Selasa, 01 Desember 2015

PENERAPAN CTL DENGAN STRATEGI GUIDED TEACHING DAN ACTION LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI

PENERAPAN CTL DENGAN STRATEGI GUIDED TEACHING DAN ACTION LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI

Oleh : Tiwik Nawangsasi, SMP Negeri 1 Geger, Madiun
tiwiknawangsasi@yahoo.co.id


ABSTRAK
Kata Kunci : CTL, Guided Teaching, Action Learning

Hasil belajar belajar siswa masih rendah yaitu baru 45 % siswa yang bisa mencapai KKM yaitu ≥ 80 dan secara klasikal dinyatakan tuntas jika ≥85% siswa di kelas bisa mencapai nilai  ≥ 80. Sebagian guru IPA menyederhanakan metode dengan hanya menggunakan ceramah, nilai tugas juga diambil dari menjawab soal latihan dan soal tes juga hanya memindahkan tulisan.   Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran masih sebatas sebagai pendengar. Aktivitas siswa belum terlihat, interaksi antar siswa, interaksi siswa dengan sumber-sumber pembelajaran , interaksi siswa dengan guru maupun motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk meningkatkan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA-Biologi melalui penerapan CTL dengan strategi guided teaching dan action learning pada siswa di kelas 7E SMP Negeri 1 Geger, Madiun, (2) Untuk meningkatkan keseriusan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dalam menjawab pertanyaan dan melaksanakan praktikum dengan    memanfaatkan sumber-sumber pembelajaran yang ada di sekitarnya, (3) Untuk meningkatkan penguasaan konsep IPA-Biologi khususnya dalam mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan strategi guided teaching dan action learning.
Berdasarkan data hasil observasi pelaksanaan strategi guided teaching dan action learning berhasil meningkatkan motivasi siswa berdasarkan  data hasil observasi selama pelaksanaan tindakan dengan strategi guided teaching dari siklus 1 sebesar 61% ke siklus 2 sebesar 89 %. Sedangkan   data strategi action learning dari siklus 1 sebesar 61% ke siklus 2 sebesar 90 %. Data   hasil kerja siswa dengan strategi guided teaching juga mengalami peningkatan dari rata-rata nilai pada siklus 1 sebesar 76 pada siklus 2  menjadi 82. Data tentang rata-rata hasil kerja siswa dengan strategi action learning juga mengalami peningkatan dari siklus 1 sebesar 90 pada siklus 2 menjadi 94. Dan ini mempengaruhi peningkatan penguasaan konsep yang ditunjukkan dengan rata-rata nilai tes hasil belajar yang meningkat dari siklus 1 sebesar 78,4 pada siklus 2  menjadi 83,6 serta ketuntasan klasikal pada siklus 1 sebesar 64% pada siklus 2 menjadi 86%. Dan indikator keberhasilan sudah bisa terlampaui. Karena berdasarkan tabel data rekapitulasi data nilai proses dari data observasi pada siklus kedua dengan strategi guided teaching 77%, strategi action learning 100% sedangkan hasil kerja dengan strategi guided teaching 54% dan action learning 100%.




PENDAHULUAN
Kegiatan pembelajaran IPA di SMP untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudidaya­kan berpikir  ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Pembelajaran Biologi dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi, multi media, sumber belajar dan teknologi yang memadai dan memanfaatkan lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar dengan prinsip alamtakambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan). Seharusnya siswa mengalami proses penemuan, menerima pengalaman langsung/tidak langsung (menggunakan media) dalam memahami dan menjelajahi alam sekitar secara ilmiah serta memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. (www.prinsip-prinsip pengembangan strategi.html diakses 10 Juni 2013).


            Hasil belajar belajar siswa masih rendah yaitu baru 45 % siswa yang bisa mencapai KKM yaitu ≥ 80 dan secara klasikal dinyatakan tuntas jika ≥85% siswa di kelas bisa mencapai nilai  ≥ 80. Sebagian guru IPA menyederhanakan metode dengan hanya menggunakan ceramah, nilai tugas juga diambil dari menjawab soal latihan dan soal tes juga hanya memindahkan tulisan.   Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran masih sebatas sebagai pendengar. Aktivitas siswa belum terlihat, interaksi antar siswa, interaksi siswa dengan sumber-sumber pembelajaran , interaksi siswa dengan guru maupun motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Tim guru membahas masalah nyata yang terjadi di kelas dengan melihat data sebagai berikut: (a). Sebagian besar siswa tidak berminat,tidak tertarik dan tidak bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran. (b) Sebagian besar siswa tidak mempersiapkan diri  untuk menerima suatu kegiatan pembelajaran meskipun pada pertemuan sebelumnya sudah diinformasi­kan untuk mencari informasi tentang masalah dari kompetensi dasar yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. (c) Siswa tidak banyak berinteraksi baik dengan sumber-sumber pembelajaran, media, siswa maupun gurunya. (d) Penguasaan konsep Biologi yang masih rendah.
Masalah ini harus segera dicari pemecahan dengan melakukan inovasi dengan menggunakan strategi pembelajaran yang lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih bisa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi yang lebih sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan strategi pembelajaran IPA-Biologi. Untuk itulah pendekatan pembelajaran yang sesuai menurut penulis adalah Contextual  Teaching and Learning (CTL).   
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk meningkatkan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA-Biologi melalui penerapan CTL dengan strategi guided teaching dan action learning pada siswa di kelas 7E SMP Negeri 1 Geger, Madiun, (2) Untuk meningkatkan keseriusan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dalam menjawab pertanyaan dan melaksanakan praktikum dengan    memanfaat­kan sumber-sumber pembelajaran yang ada di sekitarnya, (3) Untuk meningkatkan penguasaan konsep IPA-Biologi khususnya dalam meng­aplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan strategi guided teaching dan action learning.
Empat faktor yang mempengaruhi tingkat perkembangan intelektual/mental anak adalah: (1) Kematangan (Maturation), (2) Pengalaman Fisik (Physical Experience), (3) Pengalaman Sosial (Social Experience), (4) Keseimbangan (Equilibration). Maka guru hendaknya memberi­kan rangsangan pada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungannya. (http://idhzabiologi.blogspot.com/2011/06/teori kognitif menurut Jean Piaget html  diakses 10 Juni 2013).
Menurut Rustaman (2010:193) dalam pembelajaran kontekstual terdapat tujuh prinsip yang harus dikembangkan guru yaitu : a) Konstruktivisme (Constructivism), b) Menemu­kan (Inquiry), c). Bertanya (Questioning), d) Masyarakat Belajar (Learning Community), e) Pemodelan (Modelling), f) Refleksi (Reflection), h)  Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)
Guided Teaching (Pembelajaran Terbimbing) adalah suatu metode dimana guru menyiapkan satu pertanyaan atau lebih untuk membuka pengetahuan   pemikiran yang dimiliki siswa dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang mempunyai beberapa kemungkinan jawaban. Siswa membentuk pasangan/kelompok kecil untuk mempertimbang­kan respon-respon  antar siswa. Menggabungkan kembali seluruh kelas  dan mencatat gagasan-gagasan siswa, menyampaikan poin-poin pembelajaran utama yang akan dipelajari bersama-sama. Siswa diminta menggambarkan bagaimana respon mereka cocok dengan poin-poin ini. Mencatat ide-ide yang menambah poin-poin pembelajaran dari materi yang akan dipelajari. Metode ini sangat berguna ketika digunakan untuk pengajaran-pengajaraan konsep-konsep abstrak. (Mel Silberman 2009:116)
 Action Learning (Belajar dengan me­laku­kan / belajar tindakan) memberi kesempatan kepada siswa unutk mengalami dari dekat suatu kehidupan nyata yang menyeting aplikasi topik dan isi yang dipelajari atau didiskusikan di kelas. Penelitian di luar kelas menempatkan mereka dalam model penemuan dan memudahkannya menjadi kreatif dalam mendiskusikan penemuannya kepada kelas. Keindahan aktivitas ini adalah bahwa ia dapat digunakan dengan subjek atau aplikasi apapun. (Mel Silberman 2009:190)


METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian juga ditulis untuk  menggambarkan penerapan suatu metode pembelajaran hasil yang diinginkan dapat dicapai sehingga penelitian ini termasuk penelitian deskriptif.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan persiapan berkolaborasi dengan guru yang lain sedangkan dalam pelaksanaannya bekerja sendiri dibantu guru yang lain dalam pengamatan aktivitas siswa dan pengambilan gambar dokumentasi sedangkan dalam penulisan hasil penelitian dilakukan sendiri. Kehadiran peneliti sebagai guru di kelas dilakukan seperti biasanya sehingga proses pembelajaran berjalan wajar.
Penelitian bertempat di kelas 7 E SMP Negeri 1 Geger Madiun mulai tanggal 1 Mei 2013 - 26  Juni 2013 semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan K.D 7.4. Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
            Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tibdakan maka penelitian ini menggunakan model penelitian dari Kemmis dan Mc Taggart (www.academia.edu. diakses 10 Juni 2013) yaitu berbentuk spiral dari siklus satu ke siklus berikutnya. Setiap  siklus meliputi planning (rencana), action (pelaksanaan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Siklus berikutnya melalui langkah perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi yang sudah direvisi. Sebelum memasuki siklus pertama dilakukan tindakan pendahuluan yaitu identifikasi masalah.
Instrumen atau alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Silabus, (2) RPP,  (3) Lembar pengamatan aktivitas siswa, (4) Lembar Kuesioner Siswa, (5), Lembar Kuisioner Guru Pengamat,  (6) Tes Hasil Belajar, (7) Lembar   Pertanyaan, (8) Lembar Kerja Siswa 
Adapun metode pengumpulan data dilakukan dengan cara Observasi, Tes dan Pemberian lembar kuesioner kepada siswa dan guru pengama
Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif terdiri atas data hasil belajar siswa, pengamatan aktivitas siswa pada saat proses pelaksanaan strategi guided teaching dan action learning dan nilai hasil belajar menjawab pertanyaan secara diskusi kelompok serta nilai hasil belajar secara praktikum. Sedangkan data tentang data kualitatif yaitu hasil dari lembar kuesioner untuk siswa dan guru pengamat.
a.       Analisis data hasil observasi aktivitas siswa
Data observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan perhitungan prosentase. Penghitungannya sebagai berikut:
x 100%
Keterangan:
N          = Nilai
f           =  jumlah skor yang diperoleh
fmax    = skor maksimal

b. Analisis data tes hasil belajar
            Teknik analisis ini menggunakan penghitungan prosentase keberhasilan atau ketercapaian siswa dalam menguasai konsep. Penghitungannya sebagai berikut :
               
Keterangan:
M              =  mean (nilai rata-rata)
∑fx           =  jumlah nilai seluruh siswa
N              =  jumlah siswa
c. Analisis data hasil kuesioner untuk siswa dan guru pengamat
d. Analisis data hasil pekerjaan siswa yaitu jawaban dari pertanyaan berdasarkan strategi guided teaching.
e. Analisis data hasil pekerjaan siswa yaitu jawaban dari LKS 7.4.1 dan 7.4.2  berdasar­kan strategi action learning.


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
            Hasil penelitian yang diperoleh berupa data hasil observasi pelaksanaan strategi Guided Teaching dan Action Learning digunakan untuk mengetahui aspek aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung, data hasil belajar digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan konsep dengan menjawab pertanyaan soal ulangan harian, Daftar Nilai Tes Hasil  Belajar digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan Guided Teaching dan Action Learning
Berdasarkan data hasil observasi pelaksanaan strategi guided teaching dan action learning berhasil meningkatkan motivasi siswa berdasarkan  data hasil observasi selama pelaksanaan tindakan dengan strategi guided teaching dari siklus 1 sebesar 61% ke siklus 2 sebesar 89 %. Sedangkan   data strategi action learning dari siklus 1 sebesar 61% ke siklus 2 sebesar 90 %. Data   hasil kerja siswa dengan strategi guided teaching juga mengalami peningkatan dari rata-rata nilai pada siklus 1 sebesar 76 pada siklus 2  menjadi 82. Data tentang rata-rata hasil kerja siswa dengan strategi action learning juga mengalami peningkatan dari siklus 1 sebesar 90 pada siklus 2 menjadi 94.  Dan ini mempengaruhi peningkatan penguasaan konsep yang ditunjukkan dengan rata-rata nilai tes hasil belajar yang meningkat dari siklus 1 sebesar 78,4 pada siklus 2  menjadi 83,6 serta ketuntasan klasikal pada siklus 1 sebesar 64% pada siklus 2 menjadi 86%. Dan indikator keberhasilan sudah bisa terlampaui. Karena berdasarkan tabel data rekapitulasi data nilai proses dari data observasi pada siklus kedua dengan strategi guided teaching 77%, strategi action learning 100% sedangkan hasil kerja dengan strategi guided teaching 54% dan action learning 100%.
Berdasarkan kuesioner untuk siswa, penggunaan strategi guided teaching dan action learning ditanggapi dengan sangat baik. Karena siswa merasa lebih antusias, serius dan senang mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa juga merasa lebih mudah menguasai konsep sehingga tes hasil belajarnya juga lebih meningkat. Karena siswa juga bisa berinteraksi dengan sumber-sumber pembelajaran, siswa dan gurunya dengan lebih baik. Hambatan yang muncul pada saat praktikum adalah waktu yang sangat terbatas. Kebetulan setelah jam pelajaran IPA-Biologi adalah waktu istirahat sehingga kegiatan pembelajaran sampai masuk waktu istirahat.
Bagi guru hambatan yang dialami adalah jumlah alat praktikum diperlukan  masih kurang yaitu gelas ukur dan pipet. Sehingga terpaksa alat tersebut digunakan secara bergantian antar kelompok. Sehingga ini berpengaruh terhadap waktu yang digunakan lebih banyak. Akibatnya guru tidak bisa mengatur waktu sesuai RPP. Tetapi bagi guru penggunaan strategi guided teaching dan action learning ini berhasil mengatasi masalah pembelajaran yang dirasakan selama ini.


PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan strategi guided teaching dan action learning pada hasil penelitian siklus pertama dan kedua dapat disimpulkan bahwa: (1) Penggunaan strategi guided teaching dan action learning dapat meningkatkan antusiasme  siswa dalam kegiatan pembelajaran.Hal ini dapat diamati dari respon siswa dan guru pengamat berdasarkan kuesioner untuk siswa dan guru pengamat.Semua responden menyatakan bahwa kedua strategi ini bisa meningkatkan antusiasme dalam kegiatan pembelajaran juga berdasarkan lembar observasi di kelas juga bisa dilihat dari rekaman gambar/foto. (2) Penggunaan strategi guided teaching dan action learning dapat meningkatkan antusiasme  siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat diamati dari respon siswa dan guru pengamat berdasarkan kuesioner untuk siswa dan guru pengamat.Semua responden menyatakan bahwa kedua strategi ini bisa meningkatkan keseriusan dalam kegiatan pembelajaran juga berdasarkan lembar observasi di kelas juga bisa dilihat dari rekaman gambar/foto. (3) Penggunaan strategi guided teaching dan action learning dapat meningkatkan penguasaan konsep Biologi. Karena tingkat keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran semakin meningkat dalam hal mendengarkan,mencatat,aktif bertanya,aktif bekerja sama, kekompakan, menjawab pertanyaan, menggunakan peralatan praktikum yang pada akhirnya bisa meningkatkan penguasaan konsep berdasarkan tes hasil belajar dimana rata-rata kelasnya yang semula 78,4 menjadi 83,6 sedangkan prosentase ketuntasan klasikal yang semula 64% menjadi 86%.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini dan kajian tentang implementasi strategi guided teaching dan action learning pada penelitian tindakan kelas ini dapat disarankan bahwa: (1) Pemecahan masalah  penguasaan konsep dapat dilakukan    dengan mengkombinasikan strategi guided teaching dan active learning, dua strategi pembelajaran bisa saling melengkapi. (2) Implementasi strategi guided teaching dan active learning dapat dilakukan  pada kompetensi dasar –kompetensi dasar yang lain pada mata pelajaran Biologi yang sesuai dengan strategi guided teaching dan active learning.




DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara.
Dasna, I Wayan dkk.2009. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah,Universitas   Negeri Malang Panitia Sertifikasi Guru Rayon 15.
Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Dikdasmen Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi SAINS,Jakarta.
http://idhzabiologi.blogspot.com/2011/06 teori kognitif menurut Jean Piaget (diakses 10 Juni  2013)
Indarti,Titik, 2008. Penelitian Tindakan Kelas(PTK) dan Penulisan Ilmiah Prinsip-prinsip Dasar, Langkah-langkah dan Implementasinya, Lembaga Penerbitan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya.
I Wayan AS.S.Si.2010.8 Standar Nasional Pendidikan, Al-Zahra Books, Jakarta,2010.
Karim, Saeful dkk, 2008, Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Jakarta, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional .
MGMP Biologi Kab. Madiun. 2012 . Biologi untuk Siswa SMP Kelas VII Semester Genap, Madiun, Karya Mandiri.
Rusman, Dr.M.Pd.2010. Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, PT Rajagrafindo Persada.
Silberman, Mel. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta, Pustaka Insan Madani.
www.academia.edu.       ( diakses 10 Juni 2013)
www.prinsip-prinsip pengembangan strategi.html (diakses 10 Juni 2013)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar