dimana siswa diajak untuk melakukan
suatu kegiatan agar siswa dapat menggunakan koordinasi antara otak kanan, otak
kiri dan seluruh organ tubuhya untuk belajar dan berlatih, serta menerapkan apa
yang telah dipelajari. Melalui pembelajaran aktif ini diharapkan proses
pembelajaran siswa dapat mencapai aspek-aspek yang lebih tinggi (analisis,
sintesis, dan evaluasi), beraktifitas
membaca, aktif berdiskusi, dan menulis serta mendorong siswa untuk
menggali dan mengeksplore potensi
yang dimilikinya.
D.
Sistem Memori Pada Manusia
Menurut
Lashley’s banyak daerah dan struktur di otak sebagaimana korteks serebri juga
berperan dalam belajar dan mengingat. Ingatan juga kelihatannya didistribusikan
secara berlebihan didaerah korteks.
Untuk
mengingat sesuatu manusia harus berhasil melakukan 3 hal yaitu : mendapatkan
informasi, menyimpannya dan mengeluarkan kembali (memanggil kembali). Kegagalan
dalam mengingat sesuatu dapat disebabkan karena gangguan pada salah satu dari
ke 3 proses tersebut. (Bloom 1988).
Secara
neurobiologi pada proses belajar dan ingatan terdapat 4 prinsip dasar, yaitu:
1.
Ingatan
mempunyai beberapa tahap dan selalu berubah
2.
Ingatan
jangka panjang akan terjadi perubahan fisik pada otak
3.
jejak
ingatan didistribusikan diseluruh sistem saraf
4.
Hipokampus
dan lobus temporalis mempunyai fungsi yang unik dalam proses ingatan manusia.
Tahapan
ingatan
Menurut
Donald Hebb (1949), ingatan dibedakan atas ingatan jangka pendek (short term memory) dan ingatan jangka
panjang (long term memory). Ingatan
jangka pendek adalah suatu proses aktif yang berlangsungnya terbatas, tidak
meninggalkan bekas. Ingatan jangka pendek ini diperantarai oleh post tetanic potensiation atau inhibisi
presynaptik. Bentuk belajar jangka pendek yang paling sederhana disimpan dalam
perubahan fisik dalam reseptor perifer yang sifatnya sementara.
Proses
pemanggilan kembali ingatan yang relatif
baru mudah terganggu, kecuali bila sudah disimpan dalam penyimpanan
ingatan jangka panjang, yang relatif lebih stabil.
Ingatan
jangka panjang akan menimbulkan perubahan fisik pada otak
Ingatan
jangka panjang dihasilkan oleh perubahan struktural pada sistem saraf, yang
terjadi karena aktifasi berulang terhadap lingkaran neuron (loop of neuron). Lingakaran tersebut
dapat dari korteks ke thalamus atau hipokampus, kembali lagi ke korteks.
Aktifasi berulang terhadap neuron yang membentuk loop tersebut akan menyebabkan
synaps diantara mereka secara fungsional berhubungan. Sekali terjadi hubungan,
maka neuron tersebut akan merupakan suatu kumpulan sel, yang bila tereksitasi
pada neuron tersebut akan terjadi aktifasi seluruh kumpulan sel tersebut.
Dengan demikian dapat disimpan dan dikembalikan lagi oleh berbagai sensasi,
pikiran atau emosi yang mengaktifasi beberapa neuron dari kumpulan sel
tersebut. Menurut Hebb perubahan struktural tersebut terjadi di sinaps.
(Kupferman 1981, Bloom 1988).
Jejak
memori didistribusikan secara luas
Untuk
mengingat sesuatu, seseorang harus berhasil melaksanakan 3 hal, yaitu
mendapatkan informasi, menahan / meyimpannya dan mengeluarkannya. Bila kita
lupa akan sesuatu, maka gangguan dapat terjadi pada bagian mana saja dari ke 3
proses tersebut. (Bloom, 1988).
Menurut
Jerome Bruner manusia mempunyai kapasitas dan kecendrungan untuk berubah karena
menghadapi kejadian yang umum. Ingatan mempunyai beberapa fase; yaitu waktunya
sangat singkat (extremely short term)
/ ingatan segera (immediate memory),
item hanya dapat disimpan dalam beberapa detik, ingatan jangka pendek (short term), items dapat ditahan dalam
beberapa menit, ingatan jangka panjang (long
term), penyimpanan berlangsung beberapa jam sampai seumur hidup.
Ingatan
tidak terlokalisir pada struktur tertentu dari otak. Menurut Pavlov proses
belajar terbatas pada neokorteks, menurut P.S. Surrager dan E. Culler 1940
kondisi klasik refleks sederhana yang tertentu dapat diperantarai oleh medula
spinalis, walaupun hubungan telah terputus dari otak. Jadi seluruh sistem saraf
mempunyai alat yang dibutuhkan untuk penyimpanan memori.
Fungsi
otak dalam memori
Pada
manusia, hipokampus, amigdala dan struktur yang berhubungan berperan pada
konsolidasi memori dan pada perubahan deklaratif memori menjadi ingatan jangka
panjang. Daerah thalamus berperan pada initial
coding pada informasi deklaratif tertentu. Proses belajar deklaratif pada
manusia dilakukan oleh lobus temporalis dan bagian dari thalamus. Hipokampus
berperan dalam mempelajari spatial map.
Sebagian besar kegiatan manusia
berhubungan dengan memori (ingatan) manusia, seperti saat manusia selalu
mengingat semua yang terjadi, memori manusia berisi semua pengetahuan dari urutan perilaku. Memungkinkan seseorang
melakukan tindakan yang berulang, menggunakan bahasa, menggunakan informasi yang baru diterima melalui inderanya,
mengidentifikasi dengan menggunakan informasi yang pernah diterima dari
pengalaman masa lalu. Secara
umum ada 3 jenis/fungsi memori :
·
tempat penyaringan (sensor)
·
tempat memproses ingatan (memori
jangka pendek)
·
memori jangka panjang
Diagram
proses memori pada manusia
Memori penyaring
Bekerja
sebagai tempat penyimpan sementara (buffer) untuk menerima rangsang dari
indera. Terdiri dari 3 saluran penyaring :
·
iconik : menerima rangsang
penglihatan (visual)
·
echoik : menerima rangsang suara
·
haptik : menerima rangsang sentuhan
Isi
memori selalu diperbaharui setiap kali ada rangsang yang masuk. Informasi akan
dilanjutkan ke memori jangka pendek dengan catatan hanya rangsang yang
dibutuhkan saat itu, berupa perhatian pikiran pada salah satu dari sekian
banyak rangsang yang masuk.
Memori jangka pendek
Memori
jangka pendek/memori kerja bertindak sebagai tempat menyimpan data sementara,
digunakan untuk menyimpan informasi yang hanya dibutuhkan sesaat.
Memori
dapat diakses dengan cepat ±70 ms, penghilangan cepat ±200 ms. Kapasitas memori kecil / terbatas
Memori jangka panjang
Memori
ini diperlukan untuk menyimpan informasi
dalam jangka waktu lama. Merupakan tempat menyimpan seluruh pengetahuan,
fakta informasi, pengalaman, urutan perilaku, dan segala sesuatu yang
diketahui. Kapasitas besar/tidak terbatas, kecepatan akses lebih lambat ± 1/10
detik, proses penghilangan pelan
Proses dalam memori jangka panjang
a.
informasi berpindah dari memori
jangka pendek ke memori jangka panjang dengan adanya latihan / ulangan /
repetisi
b.
jumlah yang bertahan bersifat
proposional menurut waktu latihannya
c.
optimalisasikan dengan mengembangkan
pengetahuan
d.
susunan, arti, dan pembiasaan
membuat informasi lebih mudah diingat
E. Tujuh
Langkah Accelerated Learning
1.
Langkah
1 : Rileks
2.
Langkah
2 : Membaca sekilas
3.
Langkah
3 : Penyerapan awal
4.
Langkah
4 : Memproses informasi
5.
Langkah
5 : Menanam ingatan dengan perasaan / emosi.
6.
Langkah
6 : Menggunakan informasi
7.
Langkah
7 : Pengulangan secara terus menerus. Informasi berpindah dari memori jangka pendek ke memori jangka
panjang dengan adanya latihan / ulangan / repetisi
F. Teknik
Menghafal Berlapis Berulang Bertingkat
Yang dimaksud teknik menghafal berlapis
berulang bertingkat (pal lapis langkat) adalah suatu cara menghafal secara
terstruktur dan berjenjang yang selalu dimulai dari yang dihafal
pertama/sebelumnya ditambah satu hafalan berikutnya. Syarat menghafalnya :
1. Menggunakan perasaan senang,
tenang, sungguh-sungguh dan telaten;
2. Menggunakan gerakan tangan
untuk menunjuk gambar yang telah terekam di otak dan menyebutkan nama bagian
yang ditunjuk sampai terdengar di telinga sendiri;
3. Menggunakan teknik memotret dan
merekam dengan cara melihat objek untuk
memotret dan memejamkan mata untuk merekam objek ke otak.
4. Teknik menghafal dilakukan
searah jarum jam.
Jika digambarkan sebagai berikut :
1
1 + 1
1 + 1 + 1
1 + 1 + 1 + 1
1 + 1 + 1 + 1 + 1
1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1
1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1
Setiap hafal satu bagian ditambah satu bagian
lagi dan dihafalkan lagi mulai dari awal.
Contoh : Menghafal organ penyusun sistem
urinaria manusia.
1.
Gambar
sistem uriania
(Gambar sistem urinaria dipotret dan
direkamkan ke otak dengan memejamkan mata, gambar dalam bayangan di otak
ditunjuk dengan jari sambil mulutnya menyebutkan nama bagian dan telinga
mendengarkan)
2.
Gambar
+ ket. Ginjal
(Gambar sistem urinaria dan keterangan ginjal
dipotret dan direkamkan ke otak dengan memejamkan mata, gambar dalam bayangan
di otak beserta keterangannya ditunjuk satu persatu dengan jari sambil mulutnya
menyebutkan nama bagian dan telinga mendengarkan)
3.
Gambar
+ ket. ginjal + ket. Ueter
(Gambar sistem urinaria, keterangan ginjal dan
keterangan ureter dipotret dan direkamkan ke otak dengan memejamkan mata,
gambar dalam bayangan di otak beserta keterangannya ditunjuk satu persatu
dengan jari sambil mulutnya menyebutkan nama bagian dan telinga mendengarkan)
4.
Gambar
+ ket. ginjal + ket. ureter + ket. kandung kemih
(Gambar sistem urinaria, keterangan ginjal,
keterangan ureter dan keterangan kandung kemih dipotret dan direkamkan ke otak
dengan memejamkan mata, gambar dalam bayangan di otak beserta keterangannya
ditunjuk satu persatu dengan jari sambil mulutnya menyebutkan nama bagian dan
telinga mendengarkan)
5.
Gambar
+ ket. ginjal + ket. ureter + ket. kandung kemih + ket. uretra.
(Gambar sistem urinaria, keterangan ginjal,
keterangan ureter, keterangan kandung
kemih dan keterangan uretra dipotret dan direkamkan ke otak dengan memejamkan
mata, gambar dalam bayangan di otak beserta keterangannya ditunjuk satu persatu
dengan jari sambil mulutnya menyebutkan nama bagian dan telinga mendengarkan)
Melalui teknik menghafal berlapis berulang bertingkat
(pal lapis langkat) ini diharapkan akan terjadi jejak refleks impuls saraf ke penyimpanan
memori di otak, dan terjadi penyimpanan memori yang terstruktur rapi sehingga
mudah dipanggil ulang (recall).
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Umum
1. Jenis
Penelitian
Penelitian ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas yang merupakan penelitian diagnostik yang dirancang
dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti menerapkan model pembelajaran aktif melalui pendekatan saintifik dengan teknik menghafal berlapis berulang
bertingkat.
2. Subjek
Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI
A1 SMAN 2 Mejayan Kabupaten Madiun
semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.
3. Tempat
Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan di kelas XI A1 SMAN 2 Mejayan Kabupaten Madiun semester gasal tahun
pelajaran 2014/2015.
4. Waktu
Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan mulai bulan Juli sampai September 2014. Pengambilan data dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 6 dan 13 Agustus 2014.
B.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
tindakan kelas yang terdiri dari 4 tahapan dasar sebagai rangkaian langkah yang
membentuk spiral, yaitu perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan
tindakan (acting/ implementing), pengamatan tindakan (observing),
dan refleksi (reflecting).
C. Deskripsi
Setiap Siklus
Perencanaan Perbaikan Pembelajaran
Perbaikan proses pembelajaran direncanakan
sebanyak 2 siklus.
a.
Masalah
yang akan diperbaiki
1.
Teknik
pembelajaran biologi yang dilakukan Guru.
2.
Teknik
belajar biologi yang dilakukan oleh siswa.
b.
Cara
mengatasi masalah
Melakukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran aktif melalui
pendekatan saintifik dengan teknik
menghafal berlapis berulang bertingkat. Langkah-langkah kegiatan
perencanaan pembelajaran dilakukan setiap siklus.
Siklus I
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap
perencanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut :
a)
Membuat
skenario pembelajaran biologi dengan menerapkan model pembelajaran aktif
melalui pendekatan saintifik dengan teknik
menghafal berlapis berulang bertingkat yang tersusun dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran siklus I
b)
Membuat
dan menyiapkan lembar pengamatan aktivitas pembelajaran guru dan aktivitas
belajar siswa
c)
Membuat
Lembar Kerja Siswa (LKS)
d)
Membuat
dan menyiapkan alat evaluasi
e)
Mempersiapkan
alat-alat / media pembelajaran
f)
Melaksanakan
proses pembelajaran
g)
Melakukan
evaluasi
h)
Melakukan
analisis dan refleksi
Siklus II
Pada kegiatan perencanaan siklus II dilakukan
kegiatan persiapan seperti halnya pada siklus I dengan beberapa perubahan dan
perbaikan. Perubahan dan perbaikan rencana kegiatan didasarkan pada hasil
analisis dan refleksi pada siklus I
a)
Mendaftar
siswa yang memiliki nilai rendah atau kurang dari KKM 75 dan mencari
penyebabnya.
b)
Menyiapkan
sejumlah petunjuk kepada siswa yang belum mengikuti petunjuk atau aturan dalam pembelajaran
aktif melalui pendekatan saintifik
dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat pada siklus II.
c)
Membuat
skenario pembelajaran biologi yang
tersusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II.
d)
Membuat
dan menyiapkan lembar pengamatan aktivitas pembelajaran guru dan aktivitas
belajar siswa pada siklus II.
e)
Membuat
Lembar Kerja Siswa (LKS) pada siklus II.
f)
Membuat
dan menyiapkan alat evaluasi pada siklus II.
g)
Mempersiapkan
alat-alat / media pembelajaran pada siklus II.
h)
Melaksanakan
proses pembelajaran pada siklus II.
i)
Melakukan
evaluasi pada siklus II.
j)
Melakan
analisis dan refleksi pada siklus II.
D. Pengamatan,
Pengumpulan Data dan Instrumen
1. Pengamatan
Untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi
kegiatan perbaikan pembelajaran pada setiap siklus, dilakukan pengamatan
terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung oleh teman sejawat. Dalam
penelitian ini peneliti meminta bantuan saudari Suratmi, S.Pd dan saudari Dwi
Susanti, S.Pd. Adapun hal-hal yang diamati adalah aktivitas guru mulai dari
kegiatan persiapan, pendahuluan, pembimbingan siswa, kegiatan inti, pemanfaatan
waktu, suasana kelas, sampai dengan menutup proses pembelajaran.
Kegiatan pengamatan terhadap aktivitas guru
yang dimaksud adalah mencatat berbagai kekuatan dan kelemahan guru di dalam
proses pembelajaran siswa dengan panduan lembar pengamatan yang sudah
disediakan. Isi catatan ini akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dan
refleksi untuk melakukan kegiatan perbaikan pada siklus berikutnya.
Selain aktivitas guru, teman sejawat sebagai
observer juga mengamati dan mencatat aktivitas siswa pada lembar pengamatan yang
sudah disediakan. Bagaimana bentuk kerjasama, tingkat keaktifan siswa, dan
tingkat perhatian siswa dalam proses pembelajaran ini dicatat secara
keseluruhan.
2. Pengumpulan
Data
Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan
terhadap kegiatan pembelajaran. Data yang dikumpulkan berupa data kualitatif dan
data kuantitatif. Data kualitatif berupa deskripsi atau catatan kegiatan baik
yang berupa kelemahan maupun kekuatan yang dilakukan oleh guru maupun siswa
dalam proses pembelajaran. Sedangkan data kuantitatif berupa nilai hasil
belajar siswa pada setiap siklus.
3. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam melaksanakan
perbaikan pembelajaran yaitu :
1)
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2)
Lembar
Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
3)
Lembar
Kerja Siswa (LKS)
4)
Naskah
Soal Evaluasi
5)
Format
Hasil Evaluasi
E. Analisis
Data
Hal yang akan diajukan sebagai indikator
untuk mengukur keberhasilan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah tingkat
aktivitas dan hasil belajar serta sikap siswa pada penerapan model pembelajaran
aktif melalui pendekatan saintifik
dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat.
Pembelajaran menerapkan model pembelajaran
aktif melalui pendekatan saintifik
dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat dikatakan berhasil
apabila :
1.
80%
jumlah siswa mencapai dan atau melampaui nilai pengetahuan 75;
2.
80%
jumlah siswa mencapai nilai sikap baik dan sangat baik;
3.
80%
jumlah siswa mencapai nilai sikap baik dan sangat baik.
F. Refleksi
Kegiatan refleksi yang dilakukan antara lain
sebagai berikut :
a.
Analisis,
sintesis, dan interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh dalam
pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran.
b.
Melakukan
evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan perbaikan
pembelajaran.
c.
Memperbaiki
proses pembelajaran yang telah dilakukan sebagai bentuk pelayanan pembelajaran
siswa secara berkelanjutan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi
Situasi dan Kondisi Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini
dilaksanakan di Kelas XI A1 SMAN 2 Mejayan Kabupaten Madiun
semester gasal tahun pelajaran 2014/2015, sekolah dimana peneliti melaksanakan
tugas sebagai guru mata pelajaran Biologi. Kelas XI A1 berjumlah 34 siswa
terdiri dari 13 siswa putra dan 21 siswa putri. Adapun alasan peneliti memilih
kelas tersebut adalah karena pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015 ini
peneliti mengajar di kelas XI A1, dan berusaha
menerapkan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 serta mempertajam fase
pengamatan dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat.
B. Hasil Penelitian
Siklus I
1.
Perencanaan (Planning)
Dalam kegiatan perencanaan
Siklus I guru melakukan :
a. pengamatan
pendahuluan untuk mengetahui kondisi awal siswa dan keadaan kelas penelitian.
b. Guru menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyusun instrumen pembelajaran yang
meliputi :
·
Lembar Kerja Siswa (LKS)
·
Instrumen penilaian
·
Soal uji pengamatan
·
Soal evaluasi pengetahuan akhir
·
Lembar observasi aktivitas guru
dalam pembelajaran biologi
·
Lembar observasi aktivitas siswa
dalam belajar biologi
2. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan
guru melakukan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran aktif
melaui teknik menghafal
berlapis berulang bertingkat.
a.
Tahap pembukaan
· Guru
melakukan apersepsi awal kepada siswa.
· Guru
melakukan eksplorasi
· Guru
memotivasi siswa
· Guru
menunjukkan tujuan pembelajaran dan teknik baru yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran.
b.
Kegiatan Inti
·
Guru membagi kelompok beranggota 6
orang.
·
Guru membagikan Lembar Kerja Siswa
(LKS)
·
Guru menjelaskan aturan dalam mengamati
dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat.
·
Guru membuka sesi tanya jawab untuk
menanyakan aturan dalam mengamati dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat yang belum
dimengerti siswa.
Mengamati :
-
Siswa
diajak mengamati (video/foto) tumbuhan dan hewan
Menananya :
-
Guru menggiring siswa sehingga
timbul pertanyaan pada siswa, misalnya :
1) Adakah perbedaan antara sel yang menyusun
tubuh tumbuhan dan hewan ?
2) Samakah
struktur sel hewan dengan sel tumbuhan ?
3) Apa yang
membedakan sel hewan dengan sel tumbuhan ?
Mengumpulkan data :
-
Siswa mengumpulkan data dengan cara
mengamati sel hewan dengan teliti dengan teknik menghafal berlapis
berulang
§
Guru meminta siswa untuk melakukan
kegiatan mengamati dengan teliti dengan teknik menghafal berlapis berulang pada LKS gambar sel hewan, gambar 1, selama 15
menit.
§
Sambil menunggu siswa menghafal guru
membagikan lembar uji pengamatan 1.
§
Setelah 15 menit guru meminta siswa
dalam kelompok untuk saling menyimak hasil pengamatan temannya, masing-masing
selama 2 menit.
§
Guru meminta siswa untuk mengerjakan
lembar uji pengamatan1 selama 2 menit.
§
Guru mengajak siswa untuk
mencocokkan hasil uji pengamatan 1. Guru memberikan jawaban yang benar dan
penguatan jawaban.
§
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan perbaikan data hafalan pada pengamatan 1 dan atau
penguatan di memori selama 2 menit.
-
Mengamati sel tumbuhan dengan teliti
dengan teknik menghafal berlapis berulang
§
Guru meminta siswa untuk melakukan
kegiatan mengamati dengan teliti dengan teknik menghafal berlapis berulang pada LKS gambar sel tumbuhan, gambar 2,
selama 15 menit.
§
Sambil menunggu siswa melakukan
pengamatan guru membagikan lembar uji pengamatan 2.
§
Setelah 15 menit guru meminta siswa
dalam kelompok untuk saling menyimak pengamatan temannya, masing-masing selama 2
menit.
§
Guru meminta siswa untuk mengerjakan
lembar uji pengamatan 2 selama 2 menit.
§
Guru mengajak siswa untuk
mencocokkan hasil uji pengamatan 2. Guru memberikan jawaban yang benar dan
penguatan jawaban.
§
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan perbaikan data hafalan
pada pengamatan 2 dan atau penguatan di memori selama 2 menit.
-
Dengan studi literatur siswa mencari
tahu tentang struktur dan fungsi masing-masing organel sel pada sel hewan dan
sel tumbuhan.
Mengasosiasi/mengolah data :
-
Siswa melakukan diskusi kelompok
untuk mengolah data, membandingkan struktur dan fungsi sel hewan dengan sel
tumbuhan.
-
Membuat tabel perbandingan sel hewan
dengan sel tumbuhan
-
Menyusun simpulan
Mengomunikasi :
-
Masing-masing kelompok menyusun
laporan
-
Masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya di depan kelas.
c.
Kegiatan Penutup
1. Guru
melakukan konfirmasi terhadap hasil belajar siswa.
2.
Guru
bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini, serta mendorong siswa
untuk selalu bersyukur atas karunia Tuhan berupa adanya bidang ilmu biologi.
3. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang berkinerja baik.
4.
Guru membagikan lembar tes untuk
mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa selama 15 menit.
5.
Guru
meminta siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan berikutnya yaitu tentang
perbedaan beberapa transport membrane sel
3.
Pengamatan (Observing)
Pengamatan dilakukan selama kegiatan berlangsung,
hal ini dilakukan untuk memberikan penilaian berdasar instrumen-instrumen yang
telah tersedia, meliputi :
a. Aktivitas
pembelajaran yang dilakukan guru.
b. Aktivitas belajar
biologi yang dilakukan siswa.
c. Data nilai hasil belajar siswa.
Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas
belajar sebanyak 33 siswa dari 34 siswa atau 97% sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas belajar sebanyak 1 siswa dari
34 siswa atau 3%.
4. Refleksi ( Reflecting)
Dari hasil masukan dan saran pengamat,
peneliti menemukan beberapa kelemahan yaitu :
1) Kelemahan Guru
a)
Guru
kurang memberikan modal awal pengetahuan kepada siswa.
b)
Guru
kurang memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk melakukan pengamatan secara
teliti.
c)
Guru
kurang memberikan tip dan trik menghafal kepada siswa dengan baik.
d)
Guru
kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki data hafalan dan
atau penguatan data di memori siswa.
2) Kelemahan
siswa
a)
Siswa
masih belum terbiasa melakukan pengamatan secara teliti dengan teknik menghafal
berlapis berulang.
b)
Siswa
belum serius, masih kelihatan malu-malu dalam melakukan tes saling menyimak hafalan
dengan kelompoknya/pasangannya.
c)
Siswa
masih belum maksimal dalam melakukan perbaikan data dan atau penguatan data
pada memorinya.
d)
Ada
beberapa siswa yang masih belum percaya diri, sehingga ada yang mencontoh
pekerjaan temannya, tanya jawaban kepada temannya pada saat mengerjakan tes
pengamatan.
Siklus II
1. Perencanaan
(Planning)
Pada siklus II ini perencanaan pembelajaran
dilakukan berdasarkan refleksi pada siklus I. Hal-hal yang harus diperhatikan
untuk dikerjakan guru pada siklus II yaitu :
a)
Guru
diharapkan memberikan modal awal pengetahuan kepada siswa.
b)
Guru
diharapkan memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengamati secara
teliti dengan teknik menghafal berlapis berulang.
c)
Guru
diharapkan memberikan tip dan trik melakukan pengamatan dengan teknik
menghafal berlapis berulang yang baik kepada siswa.
d)
Guru
diharapkan memberikan kesempatan yang cukup kepada siswa untuk memperbaiki
data hafalan dan atau penguatan data di memori siswa.
e)
Guru menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran dan menyusun instrumen pembelajaran yang meliputi :
·
Lembar Kerja Siswa (LKS)
·
Soal uji hafalan
·
Soal evaluasi akhir
·
Lembar observasi aktivitas guru
dalam pembelajaran biologi
·
Lembar observasi aktivitas siswa
dalam belajar biologi
·
Lembar angket siswa.
2. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan
guru melakukan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran aktif melaui teknik menghafal berlapis
berulang.
a.
Tahap pembukaan
· Guru
melakukan apersepsi awal kepada siswa.
· Guru
melakukan eksplorasi
· Guru
memotivasi siswa
· Guru
menunjukkan tujuan pembelajaran dan mengingatkan kembali tentang teknik baru
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
b.
Kegiatan Inti
·
Guru membagi kelompok beranggota 6
orang.
·
Guru membagikan Lembar Kerja Siswa
(LKS)
·
Guru membuka sesi tanya jawab untuk
menanyakan aturan dalam mengamati dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat yang belum
dimengerti siswa.
Mengamati (5)
- Siswa diajak mengamati macam-macam
tumbuhan lengkap dengan akar, batang, dan daunnya.
Menanya (5)
-
Guru menggiring siswa sehingga
timbul pertanyaan pada diri siswa, misalnya :
1) Tersusun atas
jaringan apa sajakah akar, batang dan daun tumbuhan itu ?
2) Adakah perbedaan antara jaringan yang
menyusun akar, batang, dan daun ?
3) Samakah
struktur jaringan yang menyusun akar, batang, dan daun ?
4)
Jika ada perbedaan,dimana letak
perbedaan struktur jaringan yang menyusun
akar, batang, dan daun?
Mengumpulkan data (Eksperimen / Eksplorasi)
(50)
1) Siswa
mengumpulkan data dengan cara mengamati irisan melintang akar dengan teliti
dengan teknik menghafal berlapis berulang
·
Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan
pengamatan dengan teliti dengan teknik menghafal berlapis berulang pada LKS gambar irisan melintang akar, gambar
1, selama 10 menit.
·
Sambil menunggu siswa menghafal guru
membagikan lembar uji pengamatan 1.
·
Setelah 10 menit guru meminta siswa
dalam kelompok untuk saling menyimak hasil pengamatan temannya, masing-masing
selama 2 menit.
·
Guru meminta siswa untuk mengerjakan
lembar uji pengamatan 1 selama 2 menit.
·
Guru mengajak siswa untuk
mencocokkan hasil uji pengamatan 1.
·
Guru memberikan jawaban yang benar
dan penguatan jawaban.
·
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan perbaikan data hafalan pada pengamatan 1 dan atau
penguatan di memori selama 2 menit.
2) Siswa
mengumpulkan data dengan cara mengamati irisan melintang batang dikotil dengan
teliti dengan teknik menghafal berlapis berulang
·
Guru meminta siswa untuk melakukan
kegiatan mengamati dengan teliti dengan teknik menghafal berlapis berulang pada LKS gambar irisan melintang batang
dikotil, gambar 2, selama 10 menit.
·
Sambil menunggu siswa menghafal guru
membagikan lembar uji pengamatan 2.
·
Setelah 10 menit guru meminta siswa
dalam kelompok untuk saling menyimak hasil pengamatan temannya, masing-masing
selama 2 menit.
·
Guru meminta siswa untuk mengerjakan
lembar uji pengamatan 2 selama 2 menit.
·
Guru mengajak siswa untuk
mencocokkan hasil uji pengamatan 2.
·
Guru memberikan jawaban yang benar
dan penguatan jawaban.
·
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan perbaikan data hafalan pada pengamatan 2 dan atau
penguatan di memori selama 2 menit.
3) Siswa
mengumpulkan data dengan cara mengamati irisan melintang daun dengan teliti
dengan teknik menghafal berlapis berulang
·
Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan
pengamatan dengan teliti dengan teknik menghafal berlapis berulang pada LKS gambar irisan melintang daun, gambar
3, selama 10 menit.
·
Sambil menunggu siswa menghafal guru
membagikan lembar uji pengamatan 3.
·
Setelah 10 menit guru meminta siswa
dalam kelompok untuk saling menyimak hasil pengamatan temannya, masing-masing
selama 2 menit.
·
Guru meminta siswa untuk mengerjakan
lembar uji pengamatan 3 selama 2 menit.
·
Guru mengajak siswa untuk
mencocokkan hasil uji pengamatan 3.
·
Guru memberikan jawaban yang benar
dan penguatan jawaban.
·
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan perbaikan data hafalan pada pengamatan 2 dan atau
penguatan di memori selama 2 menit.
4) Dengan studi
literatur siswa mencari tahu tentang struktur dan fungsi masing-masing jaringan
penyusun akar, batang, dan daun.
Mengasosiasikan (20)
1. Siswa
melakukan diskusi kelompok untuk mengolah data, membandingkan struktur dan
fungsi jaringan penyusun akar, batang, dan daun tumbuhan.
2. Membuat tabel
perbandingan jaringan penyusun akar, batang, dan daun tumbuhan.
3. Menyusun
simpulan
Mengkomunikasikan (20)
1. Masing-masing
kelompok menyusun laporan
2. Masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.
3.
Pengamatan (Observing)
Pengamatan dilakukan selama kegiatan
berlangsung, hal ini dilakukan untuk memberikan penilaian berdasar
instrumen-instrumen yang telah tersedia, meliputi :
a. Aktivitas pembelajaran
yang dilakukan guru.
b. Aktivitas belajar biologi
yang dilakukan siswa.
c. Data nilai hasil belajar siswa.
Setelah dilakukan tes akhir pada siklus II diperoleh
data nilai hasil belajar siswa : Nilai rata-rata
96, nilai tertinggi 100, dan nilai terendah 92. Ketuntasan 100%
4. Refleksi (Reflecting)
Selama penelitian terjadi peningkatan
kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dan aktifitas belajar yang dilakukan siswa,
tercermin dari peningkatan nilai dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan
peningkatan kualitas aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan aktivitas
belajar siswa serta hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II, peneliti
mengambil keputusan untuk tidak melanjutkan penelitian ke siklus III.
C.
Pembahasan
a.
Aktivitas guru dalam KBM
Pada siklus I aktivitas guru dalam
pembelajaran mendapatkan nilai 83,75, masih mempunyai beberapa sisi lemah,
yaitu : Guru kurang memberikan modal awal pengetahuan; kurang memberikan waktu
yang cukup untuk menghafal; kurang memberikan tip dan trik menghafal;
kurang memberikan kesempatan untuk memperbaiki data dan atau penguatan data di
memori siswa. Pada siklus II terjadi perbaikan dalam proses pembelajaran yang
dilakukan guru, yaitu dari nilai 83,75 menjadi 97,50 atau terjadi peningkatan 13,75
%. Perbaikan proses pembelajaran guru terjadi pada semua aktivitas pembelajaran
yang pada siklus I masih dirasa kurang..
b.
Aktivitas siswa dalam KBM
Aktivitas belajar siswa pada siklus I cukup
baik, yaitu mendapat total skor 960 dari skor maksimal 1088 atau 88,24 %, dan nilai
rata-rata 88,24. Ada beberapa kegiatan yang masih perlu perbaikan atau
peningkatan aktivitas, antara lain : motivasi yang baik untuk mengamati secara
teliti dengan teknik teknik menghafal berlapis berulang; memperhatikan
penguatan guru; perbaikan dan atau penguatan data pada memorinya; mengerjakan
tes akhir pengamatan maupun tes akhir. Pada siklus II terjadi perbaikan pada
motivasi siswa dalam belajar, proses menghafal, mengerjakan lembar tes pengamatan,
perhatian terhadap penguatan guru, perbaikan dan penguatan data di memori, dan
dalam mengerjakan tes akhir. Terjadi peningkatan jumlah skor 9,92%, yaitu dari 960
(88,24 % menjadi 1068 (98,16%) atau dari nilai rata-rata 88,24 menjadi 98,16.
c.
Hasil Belajar
Dari analisis data hasil belajar ranah
pengetahuan diketahui :
a.
Jumlah
siswa yang mengikuti proses belajar mengajar pada siklus I sebanyak 34 orang
dan pada siklus II 34 orang.
b.
Nilai
tertinggi pada siklus I 93 dan pada siklus II 100, terjadi kenaikan 7 %.
c.
Nilai
terendah pada siklus I 74 dan pada siklus II 92, terjadi kenaikan 18 %.
d.
Nilai
rata-rata kelas pada siklus I 86 dan pada siklus II 96, terjadi kenaikan 10 %.
e.
Jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I
sebanyak 33 dari 34 siswa atau 97 % dan pada siklus II 34 dari 34 siswa atau 100
%.
f.
Jumlah
siswa yang tidak tuntas belajar pada siklus I sebanyak 1 dari 34 siswa atau 3 %
dan pada siklus II sebanyak 0 dari 34 siswa atau 0 %.
No.
|
Aktivitas
|
Nilai Siklus I
|
Nilai Siklus II
|
Tren Kenaikan
|
1
|
Aktivitas Guru
|
83,75
|
97,5
|
13,75%
|
2
|
Aktivitas Siswa
|
88,24
|
98,16
|
9,92%
|
3
|
Nilai Siswa
|
86
|
96
|
10%
|
Kecenderungan kenaikan tren di atas disebabkan
model pembelajaran aktif melalui pendekatan saintifik dengan teknik menghafal berlapis berulang
bertingkat mempunyai kelebihan :
a.
Sebelum pembelajaran inti dimulai
guru
b.
terlebih dahulu memberikan gambaran
mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari sebagai modal awal
belajar siswa.
c.
Guru memberikan tip dan trik cara mengamati
dengan teliti dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat.
d.
Melibatkan seluruh siswa untuk aktif
secara pribadi maupun kelompok untuk mengamati dengan teliti, saling menghafal
dan menyimak hafalan.
e.
Teknik menghafal berlapis berulang bertingkatmelibatkan
tiga macam tipe belajar siswa, yaitu melihat atau membaca, mendengar dan
melakukan kegiatan.
f.
Diadakan tes akhir di setiap akhir proses
pembelajaran, sehingga dapat membangkitkan motivasi siswa untuk berusaha lebih
baik.
Dari data di atas bisa diketahui bahwa
penerapan model pembelajaran aktif melalui pendekatan saintifik dengan teknik menghafal berlapis berulang
bertingkat disertai dengan perbaikan aktivitas guru dalam proses pembelajaran
dan aktivitas siswa dalam proses belajar sangat efektif untuk meningkatkan
hasil belajar biologi siswa kelas XI A1 SMAN 2 Mejayan Kabupaten Madiun
semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Berdasarkan
analisis data penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran aktif melalui pendekatan
saintifik dengan teknik menghafal
berlapis berulang bertingkat pada pelajaran biologi di kelas XI A1 SMA Negeri 2
Mejayan Kabupaten Madiun semester gasal tahun pelajaran 2014/2015 dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
B. SARAN
Berdasarkan pengalaman selama penelitian di
kelas XI A1 SMA Negeri 2 Mejayan Kabupaten Madiun semester gasal tahun
pelajaran 2014/2015, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Kepada
Sekolah
Model pembelajaran aktif melalui pendekatan
saintifik dengan teknik menghafal
berlapis berulang bertingkat bisa diterapkan pada mata pelajaran biologi dengan
hasil yang sangat baik. Disamping itu teknik menghafal berlapis berulang
bertingkatini juga bisa diterapkan pada mata pelajaran selain biologi.
2.
Kepada guru
Kepada teman-teman sejawat guru biologi disarankan
agar bersedia menggunakan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat,
utamanya pada KI dan KD yang berhubungan dengan struktur dan fungsi organ tubuh,
baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan.
Teknik menghafal berlapis berulang bertingkat
ini juga bisa diterapkan oleh teman-teman guru penjaskes misalnya untuk
menghafalkan suatu jurus silat. Juga bisa digunakan oleh teman-teman guru
pengampu pembiasaan yang bersifat afektif.
DAFTAR PUSTAKA
Anits Lie, 2004. Cooperatif
Learning. Jakarta : Grasindo
Daryanto, 2005. Evaluasi
Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Hamzah, 2007. Perencanaan
Pembelajaran. Bandung : Falah Production
Herman Hudojo, 1990. Strategi
Mengajar. Malang : IKIP Malang.
P4 BPSDMPK dan PMP, 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran
2014/2015. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Muhibbin Syah, 2001. Psikologi Belajar. Jakarta :
Logos Wacana Ilmu.
Muslimin Ibrahim, 2000. Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya: UNESA University Press
Sarwiji Suwandi, 2004. Penelitian
Tindakan Kelas Sebagai Strategi Peningkatan profesionalisme Guru“. dalam
Jurnal Pendidikan. Vol.10. No 2. Desember 2004. Madiun : IKIP PGRI Madiun
Slameto, 2003. Belajar
dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Suharsimi Arikunto, 2006. Manajemen Penelitian.
Jakarta : Rineka Cipta
Sungkono, Agus Joko, 2012.. Penerapan Model Pembelajaran Aktif Melalui
Teknik Menghafal Berlapis Berulang
Bertingkat (Pal Lapis Langkat) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Biologi Pada Siswa Kelas IX D SMPN 1 Mejayan Semester Gasal
Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian Tindakan Kelas :
SMPN 1 Mejayan Madiun
Syaiful Bahri Djamarah, 1994. Prestasi
Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional.
Wikibooks Indonesia, 2012. Rahasia Otak Super/Teknik Menghafal. http://id.wikibooks.org/wiki/Rahasia_Otak_Super/Teknik_Menghafal/ diunduh tanggal 1 September 2012.
Hariz, 2012. Teknik Menghafal
Dengan Berkesan.
http://
profhariz.com /2010/08/teknik-menghafal-dengan-berkesan/diunduh tanggal 1 September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar