Selasa, 01 Desember 2015

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF DENGAN METODE MAKE A MATCH SISWA KELAS 8 G SMP N 1 SARADAN KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI  MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF DENGAN METODE MAKE A MATCH SISWA KELAS 8 G
 SMP N 1 SARADAN KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh: Asiyatin, S.Pd , Guru SMPN 1 Saradan


ABSTRAK
Peningkatan Prestasi Belajar Biologi Melalui Pendekatan Kooperatif dengan Metode Make A Match Siswa Kelas 8G SMPN 1 Saradan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil Penelitian Tindakan Kelas, November 2012.
            Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya nilai hasil belajar Biologi siswa. Peneliti menduga bahwa salah satu penyebabnya adalah pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru dan kurang aktifnya siswa pada pembelajaran. Pemecahan masalah yang dilakukan peneliti adalah menggunakan model pembelajaran yang lebih mengaktifkan peran siswa dalam pembelajaran yang menarik dan memanfaatkan peran kelompok dengan model Kooperatif Make A Match. Pemilihan pendekatan dan metode dipilih karena dianggap bisa meningkatkan prestasi belajar siswa melalui kegiatan yang menarik.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklusnya mencakup 4 tahap kegiatan, yaitu: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan Tindakan, 3) Pengamatan, dan 4) Refleksi. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas 8G SMPN 1 Saradan yang berjumlah 30 siswa.
            Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Kooperatif metode Make A Match dapat meningkatkan prestasi belajar biologi. Instrumen yang dipakai adalah: Lembar obeservasi guru, Lembar observasi siswa, Lembar kuesioner, Soal Tes hasil belajar. Teknik analisis data secara deskriptif untuk mendeskripsikan penggunaan pendekatan Kooperatif metode Make A Match pada peningkatan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dapat disimpulkan bahwa Penggunaan Pendekatan Kooperatif Metode Make A Match dapat meningkatkan Prestasi Belajar Biologi. Berdasarkan simpulan penelitian di atas, maka variasi model pembelajaran Kooperatif Make A Match dapat dijadikan salah satu acuan inovasi pembelajaran Biologi yang baik bagi guru yang lain atau pada pembelajaran lain.

Kata Kunci: Pendekatan Kooperatif, Metode Make A Match, Prestasi Belajar Biologi


I. PENDAHULUAN



Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan pemecahan masalah yang diberikan. Setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa ternyata dengan pendekatan pembelajaran seperti itu hasil belajar siswa dirasa belum maksimal. Hal ini tampak pada pencapaian nilai akhir siswa. Dalam satu tahun belakangan ini siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas tidak lebih dari 25%. Rendahnya pencapaian nilai akhir siswa ini, menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan selama ini belum efektif.   
Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun suatu pendekatan dalam pembelajaran yang lebih komprehensip dan dapat mengaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Atas dasar itulah peneliti mencoba mengembangkan pendekatan kooperatif dengan metode make a match. Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial Lie (2003:27). Sedangkan menurut Ibrahim (2000:2) model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang membantu siswa mempelajari isi akademik dan hubungan sosial. Pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas, guru menerapkan metode pembelajaran Make A Match atau mencari pasangan. Metode Make A Match yang menitikberatkan aktivitas pada siswa aktif dan menyenangkan diharapkan bisa meningkatkan hasil prestasi belajar biologi khusunya pokok bahasan sistem gerak manusia.
            Rumusan masalah penelitian  ini adalah Apakah pendekatan kooperatif metode Make A Match dapat meningkatkan prestasi belajar Biologi. Sedangkan tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan kooperatif metode Make A Match dapat meningkatkan prestasi belajar Biologi. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, peneliti, guru lain, dan sekolah. Indikator penelitian dianggap berhasil Indikator Keberhasilan jika Nilai rata-rata siswa pada akhir siklus bisa meningkat mencapai nilai 75 sebagai nilai ketuntasan minimal siswa dan nilai ketuntasan klasikal kelas mencapai 85%. Penelitian ini akan dihentikan jika setelah siklus 2 sudah mencapai nilai seperti pada point 1 dan 2.

II. KAJIAN TEORI
A. Pendekatan Kooperatif
Pendekatan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah konsep pembelaja­ran yang membantu guru memanfaat­kan kelompok-kelompok kecil siswa yang bekerja bersama untuk mencapai sasaran belajar, dan memungkinkan siswa memaksimalkan proses belajar satu sama lain (Slavin, 1995). Pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius. Falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk social (Lie, 2003: 27). Model Make A Match melatih siswa untuk memiliki sikap social yang baik dan bekerja sama disamping kecepatan berfikir.

B. Metode Make a Match
            Menurut Rusman (2011:223-233) Make A Match (membuat pasangan) adalah salah satu metode dalam pembelajaran Kooperatif. Metode ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan metode ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep/topic dalam suasana yang menyenangkan. Pembelajaran Make A Match adalah pembelajaran yang mengutamakan kemampuan social, bekerjasama, berinteraksi disamping kemampuan berfikir cepat melalui permainan mencari pasangan dengan dibantu kartu (Wahab, 2007: 59). Model Pembelajaran Make A Match artinya model pembelajaran Mencari Pasangan. Setiap siswa mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban), lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang (Suyatno, 2009: 72).

Langkah-langkah pembelajaran Make A Match adalah sebagi berikut :
Menurut Rusman (2010: 223) langkah-langkah Make A Match adalah:
1.    Guru menyiapkan kartu soal dan kartu jawab yang berisi topik materi
2.    Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3.    Siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
4.    Siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartu soal/jawabnya.
5.    Siswa yang dapat mencocokan kartuya sebelum batas waktu akan diberi poin
6.    Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap murid mendapat kartu yang berbeda dengan sebelumnya.
7.    Demikian seterusnya sampai semua kartu soal dan jawaban jatuh ke semua siswa

C. Prestasi Belajar
            Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok Djamarah (1994:19). Menurut Slameto (1995 : 2) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Nurkencana (1986 : 62) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
             

III. METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
            Penelitian ini menggunakan Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tindakan pendekatan kooperatif metode Make A Match, penelitian ini dilaksanakan pada kelas 8G SMPN 1 Saradan tahun pelajaran 2012/2013 semester ganjil yakni pada bulan September 2012. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adala siswa kelas 8G SMPN 1 Saradan karena nilai yang dicapai oleh kelas 8G rata-rata di bawah KKM. Dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang terdiri dari 17 wanita dan 13 laki-laki.

B. Perencanaan Penelitian
            Penelitian ini dilakukan dalam bentuk siklus, masing-masing siklus terdiri dari beberapa komponen, yaitu persiapan, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan monitoring, refleksi, evaluasi, dan kesimpulan hasil.
a. Persiapan (Planning)
· Menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu Sistem Gerak Manusia
· Membuat persiapan mengajar, menyiapkan perangkat mengajar meliputi: RPE, Program Tahunan, Program Semester, Silabus, Pemetaan, RPP (terlampir)
· Menyiapkan Instrumen a.l: Kartu soal dan kartu jawaban, Lembar observasi siswa, Lembar Kerja Siswa (LKS), Draf Penilaian Siswa, Soal Tes, angket siswa dan lembar observasi guru
· Guru membagi siswa dalam 6 kelompok masing-masing berjumlah 5 orang
· Siswa menempel nomor absen di dada untuk memudahkan guru menilai
· Guru menyiapkan kartu yang berisi soal dan pasangan jawaban (seukuran kertas HVS)
· Jumlah kartu adalah 15 soal + 15 jawaban yang merupakan pasangannya = 30. Soal yang di tulis di kartu soal adalah materi Sistem Gerak Manusia yang mengacu pada Indikator KD
· Siswa dibagi menjadi 2 yaitu kelompok Tanya dan kelompok Jawab
· Kartu soal dan kartu jawaban dibagikan secara acak pada siswa kemudian siswa mencari pasangan soal atau jawaban yang benar Siswa yang bisa mencari pasangan soal atau jawaban kurang dari 1 menit diberi point sangat baik, 1-2 menit diberi point baik, dan lebih 2-3 menit diberi point cukup baik, lebih dari 3 menit diberi point kurang. (15 x 3 menit = 45 menit) sisa waktu sekitar 35 menit digunakan untuk mengisi lembar kerja siswa (LKS)
· Siswa melaporkan apa yang di dapat dalam kegiatan untuk menjawab soal-soal yang telah di bagikan guru kepada masing-masing kelompok
· Guru menilai kegiatan siswa dan juga kerja sama siswa dalam kelompok

b. Tindakan (Action)
Pertemuan 1 (2 x 40’)
· Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan.
· Menerapkan pembelajaran pendekatan kooperatif metode Make A Match sesuai rencana
· Melakukan pengamatan terhadap setiap kegiatan sesuai rencana dengan dibantu kolaborator
· Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat pembelajaran.
· Membimbing siswa menyimpulkan materi pembelajaran

Pertemuan 2 (2 x 40’)
· Membahas dan mengoreksi LKS (dengan sistem silang/dikoreksi antar siswa)
· Melakukan tes untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa
· Mengoreksi hasil tes dengan koreksi silang antar siswa
· Membimbing siswa membuat kesimpulan materi pembelajaran

c. Observasi dan Monitoring
· Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran pendekatan kooperatif metode Make A Match yang dilakukan siswa meliputi: kegiatan siswa dalam kelompok, kegiatan siswa mencocokan jawaban/soal, LKS, hasil tes siswa, dan juga angket siswa
· Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan model pembelajaran pendekatan kooperatif dengan metode Make A Match

d. Refleksi (Reflection)
· Melakukan diskusi dengan kolaborator membahas kekurangan-kekurangan  yang dilakukan guru serta memberikan saran perbaikan untuk siklus berikutnya.
· Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan observasi dan mempertimbangkan langkah selanjutnya.
· Melakukan refleksi terhadap kreativitas dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran.

e. Evaluasi
Setelah dilakukan refleksi kegiatan di siklus 1 hasil dari refleksi dituliskan dan di evaluasi agar kekurangan siklus 1 bisa diminimalisir dan kelebihan di siklus 2 bisa dimaksimalkan

f. Kesimpulan
Kegiatan kesimpulan diambil setelah kegiatan dari siklus 1 dan siklus 2 didapatkan hasilnya

Catatan: Hal- hal yang perlu mendapat penekanan ulang/lebih akan lebih ditekankan pada pelaksanaan siklus 2.

C. Sumber Data dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Lembar observasi guru yang dilakukan kolaborator untuk mengukur keterlaksanaan pembelajaran pendekatan kooperatif dengan metode Make A Match dengan benar
2. Dari kegiatan siswa dengan melihat keterlaksanaan butir-butir kegiatan siswa sesuai dengan indicator materi.
3. Lembar Kerja Siswa (LKS) berupa nilai siswa dalam mengerjakan soal-soal evaluasi LKS
4. Hasil belajar siswa berupa nilai hasil tes sebagai tolok ukur keberhasilan metode penelitian
5. Angket minat siswa terhadap metode pembelajaran kooperatif make a match




D.  JADWAL PENELITIAN
No
Tanggal Pertemuan
Tahapan Kegiatan
Keterangan
1
19 September 2012
Siklus 1 (pertemuan 1)
Di halaman SMP N 1 Saradan
2
20 September 2012
Siklus 1 (pertemuan 2)
Di dalam kelas 8 G SMP N 1 Saradan
3
21 September 2012
Siklus 2 (pertemuan 1)
Di halaman SMP N 1 Saradan
3
22 September 2012
Siklus 2 (pertemuan 1)
Di dalam kelas 8 G SMP N 1 Saradan


IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Perbandingan Data Siklus 1 dan Siklus 2

Keterangan
·      Grafik warna biru : Siklus 1
·      Grafik warna merah : Siklus 2

Penjelasan:
1. Kategori 1: Lembar Observasi Guru pada Siklus 1 dan Siklus 2
2. Kategori 2: Lembar Observasi Kegiatan Siswa (Kelompok) Siklus1 dan Siklus2
3. Kategori 3: Lembar Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2
4. Kategori 4: Data Perbandingan Hasil Nilai LKS Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2
5. Kategori 5: Data Perbandingan Hasil Nilai Tes Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2



1. Analisa Data Observasi Guru
Dari hasil data perbandingan observasi terhadap aktivitas guru pada pembelajaran Biologi pendekatan kooperatif metode Make A Match pada siklus 1 dan siklus 2 terdapat peningkatan. Itu berarti guru berusaha memperbaiki hasil refleksi dan evaluasi tentang kekurangan-kekurangan yang dilakukan guru sehingga pada siklus 2 bisa diminimalisir. Dari butir poin maksimal yang harus dilakukan guru yaitu 70 guru sudah melakukan 68 dengan porsentase 97.1 adalah kriteris yang Sangat Baik. Itu berarti guru telah melaksanakan poin-poin butir kegiatan pelaksanaan Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Kooperatif Metode Make A Match dengan baik. Hal ini menjadi patokan kevalidan penelitian. Jika makin banyak butir poin yang dilakukan guru maka makin valid penelitian tersebut. Sebaliknya jika banyak butir poin yang tidak dilaksanakan maka penelitian itu dikatakan kurang validitasnya.

2.Analisa Data Kegiatan Siswa dalam Kelompok
            Dari hasil perbandingan data kegiatan kelompok juga terdapat kenaikan dari rata-rata 80 menjadi 92. Itu berarti siswa memperhatikan arahan guru untuk memperbaiki kekurangan yang dilakukan di siklus 1 sehingga pada siklus 2 terdapat peningkatan. Pada siklus 2 rata-rata total nilai yang dihasilkan seluruh kelompok meningkat dari  80 menjadi 92 dari kriteria hasil Baik menjadi Sangat baik. Itu berarti siswa mampu bekerja secara kooperatif antar anggota kelompok.

3. Analisa Data Kegiatan Individu
            Nilai data individu di dapat dari 4 faktor yaitu: kerja/tanggungjawabnya di kelompok yang nilainya diambil secara obyektif oleh setiap anggota kelompok itu sendiri, nilai dari perolehan kelompok, nilai LKS, dan hasil tes siswa. Dari keempat faktor tersebut rata-rata siswa mengalami kenaikan nilai dari siklus 1 ke siklus 2. Hal ini membuktikan bahwa kegiatan pembelajaran Biologi Pendekatan Kooperatif dengan Metode Make A Make mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dan juga mampu membelajarkan siswa untuk bisa bekerja sama dalam kelompok.

4. Analisa Data LKS Siswa
            Dari hasil perbandingan data LKS siswa pada siklus 1 dan siklus 2 juga terjadi kenaikan nilai dari rata-rata perolehan nilai 79 seluruh siswa menjadi 85. Itu berarti terjadi kenaikan pada siklus 2. Hal ini dimungkinkan karena siswa lebih mendalami materi dengan diulangnya kegiatan siklus 1 pada siklus 2 sehingga siswa semakin memahami materi yang disajikan guru.

5. Analisa Data Hasil Tes Siswa
            Dari hasil perbandingan data hasil tes siswa pada siklus 1 dan siklus 2 terdapat kenaikan yang cukup signifikan dari rata-rata kelas 65.2 menjadi 85. Hal ini mungkin berdasar pada analisa guru dari hasil refleksi dengan kolaborator bahwa mungkin waktu untuk mengerjakan soal terlalu sedikit sehingga siswa tidak bisa mengerjakan seluruh soal dengan baik. Pada siklus 2 guru berupaya memperbaiki pembelajaran dengan cara menambah waktu belajar siswa sehingga siswa bisa mengerjakan soal dengan baik. Hal ini juga dimungkinkan karena setelah kegiatan siklus 2 diulang siswa menjadi lebih memahami materi sehingga bisa mengerjakan soal ulangan dengan baik. Siswa dikatakan berhasil/lulus ketika nilai tes medapat nilai ≥ 75. Sedangkan kelas secara klasikal dikatakan berhasil dalam prestasi belajar jika 85% siswa dalam kelas bisa mendapat nilai tuntas (≥ 75).

6. Data Hasil Minat Belajar Siswa
            Dari hasil tes minat belajar siswa diketahui bahwa siswa rata-rata sangat berminat terhadap pembelajaran Biologi Pendekatan Kooperatif dengan Metode Make A Match. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes minat siswa berupa angket yang disebar untuk diisi siswa secara jujur rata-rata mendapat poin 3.6  itu berarti minat siswa tinggi terhadap pembelajaran Biologi Pendekatan Kooperatif dengan Metode Make A Match


V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas disimpulkan bahwa Pendekatan Kooperatif dengan Metode Make A Match dapat meningkatkan Prestasi Belajar Biologi

B. Saran
1. Pembelajaran biologi melalui pendekatan kooperatif dengan metode Make A Match dapat dijadikan acuan/salah satu alternatif referensi guru mengajar di kelas untuk mata pelajaran lain atau pada kelas yang lain sehingga dapat meningkatkan hasil prestasi belajar siswa
2. Agar penelitian ini bisa diulang nntuk lebih meyakinkan hasil kesimpulan yang di dapat oleh guru lain atau oleh orang lain pada umumnya




DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Ibrahim, H. Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press Jakarta: Bina Aksara
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Mempraktekkan Cooperatve Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo.
Nurkencana. 2005. Evaluasi Hasil Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional
Rusman, 2010. Model-model Pembelajaran. Bandung: Mulia Mandiri Press.
Rusman, 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, Robert E. 1995. Cooperatif Learning Riset and praktik, Terjemahan Lita. Bandung: Nusa Media
Suyatno, 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.
Wahab, Aziz. 2007. Metode dan Model-model Mengajar IPS. Bandung: Alfabeta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar