PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI TEKANAN KELAS VIII B
SMPN 4 SARADAN KAB. MADIUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh : Suryaningsih,
S.Pd. , SMPN 4 SARADAN
Jl. Klumutan,
Kab. Madiun, email : ningihsurya3@ gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
melalui model pembelajaran STAD. Model ini dipilih agar pembelajaran tidak
monoton seperti model pembelajaran tradisional yang menjadikan guru sebagai
pusat pembelajaran . Siswa kurang dilibatkan dalam memperoleh konsep, siswa
juga cenderung untuk berkompetisi sendiri-sendiri sehingga tidak tercipta
kerjasama antar siswa agar bersama- sama mendapatkan hasil belajar yang baik.
Model pembelajaran ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan- permasalahan
tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan
alat pengambilan data dari hasil pos tes atau kuis setiap akhir pembelajaran,
angket berupa skala sikap dan lembar observasi. Data diolah dengan menggunakan
statistic sederhana untuk mengetahui peningkatan hasil belajar berupa rata-rata
nilai. Dengan membandingkan rata-rata
nilai dari siklus I dan siklus II.
Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan rata-rata nilai
sebagai hasil belajar dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I rata-rata
nilai yang diperoleh siswa adalah 67,50
sedangkan pada siklus II nilai rata-ratanya adalah 73,75, sehingga ada peningkatan
sebesar 5,25. Oleh karena itu disarankan dalam proses belajar mengajar IPA
perlu penerapan model-model pembelajaran yang lain agar siswa memiliki motivasi
belajar yang lebih baik dan siswa tidak mengalami kejenuhan sehingga hasil
belajar siswa dapat ditingkatkan.
Kata Kunci :
Model Pembelajaran STAD, hasil belajar
PENDAHULUAN
Pelajaran IPA (Fisika) merupakan pelajaran yang
sulit bagi siswa. Mereka menganggap pelajaran ini tidak hanya harus menghafal
materi/rumus tapi juga menerap kannya
dalam hitungan sekaligus dalam kehidupan sehari-hari.
Kelas VIII B SMP Negeri 4 Saradan Kabupaten Madiun, dapat diidentifikasi
permasalahan yang terkait dengan proses belajar mengajar, antara lain : 1) Guru
hanya menyampaikan materi atau sebagai nara sumber yang aktif, 2) hasil belajar
kurang baik, ketuntasan belajar klasikal hanya 45 %. Untuk mengatasi permasalahan diatas
diperlukan upaya perbaikan proses pembelajaran yang lebih meningkatkan motivasi
siswa dengan melakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Permasalahan penelitian dirumuskan sebagai
berikut:
1.
Apakah
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar IPA
pada materi tekanan kelas VIII B SMP Negeri 4 Saradan Kabupaten Madiun?
2.
Bagaimana
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi tekanan kelas VIII B SMP Negeri 4 Saradan Kabupaten Madiun?
Dalam penelitian ini dikembangkan skenario
pembelajaran untuk memecahkan masalah
yang dihadapi dengan pembentukan kelompok dalam kegiatan pembelajaran IPA materi
Tekanan dengan topik dan karakteristik yang sesuai dengan pendekatan tersebut.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD akan diterapkan melalui penelitian tindakan
kelas dari Kurt Lewin (Burhan Elfanany, 2013) yang terdiri atas beberapa
siklus, setiap siklus terdiri atas empat langkah yaitu : (1) Perencanaan
(planning), (2) aksi atau tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4)
refleksi (reflecting).
Tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan dan memperbaiki praktek
pembelajaran yang dilakukan guru, Untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dan peningkatan motivasi siswa kelas VIII B melalui
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
KAJIAN PUSTAKA
Belajar pada hakekatnya adalah melatih berpikir
rasional dan kritis. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti
luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan. Menurut Oemar
Hamalik (2006:63) belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative mantap
berkat latihan dan pengalaman.
Hasil belajar atau kompetensi siswa
didefinisikan sebagai produk, keterampilan, dan sikap yang tercermin di dalam
perilaku sehari-hari. Hasil belajar atau prestasi belajar sangat dipengaruhi motivasinya.
Sedangkan menurut Stoner (dalam Rusman : 2014) motivasi
diartikan sebagai faktor-faktor penyebab yang menghubungkan dengan sesuatu
dalam perilaku seseorang.
Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Model pembelajaran
adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
(rencana pembalajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembalajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Joyce & Weil dalam Rusman
: 2014) Salah satu model pembelajaran
adalah model pembelajaran kooperatif
yang dikembangkan untuk mencapai hasil
belajar akademik dan lebih efektif untuk mengembangkan ketrampilan sosial
siswa.
Model STAD adalah salah satu model belajar kooperatif yang paling
sederhana, sehingga model belajar tersebut dapat digunakan oleh guru-guru yang
baru memulai menggunakan model belajar kooperatif. Slavin (Zainal Aqib, 2013)
menyatakan bahwa pada model STAD siswa ditempatkan dalam kelompok belajar
beranggotakan empat atau lima orang yang merupakan campuran dari kemampuan
akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang
berprestasi tinggi, sedang, dan rendah. Selain itu, berimbang menurut jenis
kelamin.
METODE PENELITIAN
Penelitian
Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Rencana kegiatan pembelajaran
pada setiap siklus terdiri: Pra Pembelajaran, yaitu persiapan perangkat
pembelajaran, daftar nilai, jurnal (catatan pembelajaran), dan sumber belajar, b.
Kegiatan Pembelajaran : 1) Pada awal pembelajaran guru mengecek kesiapan kelas, 2) Memberi
apersepsi, yaitu mengaitkan materi yang akan dibahas dengan kehidupan
sehari-hari untuk meningkatkan motivasi siswa, 3) Penyampaian materi dan tujuan pembelajaran,
4) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran,
5) Pembagian kelompok, 6) Pembelajaran dengan metode ceramah. c.
Kegiatan Pengamatan, yaitu kegiatan mengamati motivasi siswa dalam proses
pembelajaran, d. Refleksi, kegiatan ini bertujuan untuk mengobservasi
kekurangan dan kelebihan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan sekaligus
untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus selanjutnya.
Instrumen Penelitian.
Instrumen
penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain catatan
lapangan, angket motivasi, tes tulis (kuis).
Teknik Analisis Data
1.
Analisa jurnal/catatan pembelajaran
: Catatan pembelajaran digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran dan
digunakan utuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya
2.
Analisis Angket dilakukan dengan
menganalisis setiap butir pertanyaan pada angket. Skor dinyatakan dengan
prosentase. Rumus yang digunakan :
Jumlah siswa yang memilih jawaban x 100%
Jumlah siswa seluruhnya
3.
Analisis tes dilakukan dengan :
NA = jumlah skor benar x100%
Jumlah soal
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus I :
Pada siklus ini
indikator pembelajaran adalah menyelidiki hubungan antara besar tekanan pada
suatu benda dengan luas permukaan bidang tekannya.
Perencanaan: Dalam
merencanakan kegiatan ini, guru menyiapkan program rencana pembelajaran,
penyajian, dan evaluasi dalam bentuk tes uraian. 2.Guru membagikan LKS dan menjelaskan konsep Tekanan pada zat padat.
3. Guru mendemonstrasikan cara
melakukan percobaan sesuai LKS
Tindakan :
Kelas VIII B
berjumlah 32 siswa dibagi dalam 6 kelompok masing-masing memiliki anggota
berjumlah 5 orang sebanyak 4 kelompok dan 6 orang sebanyak 2 kelompok. Tiap kelompok melakukan percobaan
sesuai petunjuk yang ada di LKS kemudian mendiskusikan hasil percobaan Setiap
siswa mengerjakan kuis sendiri-sendiri, Menjumlah
nilai kuis yang diperoleh oleh setiap kelompok, Memberikan penghargaan bagi
kelompok yang berprestasi, Membimbing
siswa membuat kesimpulan sambil memperkuat konsep.
Observasi
Model
pembelajaran tipe STAD diperoleh hasil belajar sebagai berikut:
Dari data
tersebut kuis siklus ke satu ini menunjukkan nilai rata-rata yang dicapai 66,56 dari 32 siswa kelas VIII B. Minat
belajar siswa hanya sebesar 6,25% sedang, 62,5% tinggi dan 31,25% sangat tinggi.
Refleksi :
Memperhatikan
hasil pengamatan pada kegiatan yang telah dilakukan rata – rata nilai yang
diperoleh siswa baru 66,56 dan siswa yang memiliki motivasi tinggi baru 62,5 %, sangat tinggi 31,25 %, dan cukup 6,25
%. Pada pertemuan berikutnya direncanakan
penyajian materi dengan indikator
Mendiskripsikan Tekanan pada Zat Cair melalui percobaan sederhana serta
penerapannya dalam kehidupan sehari – hari dan menyelidiki bentuk tekanan pada
zat cair dengan eksperimen.
Keputusan / Tindakan : Memberikan penjelasan dengan penekanan pada
konsep-konsep penting yang harus dikuasai siswa. Dari data yang diperoleh maka
perlu dilakukan siklus ke dua.
Siklus
II :
Pada siklus II dilaksanakan
penyajian materi dengan indikator : Mendiskripsikan tekanan pada zat Cair melalui percobaan
sederhana serta penerapannya dalam kehidupan sehari – hari.
Perencanaan : Guru menyusun
program / rencana pembelajaran guru menyiapkan LKS, alat dan bahan untuk
percobaan untuk mengamati dan mendiskripsikan Tekanan pada Zat Cair, Guru
mendemonstrasikan cara melakukan percobaan
Tindakan :
Guru membagi
siswa dalam kelompokseperti pada siklus 1,Guru memberi petunjuk langkah kerja
dalam pengamatan, Siswa mencatat
hasil pengamatan dan mendiskusikan tugas, Guru memberi pertanyaan pos tes atau
kuis
Pengamatan (Observasi) :
Penggunaan
model pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan
motivasi belajar siswa, Masih ada beberapa siswa yang belum termotivasi dengan
model pembelajaran tipe STAD
Refleksi
:
Memperhatikan
hasil pengamatan, seluruh siswa sudah meningkat hasil belajarnya terbukti
dengan rata-rata nilai kuis yang semakin meningkat, demikian juga motivasi
siswa
Tindakan Keputusan :
Pada akhir
pembelajaran siklus II diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar lebih
dari 70.
Nilai Kuis pada Siklus II
Rata-rata nilai
= 73,75
Dari data
tersebut kuis siklus ke dua ini menunjukkan nilai rata-rata yang dicapai 73,75 dari 32 siswa kelas VIII B
Motivasi Siswa Siklus II
Dari data
tersebut kuis siklus ke satu ini menunjukkan nilai rata-rata yang dicapai 73,75 dari 32 siswa kelas VIII B. Minat
belajar siswa hanya sebesar 3,13% sedang, 65,6% tinggi dan 31,25% sangat
tinggi.
PEMBAHASAN
Siklus Pertama
Berdasarkan
hasil pengamatan yang ada pada jurnal pembelajaran dan hasil analisa kuis
diperoleh hal-hal sebagai berikut :a. Meskipun dengan peralatan sederhana melalui model STAD, siswa melakukan sebuah eksperimen
dengan contoh yang diberikan guru yang dapat memotivasi siswa lebih aktif dalam
kegiatan belajar, b. Metode yang digunakan tepat meskipun belum maksimal dari
segi pelaksanaan dan hasilnya. Kesulitan mempertahankan respon siswa terhadap
kegiatan belajar, c. Pengawasan pada
siswa saat mengerjakan LKS dan diskusi kurang maksimal.
Rencana
perbaikan : Berdasarkan hasil pencapaian pembelajaran yang belum mencapai
kriteria keberhasilan, maka pada pertemuan siklus 2 akan dilakukan berbagai
perbaikan. Materi pembelajaran selanjutnya adalah tentang Tekanan pada Zat Cair.
SIKLUS KEDUA
Berdasarkan angket
motivasi dan hasil tes (kuis) siswa diperoleh hal-hal sebagai berikut :
Rata-rata nilai hasil tes (kuis) dari dua kali pertemuan yaitu 73,75 dengan
nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 35. Masih ada 7 orang siswa yang hasil
nilai tesnya kurang 70 dan 21 orang siswa
telah melebihi 70. Secara klasikal rata-rata nilai mencapai 73,75 . Hal ini
menunjukkan bahwa penelitian ini berhasil karena nilai rata –rata sudah
melebihi nilai rata-rata yang diharapkan. Dengan demikian pada Siklus II ini
secara klasikal kelas VIII B hasil belajarnya dinyatakan tuntas.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.
Dari
hasil penelitian yang kami lakukan ternyata penyampaian proses pembelajaran
dengan menggunakan model STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
dapat terlihat dari prosentase siswa yang mencapai/melebihi KKM pada siklus I
31,25 % sedangkan pada siklus II 78,125 % sehingga peningkatannya sebesar
48,875 %
2.
Dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD, siswa termotivasi dalam belajar
IPA, hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam
belajar.
Saran
1.
Semua
guru IPA di SMP Negeri 4 Saradan
diharapkan dapat melakukan kegiatan pembelajaran IPA dengan menggunakan Model
STAD
2.
Guru
dalam memberikan proses pembelajaran diupayakan dapat menggunakan metode yang
bervariasi sehingga siswa tidak bosan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S,
Suhardjono, Supardi, Penelitian Tindakan
Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Depdikbud, Kurikulum Pendidikan Dasar, Jakarta: Depdikbud, 1993
Depdikbud, Kurikulum Pendidikan Dasar, Jakarta: Depdikbud, 1993
Dimyati,
Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran,
Jakarta: Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi.Depdikbud, 1994
Zainal Aqib, Model-Model, Media, dan Strategi
Pembelajaran Kontekstual (Inovatif), YRAMA WIDYA, 2013
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru, Rajagrafindo Persada, 2013
Elfanany
Burhan, Penelitian Tindakan Kelas,
Yogyakarta: Araska, 2013
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara, 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar