Selasa, 01 Desember 2015

PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE BRAINSTORMING CLUSTERING ( CBC ) DAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIIA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DI SMPN 2 KEBONSARI KAB.MADIUN.

PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE BRAINSTORMING CLUSTERING ( CBC ) DAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIIA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DI SMPN 2 KEBONSARI KAB.MADIUN.

ENDANG SRI HASTUTI
SMPN 2 KEBONSARI KABUPATEN MADIUN

ABSTRAK :
Proses pembelajaran yang kurang menarik membuat siswa menjadi jenuh dan bosan yang akibatnya siswa kurang antusias mengikuti pelajaran. Dengan demikian dapat dipastikan prestasi belajar pada siswa belum bisa mencapai harapan.
   Dengan memilih strategi yang terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan, harapannya adalah siswa bisa menggunakan dan mengingat konsep tersebut lebih lama. Konsep-konsep yang diterima siswa dipahami sebagai bagian yang saling berhubungan dan membentuk satu pemahaman yang utuh. Guru hendaknya dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari siswa, sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan mampu mengkaitkannya dengan dunia nyata
.           Bertolak dari permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui Pendekatan Pembelajaran Cooperative Brainstorming Clustering ( CBC ) dan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas dengan 3 siklus. Masing-masing siklus terdiri atas 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
            Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan diterapkannya Pendekatan Pembelajaran Cooperative Brainstorming Clustering ( CBC ) dan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Ketuntasan belajar mengalami peningkatan dari 67,69 % pada siklus 1 menjadi 58 % pada siklus 2 dan akhirnya 77 % pada siklus 3.
            Simpulan dari penelitian ini adalah Pendekatan Pembelajaran Cooperative Brainstorming Clustering ( CBC ) dan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan demikian model pembelajaran ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain untuk melaksanakan proses pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif. Harapan selanjutnya adalah siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga prestasi belajarnya mengalami peningkatan

Kata Kunci : Pendekatan Pembelajaran CBC, prestasi belajar


Proses pembelajaran konsep Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan yang selama ini dilakukan masih belum mengoptimalkan lingkungan yang ada sebagai sumber belajar. Kegiatan yang selalu dilakukan hanya sebatas studi pustaka. Yang artinya hanya sebatas membahas  apa yang ada di buku tanpa ada pengembangan yang berarti. Di samping itu proses pembelajaran yang kurang menarik membuat siswa menjadi jenuh dan bosan yang akibatnya siswa kurang antusias mengikuti pelajaran. Dengan demikian dapat dipastikan prestasi belajar pada siswa belum bisa mencapai harapan.
Bila guru hanya sekedar memberikan informasi-informasi baru tanpa usaha untuk mengasimilasikan pengetahuan baru pada konsep-konsep yang relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif siswa akan terjadi siswa hanya akan menghafal saja.
Berdasar hal tersebut di atas penulis mencoba untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dengan menggunakan pendekatan Cooperative Brainstorming Clustering ( CBC ), serta dengan mengoptimalkan lingkungan sebagai sumber belajar agar kejenuhan pada siswa dapat diminimalkan sehingga tercipta suasana belajar yang enjoyable ( menyenangkan ).
Pendekatan apapun yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, sebaiknya memposisikan siswa sebagai pusat perhatian, pusat kegiatan dan pusat perlakuan. Guru sebagai salah satu penentu keberhasilan siswa mempunyai peran yang sangat menentukan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Degeng dalam bukunya Pendekatan Kontekstual bahwa : tugas guru adalah mengatur strategi belajar, membantu menghubungkan pengetahuan lama dan baru dan memfasilitasi belajar ( Degeng, 2002 : 4 ). Dengan memilih strategi yang terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan, harapannya adalah siswa bisa menggunakan dan mengingat konsep tersebut lebih lama. Konsep-konsep yang diterima siswa dipahami sebagai bagian yang saling berhubungan dan membentuk satu pemahaman yang utuh. Guru hendaknya dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari siswa, sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan mampu mengkaitkannya dengan dunia nyata.
Dengan menggunakan strategi pembelajaran yang bermakna, maka ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan oleh guru maupun siswa, karena dengan belajar yang bermakna, informasi yang dipelajari akan menjadi lebih lama bertahan dalam ingatan. Dengan demikian akan memudahkan untuk proses belajar berikutnya sehingga guru tidak perlu mengulang-ulang informasi. Belajar akan lebih bermakna jika siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan hanya sekedar mengetahui informasi ataupun pengetahuan. Pembelajaran yang hanya bersifat untuk mengetahui saja untuk dihafalkan hanya akan bermanfaat sesaat saja yaitu pada saat guru mengadakan ulangan, tetapi tidak dapat digunakan untuk bekal bagi siswa dalam memecahkan persoalan dalam kehidupan. Untuk itulah penulis berupaya untuk menerapkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa dengan melakukan penelitian yang berjudul : Pendekatan Pembelajaran Cooperative Brainstorming Clustering ( CBC ) dan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIIA Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 di SMPN 2 Kebonsari Kab.Madiun.

A.   RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang  masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “ Bagaimana Pendekatan Pembelajaran Cooperative Brainstorming Clustering ( CBC ) dan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan  Prestasi Belajar Siswa Kelas VIIA Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 di SMPN 2 Kebonsari Kab.Madiun ?”

B.   TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bahwa pendekatan pembelajaran Cooperative Brainstorming Clustering (CBC) dan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan  Prestasi Belajar

C.   MANFAAT PENELITIAN
1.    Siswa mampu berperan aktif dalam proses pembelajaran
2.    Siswa dapat mengembangkan daya nalar dan kreativitas dalam belajar
3.    Terjadi peningkatan kemampuan belajar siswa dalam memahami konsep biologi
4.    Guru dapat memperbaiki strategi pembelajaran
5.    Guru dapat meningkatkan kreativitasnya dalam pengelolaan KBM

D.   HIPOTESA  TINDAKAN
Rumusan hipotesa dalam penelitian ini adalah : “ Jika pendekatan CBC dan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dilaksanakan dalam kegiatan belajar, maka prestasi belajar siswa akan meningkat. “

KAJIAN PUSTAKA
A. Pendekatan Pembelajaran CBC
Pada proses pembelajaran, bila siswa diberi kesempatan untuk mencurahkan gagasannya ( brainstorming ) dalam bentuk kerjasama antar siswa ( cooperative ) dalam kerja kelompok ( clustering ) maka suasana kelas yang demikian akan menjadikan siswa aktif dalam belajar. Siswa tidak hanya mendengarkan apa kata guru, tetapi dalam CBC siswa diberi kebebasan untuk berpendapat, mengemukakan ide, mendebat pendapat temannya, sehingga kelas menjadi aktif dan menyenangkan.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar makhluk hidup dan berpengaruh terhadap kehidupan makhluk hidup tsb. Lingkungan terdiri dari lingkungan hidup dan lingkungan tak hidup yang di dalamnya terjadi saling ketergantungan ( Sumarwan, dkk, 2000 ). Dwidjoseputro, 1973 mengatakan bahwa lingkungan mempunyai kemungkinan-kemungkinan yang banyak untuk digunakan sebagai sumber  belajar biologi.
Sumber belajar adalah segala sesuatu baik yang direncanakan maupun yang menurut sifatnya dapat dimanfaatkan untuk membantu proses belajar mengajar ( Depdikbud, 1985 ).
Pendekatan lingkungan adalah suatu cara pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan di luar kelas yang dijadikan sumber belajar, sehingga membantu siswa dalam memahami konsep dan obyek secara langsung ( Roestiyah, 1982 )

METODE PENELITIAN
A.   SETTING PENELITIAN
                      Penelitian tindakan kelas ini sasarannya adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kebonsari  Kab.Madiun. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ini berbentuk siklus yang terdiri atas 3 siklus, sehingga apabila pada awal pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka perbaikan akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.

B.   RENCANA TINDAKAN
Setiap siklus terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan ( planning ), pelaksanaan ( acting ), observasi ( observing ) dan refleksi ( reflecting ).
            Agar di dapat informasi yang valid dan akurat dari pelaksanaan penelitian perlu adanya identifikasi jenis data yang dibutuhkan, alat pengumpul data dan cara pengumpulan data yang meliputi :
a.     Penilaian selama proses belajar mengajar, utamanya tentang aktivitas siswa.
b.    Nilai Post Test yang mengukur prestasibelajar siswa.
Adapun Proses Penelitiannya adalah sebagai berikut :
 
SIKLUS I
A.   Planing
a.     Mempersiapkan perangkat KBM
b.      Memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari tentang Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan.
c.       Mempersiapkan lembar observasi, tes dan kuesioner
B. Acting
a.     Melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang meliputi pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.
b.    Langkah-langkah dalam pembelajaran CBC ( Cooperative Brainstroming Cluster ) yaitu :
1.    Membagi siswa menjadi 5 kelompok ( tiap kelompok 5 orang siswa )
2.    Membagikan lembar kerja kepada masing-masing kelompok.
3.    Setiap anggota kelompok berperan aktif dalam penyelesaian lembar kerja, mencurahkan segala pendapat dan mengemukakan argumentasi, sehingga terjadi kerjasama antar anggota dalam kelompok.
4.    Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, dan kelompok lain dapat menanyakan, menyanggah ataupun menambahkan informasi kepada kelompok penyaji. Guru berperan sebagai moderator dan nara sumber.
B.   Observasi
Kegiatan kolaborator dalam pelaksanaan tindakan kelas adalah :
a.     Mencatat seluruh kegiatan guru dalam KBM, baik mengenai kelemahan ataupun kekurangannya.
b.    Mencatat seluruh kejadian dalam kegiatan yang dilakukan oleh siswa pada saat KBM.
c.     Mencatat kondisi awal pembelajaran dan setelah pembelajaran selesai.
d.    Mengadakan wawancara dengan siswa tentang tanggapan terhadap kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
D. Refleksi
Melakukan analisa data dengan berdasar pada indicator yang sudah ditetapkan.
Indikator keberhasilan dalam pembelajaran ini adalah :
a.     80 % siswa merasa senang mempelajari biologi.
b.    80 % siswa aktif dalam mempelajari biologi
c.     80 % siswa mendapatkan nilai  lebih dari 75.
 
SIKLUS II
Langkah-langkah dalam siklus II  pada dasarnya sama dengan siklus I, hanya dalam acting guru lebih banyak memberi motivasi kepada siswa yang kurang aktif dalam kegiatan kerja kelompok, maupun siswa yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi kelas.
Untuk melihat indikator sudah tercapai atau belum maka instrumen penelitian yang diperlukan adalah :
a.     Kuesioner untuk siswa yang mengukur antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran biologi.
b.    Penilaian kinerja untuk mengukur keaktifan belajar siswa
c.     Post tes untuk mengukur prestasi belajar siswa
d.    Lembar observasi untuk melihat kelemahan ataupun kelebihan guru.
 
SIKLUS III
Langkah-langkah dalam siklus III sama dengan siklus I dan siklus II, tetapi dalam acting, guru lebih banyak memberikan penguatan apabila ada siswa yang menjawab benar, memberikan perhatian yang lebih kepada siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur keberhasilan indikator juga sama dengan yang ada pada siklus II yang meliputi kuesioner, penilaian kinerja, post test dan lembar observasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.   Siklus I
Dari hasil observasi diperoleh hasil sebagai berikut :


Tabel 4.1
Data keaktifan siswa Siklus I

No.
Kegiatan siswa
Jumlah
Prosentase

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Menyampaikan gagasan

Mengajukan pertanyaan

Menjawab pertanyaan

Mengerjakan LKS

Diskusi dalam kelompok

Mencatat hasil diskusi

Menambahkan informasi

3

4

3

23

12

21

4


12

16

12

92

48

84

16





Tabel 4.2 Hasil Post test Siklus I

No
Nilai
Jumlah
Prosentase

1

2

3

Kurang dari 75

Lebih dari 75

Ketuntasan

16

9

67,69


64

36



Dari indikator yang telah ditetapkan dalam keaktifan siswa hanya ada 2 kegiatan siswa yang sudah mencapai 80 % yaitu dalam hal mengerjakan LKS dan mencatat hasil diskusi sedangkan kegiatan-kegiatan yang lain masih jauh dari harapan. Siswa yang mendapat nilai lebih dari 75 baru mencapai 36 %.

B.   Siklus II
Perencanaan dan pelaksanaan sama dengan siklus I, hanya ada perbedaan dalam hal materi yaitu tentang Macam-macam pencemaran. Dalam pelaksanaan ( acting ) guru lebih meningkatkan motivasi kepada siswa yang kurang aktif dalam kegiatan kerja kelompok, maupun siswa yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi kelas.
Hasil observasi pada siklus II adalah sebagai berikut :




Tabel 4.3 Data keaktifan siswa Siklus II

No.
Kegiatan siswa
Jumlah
Prosentase

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.


Menyampaikan gagasan

Mengajukan pertanyaan

Menjawab pertanyaan

Mengerjakan LKS

Diskusi dalam kelompok

Mencatat hasil diskusi

Menambahkan informasi

10

8

14

25

20

22

10

40

32

56

100

80

88

40


Tabel 4.4 Hasil Post test Siklus II
No
Nilai
Jumlah
Prosentase

1

2

3

Kurang dari 75

Lebih dari 75

Ketuntasan

10

15

77,81

40

60



a.         refleksi
Dari indikator yang telah ditetapkan dalam keaktifan ada 3 kegiatan siswa yang sudah mencapai le bih dari 80 % yaitu dalam hal mengerjakan LKS,diskusi dalam kelompok dan mencatat hasil diskusi sedangkan kegiatan-kegiatan yang lain meskipun tampak ada peningkatan tetapi masih belum mencapai indikator yang diharapkan yaitu sejumlah 80 %. Pemahaman siswa akan konsep juga mengalami peningkatan dari jumlah yang mendapat nilai lebih dari 75  semula 36 % pada siklus I meningkat menjadi 60 % pada siklus II. Ketuntasan siswa semula 67,69 pada siklus I meningkat menjadi 77,81 pada siklus II.

C.   Siklus III
            Perencanaan dan pelaksanaan sama dengan siklus II, hanya ada perbedaan dalam hal materi yaitu tentang Kerusakan lingkungan. Dalam pelaksanaan ( acting ) guru lebih meningkatkan motivasi kepada siswa yang kurang aktif dalam kegiatan kerja kelompok, maupun siswa yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi kelas. Apabila ada pertanyaan yang tidak segera ditanggapi oleh siswa, guru akan membantu dengan cara mengungkapkan kembali pertanyaan tersebut dengan memberikan ilustrasi yang akan memudahkan siswa untuk menjawab pertanyaan.
Hasil observasi pada siklus III adalah sebagai berikut :



Tabel 4.5 Data keaktifan siswa Siklus III

No.
Kegiatan siswa
Jumlah
Prosentase

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Menyampaikan gagasan

Mengajukan pertanyaan

Menjawab pertanyaan

Mengerjakan LKS

Diskusi dalam kelompok

Mencatat hasil diskusi

Menambahkan informasi

15

13

18

25

24

24

12

60

52

72

100

96

96

48

Tabel 4.6 Hasil Post test Siklus III

No
Nilai
Jumlah
Prosentase

1

2

3

Kurang dari 75

Lebih dari 75

Daya Serap

4

21

79,05


16

84



a.                   refleksi
Dari indikator yang telah ditetapkan dalam keaktifan kegiatan siswa yang sudah mencapai 80 % yaitu dalam hal mengerjakan LKS, diskusi dalam kelompok dan mencatat hasil diskusi sedangkan kegiatan-kegiatan yang lain meskipun tampak ada peningkatan tetapi masih belum mencapai indikator yang diharapkan yaitu sejumlah 80 %. Pemahaman siswa akan konsep juga mengalami peningkatan dari jumlah yang mendapat nilai lebih dari 75  semula 60 % pada siklus II meningkat menjadi 84 % pada siklus III. Ketuntasan siswa semula 77,81 pada siklus II meningkat menjadi 79,05I pada siklus III.

C. Pembahasan
            Materi tentang Pencemaran dan kerusakan lingkungan yang selama ini disampaikan hanya melalui kegiatan diskusi informasi ( ceramah ) ternyata tidak menarik antusiasme siswa untuk bisa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Penulis berusaha mencari model pembelajaran yang bisa membuat siswa merasa senang  disamping untuk meningkatkan pemahaman siswa yaitu melalui model pembelajaran Cooperative Brainstorming Clustering ( CBC ).
            Dari hasil penelitian yang sudah dipaparkan diatas pada siklus I tampak sekali keaktifan siswa dalam proses pembelajaran kurang memuaskan. Masih banyak aktivitas dalam hal menyampaikan gagasan, mengajukan pertanyaan menjawab pertanyaan ataupun menambahkan informasi yang tidak dilakukan siswa. Prosentasenya masih sangat sedikit. Pada siklus II keaktifan siswa dalam pembelajaran memang ada peningkatan, tetapi masih belum memenuhi target indikator. Dengan adanya keaktifan siswa yang masih kurang, guru telah berusaha untuk memperbaikinya dengan cara memotivasi lebih baik, memberikan penguatan agar siswa yang lain merasa termotivasi untuk aktif. Tetapi tampaknya hasilnya kurang memuaskan. Masih diperlukan upaya yang lain untuk bisa meningkatkan aktivitas siswa dalam hal menyampaikan gagasan, menjawab pertanyaan, menambahkan informasi.Hal ini bisa dilihat dari rekapitulasi aktivitas siswa mulai siklus I sampai dengan siklus III di bawah ini :



Tabel 4.6 Data Keaktifan siswa
No
Kegiatan Siswa
Siklus I
Siklus II
Siklus III
S
%
S
%
S
%

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.


Menyampaikan gagasan

Mengajukan pertanyaan

Menjawab pertanyaan

Mengerjakan LKS

Diskusi dalam kelompok

Mencatat hasil diskusi

Menambahkan informasi

3

4

3

23

12

21

4


12

16

12

92

48

84

16


10

8

14

25

20

22

10

40

32

56

100

80

88

40


15

13

18

25

24

24

12

60

52

72

100

96

96

48


Dalam hal peningkatan pemahaman konsep mulai dari siklus I sampai dengan siklus III menampakkan hasil yang sangat memuaskan. Peningkatannya dapat dilihat pada rekapitulasi di bawah ini :
Tabel 4.7 Hasil Post Test

No
Nilai
Siklus I
Siklus II
Siklus III
S
%
S
%
S
%

1

2

3

Kurang dari 75

Lebih dari 75

Ketuntasan

16

9

67,69


64

36

10

15

77,81

40

60

4

21

79,05


16

84



Yang mendapatkan nilai kurang dari 75  semakin sedikit dari 16 turun menjadi 10 dan tinggal 4 siswa pada siklus III. Sedangkan yang mendapat nilai lebih dari 75 meningkat dari 9 menjadi 15 dan akhirnya pada siklus III menjadi 21. Ketuntasan juga memperlihatkan peningkatan yang cukup memuaskan dari 67,69 menjadi 77,81 dan akhir siklus III menjadi 79,05.
Penulis bisa menyimpulkan bahwa dengan adanya perubahan pembelajaran dari semula hanya berupa diskusi informasi ( ceramah ) kemudian menerapkan pembelajaran CBC yang banyak melibatkan aktivitas siswa akan makin meningkatkan pemahaman konsep. Karena bagaimanapun juga apabila konsep itu didapatkan karena siswa dilibatkan dalam kegiatan akan menampakkan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan siswa hanya menerima konsep tanpa melakukan aktivitas di dalamnya.
            Penulis pada akhir siklus III pembelajaran dengan menggunakan CBC memberikan kuesioner kepada siswa untuk melihat apakah siswa senang dengan pembelajaran ini atau tidak yang hasilnya adalah sebagai berikut :


Tabel 4.8 Hasil Kuesioner Siswa
Skor
Kualifikasi
Jumlah
Prosentase

0 – 25
26 – 50
51 – 75
76 - 100

Tidak senang
Cukup senang
Senang
Sangat senang

2
3
12
8

8
12
48
32




Siswa yang merasa senang dan sangat senang dengan pembelajaran CBC jumlahnya 20 ( 80 % ). Dengan demikian indikator keberhasilan yang mengharapkan 80 % siswa akan merasa senang dengan pembelajaran CBC dapat tercapai. Ternyata memang pembelajaran CBC selain akan meningkatkan pemahaman siswa dalam menguasai konsep Biologi juga dapat menciptakan kondisi belajar yang membuat siswa merasa senang untuk mempelajari biologi.

KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
            Kesimpulan dari penelitian tindakan kelas ini adalah model pembelajaran Cooperative Brainstorming Clustering ( CBC ) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

B. SARAN-SARAN
            Agar dalam menerapkan model pembelajaran CBC dapat mencapai hasil yang memuaskan, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan adalah :
1.       Memaksimalkan persiapan penyusunan langkah pembelajaran, agar saat berada di depan kelas semua yang sudah direncanakan dapat terlaksana tanpa mengalami hambatan.
2.       Meningkatkan frekuensi dan kualitas kolaborasi antar teman sejawat sehingga masukan dari para kolaborator akan dapat memperbaiki refleksi untuk dapat menyusun perencanaan lebih baik lagi.
3.       Memperdalam pengetahuan tentang model pembelajaran cooperatif yang merupakan dasar penggunaan model pembelajaran CBC.





DAFTAR PUSTAKA
1.       Blazely, LD et al, 1998, Term of  Reference : Experimental Study of JSE Science Teaching Methods, Jakarta, CPCU JSE Project.

2.       Depdiknas, Diejen Dikdasmen, 2001, Pedoman Teknis Pelaksanaan Clasroom Action Research.

3.       Dryden, Gordon & Jeannete Vos, 2002, Revolusi Cara Belajar, Bandung, Kaifa.

4.       Madya, S, 1994, Panduan Penelitian Tindakan, Yogyakarta. Lemabaga Penelitian IKIP Yogyakarta.

5.       Margono, Dwi, 2000, Penelitian Tindakan Kelas ( Pedoman Untuk Guru Sebagai Peneliti ), Jember, FKIP Universitas Jember.

6.       Muhammad, Nur, 1996, Teori Pembelajaran IPA dan Hakekat Pendekatan Ketrampilan Proses, Jakarta Depdikbud.

7.       Priyono, Andreas, 2000, Pedoman Praktis Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.

8.       Ratna Wilis Dahar, 1988, Teori-teori Belajar, Jakarta, Depdiknas Dirjen Dikti PPLPTK

9.       Roestiyah, NK, 2001, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, PT Asdi Mahasetya.

10.   Usman, Muh. Uzer, 1996, Menjadi Guru Profesional, Bandung, Remaja Rosda Karya.

11.   Winkel, WS, 1989, Psikologi Pengajaran, Jakarta, Gramedia.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar