Selasa, 01 Desember 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN TEKNIK MENGHAFAL BERLAPIS BERULANG BERTINGKAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI A1 SMAN 2 MEJAYAN SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF
MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK  DENGAN TEKNIK MENGHAFAL BERLAPIS BERULANG BERTINGKAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI A1 SMAN 2 MEJAYAN  SEMESTER GASAL
TAHUN PELAJARAN 2014/2015


Oleh : NUNING KRISNAWATI, S.Pd., SMAN 2 Mejayan Kabupaten Madiun


ABSTRAK

Kata Kunci :   Kurikulum 2013, Pembelajaran Aktif, Pendekatan Saintifik, Teknik Menghafal Berlapis Berulang Bertingkat, Hasil Belajar Siswa.

Karena biologi merupakan pelajaran yang menarik dan diperlukan, seharusnya membuat siswa lebih senang dan lebih tertarik serta tertantang untuk mempelajarinya. Kenyataannya banyak siswa yang kurang menyukai pelajaran biologi dengan berbagai macam alasan, antara lain : biologi banyak hafalan.
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menganalisis, mengkomunikasi­kan, untuk menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti  pada tingkat yang memuaskan. Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten kompetensi yaitu pengetahuan yang merupakan  konten yang bersifat mastery dan diajarkan secara langsung, keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah konten yang bersifat developmental yang dapat dilatih dan diajarkan secara langsung, sedangkan sikap adalah konten developmental dan dikembangkan melalui proses pendidikan yang tidak langsung. Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat developmental dilaksanakan berkesinambungan antara satu pertemuan dengan pertemuan lainnya dan saling memperkuat antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
Untuk mengatasi banyaknya hafalan pada mata pelajaran biologi diperlukan model pembelajaran yang bisa mengaktifkan semua siswa dan teknik yang holistik, mudah dan menarik serta mempunyai resistensi daya ingat yang sangat lama. Model pembelajaran aktif melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat bisa digunakan untuk mengatasi masalah banyaknya hafalan pada mata pelajaran biologi.
Dari hasil pengamatan pada siklus I dan II diketahui bahwa terjadi perbaikan aktifitas guru dalam pembelajaran dari nilai 83,75  menjadi 97,50  atau naik 13,75 %, terjadi perbaikan aktifitas belajar siswa dari nilai 88,24 menjadi 98,16 atau naik 9,92 %. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebagai berikut : Nilai tertinggi pada siklus I 93 dan pada siklus II 100, terjadi kenaikan 7 %. Nilai terendah pada siklus I 74 dan pada siklus II 92, terjadi kenaikan 18 %. Nilai rata-rata kelas pada siklus I 86 dan pada siklus II 96, terjadi kenaikan 10 %. Jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I sebanyak  97 % dan pada siklus II 100 %.



PENDAHULUAN
Mata pelajaran bologi seharusnya menjadi mata pelajaran yang menarik dan diperlukan oleh semua siswa, karena selain tidak menggunakan banyak rumus dan hitungan  biologi mempelajari tubuhnya sendiri, hewan, tumbuhan dan lingkungan di sekitarnya. Karena biologi merupakan pelajaran yang menarik dan diperlukan, seharusnya membuat siswa lebih senang dan lebih tertarik serta tertantang untuk mempelajarinya.
Kenyataannya banyak siswa yang kurang menyukai dan tidak memerlukan belajar biologi dengan berbagai macam alasan, antara lain : biologi banyak hafalan.
Pada Kurikulum 2013, proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti  pada tingkat yang memuaskan. Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui kegiatan mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak), menanya (lisan, tulis), mencoba, menganalisis (menghubungkan, menentukan keterkaitan, membangun cerita/konsep), mengkomunikasikan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart).
Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten kompetensi yaitu pengetahuan yang merupakan  konten yang bersifat mastery dan diajarkan secara langsung (direct teaching), keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah konten yang bersifat developmental yang dapat dilatih (trainable) dan diajarkan secara langsung (direct teaching), sedangkan sikap adalah konten developmental dan dikembangkan melalui proses pendidikan yang tidak langsung (indirect teaching). Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat developmental dilaksanakan berkesinambungan antara satu pertemuan dengan pertemuan lainnya dan saling memperkuat antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
Untuk mengatasi banyaknya hafalan pada mata pelajaran biologi diperlukan model pembelajaran yang bisa mengaktifkan semua siswa dan teknik yang holistik, mudah dan menarik serta mempunyai resistensi daya ingat yang sangat lama. Model pembelajaran aktif melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat bisa digunakan untuk mengatasi masalah banyaknya hafalan pada mata pelajaran biologi.

Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
a.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah penerapan model pembelajaran aktif melalui pendekatan saintifik  dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat  dapat meningkatkan hasil belajar biologi di kelas XI A1 SMAN 2 Mejayan  semester gasal Tahun Pelajaran 2014/2015 ?

b.    Pemecahan Masalah
Agar peningkatan hasil belajar siswa di kelas XI A1 SMAN 2 Mejayan  berhasil dengan baik maka diperlukan upaya tindakan kelas yaitu memodifikasi model pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran aktif melalui pendekatan saintifik  dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat yang terstruktur dengan baik. Dengan kegiatan ini diharapkan siswa akan bisa belajar secara mandiri dan juga berkelompok dengan lebih baik dan aktif, sehingga hasil belajar siswa akan meningkat.

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat efektifitas penerapan model pembelajaran aktif melalui pendekatan saintifik  dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat  terhadap hasil belajar biologi biologi siswa kelas XI A1 SMAN 2 Mejayan  semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.

Hipotesis Tindakan
Jika proses pembelajaran biologi menerapkan model pembelajaran aktif melalui pendekatan saintifik  dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat, maka akan dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XI A1 SMAN 2 Mejayan  semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.

Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
a.     Meningkatan kualitas dan memperbaiki proses pembelajaran secara berkesinambungan, mengembangkan profesionali­­­­tas guru, dan menumbuhkembangkan budaya meneliti bagi guru.
b.    Memberi masukan dan alternatif teknik pembelajaran inovatif kepada guru mata pelajaran biologi sehingga proses pembelajaran siswa menjadi lebih aktif dan menyenangkan.
c.     Memberikan teknik belajar yang holistik, mudah dan menarik serta mempunyai retensi daya ingat  yang sangat lama kepada siswa untuk mencapai ketuntasan belajar, baik pada ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Indikator keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila 80% jumlah siswa mencapai dan atau melampaui skor  75.

KAJIAN PUSTAKA
A.   Kurikulum 2013
Pembelajaran intrakurikuler didasarkan pada prinsip-prinsip :
a.    Proses pembelajaran intrakurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat.
b.    Proses pembelajaran diSMA/MA,dan SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan guru.
c.     Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti  pada tingkat yang memuaskan (excepted).
d.    Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten kompetensi yaitu pengetahuan yang merupakan  konten yang bersifat mastery dan diajarkan secara langsung (direct teaching), keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah konten yang bersifat developmental yang dapat dilatih (trainable) dan diajarkan secara langsung (direct teaching), sedangkan sikap adalah konten developmental dan dikembangkan melalui proses pendidikan yang tidak langsung (indirect teaching).
e.    Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat developmental dilaksanakan berkesinambungan antara satu pertemuan dengan pertemuan lainnyadan saling memperkuat antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
f.      Proses pembelajaran tidak langsung terjadi pada setiap kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah, rumah dan masyarakat. Proses pembelajaran tidak langsung bukan kurikulum tersembunyi karena sikap yang dikembangkan dalam proses pembelajaran tidak langsung harus tercantum dalam silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru.
g.    Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui kegiatan mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak), menanya (lisan, tulis), mencoba, menganalisis (menghu­bung­kan, menentukan keterkaitan, membangun cerita/konsep), mengkomuni­ka­si­kan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart).
h.    Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membantu peserta didik menguasai kompetensi yang masih kurang. Pembelajaran remedial dirancang dan dilaksanakan berdasarkan kelemahan yang ditemukan berdasarkan analisis hasil tes, ulangan, dan tugas setiap peserta didik. Pembelajaran remedial dirancang untuk individu, kelompok atau kelas sesuai dengan hasil analisis jawaban peserta didik.
i.      Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan.
Kurikulum 2013 dalam rekonstruksi kompetensi mencakup: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
a.     Kompetensi sikap mencakup sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2).
     Sikap spiritual (KI-1) untuk mencapai insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
     Sikap sosial (KI-2) untuk mencapai insan yang berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis, bertanggung jawab.
b.    Kompetensi pengetahuan (KI-3) untuk mencapai insan yang berilmu.
c.     Kompetensi keterampilan (KI-4) untuk mencaai insan yang cakap dan kreatif.
Kurikulum 2013 mengusung adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills..
Elemen perubahan jenjang SD, SMP, SMA, SMK dalam kompetensi lulusan adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Elemen perubahan kedudukan mata pelajaran (ISI), adalah kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.
Salah satu karakteristik Kurikulum 2013 adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills peserta didik dari mulai jenjang SD, SMP, SMA/ SMK, dan PT seperti yang diungkapkan Marzano (1985) dan Bruner (1960). Pada jenjang SD ranah attitude harus lebih banyak atau lebih dominan dikenalkan, diajarkan dan atau dicontohkan pada anak, kemudian diikuti ranah skill, dan ranah knowledge lebih sedikit diajarkan pada anak.Hal ini berbanding terbalik dengan membangun soft skills dan hard skills pada jenjang PT. Di PT ranah knowledge lebih dominan diajarkan dibandingkan ranah skills dan attutude.
Dalam kurikulum 2013 untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan PT memadukan lintasan taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl, keterampilan (skill) dari Dyers, dan Pengetahuan (knowledge) dari Bloom dengan revisi oleh Anderson. Taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl meliputi: accepting, responding, valuing, organizing/internalizing, dan characterizing/actualizing. Taksonomi keterampilan (skill) dari Dyers meliputi: observing, questioning, experimenting, associating, dan communicating. Taksonomi pengetahuan (knowledge) dari Bloom degan revisi oleh Anderson meliputi: knowing/ remembering, understanding, appllying, analyzing, evaluating, dan creating.
Langkah penguatan terjadi pada proses pembelajaran dan proses penilaian. Penguatan pada proses pembelajaran karakteristik penguatannya mencakup: a) menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menalar, mencipta, dan mengkomunikasikan dengan tetap memperhatikan karakteristik peserta didik, b) menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran, c) menuntun peserta didik untuk mencari tahu, bukan diberitahu (discovery learning), dan d) menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis, dan kreatif. Penguatan pada penilaian pembelajaran karakteristik penguatannya, mencakup: a) mengukur tingkat berpikir mulai dari rendah sampai tinggi, b) menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar hafalan), c) mengukur proses kerja peserta didik, bukan hanya hasil kerja peserta didik, dan d) menggunakan portofolio pembelajaran peserta didik.
Critical point implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat dari: a) perancangan RPP, b) pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP, c) supervisi pendampingan, dan d) budaya mutu sekolah.

B.   Pendekatan Saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; & Semiawan, 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampi­l­an proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembang­kan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).
Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).
Sesuai dengan karakteristik biologi sebagai bagian dari natural science, pembelajaran biologi harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba / mengumpulkan data / informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
(1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.
(2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prisnsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemapuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.
(3) Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.
(4) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktifitas antara lain menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi / mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir kritis tingkat tinggi (higher order thinking skills) hingga berpikir metakognitif.
(5) Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapan­nya, serta kreasi siswa melalui presentasi,  membuat laporan, dan/ atau unjuk karya.
Kelima pengalaman belajar (mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan menkomunikasikan) merupakan standar minimal yang harus dibelajarkan kepada siswa melalui model model pembelajaran yang sesuai dengan materi biologi.

C.   Pembelajaran Aktif (Active Learning)
Belajar merupakan proses yang aktif, yakni melihat, mengamati, dan memahami sesuatu serta proses berbuat melalui pengalaman. Dengan kata lain bahwa dalam proses belajar siswa ditandai dengan adanya proses perubahan tingkah laku melalui berbagai pengalaman yang diperolehnya.
Menurut Suprana (1997) proses belajar mengajar  mempunyai ciri-ciri :
a.    Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan secara alamiah. Konstruksi makna itu dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia miliki sebelumnya.
b.    Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta melainkan lebih suatu pengembangan pengertian dengan membangun pengertian baru.
c.    Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya.
Pembelajaran biologi yang relevan dengan Kurikulum 2013 adalah pembelajaran aktif, dimana siswa diajak untuk melakukan suatu kegiatan agar siswa dapat menggunakan koordinasi antara otak kanan, otak kiri dan seluruh organ tubuhya untuk belajar dan berlatih, serta menerapkan apa yang telah dipelajari. Melalui pembelajaran aktif ini diharapkan proses pembelajaran siswa dapat mencapai aspek-aspek yang lebih tinggi (analisis, sintesis, dan evaluasi), beraktifitas  membaca, aktif berdiskusi, dan menulis serta mendorong siswa untuk menggali dan mengeksplore potensi yang dimilikinya.

D.   Sistem Memori Pada Manusia
Menurut Lashley’s banyak daerah dan struktur di otak sebagaimana korteks serebri juga berperan dalam belajar dan mengingat. Ingatan juga kelihatannya didistribusikan secara berlebihan didaerah korteks.
Untuk mengingat sesuatu manusia harus berhasil melakukan 3 hal yaitu : mendapatkan informasi, menyimpannya dan mengeluarkan kembali (memanggil kembali). Kegagalan dalam mengingat sesuatu dapat disebabkan karena gangguan pada salah satu dari ke 3 proses tersebut. (Bloom 1988).

Secara neurobiologi pada proses belajar dan ingatan terdapat 4 prinsip dasar, yaitu:
1.    Ingatan mempunyai beberapa tahap dan selalu berubah
2.    Ingatan jangka panjang akan terjadi perubahan fisik pada otak
3.    jejak ingatan didistribusikan diseluruh sistem saraf
4.    Hipokampus dan lobus temporalis mempunyai fungsi yang unik dalam proses ingatan manusia.

Tahapan ingatan
Menurut Donald Hebb (1949), ingatan dibedakan atas ingatan jangka pendek (short term memory) dan ingatan jangka panjang (long term memory). Ingatan jangka pendek adalah suatu proses aktif yang ber­langsungnya terbatas, tidak meninggalkan bekas. Ingatan jangka pendek ini diperantarai oleh post tetanic potensiation atau inhibisi presynaptik. Bentuk belajar jangka pendek yang paling sederhana disimpan dalam perubahan fisik dalam reseptor perifer yang sifatnya sementara.
Proses pemanggilan kembali ingatan yang relatif  baru mudah terganggu, kecuali bila sudah disimpan dalam penyimpanan ingatan jangka panjang, yang relatif lebih stabil.

Ingatan jangka panjang akan menimbulkan perubahan fisik pada otak
Ingatan jangka panjang dihasilkan oleh perubahan struktural pada sistem saraf, yang terjadi karena aktifasi berulang terhadap lingkaran neuron (loop of neuron). Lingakaran tersebut dapat dari korteks ke thalamus atau hipokampus, kembali lagi ke korteks. Aktifasi berulang terhadap neuron yang membentuk loop tersebut akan menyebabkan synaps diantara mereka secara fungsional berhubungan. Sekali terjadi hubungan, maka neuron tersebut akan merupakan suatu kumpulan sel, yang bila tereksitasi pada neuron tersebut akan terjadi aktifasi seluruh kumpulan sel tersebut. Dengan demikian dapat disimpan dan dikembalikan lagi oleh berbagai sensasi, pikiran atau emosi yang mengaktifasi beberapa neuron dari kumpulan sel tersebut. Menurut Hebb perubahan struktural tersebut terjadi di sinaps. (Kupferman 1981, Bloom 1988).

Jejak memori didistribusikan secara luas
Untuk mengingat sesuatu, seseorang harus berhasil melaksanakan 3 hal, yaitu mendapatkan informasi, menahan / meyimpannya dan mengeluarkannya. Bila kita lupa akan sesuatu, maka gangguan dapat terjadi pada bagian mana saja dari ke 3 proses tersebut. (Bloom, 1988).
Menurut Jerome Bruner manusia mempunyai kapasitas dan kecendrungan untuk berubah karena menghadapi kejadian yang umum. Ingatan mempunyai beberapa fase; yaitu waktunya sangat singkat (extremely short term) / ingatan segera (immediate memory), item hanya dapat disimpan dalam beberapa detik, ingatan jangka pendek (short term), items dapat ditahan dalam beberapa menit, ingatan jangka panjang (long term), penyimpanan berlangsung beberapa jam sampai seumur hidup.
Ingatan tidak terlokalisir pada struktur tertentu dari otak. Menurut Pavlov proses belajar terbatas pada neokorteks, menurut P.S. Surrager dan E. Culler 1940 kondisi klasik refleks sederhana yang tertentu dapat diperantarai oleh medula spinalis, walaupun hubungan telah terputus dari otak. Jadi seluruh sistem saraf mempunyai alat yang dibutuhkan untuk penyimpanan memori.

Fungsi otak dalam memori
Pada manusia, hipokampus, amigdala dan struktur yang berhubungan berperan pada konsolidasi memori dan pada perubahan deklaratif memori menjadi ingatan jangka panjang. Daerah thalamus berperan pada initial coding pada informasi deklaratif tertentu. Proses belajar deklaratif pada manusia dilakukan oleh lobus temporalis dan bagian dari thalamus. Hipokampus berperan dalam mempelajari spatial map.
Sebagian besar kegiatan manusia berhubungan dengan memori (ingatan) manusia, seperti saat manusia selalu mengingat semua yang terjadi, memori manusia berisi semua pengetahuan  dari urutan perilaku. Memungkinkan seseorang melakukan tindakan yang berulang, menggunakan bahasa, menggunakan  informasi yang baru diterima melalui inderanya, mengidentifikasi dengan menggunakan informasi yang pernah diterima dari pengalaman masa lalu. Secara umum ada 3 jenis/fungsi memori :
·      tempat penyaringan (sensor)
·      tempat memproses ingatan (memori jangka pendek)
·      memori jangka panjang
Diagram proses memori pada manusia

Memori penyaring
Bekerja sebagai tempat penyimpan sementara (buffer) untuk menerima rangsang dari indera. Terdiri dari 3 saluran penyaring :
·      iconik : menerima rangsang penglihatan (visual)
·      echoik : menerima rangsang suara
·      haptik : menerima rangsang sentuhan
Isi memori selalu diperbaharui setiap kali ada rangsang yang masuk. Informasi akan dilanjutkan ke memori jangka pendek dengan catatan hanya rangsang yang dibutuhkan saat itu, berupa perhatian pikiran pada salah satu dari sekian banyak rangsang yang masuk.

Memori jangka pendek
Memori jangka pendek/memori kerja bertindak sebagai tempat menyimpan data sementara, digunakan untuk menyimpan informasi yang hanya dibutuhkan sesaat.
Memori dapat diakses dengan cepat ±70 ms, penghilangan cepat ±200 ms.  Kapasitas memori kecil / terbatas

Memori jangka panjang
Memori ini diperlukan untuk menyimpan informasi  dalam jangka waktu lama. Merupakan tempat menyimpan seluruh pengetahuan, fakta informasi, pengalaman, urutan perilaku, dan segala sesuatu yang diketahui. Kapasitas besar/tidak terbatas, kecepatan akses lebih lambat ± 1/10 detik, proses penghilangan pelan

Proses dalam memori jangka panjang
a.     informasi berpindah dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang dengan adanya latihan / ulangan / repetisi
b.    jumlah yang bertahan bersifat proposional menurut waktu latihannya
c.     optimalisasikan dengan mengembangkan pengetahuan
d.    susunan, arti, dan pembiasaan membuat informasi lebih mudah diingat

E.   Tujuh Langkah Accelerated Learning
1.    Langkah 1 : Rileks
2.    Langkah 2 : Membaca sekilas
3.    Langkah 3 : Penyerapan awal
4.    Langkah 4 : Memproses informasi
5.    Langkah 5 : Menanam ingatan dengan perasaan / emosi.
6.    Langkah 6 : Menggunakan informasi
7.    Langkah 7 : Pengulangan secara terus menerus. Informasi berpindah dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang dengan adanya latihan / ulangan / repetisi

F.   Teknik Menghafal Berlapis Berulang Bertingkat
Yang dimaksud teknik menghafal berlapis berulang bertingkat (pal lapis langkat) adalah suatu cara menghafal secara terstruktur dan berjenjang yang selalu dimulai dari yang dihafal pertama/sebelumnya ditambah satu hafalan berikutnya. Syarat menghafal­nya :
1. Menggunakan perasaan senang, tenang, sungguh-sungguh dan telaten;
2. Menggunakan gerakan tangan untuk menunjuk gambar yang telah terekam di otak dan menyebutkan nama bagian yang ditunjuk sampai terdengar di telinga sendiri;
3. Menggunakan teknik memotret dan merekam dengan cara melihat objek  untuk memotret dan memejamkan mata untuk merekam objek ke otak.
4. Teknik menghafal dilakukan searah jarum jam.
Jika digambarkan sebagai berikut :
1
1 + 1
1 + 1 + 1
1 + 1 + 1 + 1
1 + 1 + 1 + 1 + 1
1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1
1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1
Setiap hafal satu bagian ditambah satu bagian lagi dan dihafalkan lagi mulai dari awal.
Contoh : Menghafal organ penyusun sistem urinaria manusia.
                1.       Gambar sistem uriania
(Gambar sistem urinaria dipotret dan direkamkan ke otak dengan memejamkan mata, gambar dalam bayangan di otak ditunjuk dengan jari sambil mulutnya menyebutkan nama bagian dan telinga mendengarkan)
                2.       Gambar + ket. Ginjal
(Gambar sistem urinaria dan keterangan ginjal dipotret dan direkamkan ke otak dengan memejamkan mata, gambar dalam bayangan di otak beserta keterangannya ditunjuk satu persatu dengan jari sambil mulutnya menyebutkan nama bagian dan telinga mendengarkan)
                3.       Gambar + ket. ginjal + ket. Ueter
(Gambar sistem urinaria, keterangan ginjal dan keterangan ureter dipotret dan direkamkan ke otak dengan memejamkan mata, gambar dalam bayangan di otak beserta keterangannya ditunjuk satu persatu dengan jari sambil mulutnya menyebutkan nama bagian dan telinga mendengarkan)
                4.       Gambar + ket. ginjal + ket. ureter + ket. kandung kemih
(Gambar sistem urinaria, keterangan ginjal, keterangan ureter dan keterangan kandung kemih dipotret dan direkamkan ke otak dengan memejamkan mata, gambar dalam bayangan di otak beserta keterangannya ditunjuk satu persatu dengan jari sambil mulutnya menyebutkan nama bagian dan telinga mendengarkan)
                5.       Gambar + ket. ginjal + ket. ureter + ket. kandung kemih + ket. uretra.
(Gambar sistem urinaria, keterangan ginjal, keterangan ureter,  keterangan kandung kemih dan keterangan uretra dipotret dan direkamkan ke otak dengan memejamkan mata, gambar dalam bayangan di otak beserta keterangannya ditunjuk satu persatu dengan jari sambil mulutnya menyebutkan nama bagian dan telinga mendengarkan)
Melalui teknik menghafal berlapis berulang bertingkat (pal lapis langkat) ini diharapkan akan terjadi jejak refleks impuls saraf ke penyimpanan memori di otak, dan terjadi penyimpanan memori yang terstruktur rapi sehingga mudah dipanggil ulang (recall).

PELAKSANAAN PENELITIAN
A.   Umum
       1.       Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang merupakan penelitian diagnostik yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti  menerapkan model pembelajaran aktif melalui pendekatan saintifik  dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat.

       2.       Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI A1 SMAN 2 Mejayan  Kabupaten Madiun semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.

       3.       Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI A1 SMAN 2 Mejayan  Kabupaten Madiun semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.

       4.       Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai September  2014. Pengambilan data dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 6 dan 13 Agustus 2014.

B.   Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 4 tahapan dasar sebagai rangkaian langkah yang membentuk spiral, yaitu perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting/ implemen­ting), pengamatan tindakan (observing), dan refleksi (reflecting).

C.   Deskripsi Setiap Siklus
Perencanaan Perbaikan Pembelajaran
Perbaikan proses pembelajaran direncanakan sebanyak 2 siklus.
a.     Masalah yang akan diperbaiki
1.    Teknik pembelajaran biologi yang dilakukan Guru.
2.    Teknik belajar biologi yang dilakukan oleh siswa.
b.    Cara mengatasi masalah
Melakukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran aktif melalui pendekatan saintifik  dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat. Langkah-langkah kegiatan perencanaan pembelajaran dilakukan setiap siklus.

Siklus I
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut :
a)    Membuat skenario pembelajaran biologi dengan menerapkan model pembelajar­an aktif melalui pendekatan saintifik  dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat yang tersusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I
b)    Membuat dan menyiapkan lembar pengamatan aktivitas pembelajaran guru dan aktivitas belajar siswa
c)    Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS)
d)    Membuat dan menyiapkan alat evaluasi
e)    Mempersiapkan alat-alat / media pembelajaran
f)     Melaksanakan proses pembelajaran
g)    Melakukan evaluasi
h)    Melakukan analisis dan refleksi

Siklus II
Pada kegiatan perencanaan siklus II dilakukan kegiatan persiapan seperti halnya pada siklus I dengan beberapa perubahan dan perbaikan. Perubahan dan perbaikan rencana kegiatan didasarkan pada hasil analisis dan refleksi pada siklus I
a)    Mendaftar siswa yang memiliki nilai rendah atau kurang dari KKM 75 dan mencari penyebabnya.
b)    Menyiapkan sejumlah petunjuk kepada siswa yang belum mengikuti petunjuk atau aturan dalam pembelajaran aktif melalui pendekatan saintifik  dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat pada siklus II.
c)    Membuat skenario pembelajaran biologi  yang tersusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II.
d)    Membuat dan menyiapkan lembar pengamatan aktivitas pembelajaran guru dan aktivitas belajar siswa pada siklus II.
e)    Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) pada siklus II.
f)     Membuat dan menyiapkan alat evaluasi pada siklus II.
g)    Mempersiapkan alat-alat / media pembelajaran pada siklus II.
h)    Melaksanakan proses pembelajaran pada siklus II.
i)     Melakukan evaluasi pada siklus II.
j)     Melakan analisis dan refleksi pada siklus II.

D.   Pengamatan, Pengumpulan Data dan Instrumen
1.    Pengamatan
Untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi kegiatan perbaikan pembelajaran pada setiap siklus, dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung oleh teman sejawat. Dalam penelitian ini peneliti meminta bantuan saudari Suratmi, S.Pd dan saudari Dwi Susanti, S.Pd. Adapun hal-hal yang diamati adalah aktivitas guru mulai dari kegiatan persiapan, pendahuluan, pembimbingan siswa, kegiatan inti, pemanfaatan waktu, suasana kelas, sampai dengan menutup proses pembelajaran.
Kegiatan pengamatan terhadap aktivitas guru yang dimaksud adalah mencatat berbagai kekuatan dan kelemahan guru di dalam proses pembelajaran siswa dengan panduan lembar pengamatan yang sudah disediakan. Isi catatan ini akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dan refleksi untuk melakukan kegiatan perbaikan pada siklus berikutnya.
Selain aktivitas guru, teman sejawat sebagai observer juga mengamati dan mencatat aktivitas siswa pada lembar pengamatan yang sudah disediakan. Bagaimana bentuk kerjasama, tingkat keaktifan siswa, dan tingkat perhatian siswa dalam proses pembelajaran ini dicatat secara keseluruhan.

2.    Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran. Data yang dikumpulkan berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa deskripsi atau catatan kegiatan baik yang berupa kelemahan maupun kekuatan yang dilakukan oleh guru maupun siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa pada setiap siklus.

3.    Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran yaitu :
1)    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2)    Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
3)    Lembar Kerja Siswa (LKS)
4)    Naskah Soal Evaluasi
5)    Format Hasil Evaluasi

E.   Analisis Data
Hal yang akan diajukan sebagai indikator untuk mengukur keberhasilan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah tingkat aktivitas dan hasil belajar serta sikap siswa pada penerapan model pembelajaran aktif melalui pendekatan saintifik  dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat.
Pembelajaran menerapkan model pem­belajaran aktif melalui pendekatan saintifik  dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat dikatakan berhasil apabila :
1.    80% jumlah siswa mencapai dan atau melampaui nilai pengetahuan 75;
2.    80% jumlah siswa mencapai nilai sikap baik dan sangat baik;
3.    80% jumlah siswa mencapai nilai sikap baik dan sangat baik.

F.   Refleksi
Kegiatan refleksi yang dilakukan antara lain sebagai berikut :
a.     Analisis, sintesis, dan interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran.
b.    Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan perbaikan pembelajaran.
c.     Memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan sebagai bentuk pelayanan pembelajaran siswa secara berkelanjutan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Situasi dan Kondisi Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan  di  Kelas XI A1 SMAN 2 Mejayan Kabupaten Madiun semester gasal tahun pelajaran 2014/2015, sekolah dimana peneliti melaksanakan tugas sebagai guru mata pelajaran Biologi. Kelas XI A1 berjumlah 34 siswa terdiri dari 13 siswa putra dan 21 siswa putri. Adapun alasan peneliti memilih kelas tersebut adalah karena pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015 ini peneliti mengajar di kelas XI A1, dan berusaha menerapkan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 serta mempertajam fase pengamatan dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat.

B. Hasil Penelitian
Siklus I
       1.       Perencanaan (Planning)
Dalam kegiatan perencanaan Siklus I guru  melakukan :
a.     pengamatan pendahuluan untuk mengetahui kondisi awal siswa dan keadaan kelas penelitian.
b.    Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyusun instru­men pembelajaran yang meliputi :
·      Lembar Kerja Siswa (LKS)
·      Instrumen penilaian
·      Soal uji pengamatan
·      Soal evaluasi pengetahuan akhir
·      Lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran biologi
·      Lembar observasi aktivitas siswa dalam belajar biologi

2.  Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan guru melakukan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran aktif melaui teknik menghafal berlapis berulang bertingkat.
a.    Tahap pembukaan
·      Guru melakukan apersepsi awal kepada siswa.
·      Guru melakukan eksplorasi
·      Guru memotivasi siswa
·      Guru menunjukkan tujuan pembelajaran dan teknik baru yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
b.    Kegiatan Inti
·      Guru membagi kelompok beranggota 6 orang.
·      Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
·      Guru menjelaskan aturan dalam mengamati dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat.
·      Guru membuka sesi tanya jawab untuk menanyakan aturan dalam mengamati dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat yang belum dimengerti siswa.
Mengamati :
-       Siswa diajak mengamati (video/foto) tumbuhan dan hewan
Menananya :
-       Guru menggiring siswa sehingga timbul pertanyaan pada siswa, misalnya :
1)    Adakah perbedaan antara sel yang menyusun tubuh tumbuhan dan hewan ?
2)    Samakah struktur sel hewan dengan sel tumbuhan ?
3)    Apa yang membedakan sel hewan dengan sel tumbuhan ?
Mengumpulkan data :
-       Siswa mengumpulkan data dengan cara mengamati sel hewan dengan teliti dengan teknik menghafal berlapis berulang 
§  Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan mengamati dengan teliti dengan teknik menghafal berlapis berulang  pada LKS gambar sel hewan, gambar 1, selama 15 menit. 
§  Sambil menunggu siswa menghafal guru membagikan lembar uji pengamatan 1.
§  Setelah 15 menit guru meminta siswa dalam kelompok untuk saling menyimak hasil pengamatan temannya, masing-masing selama 2 menit.
§  Guru meminta siswa untuk mengerjakan lembar uji pengamatan1 selama 2 menit.
§  Guru mengajak siswa untuk mencocokkan hasil uji pengamatan 1. Guru memberikan jawaban yang benar dan penguatan jawaban.
§  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbaikan data hafalan pada pengamatan 1 dan atau penguatan di memori selama 2 menit.
-          Mengamati sel tumbuhan dengan teliti dengan teknik menghafal berlapis berulang 
§  Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan mengamati dengan teliti dengan teknik menghafal berlapis berulang  pada LKS gambar sel tumbuhan, gambar 2, selama 15 menit.
§  Sambil menunggu siswa melakukan pengamatan guru membagikan lembar uji pengamatan 2.
§  Setelah 15 menit guru meminta siswa dalam kelompok untuk saling menyimak pengamatan temannya, masing-masing selama 2 menit.
§  Guru meminta siswa untuk mengerjakan lembar uji pengamatan 2 selama 2 menit.
§  Guru mengajak siswa untuk mencocokkan hasil uji pengamatan 2. Guru memberikan jawaban yang benar dan penguatan jawaban.
§  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbaikan data hafalan  pada pengamatan 2 dan atau penguatan di memori selama 2 menit.
-       Dengan studi literatur siswa mencari tahu tentang struktur dan fungsi masing-masing organel sel pada sel hewan dan sel tumbuhan.
Mengasosiasi/mengolah data :
-       Siswa melakukan diskusi kelompok untuk mengolah data, membanding­kan struktur dan fungsi sel hewan dengan sel tumbuhan.
-       Membuat tabel perbandingan sel hewan dengan sel tumbuhan
-       Menyusun simpulan
Mengomunikasi :
-       Masing-masing kelompok menyusun laporan
-       Masing-masing kelompok mempre­sentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.

c.     Kegiatan Penutup
1.   Guru melakukan konfirmasi terhadap hasil belajar siswa.
2.   Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini, serta mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas karunia Tuhan berupa adanya bidang ilmu biologi.
3.   Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik.
4.   Guru membagikan lembar tes untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa selama 15 menit.
5.   Guru meminta siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan berikutnya yaitu tentang perbedaan beberapa transport membrane sel

3.  Pengamatan (Observing)
Pengamatan dilakukan selama kegiatan berlangsung, hal ini dilakukan untuk memberikan penilaian berdasar instrumen-instrumen yang telah tersedia, meliputi :
a.     Aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru.
b.    Aktivitas belajar biologi yang dilakukan siswa.
c.  Data nilai hasil belajar siswa.
Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 33 siswa dari 34 siswa atau 97% sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas belajar sebanyak 1 siswa dari 34 siswa atau 3%.

4.  Refleksi ( Reflecting)
Dari hasil masukan dan saran pengamat, peneliti menemukan beberapa kelemahan yaitu :
1) Kelemahan Guru
a)    Guru kurang memberikan modal awal pengetahuan kepada siswa.
b)    Guru kurang memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk melakukan pengamatan secara teliti.
c)    Guru kurang memberikan tip dan trik menghafal kepada siswa dengan baik.
d)    Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memper­baiki data hafalan dan atau penguatan data di memori siswa.
2)  Kelemahan siswa
a)    Siswa masih belum terbiasa melakukan pengamatan secara teliti dengan teknik menghafal berlapis berulang.
b)    Siswa belum serius, masih kelihatan malu-malu dalam melakukan tes saling menyimak hafalan dengan kelompoknya/pasangannya.
c)    Siswa masih belum maksimal dalam melakukan perbaikan data dan atau penguatan data pada memori­nya.
d)    Ada beberapa siswa yang masih belum percaya diri, sehingga ada yang mencontoh pekerjaan teman­nya, tanya jawaban kepada temannya pada saat mengerjakan tes pengamatan.

Siklus II
1.  Perencanaan (Planning)
Pada siklus II ini perencanaan pembelajaran dilakukan berdasarkan refleksi pada siklus I. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk dikerjakan guru pada siklus II yaitu :
a)    Guru diharapkan memberikan modal awal pengetahuan kepada siswa.
b)    Guru diharapkan memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengamati secara teliti dengan teknik menghafal berlapis berulang.
c)    Guru diharapkan memberikan tip dan trik melakukan pengamatan dengan teknik menghafal berlapis berulang yang baik kepada siswa.
d)    Guru diharapkan memberikan kesempatan yang cukup kepada siswa untuk memper­baiki data hafalan dan atau penguatan data di memori siswa.
e)    Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyusun instrumen pembelajaran yang meliputi :
·      Lembar Kerja Siswa (LKS)
·      Soal uji hafalan
·      Soal evaluasi akhir
·      Lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran biologi
·      Lembar observasi aktivitas siswa dalam belajar biologi
·      Lembar angket siswa.

2.  Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan guru melakukan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran aktif melaui teknik menghafal berlapis berulang.
a.    Tahap pembukaan
·      Guru melakukan apersepsi awal kepada siswa.
·      Guru melakukan eksplorasi
·      Guru memotivasi siswa
·      Guru menunjukkan tujuan pembelajaran dan mengingatkan kembali tentang teknik baru yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

b.    Kegiatan Inti
·      Guru membagi kelompok beranggo­ta 6 orang.
·      Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
·      Guru membuka sesi tanya jawab untuk menanyakan aturan dalam mengamati dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat yang belum dimengerti siswa.
Mengamati (5)
-       Siswa diajak mengamati macam-macam tumbuhan lengkap dengan akar, batang, dan daunnya.
Menanya (5)
-       Guru menggiring siswa sehingga timbul pertanyaan pada diri siswa, misalnya :
1)    Tersusun atas jaringan apa sajakah akar, batang dan daun tumbuhan itu ?
2)    Adakah perbedaan antara jaringan yang menyusun akar, batang, dan daun ?
3)    Samakah struktur jaringan  yang menyusun akar, batang, dan daun ?
4)    Jika ada perbedaan,dimana letak perbedaan struktur jaringan  yang  menyusun akar, batang, dan daun?
Mengumpulkan data (Eksperimen / Eksplorasi) (50)
1)    Siswa mengumpulkan data dengan cara mengamati irisan melintang akar dengan teliti dengan teknik menghafal berlapis berulang 
·      Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan pengamatan dengan teliti dengan teknik menghafal berlapis berulang  pada LKS gambar irisan melintang akar, gambar 1, selama 10 menit. 
·      Sambil menunggu siswa menghafal guru membagikan lembar uji pengamatan 1.
·      Setelah 10 menit guru meminta siswa dalam kelompok untuk saling menyimak hasil pengamatan temannya, masing-masing selama 2 menit.
·      Guru meminta siswa untuk mengerjakan lembar uji pengamatan 1 selama 2 menit.
·      Guru mengajak siswa untuk mencocokkan hasil uji pengamatan 1.
·      Guru memberikan jawaban yang benar dan penguatan jawaban.
·      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbaikan data hafalan pada pengamatan 1 dan atau penguatan di memori selama 2 menit.
2)    Siswa mengumpulkan data dengan cara mengamati irisan melintang batang dikotil dengan teliti dengan teknik menghafal berlapis berulang 
·      Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan mengamati dengan teliti dengan teknik menghafal berlapis berulang  pada LKS gambar irisan melintang batang dikotil, gambar 2, selama 10 menit. 
·      Sambil menunggu siswa menghafal guru membagikan lembar uji pengamatan 2.
·      Setelah 10 menit guru meminta siswa dalam kelompok untuk saling menyimak hasil pengamatan temannya, masing-masing selama 2 menit.
·      Guru meminta siswa untuk mengerjakan lembar uji pengamatan 2 selama 2 menit.
·      Guru mengajak siswa untuk mencocokkan hasil uji pengamatan 2.
·      Guru memberikan jawaban yang benar dan penguatan jawaban.
·      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbaikan data hafalan pada pengamatan 2 dan atau penguatan di memori selama 2 menit.
3)    Siswa mengumpulkan data dengan cara mengamati irisan melintang daun dengan teliti dengan teknik menghafal berlapis berulang 
·      Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan pengamatan dengan teliti dengan teknik menghafal berlapis berulang  pada LKS gambar irisan melintang daun, gambar 3, selama 10 menit. 
·      Sambil menunggu siswa menghafal guru membagikan lembar uji pengamatan 3.
·      Setelah 10 menit guru meminta siswa dalam kelompok untuk saling menyimak hasil pengamatan temannya, masing-masing selama 2 menit.
·      Guru meminta siswa untuk mengerjakan lembar uji pengamatan 3 selama 2 menit.
·      Guru mengajak siswa untuk mencocokkan hasil uji pengamatan 3.
·      Guru memberikan jawaban yang benar dan penguatan jawaban.
·      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbaikan data hafalan pada pengamatan 2 dan atau penguatan di memori selama 2 menit.
4)    Dengan studi literatur siswa mencari tahu tentang struktur dan fungsi masing-masing jaringan penyusun akar, batang, dan daun.
Mengasosiasikan (20)
1.    Siswa melakukan diskusi kelompok untuk mengolah data, membanding­kan struktur dan fungsi jaringan penyusun akar, batang, dan daun tumbuhan.
2.    Membuat tabel perbandingan jaringan penyusun akar, batang, dan daun tumbuhan.
3.    Menyusun simpulan

Mengkomunikasikan (20)
1.    Masing-masing kelompok menyusun laporan
2.    Masing-masing kelompok mempre­sen­tasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.

3.  Pengamatan (Observing)
Pengamatan dilakukan selama kegiatan berlangsung, hal ini dilakukan untuk memberikan penilaian berdasar instrumen-instrumen yang telah tersedia, meliputi :
a.     Aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru.
b.    Aktivitas belajar biologi yang dilakukan siswa.
c.  Data nilai hasil belajar siswa.
Setelah dilakukan tes akhir pada siklus II diperoleh data nilai  hasil belajar siswa : Nilai rata-rata 96, nilai tertinggi 100, dan nilai terendah 92. Ketuntasan 100%

4. Refleksi (Reflecting)
Selama penelitian terjadi peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dan aktifitas belajar yang dilakukan siswa, tercermin dari peningkatan nilai dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan peningkatan kualitas aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan aktivitas belajar siswa serta hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II, peneliti mengambil keputusan untuk tidak melanjutkan penelitian ke siklus III.

C.   Pembahasan
a.    Aktivitas guru dalam KBM
Pada siklus I aktivitas guru dalam pembelajaran mendapatkan nilai 83,75, masih mempunyai beberapa sisi lemah, yaitu : Guru kurang memberikan modal awal pengetahuan; kurang memberikan waktu yang cukup untuk menghafal; kurang memberikan tip dan trik menghafal; kurang memberikan kesempatan untuk memper­baiki data dan atau penguatan data di memori siswa. Pada siklus II terjadi perbaikan dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru, yaitu dari nilai 83,75 menjadi 97,50 atau terjadi peningkatan 13,75 %. Perbaikan proses pembelajaran guru terjadi pada semua aktivitas pembelajaran yang pada siklus I masih dirasa kurang..

b.    Aktivitas siswa dalam KBM
Aktivitas belajar siswa pada siklus I cukup baik, yaitu mendapat total skor 960 dari skor  maksimal 1088 atau 88,24 %, dan nilai rata-rata 88,24. Ada beberapa kegiatan yang masih perlu perbaikan atau peningkatan aktivitas, antara lain : motivasi yang baik untuk mengamati secara teliti dengan teknik teknik menghafal berlapis berulang; memperhatikan penguatan guru; perbaikan dan atau penguatan data pada memori­nya; mengerjakan tes akhir pengamatan maupun tes akhir. Pada siklus II terjadi perbaikan pada motivasi siswa dalam belajar, proses menghafal, mengerjakan lembar tes pengamatan, perhatian terhadap penguatan guru, perbaikan dan penguatan data di memori, dan dalam mengerjakan tes akhir. Terjadi peningkatan jumlah skor 9,92%, yaitu dari 960 (88,24 % menjadi 1068 (98,16%) atau dari nilai rata-rata 88,24 menjadi 98,16.

c.     Hasil Belajar
Dari analisis data hasil belajar ranah pengetahuan diketahui :
a.     Jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar pada siklus I sebanyak 34 orang dan pada siklus II 34 orang.
b.    Nilai tertinggi pada siklus I 93 dan pada siklus II 100, terjadi kenaikan 7 %.
c.     Nilai terendah pada siklus I 74 dan pada siklus II 92, terjadi kenaikan 18 %.
d.    Nilai rata-rata kelas pada siklus I 86 dan pada siklus II 96, terjadi kenaikan 10 %.
e.      Jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I sebanyak 33 dari 34 siswa atau 97 % dan pada siklus II 34 dari 34 siswa atau 100 %.
f.     Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar pada siklus I sebanyak 1 dari 34 siswa atau 3 % dan pada siklus II sebanyak 0 dari 34 siswa atau 0 %.
No.
Aktivitas
Nilai Siklus I
Nilai Siklus II
Tren Kenaikan
1
Aktivitas Guru
83,75
97,5
13,75%
2
Aktivitas Siswa
88,24
98,16
9,92%
3
Nilai Siswa
86
96
10%

Kecenderungan kenaikan tren di atas disebabkan model pembelajaran aktif melalui pendekatan saintifik  dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat mempunyai kelebihan :
a.     Sebelum pembelajaran inti dimulai guru
b.    terlebih dahulu memberikan  gambaran  mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari sebagai modal awal belajar siswa.
c.     Guru memberikan tip dan trik cara mengamati dengan teliti dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat.
d.    Melibatkan seluruh siswa untuk aktif secara pribadi maupun kelompok untuk mengamati dengan teliti, saling menghafal dan menyimak hafalan.
e.     Teknik menghafal berlapis berulang bertingkatmelibatkan tiga macam tipe belajar siswa, yaitu melihat atau membaca, mendengar dan melakukan kegiatan.
f.     Diadakan tes akhir di setiap akhir proses pembelajaran, sehingga dapat membangkitkan motivasi siswa untuk berusaha lebih baik.

Dari data di atas bisa diketahui bahwa penerapan model pembelajaran aktif melalui pendekatan saintifik  dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat disertai dengan perbaikan aktivitas guru dalam proses pembelajaran dan aktivitas siswa dalam proses belajar sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XI A1 SMAN 2 Mejayan Kabupaten Madiun semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.



                                                                               
PENUTUP

A.  SIMPULAN
Berdasarkan analisis data penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran aktif melalui pendekatan saintifik  dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat pada pelajaran biologi di kelas XI A1 SMA Negeri 2 Mejayan Kabupaten Madiun semester gasal tahun pelajaran 2014/2015 dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B.    SARAN
Berdasarkan pengalaman selama penelitian di kelas XI A1 SMA Negeri 2 Mejayan Kabupaten Madiun semester gasal tahun pelajaran 2014/2015, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1.  Kepada Sekolah
Model pembelajaran aktif melalui pendekatan saintifik  dengan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat bisa diterapkan pada mata pelajaran biologi dengan hasil yang sangat baik. Disamping itu teknik menghafal berlapis berulang bertingkatini juga bisa diterapkan pada mata pelajaran selain biologi.
2.  Kepada guru
Kepada teman-teman sejawat guru biologi disarankan agar bersedia menggunakan teknik menghafal berlapis berulang bertingkat, utamanya pada KI dan KD yang berhubungan dengan struktur dan fungsi organ tubuh, baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan.
Teknik menghafal berlapis berulang bertingkat ini juga bisa diterapkan oleh teman-teman guru penjaskes misalnya untuk menghafalkan suatu jurus silat. Juga bisa digunakan oleh teman-teman guru pengampu pembiasaan yang bersifat afektif.



DAFTAR PUSTAKA
Anits Lie, 2004. Cooperatif Learning. Jakarta : Grasindo
Daryanto, 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Hamzah, 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Falah Production
Herman Hudojo, 1990. Strategi Mengajar. Malang : IKIP Malang.
P4 BPSDMPK dan PMP, 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2014/2015. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Muhibbin Syah, 2001. Psikologi Belajar. Jakarta : Logos Wacana Ilmu.
Muslimin Ibrahim, 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA University Press                         
Sarwiji Suwandi, 2004. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Strategi Peningkatan profesionalisme Guru“. dalam Jurnal Pendidikan. Vol.10. No 2. Desember 2004. Madiun : IKIP PGRI Madiun
Slameto, 2003. Belajar  dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Suharsimi Arikunto, 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Sungkono, Agus Joko, 2012.. Penerapan Model Pembelajaran Aktif Melalui Teknik  Menghafal Berlapis Berulang Bertingkat (Pal Lapis Langkat) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Biologi Pada Siswa Kelas IX D SMPN 1 Mejayan Semester Gasal Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian Tindakan Kelas : SMPN 1 Mejayan Madiun
Syaiful Bahri Djamarah, 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional.
Wikibooks Indonesia, 2012. Rahasia Otak Super/Teknik Menghafal. http://id.wikibooks.org/wiki/Rahasia_Otak_Super/Teknik_Menghafal/ diunduh tanggal 1 September 2012.
Hariz, 2012. Teknik Menghafal Dengan Berkesanhttp:// profhariz.com /2010/08/teknik-menghafal-dengan-berkesan/diunduh tanggal 1 September 2012



Tidak ada komentar:

Posting Komentar