PENINGKATAN MOTIVASI
BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII C SMPN 2 MEJAYAN MELALUI “ROLE
PLAYING”
Oleh: ROSO SIHWIDHI, S.Pd., Guru SMPN 2 Mejayan, Kab. Madiun
ABSTRAK
Rendahnya
motivasi belajar dan prestasi belajar telah lama menjadi bahan pemikiran bagi penulis,
terutama pada mata pelajaran Biologi. Pada umumnya siswa menampakkan sikap
kurang bergairah, kurang bersemangat dan kurang siap dalam mengikuti pelajaran.
Sehingga suasana kelas kurang aktif, interaksi antara guru dan siswa sangat kurang.
Apalagi antara siswa dan siswa, siswa cenderung pasif, hanya menerima saja apa
yang diberikan guru. Pada proses pembelajaran
IPA khususnya Biologi siswa dituntut untuk gemar membaca, tanpa
adanya minat membaca mustahil siswa dapat memahami materi Biologi. Hal ini juga menimbulkan dampak merosotnya
prestasi belajar. Selama ini siswa takut untuk tampil atau mengemukakan
pendapatnya. Sehingga dalam proses pembelajaran didominasi oleh guru sebagai
sumber informasi.
Menurut M. Sobry Sutikno(2005) :” Pembelajaran efektif terjadi jika dengan
pembelajaran tersebut siswa menjadi senang dan mudah memahami apa yang
dipelajarinya. Belajar merupakan proses aktifitas yang memiliki keterukuran
secara jelas. Keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajar mengajar
merupakan sebuah ukuran atas proses pembelajaran. Apabila merujuk pada rumusan operasional
keberhasilan belajar, maka belajar dikatakan berhasil apabila diikuti ciri-ciri
:
a.
Daya
serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik secara
individu maupun kelompok
b.
Perilaku
yang digariskan dalam tujuan pengajaran khusus telah dicapai oleh siswa baik
secara individual maupun kelompok
c.
Terjadinya
proses pemahaman materi yang secara sekuensial mengantarkan materi tahap
berikutnya
Melalui Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini permasalahan tersebut dicoba untuk diperbaiki dengan metode “Role Playing”. Dimana dalam metode ini
siswa di beri peran penuh untuk menggali informasi sendiri baik dari buku atau
media yang lain. Diharapkan dengan metode ini siswa aktif dan kreatif yang pada
akhirnya siswa bisa lebih mandiri.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode “Role Playing” siswa merasa senang,siswa termotivasi belajarnya, siswa setuju apabila metode
ini digunakan lagi untuk pokok bahasan lain, siswa merasa lebih memahami materi dengan metode “Role
Playing”. Hasil penelitian pada siklus I dan siklus
II menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar.
Kata kunci : motivasi
belajar, prestasi belajar, metode “role playing”.
PENDAHULUAN
Rendahnya
motivasi belajar dan prestasi belajar telah lama menjadi bahan pemikiran bagi penulis, terutama pada mata pelajaran Biologi. Pada
umumnya siswa menampakkan sikap kurang bergairah, kurang bersemangat dan kurang
siap dalam mengikuti pelajaran. Sehingga suasana kelas kurang aktif, interaksi
antara guru dan siswa sangat kurang. Apalagi antara siswa dan siswa, siswa
cenderung pasif, hanya menerima saja apa yang diberikan guru.
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi yang
diberikan, bukanlah masalah bagi guru karena di dalam diri siswa tersebut ada
motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan
kesadaran sendiri memperhatikan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap
materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya,
kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya .
Lainnya halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi didalam
dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya
mutlak diperlukan. Disini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta
didik sehingga ia mau melakukan belajar.
Pada
proses pembelajaran IPA khususnya Biologi siswa dituntut untuk gemar membaca,
tanpa adanya minat membaca mustahil siswa dapat memahami materi Biologi. Hal ini juga menimbulkan dampak
merosotnya prestasi belajar. Selama ini siswa takut untuk tampil atau
mengemukakan pendapatnya. Sehingga dalam proses pembelajaran didominasi oleh
guru sebagai sumber informasi.
Dari permasalahan diatas maka diajukan rumusan masalah
sebagai berikut : Bagaimana
Model Pembelajaran “Role Playing” dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar Mata Pelajaran Biologi siswa kelas VIII C SMP Negeri
2 Mejayan, Kabupaten Madiun.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk
mengetahui peningkatan motivasi belajar
dan prestasi belajar melalui model pembelajaran “Role Playing” pada
materi sistem pencernaan manusia di
kelas VIII C SMP
Negeri 2 Mejayan, Kabupaten Madiun.
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan
pada kelas VIII C semester I tahun pelajaran 2014/2015 SMP Negeri 2 Mejayan, Jl. P. Sudirman No. 143
Caruban, Kabupaten Madiun. Jumlah siswa 35 anak, terdiri dari laki-laki 15 anak
dan perempuan 20 anak.
B. Rencana Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas
dilakukan hanya pada materi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan pada
manusia. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, masing-masing siklus
melalui empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap
pengamatan dan tahap refleksi.
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh
dari :
1. Post test
2. Lembar observasi siswa
3. Lembar observasi guru
4.
Kuisioner siswa
D. Analisa Data
1. Post test
Jumlah soal yang harus
dijawab siswa terdiri dari 4 soal. Masing-masing soal skornya 25, sehingga skor
maksimal 100
2. Observasi siswa
Merekam kegiatan siswa
selama proses belajar mengajar berlangsung. Ada 4 aspek yang harus dinilai dan
masing-masing aspek diberi skor 1-4
Skor 4 = sangat baik
Skor 3 = baik
Skor 2 = cukup baik
Skor 1 = tidak baik
3. Observasi guru dilakukan oleh kolaborator dengan skor
setiap tampilan guru antara 60 – 90.
4. Kuisioner siswa
Masing-masing pilihan
jawaban di beri skor yang berbeda. Bila menjawab :
Sangat setuju diberi skor
4
Setuju diberi skor 3
Cukup setuju diberi skor 2
Tidak setuju diberi skor 1
E. Prosedur Pelaksanaan
Karena terbatasnya waktu
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh peneliti hanya pada materi
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan pada manusia saja.
Penelitian ini dilakukan
dalam dua siklus, masing-asing siklus melalui empat tahapan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yaitu :
1.
Tahap Perencanaan (Planing)
Guru menyiapkan perangkat pembelajaran berupa :
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Lembar Post Test
c. Lembar Observasi Siswa
d. Lembar Observasi Guru
e. Kuesioner siswa
f. Bahan ajar
g. Media Pembelajaran
2.
Tahap Pelaksanaan (Acting)
a.
Kegiatan
Pendahuluan :
1) Pengantar
2) Motivasi
b.
Kegiatan
Inti
1) Guru mempersilahkan siswa membentuk kelompok, dimana satu kelompok
beranggota 4 - 5 anak
2) Guru memberi penjelasan
tentang ”Role Playing”
3) Guru meminta setiap anggota kelompok memilih peran sesuai
yang dikehendaki
4) Siswa menentukan pemeran dalam masing-masing kelompok
5) Guru memilih kelompok yang akan tampil di depan kelas
secara acak
6) Kelompok lain menyimak dan memperhatikan penampilan kelompok
yang sedang tampil
c.
Kegiatan
Penutup
1) Guru dan siswa membuat rangkuman / kesimpulan
2) Guru memberi Post Test, siswa mengerjakan secara
individu
3.
Tahap Pengamatan (Observing)
Bekerjasama dengan kolaborator untuk membantu mengamati
dan mengumpulkan data :
a. Hasil post test
b. Hasil Kuesioner siswa
c. Hasil lembar observasi siswa dan guru
4.
Tahap Refleksi (Reflecting),
bekerjasama dengan
Kolaborator
a. Mengetahui keterlaksanaan tindakan
b. Memperbaiki langkah-langkah yang belum terlaksana atau
yang mengalami kendala sehingga bisa terlaksana pada siklus berikutnya.
HASIL PENELITIAN
A.
SIKLUS I
1.
Tahap Perencanaan
· Sehari sebelum pelaksanaan siswa diminta mempelajari
materi yang akan diperankan
·
Materi yang akan dibahas
adalah organ pencernaan yang berupa saluran pencernaan
·
Menyiapkan lembar
observasi guru dan siswa, dan alat evaluasi
2.
Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah
kegiatan adalah sebagai berikut :
F Siswa duduk berkelompok 4-5 anak, sehingga terbentuk 8 kelompok
F Masing-masing anggota kelompok memilih peran
F Setelah siap, kelompok yang ditunjuk maju dan
berdiri didepan kelas dengan urutan saluran pencernaan yaitu
: rongga mulut – kerongkongan – lambung – usus halus – usus besar
F Masing – masing pemeran memperkenalkan diri dan
berperan sebagai apa
F Kemudian masing-masing pemeran menjelaskan
tentang organ yang diperankannya
F Siswa dari kelompok lain memperhatikan dan menyimak
penampilan temannya
F Demikian seterusnya sampai semua kelompok selesai tampil
F Dengan dibimbing guru semua siswa menyimpulkan hasil
kegiatan yang sudah dilaksanakan
F Akhir pelajaran diakhiri dengan pelaksanaan post test
Indikator keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan pada
siklus Idan II adalah :
1. Sekurang-kurangnya 75% siswa mendapat nilai 65
2. Sekurang-kurangnya 75% siswa merasa senang belajar
biologi
3. Sekurang-kurangnya 75% siswa memperhatikan penampilan
teman.
3. Tahap Observasi
Hasil post test
siklus I ternyata siswa yang memperoleh nilai di atas 65 adalah 46%. Hasil observasi siswa menunjukkan
bahwa siswa yang hafal materi 65%, siswa yang dapat menyampaikan ke temannya
59%, siswa yang berpenampilan baik 65% dan siswa yang memperhatikan penampilan
temannya 56%. Hasil observasi guru menunjukkan
langkah-langkah yang dilakukan sudah sesuai.
4.
Tahap Refleksi
Dari
hasil observasi ditemukan adanya kelemahan sebagai berikut :
Ø Waktu yang sudah ditetapkan ternyata meleset
Ø Siswa belum hafal materi, sehingga dalam penyampaian
perannya masih belum sempurna, hal ini berdampak pada penampilan serta
perhatiannya ke kelompok yang sedang tampil karena siswa masih sibuk sendiri
menghafal materi atau skenario
B.
SIKLUS II
1.
Tahap Perencanaan
Pada
siklus kedua ini perencanaannya secara garis besar sama dengan siklus I, yang
berbeda adalah pada materi kegiatan yang membahas tentang kelenjar pencernaan
pada manusia. Selain itu berdasarkan pada temuan siklus I, maka perlu waktu
yang lebih panjang yaitu 4 hari sebelum pelaksanaan tindakan siswa sudah diberi
informasi untuk menghafal materi yang diperankan. Sehingga pada saat
pelaksanaan tindakan diharapkan siswa sudah siap dan tidak ada siswa yang belum
hafal materi.
2.
Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah
kegiatan adalah sebagai berikut :
F Siswa duduk berkelompok 4-5 anak, sehingga terbentuk 8 kelompok
F Masing-masing anggota kelompok memilih peran
F Setelah siap, kelompok yang ditunjuk maju dan
berdiri didapn kelas dengan urutan kelenjar pencernaan yaitu : kelenjar ludah –
kelenjar dinding lambung – kelenjar hati – kelenjar pankreas – kelenjar dinding
usus halus
F Masing – masing pemeran memperkenalkan diri
dan berperan sebagai apa
F Kemudian masing-masing pemeran menjelaskan tentang
kelenjar yang diperankannya
F Siswa dari kelompok lain memperhatikan dan menyimak
penampilan temannya
F Demikian seterusnya sampai semua kelompok selesai tampil
F Dengan dibimbing guru semua siswa menyimpulkan hasil
kegiatan yang sudah dilaksanakan
F Akhir pelajaran diakhiri dengan pelaksanaan post test.
3. Tahap Observasi
Hasil post test siklus II ternyata siswa yang memperoleh
nilai diatas 65 adalah 94,2%. Hasil observasi siswa menunjukkan bahwa siswa
yang hafal materi 81%, siswa yang dapat menyampaikan ke temannya 81%, siswa
yang berpenampilan baik 78% dan siswa yang memperhatikan penampilan temannya
71%. Hasil observasi guru menunjukkan
langkah-langkah yang dilakukan sudah sesuai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan
metode “Role Playing” berdasarkan pada hasil kuesioner siswa diketahui: 77% siswa merasa senang, 85,7% siswa termotivasi
belajarnya, 82,8% siswa setuju apabila metode ini digunakan lagi untuk
pokok bahasan lain dan 97,1% siswa merasa lebih memahami materi dengan metode “Role
Playing”serta 82,8% siswa setuju apabila model “Role Playing”
dapat meningkatkan prestasi belajar.
PEMBAHASAN
Hasil post test siklus I ternyata belum tercapai
ketuntasan belajar sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu 75%. Hasil
observasi siswa juga menunjukkan indikator belum tercapai, karena hasil dari
masing-masing aspek yang diamati belum mencapai 75%. Dari hasil observasi
ditemukan adanya kelemahan sebagai berikut : waktu yang sudah ditetapkan
ternyata meleset, siswa belum hafal materi sehingga dalam penyampaian perannya
masih belum sempurna, hal ini berdampak pada penampilan serta perhatiannya ke
kelompok yang sedang tampil karena siswa masih sibuk sendiri menghafal materi.
Hasil post test siklus II meningkat dibandingkan pada
siklus I dan indikator keberhasilan telah tercapai. Hasil observasi siswa menunjukkan
bahwa ada beberapa kegiatan yang sudah melibatkan siswa diatas 75% yaitu dalam
hal hafal materi, cara penyampaian dan penampilan siswa.
KESIMPULAN
Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan
metode ”Role Playing” yang dilaksanakan dari Siklus I sampai siklus II dapat
disimpulkan :
1. Proses pembelajaran Biologi dengan menggunakan metode
”Role Playing” ternyata membuat siswa merasa senang dan antusias, hal ini
diketahui dari hasil kuesioner yang diberikan pada siswa setelah pelaksanaan
Siklus II, yaitu 77% siswa merasa senang.
2. Hasil kuesioner juga menunjukkan 85,7% siswa termotivasi
belajarnya, 82,8% siswa setuju apabila metode ini digunakan lagi untuk
pokok bahasan lainnya dan 97,1% siswa merasa lebih memahami materi dengan metode ”Role
Playing”.
3. Hasil Post Test pada siklus I dan siklus II menunjukkan
adanya peningkatan prestasi belajar, pada siklus I daya serap 67,5% meningkat menjadi 85,4% pada siklus II.
SARAN-SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan
agar mencapai hasil yang lebih memuaskan diberikan saran-saran sebagai berikut
:
Bagi Guru Mata Pelajaran
·
Memaksimalkan persiapan
penyusunan skenario pembelajaran
·
Dapat memberikan motivasi
belajar kepada siswa pembelajaran bisa berlangsung lebih efektif dan
menyenangkan
·
Mengubah paradigma
”Teacher Centered” menjadi ”Student Centered”
· Membuka wawasan tentang masalah model-model pembelajaran
sebagai referensi untuk penyusunan rencana pembelajaran agar pembelajaran
berlangsung lebih kreatif dan inovatif
Bagi Peneliti
Ø Sebagai acuan untuk melaksanakan penelitian lebih
lanjut
Ø Sebagai tindak lanjut penelitian sejenis untuk menemukan
model pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif khususnya Mata Pelajaran Biologi
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, Dirjen Dikdasmen, 2005, Bahan Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru SMP
Dryden, Gordon & Jeannete Vos, 2002, Revolusi Cara Belajar, Bandung, Kaifa
Endang Ekowati, Model-
model Pembelajaran Inovatif sebagai Solusi Mengakhiri Dominasi Pembelajaran Guru
Hisyam Zani, Bernawy Munthe, Sekar Ayu Aryani, 2004,Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta, CTSD ( Center of
Teaching Staff Development ) IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Pupuh Fathurrohman & M. Sobri Sutikno, 2007, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep
Islami, Bandung, PT. Refika Aditama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar