Selasa, 01 Desember 2015

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI TEKANAN KELAS VIII B SMPN 4 SARADAN KAB. MADIUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014


PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI TEKANAN KELAS VIII B
SMPN 4 SARADAN KAB. MADIUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh : Suryaningsih, S.Pd. , SMPN 4 SARADAN
Jl. Klumutan, Kab. Madiun, email : ningihsurya3@ gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran STAD. Model ini dipilih agar pembelajaran tidak monoton seperti model pembelajaran tradisional yang menjadikan guru sebagai pusat pembelajaran . Siswa kurang dilibatkan dalam memperoleh konsep, siswa juga cenderung untuk berkompetisi sendiri-sendiri sehingga tidak tercipta kerjasama antar siswa agar bersama- sama mendapatkan hasil belajar yang baik. Model pembelajaran ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan- permasalahan tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan alat pengambilan data dari hasil pos tes atau kuis setiap akhir pembelajaran, angket berupa skala sikap dan lembar observasi. Data diolah dengan menggunakan statistic sederhana untuk mengetahui peningkatan hasil belajar berupa rata-rata nilai.  Dengan membandingkan rata-rata nilai dari siklus I dan siklus II.
Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan rata-rata nilai sebagai hasil belajar dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah  67,50 sedangkan pada siklus II nilai rata-ratanya adalah 73,75, sehingga ada peningkatan sebesar 5,25. Oleh karena itu disarankan dalam proses belajar mengajar IPA perlu penerapan model-model pembelajaran yang lain agar siswa memiliki motivasi belajar yang lebih baik dan siswa tidak mengalami kejenuhan sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

Kata Kunci                   : Model Pembelajaran STAD, hasil belajar




PENDAHULUAN
Pelajaran IPA (Fisika) merupakan pelajaran yang sulit bagi siswa. Mereka menganggap pelajaran ini tidak hanya harus menghafal materi/rumus  tapi juga menerap kannya dalam hitungan sekaligus dalam kehidupan sehari-hari.
Kelas VIII B SMP Negeri  4 Saradan  Kabupaten Madiun, dapat diidentifikasi permasalahan yang terkait dengan proses belajar mengajar, antara lain : 1) Guru hanya menyampaikan materi atau sebagai nara sumber yang aktif, 2) hasil belajar kurang baik, ketuntasan belajar klasikal hanya 45 %.  Untuk mengatasi permasalahan diatas diperlukan upaya perbaikan proses pembelajaran yang lebih meningkatkan motivasi siswa dengan melakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD.  
Permasalahan penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1.    Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar IPA pada materi tekanan kelas VIII B SMP Negeri 4 Saradan Kabupaten Madiun?
2.    Bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tekanan kelas VIII B SMP Negeri 4 Saradan Kabupaten Madiun?
Dalam penelitian ini dikembangkan skenario pembelajaran untuk  memecahkan masalah yang dihadapi dengan pembentukan kelompok dalam kegiatan pembelajaran IPA materi Tekanan dengan topik dan karakteristik yang sesuai dengan pendekatan tersebut. Pembelajaran kooperatif tipe STAD akan diterapkan melalui penelitian tindakan kelas dari Kurt Lewin (Burhan Elfanany, 2013) yang terdiri atas beberapa siklus, setiap siklus terdiri atas empat langkah yaitu : (1) Perencanaan (planning), (2) aksi atau tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting).
          Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan dan memperbaiki praktek pembelajaran yang dilakukan guru, Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA  dan peningkatan motivasi siswa kelas VIII B melalui Model pembelajaran kooperatif tipe STAD

KAJIAN PUSTAKA
Belajar pada hakekatnya adalah melatih berpikir rasional dan kritis. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan. Menurut Oemar Hamalik (2006:63) belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative mantap berkat latihan dan pengalaman.
Hasil belajar atau kompetensi siswa didefinisikan sebagai produk, keterampilan, dan sikap yang tercermin di dalam perilaku sehari-hari. Hasil belajar atau prestasi belajar sangat dipengaruhi motivasinya.
Sedangkan menurut Stoner (dalam Rusman : 2014) motivasi diartikan sebagai faktor-faktor penyebab yang menghubungkan dengan sesuatu dalam perilaku seseorang.

Model Pembelajaran  Kooperatif Tipe STAD
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembalajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembalajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Joyce & Weil dalam Rusman : 2014) Salah satu  model pembelajaran adalah model pembelajaran  kooperatif yang  dikembang­kan untuk mencapai hasil belajar akademik dan lebih efektif untuk mengembangkan ketrampilan sosial siswa.  
Model STAD adalah salah satu model belajar kooperatif yang paling sederhana, sehingga model belajar tersebut dapat digunakan oleh guru-guru yang baru memulai menggunakan model belajar kooperatif. Slavin (Zainal Aqib, 2013) menyatakan bahwa pada model STAD siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima orang yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah. Selain itu, berimbang menurut jenis kelamin.

METODE PENELITIAN
            Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Rencana kegiatan pembelajaran pada setiap siklus terdiri: Pra Pembelajaran, yaitu persiapan perangkat pembelajaran, daftar nilai, jurnal (catatan pembelajaran), dan sumber belajar, b.    Kegiatan Pembelajaran : 1) Pada awal pembelajaran guru mengecek kesiapan kelas, 2) Memberi apersepsi, yaitu mengaitkan materi yang akan dibahas dengan kehidupan sehari-hari untuk meningkat­kan motivasi siswa,  3) Penyampaian materi dan tujuan pembelajaran, 4) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran,  5) Pembagian kelompok, 6) Pembelajaran dengan metode ceramah. c. Kegiatan Pengamatan, yaitu kegiatan mengamati motivasi siswa dalam proses pembelajaran, d. Refleksi, kegiatan ini bertujuan untuk mengobservasi kekurangan dan kelebihan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan sekali­gus untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus selanjutnya.

Instrumen Penelitian.
Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain catatan lapangan, angket motivasi, tes tulis (kuis).

Teknik Analisis Data
1.    Analisa jurnal/catatan pembelajaran : Catatan pembelajaran digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran dan digunakan utuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya
2.    Analisis Angket dilakukan dengan menganalisis setiap butir pertanyaan pada angket. Skor dinyatakan dengan prosentase. Rumus yang digunakan :

Jumlah siswa yang memilih jawaban x 100%
Jumlah siswa seluruhnya

3.    Analisis tes dilakukan dengan :
NA = jumlah skor benar x100%
             Jumlah soal

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus I :
Pada siklus ini indikator pembelajaran adalah menyelidiki hubungan antara besar tekanan pada suatu benda dengan luas permukaan bidang tekannya.

Perencanaan: Dalam merencanakan kegiatan ini, guru menyiapkan program rencana pembelajaran, penyajian, dan evaluasi dalam bentuk tes uraian. 2.Guru membagikan LKS dan menjelaskan konsep Tekanan pada zat padat. 3. Guru mendemonstrasikan cara melakukan percobaan sesuai LKS

Tindakan :
Kelas VIII B berjumlah 32 siswa dibagi dalam 6 kelompok masing-masing memiliki anggota berjumlah 5 orang sebanyak 4 kelompok dan 6 orang sebanyak 2 kelompok. Tiap kelompok melakukan percobaan sesuai petunjuk yang ada di LKS kemudian mendiskusikan hasil percobaan Setiap siswa mengerjakan kuis sendiri-sendiri, Menjumlah nilai kuis yang diperoleh oleh setiap kelompok, Memberikan penghargaan bagi kelompok yang berprestasi, Membimbing siswa membuat kesimpulan sambil memperkuat konsep.

Observasi
Model pembelajaran tipe STAD diperoleh hasil belajar sebagai berikut:



Dari data tersebut kuis siklus ke satu ini menunjukkan nilai rata-rata yang dicapai  66,56 dari 32 siswa kelas VIII B. Minat belajar siswa hanya sebesar 6,25% sedang, 62,5% tinggi dan 31,25% sangat tinggi.

Refleksi :
Memperhatikan hasil pengamatan pada kegiatan yang telah dilakukan rata – rata nilai yang diperoleh siswa baru 66,56 dan siswa yang memiliki motivasi tinggi baru 62,5 %, sangat tinggi 31,25 %, dan cukup 6,25 %.  Pada pertemuan berikutnya direncanakan penyajian materi dengan indikator Mendiskripsikan Tekanan pada Zat Cair melalui percobaan sederhana serta penerapannya dalam kehidupan sehari – hari dan menyelidiki bentuk tekanan pada zat cair  dengan eksperimen.

Keputusan / Tindakan : Memberikan penjelasan dengan penekanan pada konsep-konsep penting yang harus dikuasai siswa. Dari data yang diperoleh maka perlu dilakukan siklus ke dua.

Siklus  II :
Pada siklus II dilaksanakan penyajian materi dengan indikator : Mendiskripsikan tekanan pada zat Cair melalui percobaan sederhana serta penerapannya dalam kehidupan sehari – hari.

Perencanaan : Guru menyusun program / rencana pembelajaran guru menyiapkan LKS, alat dan bahan untuk percobaan untuk mengamati dan mendiskripsikan Tekanan pada Zat Cair, Guru mendemonstrasikan cara melakukan percobaan

Tindakan :
Guru membagi siswa dalam kelompokseperti pada siklus 1,Guru memberi petunjuk langkah kerja dalam pengamatan, Siswa mencatat hasil pengamatan dan mendiskusikan tugas, Guru memberi pertanyaan pos tes atau kuis

Pengamatan (Observasi) :
Penggunaan model pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan motivasi belajar siswa, Masih ada beberapa siswa yang belum termotivasi dengan model pembelajaran tipe STAD

Refleksi  :
Memperhatikan hasil pengamatan, seluruh siswa sudah meningkat hasil belajarnya terbukti dengan rata-rata nilai kuis yang semakin meningkat, demikian juga motivasi siswa

Tindakan Keputusan :
Pada akhir pembelajaran siklus II diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar lebih dari 70.



Nilai Kuis pada Siklus II

Rata-rata nilai = 73,75

Dari data tersebut kuis siklus ke dua ini menunjukkan nilai rata-rata yang dicapai  73,75 dari 32 siswa kelas VIII B

Motivasi Siswa Siklus II



Dari data tersebut kuis siklus ke satu ini menunjukkan nilai rata-rata yang dicapai  73,75 dari 32 siswa kelas VIII B. Minat belajar siswa hanya sebesar 3,13% sedang, 65,6% tinggi dan 31,25% sangat tinggi.

PEMBAHASAN
Siklus Pertama
Berdasarkan hasil pengamatan yang ada pada jurnal pembelajaran dan hasil analisa kuis diperoleh hal-hal sebagai berikut :a. Meskipun dengan peralatan sederhana  melalui model STAD, siswa melakukan sebuah eksperimen dengan contoh yang diberikan guru yang dapat memotivasi siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar, b. Metode yang digunakan tepat meskipun belum maksimal dari segi pelaksanaan dan hasilnya. Kesulitan mempertahankan respon siswa terhadap kegiatan belajar,  c. Pengawasan pada siswa saat mengerjakan LKS dan diskusi kurang maksimal.
Rencana perbaikan : Berdasarkan hasil pencapaian pembelajaran yang belum mencapai kriteria keberhasilan, maka pada pertemuan siklus 2 akan dilakukan berbagai perbaikan. Materi pembelajaran selanjutnya adalah tentang Tekanan pada Zat Cair.

SIKLUS KEDUA
Berdasarkan angket motivasi dan hasil tes (kuis) siswa diperoleh hal-hal sebagai berikut : Rata-rata nilai hasil tes (kuis) dari dua kali pertemuan yaitu 73,75 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 35. Masih ada 7 orang siswa yang hasil nilai tesnya kurang 70  dan 21 orang siswa telah melebihi 70. Secara klasikal rata-rata nilai mencapai 73,75 . Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini berhasil karena nilai rata –rata sudah melebihi nilai rata-rata yang diharapkan. Dengan demikian pada Siklus II ini secara klasikal kelas VIII B hasil belajarnya dinyatakan tuntas.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.    Dari hasil penelitian yang kami lakukan ternyata penyampaian proses pembelajaran dengan menggunakan model STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat terlihat dari prosentase siswa yang mencapai/melebihi KKM pada siklus I 31,25 % sedangkan pada siklus II 78,125 % sehingga peningkatannya sebesar 48,875 %
2.    Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD, siswa termotivasi dalam belajar IPA, hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam belajar.

Saran
1.    Semua guru IPA di SMP Negeri  4 Saradan diharapkan dapat melakukan kegiatan pembelajaran IPA dengan menggunakan Model STAD
2.    Guru dalam memberikan proses pembelajaran diupayakan dapat menggunakan metode yang bervariasi sehingga siswa tidak bosan.





DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S, Suhardjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Depdikbud, Kurikulum Pendidikan Dasar, Jakarta: Depdikbud, 1993
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi.Depdikbud, 1994
Zainal Aqib, Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif), YRAMA WIDYA, 2013
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajagrafindo Persada, 2013
Elfanany Burhan, Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta: Araska, 2013
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,  Bandung: Bumi Aksara, 2006



Tidak ada komentar:

Posting Komentar