PENERAPAN CTL DENGAN STRATEGI GUIDED TEACHING DAN
ACTION LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI
Oleh : Tiwik Nawangsasi, SMP Negeri 1 Geger, Madiun
tiwiknawangsasi@yahoo.co.id
ABSTRAK
Kata Kunci :
CTL, Guided Teaching, Action Learning
Hasil belajar belajar siswa masih rendah yaitu baru 45 % siswa yang
bisa mencapai KKM yaitu ≥ 80 dan secara klasikal dinyatakan tuntas jika ≥85%
siswa di kelas bisa mencapai nilai ≥ 80.
Sebagian guru IPA menyederhanakan metode dengan hanya menggunakan ceramah,
nilai tugas juga diambil dari menjawab soal latihan dan soal tes juga hanya
memindahkan tulisan. Aktivitas siswa
dalam kegiatan pembelajaran masih sebatas sebagai pendengar. Aktivitas siswa
belum terlihat, interaksi antar siswa, interaksi siswa dengan sumber-sumber
pembelajaran , interaksi siswa dengan guru maupun motivasi siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Tujuan penelitian ini adalah
(1) Untuk meningkatkan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran
IPA-Biologi melalui penerapan CTL dengan strategi guided teaching dan action
learning pada siswa di kelas 7E SMP Negeri 1 Geger, Madiun, (2) Untuk
meningkatkan keseriusan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dalam
menjawab pertanyaan dan melaksanakan praktikum dengan memanfaatkan sumber-sumber pembelajaran
yang ada di sekitarnya, (3) Untuk
meningkatkan penguasaan konsep IPA-Biologi khususnya dalam mengaplikasikan
peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan
kerusakan lingkungan dengan strategi guided teaching dan action
learning.
Berdasarkan data hasil observasi
pelaksanaan strategi guided teaching dan action learning berhasil
meningkatkan motivasi siswa berdasarkan
data hasil observasi selama pelaksanaan tindakan dengan strategi guided
teaching dari siklus 1 sebesar 61% ke siklus 2 sebesar 89 %. Sedangkan data strategi action learning dari
siklus 1 sebesar 61% ke siklus 2 sebesar 90 %. Data hasil kerja siswa dengan strategi guided
teaching juga mengalami peningkatan dari rata-rata nilai pada siklus 1
sebesar 76 pada siklus 2 menjadi 82.
Data tentang rata-rata hasil kerja siswa dengan strategi action learning juga
mengalami peningkatan dari siklus 1 sebesar 90 pada siklus 2 menjadi 94. Dan
ini mempengaruhi peningkatan penguasaan konsep yang ditunjukkan dengan
rata-rata nilai tes hasil belajar yang meningkat dari siklus 1 sebesar 78,4
pada siklus 2 menjadi 83,6 serta
ketuntasan klasikal pada siklus 1 sebesar 64% pada siklus 2 menjadi 86%. Dan
indikator keberhasilan sudah bisa terlampaui. Karena berdasarkan tabel data
rekapitulasi data nilai proses dari data observasi pada siklus kedua dengan
strategi guided teaching 77%, strategi action learning 100%
sedangkan hasil kerja dengan strategi guided teaching 54% dan action
learning 100%.
PENDAHULUAN
Kegiatan pembelajaran IPA di SMP untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu
pengetahuan dan teknologi serta membudidayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Pembelajaran
Biologi dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi, multi media,
sumber belajar dan teknologi yang memadai dan memanfaatkan lingkungan alam
sekitar sebagai sumber belajar dengan prinsip alamtakambang jadi guru (semua
yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar
serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).
Seharusnya siswa mengalami proses penemuan, menerima pengalaman langsung/tidak
langsung (menggunakan media) dalam memahami dan menjelajahi alam sekitar secara
ilmiah serta memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. (www.prinsip-prinsip pengembangan
strategi.html diakses 10 Juni 2013).
Hasil belajar belajar siswa masih
rendah yaitu baru 45 % siswa yang bisa mencapai KKM yaitu ≥ 80 dan secara
klasikal dinyatakan tuntas jika ≥85% siswa di kelas bisa mencapai nilai ≥ 80. Sebagian guru IPA menyederhanakan
metode dengan hanya menggunakan ceramah, nilai tugas juga diambil dari menjawab
soal latihan dan soal tes juga hanya memindahkan tulisan. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran
masih sebatas sebagai pendengar. Aktivitas siswa belum terlihat, interaksi
antar siswa, interaksi siswa dengan sumber-sumber pembelajaran , interaksi
siswa dengan guru maupun motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Tim guru
membahas masalah nyata yang terjadi di kelas dengan melihat data sebagai
berikut: (a). Sebagian besar siswa tidak berminat,tidak tertarik dan tidak
bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran. (b) Sebagian besar siswa tidak
mempersiapkan diri untuk menerima suatu
kegiatan pembelajaran meskipun pada pertemuan sebelumnya sudah diinformasikan
untuk mencari informasi tentang masalah dari kompetensi dasar yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya. (c) Siswa tidak banyak berinteraksi baik
dengan sumber-sumber pembelajaran, media, siswa maupun gurunya. (d) Penguasaan
konsep Biologi yang masih rendah.
Masalah ini harus segera dicari pemecahan dengan melakukan inovasi dengan
menggunakan strategi pembelajaran yang lebih memberi kesempatan kepada siswa
untuk lebih bisa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
strategi yang lebih sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan strategi
pembelajaran IPA-Biologi. Untuk itulah pendekatan pembelajaran yang sesuai
menurut penulis adalah Contextual
Teaching and Learning (CTL).
Tujuan
penelitian ini adalah (1) Untuk meningkatkan antusiasme siswa dalam
mengikuti pembelajaran IPA-Biologi melalui penerapan CTL dengan strategi guided
teaching dan action learning pada siswa di kelas 7E SMP Negeri 1
Geger, Madiun, (2) Untuk meningkatkan keseriusan siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran dalam menjawab pertanyaan dan melaksanakan praktikum dengan memanfaatkan sumber-sumber pembelajaran
yang ada di sekitarnya, (3) Untuk meningkatkan penguasaan konsep
IPA-Biologi khususnya dalam mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan
lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan strategi guided
teaching dan action learning.
Empat faktor
yang mempengaruhi tingkat perkembangan intelektual/mental anak adalah: (1) Kematangan (Maturation), (2) Pengalaman Fisik (Physical Experience),
(3) Pengalaman Sosial (Social Experience), (4) Keseimbangan
(Equilibration). Maka guru hendaknya memberikan rangsangan pada siswa
agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif mencari dan menemukan
berbagai hal dari lingkungannya. (http://idhzabiologi.blogspot.com/2011/06/teori kognitif
menurut Jean Piaget html diakses 10 Juni
2013).
Menurut Rustaman
(2010:193) dalam pembelajaran kontekstual terdapat tujuh prinsip yang harus
dikembangkan guru yaitu : a) Konstruktivisme (Constructivism),
b) Menemukan (Inquiry), c). Bertanya (Questioning), d)
Masyarakat Belajar (Learning Community), e)
Pemodelan (Modelling), f) Refleksi (Reflection), h) Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)
Guided Teaching (Pembelajaran
Terbimbing) adalah suatu metode dimana guru menyiapkan satu pertanyaan atau
lebih untuk membuka pengetahuan
pemikiran yang dimiliki siswa dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang
mempunyai beberapa kemungkinan jawaban. Siswa membentuk pasangan/kelompok kecil
untuk mempertimbangkan respon-respon
antar siswa. Menggabungkan kembali seluruh kelas dan mencatat gagasan-gagasan siswa,
menyampaikan poin-poin pembelajaran utama yang akan dipelajari bersama-sama.
Siswa diminta menggambarkan bagaimana respon mereka cocok dengan poin-poin ini.
Mencatat ide-ide yang menambah poin-poin pembelajaran dari materi yang akan
dipelajari. Metode ini sangat berguna ketika digunakan untuk pengajaran-pengajaraan
konsep-konsep abstrak. (Mel Silberman 2009:116)
Action Learning (Belajar dengan melakukan
/ belajar tindakan) memberi kesempatan kepada siswa unutk mengalami dari
dekat suatu kehidupan nyata yang menyeting aplikasi topik dan isi yang
dipelajari atau didiskusikan di kelas. Penelitian di luar kelas menempatkan
mereka dalam model penemuan dan memudahkannya menjadi kreatif dalam
mendiskusikan penemuannya kepada kelas. Keindahan aktivitas ini adalah bahwa ia
dapat digunakan dengan subjek atau aplikasi apapun. (Mel Silberman 2009:190)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan (action research) karena penelitian ini dilakukan
untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian juga ditulis
untuk menggambarkan penerapan suatu
metode pembelajaran hasil yang diinginkan dapat dicapai sehingga penelitian ini
termasuk penelitian deskriptif.
Dalam penelitian
ini peneliti melakukan persiapan berkolaborasi dengan guru yang lain sedangkan
dalam pelaksanaannya bekerja sendiri dibantu guru yang lain dalam pengamatan
aktivitas siswa dan pengambilan gambar dokumentasi sedangkan dalam penulisan
hasil penelitian dilakukan sendiri. Kehadiran peneliti sebagai guru di kelas
dilakukan seperti biasanya sehingga proses pembelajaran berjalan wajar.
Penelitian
bertempat di kelas 7 E SMP Negeri 1 Geger Madiun mulai tanggal 1 Mei 2013 - 26 Juni 2013 semester genap
Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan K.D 7.4. Mengaplikasikan peran manusia dalam
pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian tibdakan maka penelitian ini menggunakan model
penelitian dari Kemmis dan Mc Taggart (www.academia.edu. diakses 10 Juni 2013) yaitu berbentuk spiral
dari siklus satu ke siklus berikutnya. Setiap
siklus meliputi planning (rencana), action (pelaksanaan), observation
(pengamatan), dan reflection (refleksi). Siklus berikutnya melalui
langkah perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi yang sudah direvisi.
Sebelum memasuki siklus pertama dilakukan tindakan pendahuluan yaitu
identifikasi masalah.
Instrumen atau
alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: (1) Silabus, (2) RPP, (3) Lembar
pengamatan aktivitas siswa, (4) Lembar Kuesioner Siswa, (5), Lembar Kuisioner
Guru Pengamat, (6) Tes Hasil Belajar,
(7) Lembar Pertanyaan, (8) Lembar Kerja
Siswa
Adapun metode
pengumpulan data dilakukan dengan cara Observasi, Tes dan Pemberian lembar
kuesioner kepada siswa dan guru pengama
Data dalam
penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif terdiri
atas data hasil belajar siswa, pengamatan aktivitas siswa pada saat proses
pelaksanaan strategi guided teaching dan action learning dan
nilai hasil belajar menjawab pertanyaan secara diskusi kelompok serta nilai
hasil belajar secara praktikum. Sedangkan data tentang data kualitatif yaitu
hasil dari lembar kuesioner untuk siswa dan guru pengamat.
a.
Analisis data
hasil observasi aktivitas siswa
Data observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan perhitungan prosentase. Penghitungannya sebagai berikut:
Keterangan:
N = Nilai
f =
jumlah skor yang diperoleh
fmax = skor maksimal
b. Analisis
data tes hasil belajar
Teknik analisis
ini menggunakan penghitungan prosentase keberhasilan atau ketercapaian siswa
dalam menguasai konsep. Penghitungannya sebagai berikut :
Keterangan:
M = mean (nilai
rata-rata)
∑fx =
jumlah nilai seluruh siswa
N =
jumlah siswa
c. Analisis data hasil kuesioner untuk siswa dan guru pengamat
d. Analisis data hasil pekerjaan siswa yaitu jawaban dari
pertanyaan berdasarkan strategi guided teaching.
e. Analisis data hasil pekerjaan siswa yaitu jawaban dari LKS 7.4.1
dan 7.4.2 berdasarkan strategi action
learning.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang diperoleh
berupa data hasil observasi pelaksanaan
strategi Guided Teaching dan Action Learning digunakan untuk mengetahui
aspek aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung, data hasil
belajar digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan konsep
dengan menjawab pertanyaan soal ulangan harian, Daftar Nilai Tes Hasil Belajar digunakan
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan
pembelajaran dengan Guided Teaching
dan Action Learning
Berdasarkan data hasil observasi
pelaksanaan strategi guided teaching dan action learning berhasil
meningkatkan motivasi siswa berdasarkan
data hasil observasi selama pelaksanaan tindakan dengan strategi guided
teaching dari siklus 1 sebesar 61% ke siklus 2 sebesar 89 %. Sedangkan data strategi action learning dari
siklus 1 sebesar 61% ke siklus 2 sebesar 90 %. Data hasil kerja siswa dengan strategi guided
teaching juga mengalami peningkatan dari rata-rata nilai pada siklus 1
sebesar 76 pada siklus 2 menjadi 82.
Data tentang rata-rata hasil kerja siswa dengan strategi action learning juga
mengalami peningkatan dari siklus 1 sebesar 90 pada siklus 2 menjadi 94. Dan ini mempengaruhi peningkatan penguasaan
konsep yang ditunjukkan dengan rata-rata nilai tes hasil belajar yang meningkat
dari siklus 1 sebesar 78,4 pada siklus 2
menjadi 83,6 serta ketuntasan klasikal pada siklus 1 sebesar 64% pada
siklus 2 menjadi 86%. Dan indikator keberhasilan sudah bisa terlampaui. Karena
berdasarkan tabel data rekapitulasi data nilai proses dari data observasi pada
siklus kedua dengan strategi guided teaching 77%, strategi action
learning 100% sedangkan hasil kerja dengan strategi guided teaching
54% dan action learning 100%.
Berdasarkan kuesioner untuk
siswa, penggunaan strategi guided teaching dan action learning
ditanggapi dengan sangat baik. Karena siswa merasa lebih antusias, serius dan
senang mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa juga merasa lebih mudah menguasai
konsep sehingga tes hasil belajarnya juga lebih meningkat. Karena siswa juga
bisa berinteraksi dengan sumber-sumber pembelajaran, siswa dan gurunya dengan
lebih baik. Hambatan yang muncul pada saat praktikum adalah waktu yang sangat
terbatas. Kebetulan setelah jam pelajaran IPA-Biologi adalah waktu istirahat
sehingga kegiatan pembelajaran sampai masuk waktu istirahat.
Bagi guru hambatan yang dialami
adalah jumlah alat praktikum diperlukan
masih kurang yaitu gelas ukur dan pipet. Sehingga terpaksa alat tersebut
digunakan secara bergantian antar kelompok. Sehingga ini berpengaruh terhadap
waktu yang digunakan lebih banyak. Akibatnya guru tidak bisa mengatur waktu
sesuai RPP. Tetapi bagi guru penggunaan strategi guided teaching dan action
learning ini berhasil mengatasi masalah pembelajaran yang dirasakan selama
ini.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan
hasil pelaksanaan strategi guided teaching dan action learning
pada hasil penelitian siklus pertama dan kedua dapat disimpulkan bahwa: (1) Penggunaan
strategi guided teaching dan action learning dapat meningkatkan
antusiasme siswa dalam kegiatan
pembelajaran.Hal ini dapat diamati dari respon siswa dan guru pengamat berdasarkan
kuesioner untuk siswa dan guru pengamat.Semua responden menyatakan bahwa kedua
strategi ini bisa meningkatkan antusiasme dalam kegiatan pembelajaran juga
berdasarkan lembar observasi di kelas juga bisa dilihat dari rekaman
gambar/foto. (2) Penggunaan strategi guided teaching dan action
learning dapat meningkatkan antusiasme
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat diamati dari respon
siswa dan guru pengamat berdasarkan kuesioner untuk siswa dan guru
pengamat.Semua responden menyatakan bahwa kedua strategi ini bisa meningkatkan
keseriusan dalam kegiatan pembelajaran juga berdasarkan lembar observasi di
kelas juga bisa dilihat dari rekaman gambar/foto. (3) Penggunaan strategi guided
teaching dan action learning dapat meningkatkan penguasaan konsep
Biologi. Karena tingkat keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran semakin
meningkat dalam hal mendengarkan,mencatat,aktif bertanya,aktif bekerja sama, kekompakan,
menjawab pertanyaan, menggunakan peralatan praktikum yang pada akhirnya bisa meningkatkan
penguasaan konsep berdasarkan tes hasil belajar dimana rata-rata kelasnya yang
semula 78,4 menjadi 83,6 sedangkan prosentase ketuntasan klasikal yang semula
64% menjadi 86%.
Saran
Berdasarkan
hasil penelitian ini dan kajian tentang implementasi strategi guided
teaching dan action learning pada penelitian tindakan kelas ini
dapat disarankan bahwa: (1) Pemecahan masalah
penguasaan konsep dapat dilakukan
dengan mengkombinasikan strategi guided teaching dan active
learning, dua strategi pembelajaran bisa saling melengkapi. (2) Implementasi
strategi guided teaching dan active learning dapat dilakukan pada kompetensi dasar –kompetensi dasar yang
lain pada mata pelajaran Biologi yang sesuai dengan strategi guided teaching
dan active learning.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Bumi
Aksara.
Dasna, I Wayan dkk.2009. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan
Karya Ilmiah,Universitas Negeri Malang
Panitia Sertifikasi Guru Rayon 15.
Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Dikdasmen Direktorat
Pendidikan Lanjutan Pertama. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi SAINS,Jakarta.
http://idhzabiologi.blogspot.com/2011/06 teori kognitif
menurut Jean Piaget (diakses 10 Juni
2013)
Indarti,Titik, 2008. Penelitian Tindakan Kelas(PTK) dan
Penulisan Ilmiah Prinsip-prinsip
Dasar, Langkah-langkah dan Implementasinya, Lembaga
Penerbitan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya.
I Wayan AS.S.Si.2010.8 Standar Nasional Pendidikan, Al-Zahra
Books, Jakarta,2010.
Karim, Saeful dkk, 2008, Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar
untuk Kelas VII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah,
Jakarta, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional .
MGMP Biologi Kab. Madiun. 2012 . Biologi untuk Siswa SMP Kelas
VII Semester Genap, Madiun, Karya Mandiri.
Rusman, Dr.M.Pd.2010. Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model-Model
Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, PT Rajagrafindo
Persada.
Silberman, Mel. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran
Aktif, Yogyakarta, Pustaka Insan Madani.
www.academia.edu. ( diakses 10 Juni 2013)
www.sarjanaku.com/2012/06
pencemaran-lingkungan-pengertian-macam-macam.html (diakses 10
Juni 2013)
www.prinsip-prinsip pengembangan
strategi.html (diakses 10 Juni 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar