Selasa, 01 Desember 2015

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII C SMPN 2 MEJAYAN MELALUI “ROLE PLAYING”

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII C SMPN 2 MEJAYAN MELALUI “ROLE PLAYING

Oleh: ROSO SIHWIDHI, S.Pd., Guru SMPN 2 Mejayan, Kab. Madiun


ABSTRAK
Rendahnya motivasi belajar dan prestasi belajar telah lama menjadi bahan pemikiran bagi penulis, terutama pada mata pelajaran Biologi. Pada umumnya siswa menampakkan sikap kurang bergairah, kurang bersemangat dan kurang siap dalam mengikuti pelajaran. Sehingga suasana kelas kurang aktif, interaksi antara guru dan siswa sangat kurang. Apalagi antara siswa dan siswa, siswa cenderung pasif, hanya menerima saja apa yang diberikan guru. Pada proses pembelajaran IPA khususnya Biologi siswa dituntut untuk gemar membaca, tanpa adanya minat membaca mustahil siswa dapat memahami materi  Biologi. Hal ini juga menimbulkan dampak merosotnya prestasi belajar. Selama ini siswa takut untuk tampil atau mengemukakan pendapatnya. Sehingga dalam proses pembelajaran didominasi oleh guru sebagai sumber informasi.
Menurut M. Sobry Sutikno(2005) :” Pembelajaran efektif terjadi jika dengan pembelajaran tersebut siswa menjadi senang dan mudah memahami apa yang dipelajarinya. Belajar merupakan proses aktifitas yang memiliki keterukuran secara jelas. Keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajar mengajar merupakan sebuah ukuran atas proses pembelajaran. Apabila merujuk pada rumusan operasional keberhasilan belajar, maka belajar dikatakan berhasil apabila diikuti ciri-ciri :
a.     Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik secara individu maupun kelompok
b.    Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran khusus telah dicapai oleh siswa baik secara individual maupun kelompok
c.     Terjadinya proses pemahaman materi yang secara sekuensial mengantarkan materi tahap berikutnya
Melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini permasalahan tersebut dicoba untuk  diperbaiki dengan metode “Role Playing”. Dimana dalam metode ini siswa di beri peran penuh untuk menggali informasi sendiri baik dari buku atau media yang lain. Diharapkan dengan metode ini siswa aktif dan kreatif yang pada akhirnya siswa bisa lebih mandiri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode “Role Playing” siswa merasa senang,siswa termotivasi belajarnya, siswa setuju apabila metode ini digunakan lagi untuk pokok bahasan lain, siswa merasa lebih memahami materi dengan metode “Role Playing”. Hasil penelitian pada siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar.

Kata kunci : motivasi belajar, prestasi belajar, metode “role playing”.




PENDAHULUAN
Rendahnya motivasi belajar dan prestasi belajar telah lama menjadi bahan pemikiran bagi penulis, terutama pada mata pelajaran Biologi. Pada umumnya siswa menampakkan sikap kurang bergairah, kurang bersemangat dan kurang siap dalam mengikuti pelajaran. Sehingga suasana kelas kurang aktif, interaksi antara guru dan siswa sangat kurang. Apalagi antara siswa dan siswa, siswa cenderung pasif, hanya menerima saja apa yang diberikan guru.
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecah­kan perhatiannya .
Lainnya halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi didalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Disini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar.
Pada proses pembelajaran IPA khususnya Biologi siswa dituntut untuk gemar membaca, tanpa adanya minat membaca mustahil siswa dapat memahami materi  Biologi. Hal ini juga menimbulkan dampak merosotnya prestasi belajar. Selama ini siswa takut untuk tampil atau mengemukakan pendapatnya. Sehingga dalam proses pembelajaran didominasi oleh guru sebagai sumber informasi.
Dari permasalahan diatas maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana Model Pembelajaran “Role Playing” dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Mata Pelajaran Biologi siswa kelas VIII C SMP Negeri  2 Mejayan, Kabupaten Madiun.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui  peningkatan motivasi belajar dan prestasi belajar melalui model pembelajaran “Role Playing” pada materi sistem pencernaan manusia  di kelas VIII C SMP Negeri 2 Mejayan, Kabupaten Madiun.

METODE PENELITIAN
A.   Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada kelas VIII C semester I tahun pelajaran 2014/2015  SMP Negeri 2 Mejayan, Jl. P. Sudirman No. 143 Caruban, Kabupaten Madiun. Jumlah siswa 35 anak, terdiri dari laki-laki 15 anak dan perempuan 20 anak.

B.   Rencana Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan hanya pada materi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan pada manusia. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, masing-masing siklus melalui empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan tahap refleksi.

C.   Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dari :
1.    Post test
2.    Lembar observasi siswa
3.    Lembar observasi guru
4.    Kuisioner siswa

D.   Analisa Data
1.    Post test
Jumlah soal yang harus dijawab siswa terdiri dari 4 soal. Masing-masing soal skornya 25, sehingga skor maksimal 100
2.    Observasi siswa
Merekam kegiatan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Ada 4 aspek yang harus dinilai dan masing-masing aspek diberi skor 1-4
Skor 4 = sangat baik
Skor 3 = baik
Skor 2 = cukup baik
Skor 1 = tidak baik
3.    Observasi guru dilakukan oleh kolaborator dengan skor setiap tampilan guru antara 60 – 90.
4.    Kuisioner siswa
Masing-masing pilihan jawaban di beri skor yang berbeda. Bila menjawab :
Sangat setuju diberi skor 4
Setuju diberi skor 3
Cukup setuju diberi skor 2
Tidak setuju diberi skor 1


E.   Prosedur Pelaksanaan
Karena terbatasnya waktu Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh peneliti hanya pada materi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan pada manusia saja.
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, masing-asing siklus melalui empat tahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu :
1.    Tahap Perencanaan (Planing)
Guru menyiapkan perangkat pembelajaran berupa :
a.     Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b.    Lembar Post Test
c.     Lembar Observasi Siswa
d.    Lembar Observasi Guru
e.     Kuesioner siswa
f.     Bahan ajar
g.    Media Pembelajaran

2.    Tahap Pelaksanaan (Acting)
a.    Kegiatan Pendahuluan :
1)    Pengantar
2)    Motivasi

b.    Kegiatan Inti
1)    Guru mempersilahkan siswa membentuk kelompok, dimana satu kelompok beranggota 4 - 5 anak
2)    Guru memberi penjelasan  tentang ”Role Playing”
3)    Guru meminta setiap anggota kelompok memilih peran sesuai yang dikehendaki
4)    Siswa menentukan pemeran dalam masing-masing kelompok
5)    Guru memilih kelompok yang akan tampil di depan kelas secara acak
6)    Kelompok lain menyimak dan memperhatikan penampilan kelom­pok yang sedang tampil

c.     Kegiatan Penutup
1)    Guru dan siswa membuat rangkuman / kesimpulan
2)    Guru memberi Post Test, siswa mengerjakan secara individu

3.    Tahap Pengamatan (Observing)
Bekerjasama dengan kolaborator untuk membantu mengamati dan mengumpulkan data :
a.     Hasil post test
b.    Hasil Kuesioner siswa
c.     Hasil lembar observasi siswa dan guru

4.    Tahap Refleksi (Reflecting), bekerjasama dengan Kolaborator
a.     Mengetahui keterlaksanaan tindakan
b.    Memperbaiki langkah-langkah yang belum terlaksana atau yang mengalami kendala sehingga bisa terlaksana pada siklus berikutnya.

HASIL PENELITIAN
A.   SIKLUS I
1.    Tahap Perencanaan
·      Sehari sebelum pelaksanaan siswa diminta mempelajari materi yang akan diperankan
·      Materi yang akan dibahas adalah organ pencernaan yang berupa saluran pencernaan
·      Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa, dan alat evaluasi

2.    Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah kegiatan adalah sebagai berikut :
F Siswa duduk berkelompok 4-5 anak, sehingga terbentuk 8 kelompok
F Masing-masing anggota kelompok memilih peran
F Setelah siap, kelompok yang ditunjuk maju dan berdiri didepan kelas dengan urutan saluran pencernaan yaitu : rongga mulut – kerongkongan – lambung – usus halus – usus besar
F Masing – masing pemeran memperke­nal­kan diri dan berperan sebagai apa
F Kemudian masing-masing pemeran menjelaskan tentang organ yang diperankannya
F Siswa dari kelompok lain memperhati­kan dan menyimak penampilan temannya
F Demikian seterusnya sampai semua kelompok selesai tampil
F Dengan dibimbing guru semua siswa menyimpulkan hasil kegiatan yang sudah dilaksanakan
F Akhir pelajaran diakhiri dengan pelaksanaan post test
Indikator keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus Idan II adalah :
1.    Sekurang-kurangnya 75% siswa mendapat nilai 65
2.    Sekurang-kurangnya 75% siswa merasa senang belajar biologi
3.    Sekurang-kurangnya 75% siswa memperhatikan penampilan teman.

3.  Tahap Observasi
Hasil post test siklus I ternyata siswa yang memperoleh nilai di atas 65 adalah 46%. Hasil observasi siswa menun­juk­kan bahwa siswa yang hafal materi 65%, siswa yang dapat menyampaikan ke temannya 59%, siswa yang berpenampilan baik 65% dan siswa yang memperhatikan penampilan temannya 56%. Hasil observasi guru menunjukkan  langkah-langkah yang dilakukan sudah sesuai.

4.    Tahap Refleksi
Dari hasil observasi ditemukan adanya kelemahan sebagai berikut :
Ø Waktu yang sudah ditetapkan ternyata meleset
Ø Siswa belum hafal materi, sehingga dalam penyampaian perannya masih belum sempurna, hal ini berdampak pada penampilan serta perhatiannya ke kelompok yang sedang tampil karena siswa masih sibuk sendiri menghafal materi atau skenario

B.   SIKLUS II
1.    Tahap Perencanaan
Pada siklus kedua ini perenca­na­annya secara garis besar sama dengan siklus I, yang berbeda adalah pada materi kegiatan yang membahas tentang kelenjar pencernaan pada manusia. Selain itu berdasarkan pada temuan siklus I, maka perlu waktu yang lebih panjang yaitu 4 hari sebelum pelaksanaan tindakan siswa sudah diberi informasi untuk menghafal materi yang diperankan. Sehingga pada saat pelaksanaan tindakan diharapkan siswa sudah siap dan tidak ada siswa yang belum hafal materi. 

2.    Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah kegiatan adalah sebagai berikut :
F Siswa duduk berkelompok 4-5 anak, sehingga terbentuk 8 kelompok
F Masing-masing anggota kelompok memilih peran
F Setelah siap, kelompok yang ditunjuk maju dan berdiri didapn kelas dengan urutan kelenjar pencernaan yaitu : kelenjar ludah – kelenjar dinding lambung – kelenjar hati – kelenjar pankreas – kelenjar dinding usus halus
F Masing – masing pemeran memper­kenal­­kan diri dan berperan sebagai apa
F Kemudian masing-masing pemeran menjelaskan tentang kelenjar yang diperankannya
F Siswa dari kelompok lain memperhati­kan dan menyimak penampilan temannya
F Demikian seterusnya sampai semua kelompok selesai tampil
F Dengan dibimbing guru semua siswa menyimpulkan hasil kegiatan yang sudah dilaksanakan
F Akhir pelajaran diakhiri dengan pelaksanaan post test.

3.  Tahap Observasi
Hasil post test siklus II ternyata siswa yang memperoleh nilai diatas 65 adalah 94,2%. Hasil observasi siswa menunjukkan bahwa siswa yang hafal materi 81%, siswa yang dapat menyampai­kan ke temannya 81%, siswa yang berpenampilan baik 78% dan siswa yang memperhatikan penampilan temannya 71%. Hasil observasi guru menunjukkan  langkah-langkah yang dilakukan sudah sesuai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode “Role Playing” berdasarkan pada hasil kuesioner siswa diketahui: 77% siswa merasa senang, 85,7% siswa termotivasi belajarnya, 82,8% siswa setuju apabila metode ini digunakan lagi untuk pokok bahasan lain dan 97,1% siswa merasa lebih memahami materi dengan metode “Role Playing”serta 82,8% siswa setuju apabila model “Role Playing” dapat meningkatkan prestasi belajar.

PEMBAHASAN
Hasil post test siklus I ternyata belum tercapai ketuntasan belajar sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu 75%. Hasil observasi siswa juga menunjukkan indikator belum tercapai, karena hasil dari masing-masing aspek yang diamati belum mencapai 75%. Dari hasil observasi ditemukan adanya kelemahan sebagai berikut : waktu yang sudah ditetapkan ternyata meleset, siswa belum hafal materi sehingga dalam penyampaian perannya masih belum sempurna, hal ini berdampak pada penampilan serta perhatiannya ke kelompok yang sedang tampil karena siswa masih sibuk sendiri menghafal materi.
Hasil post test siklus II meningkat dibandingkan pada siklus I dan indikator keberhasilan telah tercapai. Hasil observasi siswa menunjukkan bahwa ada beberapa kegiatan yang sudah melibatkan siswa diatas 75% yaitu dalam hal hafal materi, cara penyampaian dan penampilan siswa. 


KESIMPULAN
Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode ”Role Playing” yang dilaksanakan dari Siklus I sampai siklus II dapat disimpulkan :
1.    Proses pembelajaran Biologi dengan menggunakan metode ”Role Playing” ternyata membuat siswa merasa senang dan antusias, hal ini diketahui dari hasil kuesioner yang diberikan pada siswa setelah pelaksanaan Siklus II, yaitu 77% siswa merasa senang.
2.    Hasil kuesioner juga menunjukkan 85,7% siswa termotivasi belajarnya, 82,8% siswa setuju apabila metode ini digunakan lagi untuk pokok bahasan lainnya dan 97,1% siswa merasa lebih memahami materi dengan metode ”Role Playing”.
3.    Hasil Post Test pada siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar, pada siklus I daya serap 67,5% meningkat menjadi 85,4% pada siklus II.

SARAN-SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan agar mencapai hasil yang lebih memuaskan diberikan saran-saran sebagai berikut :

Bagi Guru Mata Pelajaran
·      Memaksimalkan persiapan penyusunan skenario pembelajaran
·      Dapat memberikan motivasi belajar kepada siswa pembelajaran bisa berlangsung lebih efektif dan menyenangkan
·      Mengubah paradigma ”Teacher Centered” menjadi ”Student Centered”
·      Membuka wawasan tentang masalah model-model pembelajaran sebagai referensi untuk penyusunan rencana pembelajaran agar pembelajaran berlangsung lebih kreatif dan inovatif

Bagi Peneliti
Ø Sebagai acuan untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut 
Ø Sebagai tindak lanjut penelitian sejenis untuk menemukan model pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif khususnya Mata Pelajaran Biologi


                    



DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, Dirjen Dikdasmen, 2005, Bahan Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru SMP
Dryden, Gordon & Jeannete Vos, 2002, Revolusi Cara Belajar, Bandung, Kaifa
Endang Ekowati, Model- model Pembelajaran Inovatif sebagai Solusi Mengakhiri Dominasi Pembelajaran Guru
Hisyam Zani, Bernawy Munthe, Sekar Ayu Aryani, 2004,Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta, CTSD ( Center of Teaching Staff Development ) IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Pupuh Fathurrohman & M. Sobri Sutikno, 2007, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, Bandung, PT. Refika Aditama



Tidak ada komentar:

Posting Komentar