MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA
MELALUI
TEKNIK CERITAKAN KEMBALI SISWA KELAS
VII-A
SMP NEGERI 2 KEBONSARI KABUPATEN MADIUN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh : Susilowati, SMPN 2 Kebonsari Kab.Madiun
ABSTRAK
Kata kunci : Kemampuan Membaca, Teknik Ceritakan
Kembali
Kemampuan membaca dapat ditingkatkan intensitasnya
dengan bantuan lingkungan sekitarnya, yaitu orang tua, guru, teman sebaya,
sekolah, konselor atau yang lainnya. Untuk meningkatkan kemampuan membaca dapat
ditempuh dengan meningkatkan pengetahuan membaca teknik, ketrampilan, dan sikap
orang tua serta guru dalam menciptakan iklim membaca dirumah maupun disekolah.
Dengan demikian kemampuan membaca merupakan faktor yang mempengaruhi effisiensi
dan hasil proses belajar yang dapat dicapai oleh siswa. Oleh karena itu agar harapan dan
kenyataan yang ada tidak ada kesenjangan, maka hal-hal tersebut perlu
diperhatikan dalam rangka meningkatkan intensitas kemampuan. Dalam hal ini
kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan baca.
Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah: Adakah peningkatan kemampuan membaca melalui teknik menceritakan
kembali siswa kelas VII-A SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2013/2014.
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dengan jenis penelitian tindakan.
Dalam penelitian ini peneliti
berkolaborasi dengan guru lain. Peneliti terlibat langsung dalam
penelitian mulai dari awal sampai penelitian berakhir. Peneliti berusaha
melihat, mengamati, merasakan, menghayati, merefleksi dan mengevaluasi kegiatan
pembelajaran yang berlangsung. Tahap-tahap pelaksanaan penelitian tindakan
terdiri dari perencanaan (planning),
pelaksanaan (acting), observasi (obseving), dan refleksi (relecting). Untuk mendapatkan hasil
penelitian yang akurat maka data yang telah terkumpul dianalisis secara
statistik yaitu mengunakan rumus mean atau rata-rata.
Mengacu pada hipotesis tindakan yang diajukan
dalam penelitian tindakan kelas ini didapat rata-rata prestasi belajar siswa
pada siklus I yaitu sebesar 67.92 dan
ketuntasan belajar siswa baru mencapai 75.00% dan pada siklus II meningkat menjadi 76.67 dan ketuntasan belajar mencapai 100%, maka dapat disimpulkan bahwa : ada peningkatan
kemampuan membaca melalui teknik ceritakan kembali siswa kelas VII-A SMP Negeri
2 Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2013/2014.
PENDAHULUAN
Masalah minat
adalah masalah yang sulit untuk diteliti, hal ini cukup beralasan karena minat
merupakan aspek kejiwaan yang bersifat abstrak. Meskipun demikian minat perlu
diketahui karena minat merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap
tercapainya suatu tujuan yaitu kemampuan dan
cita cita yang diinginkan
Kemampuan membaca
dapat ditingkatkan intensitasnya dengan bantuan lingkungan sekitarnya, yaitu
orang tua, guru, teman sebaya, sekolah, konselor atau yang lainnya. Untuk
meningkatkan kemampuan membaca dapat ditempuh dengan meningkatkan pengetahuan
membaca teknik, ketrampilan, dan sikap orang tua serta guru dalam menciptakan
iklim membaca dirumah maupun disekolah. Dengan demikian kemampuan membaca
merupakan faktor yang mempengaruhi effisiensi dan hasil proses belajar yang
dapat dicapai oleh siswa. Oleh karena itu agar harapan dan
kenyataan yang ada tidak ada kesenjangan, maka hal-hal tersebut perlu
diperhatikan dalam rangka meningkatkan intensitas kemampuan. Dalam hal ini
kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan baca.
Sekolah yang tangguh dan andal paling tidak perlu mengembangkan empat macam
tradisi budaya belajar sebagai berikut. Pertama,
tradisi budaya belajar selama hayat (longlife learning). Di sini
sekolah beserta warga sekolah selalu belajar tiada henti. Kedua, tradisi belajar untuk mengetahui (learning how to know), untuk berbuat (learning how to do), untuk hidup bersama orang lain (learning how to live together), dan
untuk menjadi diri sendiri yang berwatak dan bermutu serta bermartabat (learning how to be). Di sini bukan hanya
siswa, tapi juga guru, harus selalu mau mengikuti rute belajar tersebut. Baik
siswa maupun guru tidak boleh hanya berhenti pada salah satu stasiun belajar
tersebut. Ketiga, secara khusus,
tradisi budaya belajar berliterasi (bermahir-wacana) yang meliputi mahir
berpikir kritis-membaca-menulis (reading-writing
literacy), mahir wacana matematis (mathematical
literacy), mahir wacana sains (scientifical
literacy), dan mahir mengungkap dan memecahkan masalah (problem posing and problem solving)
untuk kehidupan sehari-hari. Di sini diperlukan kebiasaan, kegemaran, dan
perilaku berpikir kritis, membaca-menulis, bermatematika, dan bersains guna
mengungkapkan dan memecahkan masalah. Keempat,
secara khusus pula, tradisi belajar hal-hal yang memang perlu dipelajari (learning how to learn) dan meninggalkan
hal-hal yang tidak perlu (learning how to
unlearn). Hal tersebut menunjukkan bahwa cakupan atau wilayah tradisi
budaya belajar yang perlu dikembangkan di sekolah dan dimiliki oleh warga
sekolah cukup beragam dan luas. Di sinilah diperlukan kemampuan
adversitas atau tahan banting (adversity
quotient), bukan sekadar kecerdasaan intelektual, emosional, dan atau
spiritual.
Berdasarkan uraian di atas dan untuk memperoleh gambaran yang objektif maka
penulis mengadakan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Membaca
Melalui Teknik Ceritakan Kembali Siswa Kelas
VII-A SMP Negeri 2 Kebonsari
Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2013/2014.”
RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan
latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: “Adakah peningkatan kemampuan membaca melalui teknik
menceritakan kembali siswa kelas VII-A
SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun
tahun pelajaran 2013/2014?”.
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan
permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penalitian ini adalah
1. Tujuan
Umum
Untuk mengetahui
peningkatan kemampuan atau prestasi belajar bahasa dan sastra Indonesia.
2. Tujuan
Khusus
Untuk mengetahui
dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca melalui teknik ceritakan kembali siswa kelas
VII-A SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten
Madiun.
KAJIAN PUSTAKA
1.
Metode
Menceritakan Kembali.
Pengertian membaca kembali atau review adalah
mengungkapkan kembali hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya, dan merupakan
bentuk kegiatan belajar yang lebih banyak melibatkan aspek kognitif siswa
(Yoapkim dan Simpson, dalam Munandir,1987:37).
Review disebut juga
sebagai suatu keterampilan untuk menghimpun, menggunakan dan mengingat
informasi yaitu yang terdiri atas perhatian
organisasi, peninjauan ulang dan
ingatan atau penyimpanan.
Menceritakan kembali merupakan
salah satu teknik untuk memudahkan siswa dalam belajarnya, maka penelitian ini
terkait dengan keseluruhan komponen sistem insruksional.
Manfaat menceritakan kembali
diduga dapat meningkatkan kemampuan membaca. Apabila secara empirik dapat
dibuktikan dalam penelitian ini, maka menceritakan kembali merupakan salah satu cara memecahkan
masalah pengajaran bahasa dan sastra
Indonesia khususnya kemampuan membaca teknik yang dapat memberi kemudahan
belajar bagi siswa.
Menceritakan kembali merupakan
teknik dan keterampilan mengajar dan belajar yang tergolong konvensional dan
telah lama disadari manfaatnya, namun jarang dipakai di kelas. Review digunakan untuk tujuan pengajaran
yang lebih produktif dan memberi hasil pengajaran yang lebih baik. Artinya,
menceritakan kembali pengajaran yang digunakan itu harus sistematis dan
dipolakan sebagai suatu strategi mengajar dan belajar, kemudian diikuti dengan
langkah evaluasi hasil pengajaran.
Menceritakan kembali digunakan
untuk tujuan pengajaran yang lebih produktif dan memberi hasil pengajaran yang
maksimal, baik untuk keperluan mempersiapkan siswa menghadapai ujian, mengajarkan fakta dan
keterampilan agar isi pengajaran dikuasai secara tuntas, dan menanamkan suatu
kebiasaaan belajar yang baik dan berharga.
Teknik menceritakan kembali
antara lain:
a) Menghilangkan informasi yang
kurang penting
b) Menghilangkan informasi yang
berlebihan
c) Mengkombinasikan informasi
c) Menyeleksi topik kalimat
d) Menciptakan topik kalimat.
e) Membuat ikhtisar.
Menceritakan kembali dalam bentuk rangkuman dalam
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, didasari atas karakteristik bidang
studi dan karakteristik siswa. Dalam karakteristik bidang studi diketahui bahwa
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas VIII SMP mencakup isi yang
bertipe konseptual dan di samping itu materi yang relatif padat atau luas.
Sedangkan karakteristik siswa ditinjau dari segi usia anak memiliki kemampuan
rata-rata berpikir konkret dan formal. Perkembangan berpikir siswa di SMP
berbeda dengan cara berpikir pada orang dewasa, cara mereka mengamati dunia
sekitarnya dan mengorganisasi pengetahuan yang akan diperoleh juga berbeda.
Bertitik tolak dari pembahasan di atas, maka di dalam
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, pengorganisasian isi pembelajaran
merupakan faktor penting dalam perolehan belajar. Dalam kajian ini
pengorganisasian isi pembelajaran
ditentukan dengan pemberian
rangkuman.. Adapun pemberian
perlakuan yang digunakan adalah menceritakan kembali dalam bentuk rangkuman
setiap akhir penyampaian materi pelajaran. Diharapkan dari bentuk perlakuan
tersebut dapat meningkatkan pemahaman
membaca siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar secara
optimal.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan paparan kajian pustaka di atas maka hipotesis penelitian dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah :
ada peningkatan kemampuan membaca pada melalui teknik ceritakan kembali siswa
kelas VII-A SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2013/2014.
METODE PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris lazim disebut
Classroom Action Research (CAR)
merupakan ragam atau bentuk penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang
dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang
dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu proses (praktik) dan hasil pembelajaran, dan mencobakan hal-hal baru di bidang
pembelajaran demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran. Pendek kata,
PTK adalah ragam atau bentuk penelitian yang dimaksudkan untuk mengubah bebagai
keadaan, kenyataan, dan harapan mengenai pembelajaran agar menjadi lebih baik
dan bermutu dengan cara melakukan sejumlah tindakan yang dipandang tepat dan
jitu.
RENCANA PENELITIAN
Dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan
serangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam dua siklus dan
masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Adapun setiap siklus
dirancang untuk penerapan dan pengaplikasian treatmen atau tindakan yang
berbeda.
Rencana tindakan dalam setiap siklus
adalah sebagai berikut :
A. Siklus I
Tahap 1 : Perencanaan, meliputi
pembuatan modul dan LKS tentang membaca pemahaman, beserta lembar observasi dan
instrument penilaian
Tahap 2 : Action, meliputi penerapan membaca
pemahaman dengan menceritakan kembali
Tahap 3 : Observasi, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh guru
sebagai peneliti mengenai segala sesuatu yang terjadi selama pelaksanaan
tindakan dengan treatment yang pertama. Pengamatan yang dilakukan dicatat dalam
lembar observasi yang telah dipersiapkan
Tahap 4 : Refleksi, merupakan tahapan akhir dalam siklus pertama dengan
tujuan untuk melakukan perenungan diri terhadap segala tindakan yang telah
direncanakan berdasarkan hasil tes, kuis, ulangan harian, instrument penilaian,
maupun lembar observasi
B. Siklus II
Tahap 1 : Perencanaan, meliputi pembuatan modul
dan LKS tentang membaca pemahaman dengan
metode menceritakan kembali serta lembar observasi dan instrument penilaian
Tahap 2 : Action, meliputi penerapan metode
menceritakan kembali dari rangkuman yang telah dipersiapkan dan mengisi LKS.
Tahap 3 : Observasi, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh guru
sebagai peneliti mengenai segala sesuatu yang terjadi selama pelaksanaan
tindakan dengan treatment yang kedua. Pengamatan yang dilakukan dicatat dalam
lembar observasi yang telah dipersiapkan
Tahap 4 : Refleksi, merupakan tahapan akhir dalam siklus kedua dengan tujuan
untuk melakukan perenungan diri terhadap segala tindakan yang telah
direncanakan berdasarkan hasil tes kinerja, kuis, ulangan harian maupun lembar
observasi.
D. Instrumen Penelitian
Selama penelitian ini berlangsung akan diambil data yang bersifat
kuantitatif, yaitu meliputi data kemampuan siswa dalam membaca pemahaman, data
evaluasi hasil belajar, data respon siswa terhadap tindakan yang diberikan
selama penelitian berlangsung, maupun data mengenai kejadian-kejadian yang
terjadi di dalam kelas selama pelaksanaan proses belajar mengajar berlangsung.
Selama penelitian ini berlangsung akan diambil data yang bersifat
kuantitatif, yaitu meliputi data kemampuan siswa dalam membaca pemahaman, data
evaluasi hasil belajar, data respon siswa terhadap tindakan yang diberikan
selama penelitian berlangsung, maupun data mengenai kejadian-kejadian yang
terjadi di dalam kelas selama pelaksanaan proses belajar mengajar berlangsung.
Instrumen penelitian adalah : lembar obsevasi
siswa, lembar observasi guru, dan Tes
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini masuk pada tahap
refleksi, pada tahap efleksi peneliti dan praktisi (guru) mendiskusikan hasil
pengamatan tindakan yang telah dilaksanakan.
Setelah data-data terkumpul, langkah selanjutnya data diolah menjadi
nilai jadi. Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah menggunakan nilai
rata-rata dan prosentase ketuntasan belajar.
Agar mendapat gambaran yang jelas, maka teknik
statistik yang digunakan dengan rumus
mean (rata-rata), yaitu:
M =
Keterangan: M = Nilai rata-rata
∑ x
= Jumlah nilai siswa
N = Jumlah siswa
Sedangkann untuk mengetahui prosentase ketuntasan belajar dengan rumus:
Jml siswa tuntas
% ketuntasan =
------------------------ x 100
Jml seluruh
siswa
Sedangkan untuk membandingkan penilaian masing-masing
siklus digunakan tabel sebagai berikut:
Perbandingan
Nilai rata-rata dan Prosentase
|
Siklus 1
|
Siklus II
|
Rata-rata
|
|
|
Ketuntasan
|
|
|
Dengan tabel tersebut diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai
peningkatan keterampilan membaca melalui teknik ceritakan kembali siswa kelas
VII-A SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten
Madiun tahun pelajaran 2013/2014.
HASIL PENELITIAN
1.
Siklus Pertama
a. Perencanaan
1) Pada awal pelaksanaan pembelajaran
PTK ini peneliti menggunakan pendekatan strategi belajar melalui pemberian
tugas menceritakan kembali.
2) Untuk keperluan itu guru telah
mempersiapkan modul mengenai kajian membaca teknik yang disusun berdasarkan
poin-poin penting (tertuang dalam paragraf-paragraf) yang hendak dicapai dalam
indikator yang ditambahkan oleh guru pada standar
kompetensi membaca.
3) Disamping
modul, guru juga mempersiapkan LKS untuk memandu/ menuntun siswa dalam
pemahaman konsep mengenai membaca dengan
teknik menceritakan kembali.
4) Selama pelaksanaan siklus pertama
ini guru menyiapkan lembar observasi yang diperlukan untuk merekam semua
kejadian selama proses pembelajaran. Selain itu guru juga mempersiapkan
instrumen penilaian guna mengukur hasil perlakuan selama siklus satu ini, dan
juga untuk kepentingan refleksi yang akan dilakukan dalam akhir siklus.
b. Pelaksanaan
1) Semua perencanaan yang telah dibuat
dalam siklus pertama ini dapat dilaksanakan dengan baik. Adapun pelaksanaan
dalam tahap satu ini memerlukan dua
kali pertemuan, mulai pemahaman modul sampai dengan pembahasan LKS.
2) Pada pertemuan pertama, yaitu
selama 2 x 40 menit digunakan untuk apersepsi
awal mengenai membaca teknik kemudian dilanjutkan dengan kegiatan siswa, yaitu
mulai menelaah modul sampai dengan mengerjakan LKS.
3) Adapun kegiatan yang dilakukan
selama siklus pertama ini antara lain, pembagian modul yang disusun oleh guru
sesuai dengan strategi belajar yang akan diterapkan. Setelah modul dibagikan,
dilanjutkam dengan penerapan teknik belajar menceritakan kembali yang meliputi
membaca tiap paragraf, kemudian siswa dituntut untuk membuat pertanyaan dari
konsep yang telah dipelajari sekaligus mencari jawabannya baik dari modul
ataupun dari sumber bacaan lain yang ada di perpustakaan atau sumber lain yang
dimiliki oleh siswa
4) Pada
awalnya guru berencana untuk memberikan tugas baca modul yang telah dibagikan
sampai tuntas beserta pengerjaan LKS oleh siswa, baru kemudian guru melakukan
pembahasan tetapi konsentrasi siswa mulai hilang dikarenakan kejenuhan beberapa
siswa yang memang kurang baik untuk tetap konstan konsentrasinya dalam belajar.
Akhirnya guru memutuskan untuk memberikan tugas telaah modul per paragraf yang
diselingi dengan pembahasan per item soal di dalam LKS.
5) Kegiatan mempelajari modul,
mengerjakan LKS dan pembahasan.
c. Pengamatan
1) Berdasarkan catatan yang telah
dibuat dalam lembar observasi yang ada pada lampiran, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa selama proses pembelajaran membaca , secara umum berjalan
seperti yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penerapan
strategi belajar dengan teknik menceritakan kembali.
2) Kegiatan
yang dilakukan siswa sebagaimana dijelaskan di awal, berdasarkan pengamatan dan
penilaian guru sebagai peneliti berjalan sesuai dengan harapan. Pendapat ini
diungkapkan berdasarkan penilaian yang dituangkan dalam lembar instrumen
penilaian yang terdapat dalam lampiran.
Sedangkan hasil pengamatan
kemampuan membaca dengan teknik menceritakan kembali dapat dilihat pada tabel 1
berikut:
Tabel 1 : Hasil Pengamatan Kemampuan
Membaca Siklus I
No
|
Nama Siswa
|
Hasil Kemampuan Membaca
|
|
Pra Siklus
|
Siklus I
|
||
1.
|
Aris Prasetiyo
|
60
|
65
|
2.
|
Arlinda Sheycha Ayu D
|
60
|
60
|
3.
|
Beviana Pristiya Ningrum
|
55
|
60
|
4.
|
Dika Galang Rustio
Wardoyo
|
60
|
65
|
5.
|
Diky Ardian Putra
|
75
|
75
|
6.
|
Fernando Qori Rumansyah
|
70
|
75
|
7.
|
Fery Dwi Anggoro
|
70
|
80
|
8.
|
Geofeni
|
75
|
75
|
9.
|
Kontar Tri Syahputra
|
60
|
65
|
10.
|
Krisnyo Anggara
|
65
|
70
|
11.
|
Lazuardi Akhmad Fahrezi
|
60
|
70
|
12.
|
Maya Hairiandini
|
75
|
75
|
13.
|
Mohammad Dimas Fairuz
|
70
|
75
|
14.
|
Mutiara Siti Fatimah
|
70
|
80
|
15.
|
Nindi Elisa Kusuma Putri
R
|
70
|
75
|
16.
|
Pebrianti Iqsania
|
65
|
65
|
17.
|
Riyan Aditya Saputra
|
55
|
60
|
18.
|
Seva Julfiar Arwitda
Putra
|
60
|
70
|
19.
|
Shalma Shafa Shafira
|
75
|
80
|
20.
|
Slamet Tri Wibowo
|
70
|
75
|
21.
|
Wahyu M. Iqbal Maulana
|
70
|
75
|
22.
|
Yoga Pratama
|
80
|
85
|
23
|
Agung
Budi Setiawan
|
65
|
70
|
24
|
Prisma
Putra Permadani
|
60
|
70
|
|
Jumlah
|
1595
|
1715
|
|
Rata-Rata
|
66.46
|
71.46
|
Tabel 2 : Tes Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A Siklus I
No
|
Nama Siswa
|
Hasil Evaluasi
|
|||
Pra Siklus
|
Ket
|
Siklus I
|
Ket
|
||
1.
|
Aris Prasetiyo
|
60
|
Belum
|
70
|
Tuntas
|
2.
|
Arlinda Sheycha Ayu D
|
65
|
Tuntas
|
65
|
Tuntas
|
3.
|
Beviana Pristiya Ningrum
|
50
|
Belum
|
55
|
Belum
|
4.
|
Dika Galang Rustio
Wardoyo
|
60
|
Belum
|
70
|
Tuntas
|
5.
|
Diky Ardian Putra
|
65
|
Tuntas
|
75
|
Tuntas
|
6.
|
Fernando Qori Rumansyah
|
65
|
Tuntas
|
70
|
Tuntas
|
7.
|
Fery Dwi Anggoro
|
50
|
Belum
|
55
|
Belum
|
8.
|
Geofeni
|
60
|
Belum
|
60
|
Belum
|
9.
|
Kontar Tri Syahputra
|
60
|
Belum
|
75
|
Tuntas
|
10.
|
Krisnyo Anggara
|
65
|
Tuntas
|
70
|
Tuntas
|
11.
|
Lazuardi Akhmad Fahrezi
|
70
|
Tuntas
|
75
|
Tuntas
|
12.
|
Maya Hairiandini
|
75
|
Tuntas
|
80
|
Tuntas
|
13.
|
Mohammad Dimas Fairuz
|
75
|
Tuntas
|
75
|
Tuntas
|
14.
|
Mutiara Siti Fatimah
|
65
|
Tuntas
|
65
|
Tuntas
|
15.
|
Nindi Elisa Kusuma Putri
R
|
70
|
Tuntas
|
70
|
Tuntas
|
16.
|
Pebrianti Iqsania
|
65
|
Tuntas
|
65
|
Tuntas
|
17.
|
Riyan Aditya Saputra
|
55
|
Belum
|
55
|
Belum
|
18.
|
Seva Julfiar Arwitda
Putra
|
60
|
Belum
|
60
|
Belum
|
19.
|
Shalma Shafa Shafira
|
60
|
Belum
|
75
|
Tuntas
|
20.
|
Slamet Tri Wibowo
|
60
|
Belum
|
60
|
Belum
|
21.
|
Wahyu M. Iqbal Maulana
|
70
|
Tuntas
|
70
|
Tuntas
|
22.
|
Yoga Pratama
|
80
|
Tuntas
|
80
|
Tuntas
|
23
|
Agung
Budi Setiawan
|
65
|
Tuntas
|
65
|
Tuntas
|
24
|
Prisma
Putra Permadani
|
60
|
Belum
|
70
|
Belum
|
|
JUMLAH
|
1530
|
54,17
|
1630
|
75%
|
|
RATA-RATA
|
63.75
|
67.92
|
d. Refleksi
1) Dari
keseluruhan kegiatan, mulai perencanaan sampai dengan observasi dan pengambilan
data hingga pemberian soal tes pada siklus pertama ini penulis dapat
menyimpulkan semua kegiatan ini berjalan dengan baik dan dapat dikatakan
berhasil tetapi belum memenuhi SKBM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 85%.
2) Kegiatan
belajar mengajar yang penulis terapkan dengan menggunakan teknik menceritakan
kembali dapat dikatakan cocok dan sesuai dengan karakteristik materi dan obyek
penelitian, yaitu siswa kelas VII-A SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun
yang rata-rata memiliki kemampuan diatas rata-rata dan memiliki semangat
belajar yang cukup bagus. Dalam penerapan teknik ini menekankan sikap mandiri
siswa dalam menemukan konsep dasar mengenai suatu kajian materi, dan peranan
guru hanya sebagai motivator dan pembimbing dalam proses belajar mengajar yang
terjadi di kelas. Guru hanya memberikan penekanan konsep pada setiap akhir
pembahasan soal dari setiap butir soal yang ada dalam lembar kerja siswa yang
dipersiapkan sendiri oleh guru sekaligus sebagai peneliti.
3) Sedangkan untuk penilaian hasil belajar
siswa secara kognitif diperoleh melalui pemberian tes, dapat diambil kesimpulan
bahwa nilai rata-rata ada peningkatan sebelum diadakan penelitian yaitu 63,75 (54,17%) dan hasil dari siklus
I adalah 67.92 (75%) , siswa belum mencapai ketuntasan belajar dengan
standar ketuntasan belajar minimal (SKBM) yang ditetapkan oleh guru sebesar
75%. Hal ini belum menunjukkan
keberhasilan penerapan strategi belajar menceritakan kembali .
4) Siklus pertama ini berjalan dengan baik dan
sesuai dengan harapan walaupun belum menunjukkan
peningkatan yang signifikan. Selanjutnya penulis mempersiapkan
siklus berikutnya dengan menggunakan
teknik menceritakan kembali.
2.
Siklus Kedua
a. Perencanaan
1) Pada awal siklus kedua ini, untuk melatih kemampuan berpikir analisis
siswa, peneliti menerapkan strategi belajar menceritakan kembali. Untuk
keperluan itu guru telah mempersiapkan artikel
yang diambil dari beberapa sumber, yang berisi persoalan-persoalan dan
fenomena yang berkaitan dengan
membaca.
2) Disamping artikel, guru juga
mempersiapkan lembar observasi yang diperlukan untuk merekam semua kejadian
selama proses pembelajaran. Selain itu guru juga mempersiapkan instrumen
penilaian yang digunakan untuk mengukur hasil perlakuan selama siklus kedua ini serta untuk kepentingan refleksi yang akan
dilakukan pada akhir siklus.
3)
Artikel yang disiapkan terdiri dari topik
yang berbeda.
4) Untuk kegiatan presentasi, guru
akan membentuk kelompok-kelompok diskusi yang masing-masing kelompok terdiri
dari 4-5 siswa. Setiap kelompok mendapat
judul artikel yang sama.
5) Pembentukan kelompok ini dilakukan
oleh guru dengan pertimbangan pemerataan antara siswa yang pintar, sedang dan
kurang sehingga diharapkan proses diskusi dan presentasi nanti dapat berjalan
dengan lancar.
6) Artikel
yang telah disiapkan akan dibagikan satu minggu sebelum dipresentasikan,
sehingga siswa dalam satu kelompok dapat mencari bahan diskusi yang relevan
dari berbagai sumber untuk kemudian dipelajari dan didiskusikan bersama
kelompoknya
b. Pelaksanaan
1) Semua
perencanaan yang telah dibuat dalam siklus kedua
ini dapat dilaksanakan dengan baik. Adapun pelaksanaan dalam tahap tiga ini
memerlukan dua kali pertemuan, untuk menyelesaikan presentasi dari delapan
kelompok yang dibentuk oleh guru pada pertemuan terakhir sebelum siklus kedua
ini dimulai.
2) Pada
pertemuan pertama, digunakan untuk presentasi kelompok. Setelah presentasi
dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab yang diikuti oleh semua siswa.
3) Pada pertemuan kedua, kelompok lain
mempresentasikan dan membahas artikel. Sedangkan pertemuan ketiga, presentasi.
4) Tugas
guru pada siklus ini memandu jalannya presentasi dan tanya jawab, sekaligus
sebagai penyelaras akhir dari setiap presentasi dari masing-masing kelompok dan
meluruskan apabila ada jawaban yang kurang tepat serta memberikan tambahan
keterangan mengenai diskusi yang berlangsung.
c. Pengamatan
1) Berdasarkan
catatan yang telah dibuat dalam lembar observasi yang ada pada lampiran,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa selama proses pembelajaran dengan penggunaan teknik menceritakan
kembali untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan menganalisis suatu
permasalahan secara umum berjalan seperti yang diharapkan guru.
2)
Selama proses diskusi, presentasi dan tanya jawab berlangsung, antusiasme
siswa cukup bagus, hal ini ditandai dengan kegiatan tanya jawab dari seluruh
peserta yang cukup menarik dan ditunjang dengan kemampuan beberapa anggota yang
tampil mampu menjawab pertanyaan dengan tepat dan cukup memuaskan. Kemampuan
ini ditunjang dengan cukup tersedianya bahan atau sumber bacaan mengenai topik
yang dibahas, serta kemampuan menganalisis siswa pada setiap problem yang
tertuang dalam artikel yang dinilai peneliti cukup bagus.
3) Kegiatan yang dilakukan siswa sebagaimana
dijelaskan di awal, berdasarkan pengamatan dan penilaian guru sebagai peneliti
berjalan sesuai dengan harapan. Pendapat ini diungkapkan berdasarkan penilaian
yang dituangkan dalam lembar instrumen penilaian.
Sedangkan hasil pengamatan
kemampuan membaca dengan teknik menceritakan
kembali dapat dilihat pada tabel 3
berikut:
Tabel 3 : Hasil Pengamatan Kemampuan Membaca Siklus II
No
|
Nama Siswa
|
Hasil Kemampuan Membaca
|
|
Siklus I
|
Siklus II
|
||
1.
|
Aris Prasetiyo
|
65
|
70
|
2.
|
Arlinda Sheycha Ayu D
|
60
|
65
|
3.
|
Beviana Pristiya Ningrum
|
60
|
70
|
4.
|
Dika Galang Rustio
Wardoyo
|
65
|
75
|
5.
|
Diky Ardian Putra
|
75
|
80
|
6.
|
Fernando Qori Rumansyah
|
75
|
85
|
7.
|
Fery Dwi Anggoro
|
80
|
85
|
8.
|
Geofeni
|
75
|
80
|
9.
|
Kontar Tri Syahputra
|
65
|
70
|
10.
|
Krisnyo Anggara
|
70
|
75
|
11.
|
Lazuardi Akhmad Fahrezi
|
70
|
80
|
12.
|
Maya Hairiandini
|
75
|
80
|
13.
|
Mohammad Dimas Fairuz
|
75
|
85
|
14.
|
Mutiara Siti Fatimah
|
80
|
85
|
15.
|
Nindi Elisa Kusuma Putri
R
|
75
|
80
|
16.
|
Pebrianti Iqsania
|
65
|
75
|
17.
|
Riyan Aditya Saputra
|
60
|
70
|
18.
|
Seva Julfiar Arwitda
Putra
|
70
|
75
|
19.
|
Shalma Shafa Shafira
|
80
|
85
|
20.
|
Slamet Tri Wibowo
|
75
|
85
|
21.
|
Wahyu M. Iqbal Maulana
|
75
|
80
|
22.
|
Yoga Pratama
|
85
|
90
|
23
|
Agung
Budi Setiawan
|
70
|
75
|
24
|
Prisma
Putra Permadani
|
70
|
75
|
|
Jumlah
|
1715
|
1875
|
|
Rata-rata
|
71.46
|
78.13
|
Tabel 4 : Tes Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A Siklus II
No
|
Nama Siswa
|
Hasil Evaluasi
|
|||
Siklus I
|
Ket
|
Siklus II
|
Ket
|
||
1.
|
Aris Prasetiyo
|
70
|
Tuntas
|
75
|
Tuntas
|
2.
|
Arlinda Sheycha Ayu D
|
65
|
Tuntas
|
70
|
Tuntas
|
3.
|
Beviana Pristiya Ningrum
|
55
|
Belum
|
70
|
Tuntas
|
4.
|
Dika Galang Rustio
Wardoyo
|
70
|
Tuntas
|
80
|
Tuntas
|
5.
|
Diky Ardian Putra
|
75
|
Tuntas
|
85
|
Tuntas
|
6.
|
Fernando Qori Rumansyah
|
70
|
Tuntas
|
75
|
Tuntas
|
7.
|
Fery Dwi Anggoro
|
55
|
Belum
|
70
|
Tuntas
|
8.
|
Geofeni
|
60
|
Belum
|
75
|
Tuntas
|
9.
|
Kontar Tri Syahputra
|
75
|
Tuntas
|
80
|
Tuntas
|
10.
|
Krisnyo Anggara
|
70
|
Tuntas
|
75
|
Tuntas
|
11.
|
Lazuardi Akhmad Fahrezi
|
75
|
Tuntas
|
85
|
Tuntas
|
12.
|
Maya Hairiandini
|
80
|
Tuntas
|
90
|
Tuntas
|
13.
|
Mohammad Dimas Fairuz
|
75
|
Tuntas
|
80
|
Tuntas
|
14.
|
Mutiara Siti Fatimah
|
65
|
Tuntas
|
70
|
Tuntas
|
15.
|
Nindi Elisa Kusuma Putri
R
|
70
|
Tuntas
|
75
|
Tuntas
|
16.
|
Pebrianti Iqsania
|
65
|
Tuntas
|
75
|
Tuntas
|
17.
|
Riyan Aditya Saputra
|
55
|
Belum
|
70
|
Tuntas
|
18.
|
Seva Julfiar Arwitda
Putra
|
60
|
Belum
|
70
|
Tuntas
|
19.
|
Shalma Shafa Shafira
|
75
|
Tuntas
|
85
|
Tuntas
|
20.
|
Slamet Tri Wibowo
|
60
|
Belum
|
70
|
Tuntas
|
21.
|
Wahyu M. Iqbal Maulana
|
70
|
Tuntas
|
75
|
Tuntas
|
22.
|
Yoga Pratama
|
80
|
Tuntas
|
85
|
Tuntas
|
23
|
Agung
Budi Setiawan
|
65
|
Tuntas
|
75
|
Tuntas
|
24
|
Prisma
Putra Permadani
|
70
|
Tuntas
|
80
|
Tuntas
|
|
JUMLAH
|
1630
|
75%
|
1840
|
100%
|
|
RATA-RATA
|
67.92
|
|
76.67
|
|
d. Refleksi
1) Pada siklus kedua ini peneliti menerapkan
strategi belajar menceritakan kembali untuk melatih kemampuan siswa dalam
menganalisis dan berpikir kritis dalam menyikapi suatu permasalahan dengan
menerapkan konsep yang telah dimiliki pada pembelajaran sebelumnya.
2) Dari keseluruhan kegiatan, mulai perencanaan
sampai dengan observasi dan pengambilan data pada siklus kedua ini peneliti
dapat menyimpulkan bahwa semua kegiatan ini berjalan dengan baik dan dapat
dikatakan berhasil dengan memuaskan. Semua hal yang telah direncanakan dapat
dilaksanakan dengan sempurna tanpa adanya kendala yang berarti
3) Sedangkan
untuk penilaian hasil belajar siswa secara kognitif diperoleh melalui pemberian
tes, dapat diambil kesimpulan bahwa nilai rata-rata ada peningkatan pada siklus
kedua yaitu 76.67 (100%),
siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dengan standar ketuntasan belajar
minimal (SKBM) yang ditetapkan oleh guru sebesar 85%. Hal ini menunjukkan keberhasilan
penerapan strategi belajar menceritakan kembali .
4) Kegiatan
belajar mengajar yang peneliti terapkan
teknik dengan menggunakan teknik
menceritakan kembali dapat dikatakan cocok dan sesuai dengan karakteristik
materi dan obyek penelitian, yaitu siswa kelas VII-A SMP Negeri 2 Kebonsari
Kabupaten Madiun yang sebagian besar memiliki kemampuan diatas rata-rata dan
memiliki semangat belajar yang cukup bagus.
5) Pada prinsipnya proses belajar mengajar
dengan menggunakan teknik menceritakan kembali adalah menonjolkan keaktifan
siswa dalam mencari solusi terhadap suatu masalah dan mampu mengaplikasikan
konsep yang telah diperoleh untuk kehidupan di masyarakat. Dalam penerapan
teknik ini menekankan sikap mandiri siswa dalam mencari sumber-sumber lain sehingga
mampu mengembangkan wawasan yang telah diberikan oleh guru, dan peranan guru
hanya sebagai motivator dan pembimbing dalam proses belajar mengajar yang
terjadi di kelas. Guru hanya memberikan penekanan konsep dan tambahan wawasan
ketika proses tanya jawab berlangsung selama presentasi dari masing-masing
kelompok.
b. Pembahasan
Pada sikluas pertama dapat diambil kesimpulan,
bahwa kemampuan aspek-aspek yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa dalam
penerapan strategi belajar menceritakan kembali
didominasi oleh kelompok siswa yang memiliki kriteria mampu dan cukup
mampu dan hanya sebagian kecil yang termasuk kategori tidak mampu
Sedangkan ketuntasan belajar pada
siklus pertama baru mencapai 75%, Sedangkan pada siklus kedua ketuntasan
belajar mencapai 100%. Data ini menunjukkan bahwa kegiatan belajar dengan menggunakan strategi belajar teknik
menceritakan kembali cukup membantu siswa kelas VII-A SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten
Madiun dalam memahami konsep membaca.
Dari keseluruhan kegiatan, mulai perencanaan
sampai dengan observasi dan pengambilan data pada siklus kedua peneliti dapat menyimpulkan bahwa semua kegiatan
ini berjalan dengan baik dan dapat dikatakan berhasil dengan memuaskan. Semua
hal yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan sempurna tanpa adanya
kendala yang berarti
Kegiatan
belajar mengajar yang peneliti terapkan dengan menggunakan teknik menceritakan
kembali dapat dikatakan cocok dan sesuai dengan karakteristik materi dan obyek
penelitian, yaitu siswa kelas VII-A SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun
yang sebagian besar memiliki kemampuan diatas rata-rata dan memiliki semangat
belajar yang cukup bagus.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
analisis data dan observasi yang dijelaskan pada bab IV, pada bagian ini
peneliti memberikan simpulan dan saran, pada proses pembelajaran bahasa
Indonesia, khususnya materi ekstensif berita bertopik sama, maka diperlukan pendekatan
strategi belajar yang tepat, sehingga konsep yang ada di dalamnya lebih menarik
dan mudah mudah dipahami siswa. Penggunaan pendekatan strategi belajar yang
bervariasi dapat membangkitkan respon siswa dan meningkatkan hasil belajar
siswa.
Dari hasil penelitian yang
dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Respon
siswa kelas VII-A SMP Negeri 2 Kebonsari tahun pelajaran 2013/2014 dalam
kegiatan belajar mengajar melalui teknik ceritakan kembali dapat meningkat. Hal
ini terlihat dari rata-rata penilaian pada siklus I sebesar 67.92 meningkat pada siklus II menjadi 76,67.
2. Respon
siswa kelas VII-A SMP Negeri 2 Kebonsari tahun pelajaran 2013/2014 dalam
metode pengajaran membaca melalui pemberian tugas menceritakan kembali dapat
meningkat. Hal ini terlihat dari hasil ketuntasan 100%.
3. Ketuntasan
hasil belajar siswa kelas VII-A SMP Negeri 2 Kebonsari tahun pelajaran 2013/2014
secara individual maupun klasikal pada membaca teknik mengalami kenaikan.
4. Dari
hasil analisis dan pengamatan dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kemampuan
membaca melalui teknik menceritakan
kembali siswa kelas VII-A SMP Negeri 2 Kebonsari tahun pelajaran 2013/2014.
Saran-saran
Berdasarkan dari
hasil penelitian tindakan kelas ini, saran yang dapat peneliti sampaikan adalah
sebagai berikut :
1. Penelitian
tindakan kelas sangat diperlukan bagi peningkatan mutu pembelajaran dan sebagai
wahana refleksi bagi guru.
2. Perlunya
dukungan yang lebih baik dari semua komponen sekolah baik dalam
kelancaran proses belajar mengajar, maupun segala persiapan yang diperlukan
dalam pembelajaran.
3. Perlu
diadakan penelitian selanjutnya, untuk mengetahui pemanfaatan teknik ceritakan
kembali dalam membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca utamanya pada
SMP Negeri 2 Kebonsari tahun pelajaran
2013/2014 dengan menggunakan subyek penelitian yang lebih luas.
4. Guru
perlu melatih para siswa praktik membaca dengan teknik dan metode yang lain
secara berulang-ulang.
5. Siswa
perlu lebih banyak berlatih dalam membaca khusunya, karena hal ini akan
membantu mereka menemukan suatu konsep-konsep ide pokok dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Pedoman
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)
Pemerintah Propinsi Jawa Timur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Surabaya.
Chamid, Annaiyah. 2002, “Pembelajaran ketrampilan Membaca dalam Materi Diktat Guru
Bahasa Indonesia Jawa Timur. Surabaya : Depdiknas BPG. Surabaya.
Depdikbud. 1993. Kurikulum Pendidikan Menengah, Landasan, Program dan pengembangan. Jakarta: Depdikbud.
-------------. 1999.Garis-Garis Besar Program Pengajaran Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP. Jakarta
: Depdikbud.
Depdiknas. 2006. Lampiran
peraturan menteri pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tanggal 23 mei 2006
(Perment 22-23,2006)
Hartoyo. 2000. Buku
Praktis Bahasa Indonesia, Jakarta. Depdiknas
Mulyasa, E. 2005. Kurikulum
Berbasis Kompetensi Karakteristis dan Implementasinya, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Oka, I Gusti Nyoman. 1983. Pengantar
Membaca dan pengajarannya. Surabaya: Usaha nasional
Priyanti, Endah Tri. 2002. Konsep dan Penrapan Penelitian Tindakan Kelas . Malang
Fakultas Sastra
Purwanto, Galim. 1997. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rsda Jayaputa
Syaodih Sukmadinata, Nana 2005. Metode
Penelitian Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Membaca Strategi Suatu Ketrampilan Berbahasa.
Bandung : Angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar